Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kaizen berasal dari kata KAI artinya perbaikan dan ZEN artinya baik. Kaizen
diartikan sebagai perbaikan terus menerus (continous improvement). Ciri
kuncimanajemen kaizen antara lain lebih memperhatikan proses dan bukan
hasil, manajmen fungsional-silang dan menggunakan lingkaran kualitas dan
perlatan
lain
adalah
menjadi lebih baik dari kondisi sekarang. Ada juga orang yang menyebutnya
dengan istilah Kaizen Teian yang artinya: Kaizen
berasal
artinya perbaikan dan ZEN artinya baik. Kaizen diartikan sebagai perbaikan
terus menerus (continous improvement). Ciri kunci manajemen kaizen antara
lain lebih memperhatikan proses dan bukan hasil, manajmen fungsional-silang
dan
(Cane, 1998:27) Bagi sebagian orang mungkin tidak asing dengan kata
Kaizen (baca: kai-seng).Secara harafiah Kai = merubah dan Zen = lebih baik.
Secara sederhana pengertianKaizen
adalah
untuk menjadi lebih baik dari kondisi sekarang. Ada juga orang yang
menyebutnya dengan istilah Kaizen Teian yang artinya: "Kaizen" berarti
"perbaikan terus-menerus",
Teian artinya adalah
suatu
sistem
perusahaan
yang komprehensif
kondisi yang lebihbaik dari hari ini, sehingga bisa membawa napas baru
dalam
setiap
perusahaan
khas
mencakup
pengertian
sebelum filosofi TQM ini terlaksana atau sebelum sistem mutu dapat
dilaksanakan dalam suatu perusahaan maka filosofi ini tidak akan dapat
dilaksanakan sehingga perbaikan secara terus menerus (Just in time) ini adalah
usaha yang melekat pada filosofi TQM itu sendiri. Sehingga Kaizen bisa
juga merupakan suatu
kesatuan pandangan
khas
yang komprehensif
berorientasi
dan
pada pelanggan,
Secara garis besar ada delapan kunci utama pelaksanaan just in time atau
kaizen dalam kegiatan industri yaitu :
1. Menghasilkan produk sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada
permintaan pelanggan.
Sistem kaizen bisanya menghasilkan produksi sesuai dengan pesanan pelanggan
dengan system produksi tarik (pull system) yang dibantu dengan menggunakan
kartu kanban.
Page 3
proses
yang merupakan
sejenis
itu
juga
menggunakan pola
produksi
campur merata
3. Menghilangkan pemborosan
Untuk
menghindari
pemborosan
pada persediaan,
pembelian
dan
jumlah
persediaan
Page 4
dengan
yang
diperlukan
tidak
diperlukan, kemudian
(ringkas).
Sesungguhnya, terdapat
banyak barang yang tidak diperlukan di dalam setiap pabrik. Barang yang
tidak
diperlukan
perkakas
dan
mudah
bahan, dan
mengenali dan
dengan
mudah
Page 5
c.Konsep Seiso
Konsep ini selalu mengutamakan kebersihan dengan menjaga kerapihan dan
kebersihan (resik). lni adalah proses pembersihan dasar dimana suatu daerah
disapu dan kemudian dipel dengan kain pel. Karena lantai, jendela,maupun
dinding harus dibersihkan, seiso setara dengan aktifitas pembersihan berskala
besar yang dilakukan setiap akhir tahun di rumah tangga Jepang. Meskipun
pembersihan besar-besaran di seluruh perusahaan dilakukan beberapa kali
dalam setahun, tiap tempat kerja perlu dibersihkan setiap hari. Aktifitas itu
cenderung mengurangi kerusakan mesin akibat tumpahan minyak, abu, dan
sampah.
Contohnya, kalau ada pekerja yang mengeluh ada mesin yang rusak ini tidak
berarti mesin itu perlu penyetelan. Sebenarnya, yang diperlukan mungkin
hanya program pembersihan di tempat kerja (Yasuhiro,1995:249).
c. Konsep Seiketsu
Seiketsu yaitu usaha yang terus menerus untuk mempertahankan 3 S tersebut
diatas, yakni Seiri, Seiton), dan Seiso. Pada prinsipnya mengusahakan agar
tempat kerja yang sudah menjadi baik dapat selalu terpelihara. Di tempat
kerja yang terawat dengan baik, kerawanan dan penyimpangan dapat segera
dikenali, sehingga berbagai masalah dapat
(Kristianto,1995: 47). Memelihara tempat kerja tetap bersih tanpa sampah atau
tetesan minyak adalah aktivitas Seiketsu, antara seiso dengan seiketsu sangat
berkaitan erat.
