Você está na página 1de 17

Desain lebar dan kedalaman alur navigasi untuk dua jalur (two way traffic) dari suatu

pelabuhan dengan data-data lingkungan seperti pada tabel di bawah. Gambarkan potongan
melintang dari profil alur navigasi yang menunjukkan lebar dan kedalaman alur serta kemiringan
profil alur. Kemudian perkirakan apakah perlu melakukan pengerukan dan berapa luas
pengerukan tiap panjang alur navigasi jika memang perlu dilakukan pengerukan.
Rekomendasikan jenis kapal keruk yang cocok untuk masing-masing kondisi.
DATA LINGKUNGAN:
KEL
.

I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX

DWT

4000
0
6000
0
8000
0
1000
00
1200
00
1500
00
2000
00
2500
00
3000
00

Tanker Characteristics
Loaded
Lengt Beam
Displacem
h
(m)
ent
(m)
(tonnes)
50000
215
29

Loade
d
Draft
(m)
11.0

Kecepata
n
Kapal
(m/s)
0

75000

245

32

13.1

100000

260

37

13.7

125000

285

41

14.6

1.03

150000

295

42

16.5

1.03

180000

300

44

17.1

1.03

240000

310

47

18.9

2.06

300000

325

50

20.4

2.06

356000

340

53

22.4

2.06

Container Ship Characteristics


X
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
XVII

3600
0
4400
0
5100
0
5600
0
6000
0
6500
0
8000
0
1050
00

50000

260

32

11.6

65000

275

32

11.9

75000

290

32

13.1

80000

275

39

12.5

85000

280

39

12.8

3.09
3.09
3.09
4.12
4.12

115000

4.12
285
40
13.1
TUGAS PELABUHAN KELOMPOK XIII
3.09
305
41
13.7

150000

335

95000

46

14.0

4.12

DATA LINGKUNGAN:
KEL

Periode
Gelomban
g
(s)

Kedalaman
Laut Ratarata (m)

Kondisi
Material
Dasar
Laut

Traffic
Density

Cross Wind
Velocity
(knots)

I
II
III
IV
V

Tinggi
Gelomban
g
Signifikan
(m)
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0

10
10
10
10
10

10
10
10
10
15

Light
Light
Light
Light
Light

15
15
15
15
20

VI

1.0

10

15

1.0

10

15

VIII

1.0

10

15

IX

1.0

15

15

1.0

15

10

Fine Sand

XI
XII
XIII

1.0
1.0
1.0

15
15
15

10
10
10

XIV

1.0

15

10

Heavy

35

XV

1.0

15

10

Heavy

35

XVI

1.0

15

10

Light

35

XVII

1.0

15

10

Fine Sand
Fine Sand
Mud and
Silt
Mud and
Silt
Mud and
Silt
Mud and
Silt
Mud and
Silt

Moderat
e
Moderat
e
Moderat
e
Moderat
e
Moderat
e
Heavy
Heavy
Heavy

20

VII

Stiff Clay
Stiff Clay
Stiff Clay
Stiff Clay
Sandy
Clay
Sandy
Clay
Sandy
Clay
Sandy
Clay
Fine Sand

Light

35

TUGAS PELABUHAN KELOMPOK XIII

20
20
25
25
25
25
35

Gambar Kapal Kontainer

Karakteristik kapal:

Dead Weight Tonnes (DWT) :


Loaded Displacement
:
Length (Panjang Kapal)
:
Beam (B)
:
Loadded Draft
:
Kecepatan Kapal
:

56000 tonnes
80000 tonnes
275 m
39 m
12.5 m
4,12 m/s

Data Lingkungan :
Tinggi Gelombang Signifikan (H)
Periode Gelombang (T)
Kedalamn Laut rata-rata
Kondisi Material Dasar Laut
Traffic Density

:
:
:
:
:

1.0 m
15 sekon
10 m
Mud and slit
Heavy
TUGAS PELABUHAN KELOMPOK XIII

Cross Wind Velocity (U)

: 35 knots

TUGAS PELABUHAN KELOMPOK XIII

Penyelesaian:
Kedalaman Alur Navigasi (Channel Depth) : Loaded Vessel Draft
+ Squat + Wave Induced Motion + Safety Clearance + Dredging
Tolerance + Advanced Maintenance Dredging

1. Loaded Vessel Draft: 12.5 m (dari data soal)


2. Squat:
Dimana

Diasumsikan bahwa:

=1

Loa =

TUGAS PELABUHAN KELOMPOK XIII

Diketahui dari data:


B (Lebar Beam) = 39 m
T (Draft) = 12,5 m
Loa =

= 275 m

= 0,07932
C B LBP BT

= 1 x 275 x 39 x 12,5
= 134062.5
Maka :

squat (m) =
= 0.02685 m
3. Wave Induced Motion:

dimana:
TUGAS PELABUHAN KELOMPOK XIII

berdasarkan grafik 10.16 diatas, dengan Periode gelombang = 15 sekon dan kecepatan
kapal (V) = 4,12 m/s, diperoleh RMS = 0,236. Maka:

= 0.055696
Sehingga :