Page 6
d. Konsep Shitsuke
Shitsuke adalah metode yang digunakan untuk memotivasi pekerja agar terus
menerus melakukan dan ikut serta dalam kegiatan perawatan dan aktivitas
perbaikan serta membuat pekerja terbiasa mentaati aturan (rajin). Hal ini
dianggap sebagai komponen yang paling sukar dari 5 S. Untuk aktivitas ini,
pekerja Jepang diharapkan melatih
pengandalian
diri sendiri,
bukan
Page 7
7. Menghilangkan ketidakpastian
Untuk menghilangkan ketidakpastian dengan pemasok dengan cara menjalin
hubungan abadi
pemasok yang
lokasinya berdekatan
Page 8
ekonominya,
baru
kalau
Jepang
perombakan
yang pernah
ini telah
dilakukan,
dibantu
maka
Page 9
1. Memerlukan proses atau cara kerja yang baik untuk mendapatkan hasil
yang maksimal. Dengan proses atau cara kerja demikian, kita bisa bekerja
lebih cekatan (bukan bekerja lebih berat). Untuk mendapatkan proses
yang baik, para pemimpin perusahaan perlu mengetahui
masalah-masalah, kemudian
meminta ide/gagasan/solusi
sumber
dari semua
2.
Ternyata, satu
perbaikan
dalam
Page 10
Tujuan
-Meniadakan ketidakpastian masa datang bila ada perubahan- perubahan karena
situasi dan kondisi perusahaan maupun diluar perusahaan maupun diluar
perusahaan tidak menentu.
-Karena tujuan organisasi sudah difokuskan maka dengan perencanaan akan
menghindari adanya penyimpangan tujuan.
- Rencana walaupun mahal tetapi ekonomis karena segala kegiatan telah
terfokuskan dengan segala biaya- biayanya.Rencana pemasaran terinci
diperlukan untuk setiap bisnis, produk atau merk.
Sebagai syarat minimal perencanaan harus berisi bagian-bagian sebagai
berikut:
BAGIAN
1. Ringkasan bagi ekskutif Menyajikan pandangan singkat atas rencana yang
diusulkan agar dapat ditinjau dengan cepat oleh manajemen.
2. Situasi pemasaran saat ini Menyajiakan data latar belakang yang relevan
mengenai pasar, produk, persaingan dan distribusi.
Page 11
Page 12
Tindakan
Usaha memberikan petunjuk pada para pelaksana agar mereka selalu bertindak
sesuai dengan rencana, meliputi :
-Penentuan Standard Supervisi kegiatan atau pemeriksaan
-Perbandingan hasil dengan Standard
-Kegiatan mengkoreksi Standard
berlangsung terhadap
rencana
tahunan
dan
adalah
yang sedang
mengambil tindakan
memastikan
bahwa
produk,
wilayah,
pasar
mendatangkan laba.
2. Pengendalian
apakah
strategi Dasar
Page 13
DAFTAR PUSTAKA
Cane, 1998. Establishing Kaizen Culture, Circuit Assemble, November, pp. 5758
Handayani, 2005. Kaizen Culture, Education and Training, New York: Irwing
Professional
Hitoshi Takeda, 2006. The Change Management Handbook, New York: Irwing
Professional
Hirano, 2005, Productivity by Kaizen, april, pp. 30-34
http://id.shvoong.com/tags/kaizen/#ixzz2S0i91xFy
http://id.shvoong.com/business-management/management/2058338-sikapdanbudaya-kerja5s/#ixzz2S0irb6U0
Kristianto,1995, Budaya Organisai yang Positif, Jakarta: Airlangga
Masaaki Imai, 2005. Budaya Kaizen, Jakarta: Pustaka Utama
Tazakigroup, 2000. Budaya Kaizen yang Unik, Jakarta : Gramedia
www.tazakigroup.com
Page 14