0.1
=
=

TUGAS PELABUHAN KELOMPOK XIII

-2.30258 =
z max =

0.5064 m

4. Safety Clearance: dengan kondisi dasar alur navigasi mud and slit maka nilai Safety
Clearance adalah 0.6 m
5. Dredging Tolerance
0.3 0.6 m ditambahkan untuk perkiraan loss (ketidakakuratan) pada saat pengerukan
jadi ambil nilai Dredging Tolerance rata-rata: 0.5 m
6. Advanced Maintenance Dredging
Nilai Advanced Maintenance Dredging ditambahkan sebesar 1-3 meter di daerah yang
sering terjadi penumpukan. Oleh karena itu dalam perencanaan alur navigasi ini nilai
advanced maintenance dredging diasumsikan sebesar 1.5 meter.
Maka kedalaman Alur Navigasi yang diperoleh adalah:
Kedalaman Alur (Channel Depth) : Loaded Vessel Draft + Squat + Wave Induced Motion +
Safety Clearance + Dredging Tolerance + Advanced Maintenance Dredging
Kedalaman Alur (Channel Depth) = 12.5 m+0.0269 m+0.5064 m+0.6 m+0.5 m+1.5 m
= 15.6333 m
= 16 m
Lebar Alur Navigasi (Channel Width) : Maneuvering Lane + Ship
Clearance Lane + Bank Clearance + Faktor Lingkungan
Karena direncanakan alur navigasi dengan 2 channel maka digunakan rumus:

1. Basic Maneuvering Lane ():


Ship maneuverability

Basic Maneuvering Lane (WBM)

Good

1,3 B
TUGAS PELABUHAN KELOMPOK XIII

Moderate

1,5 B

Poor

1,8 B

Diketahui:
Cross Wind Velocity : 35 knots ; Length : 275 m ; Beam(B) : 39 m

Dari data diketahui karakteristik kapal dengan Panjang kapal = 275 m, Lebar kapal = 39
m dan Kecepatan Kapal = 4,12 m/s, maka kami beranggapan bahwa kapal memiliki kemampuan
bermaneuver yang cukup (moderate), karena kecepatan kapal termasuk kategori lambat (Slow)
namun memilikidimensi yang cukup besar, maka akan membutuhkan daerah bermaneuver yang
cukup lebar. Oleh karena itu nilai

menjadi:

= 1.5 x 39
= 58.5 m

2. Ship Clearance Lane:


Passing Distance Wp

Outer Channel, Exposed


to Open Water

Inner Channel, Protected


Water

Fast > 12

2.0 B

Moderate > 8-12

1.6 B

1.4 B

Slow > 5-8

1.2 B

1.0 B

Light

0.0

0.0

Moderate

0.2 B

0.2 B

Heavy

0.5 B

0.4 B

Vessel speed (knots)

Traffic Density

TUGAS PELABUHAN KELOMPOK XIII

Diketahui:
Kecepatan kapal (V) = 4.12 m/s = 7.1632 knots, termasuk dalam kategori Slow. Maka
nilai Wp nya adalah:
o

1.2 B untuk alur keluar

o 1.0 B untuk alur masuk.


Traffic Density: heavy maka nilai Wpnya adalah:
o

0.5 B untuk alur keluar

0.4 B untuk alur masuk

Maka nilai Wpnya adalah:


Untuk alur masuk: 1.0 B + 0.4 B = 1.4 B
Untuk alur keluar: 1.2 B + 0.5 = 1.7 B
Sehingga dalam perencanaan lebar alur navigasi ditentukan nilai Wp terbesar
diantara alur masuk dan alur keluar, maka:
Wp = 1.7 B
= 1.7 x 39
Wp = 66.3 m

3. Bank Clearance

Diketahui vessel speed kapal slow, maka:


Digunakan tipe perencanaan slooping channel:
Untuk alur keluar : 0.3 B
TUGAS PELABUHAN KELOMPOK XIII

10

Untuk alur masuk: 0.3 B


Maka nilai

:
= 0.3 x B
= 0.3 X 39
= 11.7 m

4. Faktor Lingkungan (Wi)


Tabel Penambahan Lebar Alur Navigasi Berdasarkan Faktor Lingkungan

Width, Wi

Vessel
speed

Outer channel

Inner channel,

Exposed to Open Water

Protected Water

fast > 12

0.1 B

0.1 B

Moderate 8 - 12

0.0 B

0.0 B

Slow 5 - 8

0.0 B

0.0 B

Vessel speed (knots)

Prevailing cross wind (knots)


Mild 15

all

0.0 B

0.0 B

Moderate 15 - 33

Fast

0.3 B

Moderete

0.4 B

0.4 B

Slow

0.5 B

0.5 B

Fast

0.6 B

Moderete

0.8 B

0.8 B

Slow

1.0 B

1.0 B

Severe 33 - 48

TUGAS PELABUHAN KELOMPOK XIII

11

Significant wave height H


H1

all

0.0 B

1<H<3

Fast

2.0 B

Moderete

1.0 B

Slow

0.5 B

Fast

3.0 B

Moderete

2.2 B

Slow

1.5 B

H>3

Dari data diperoleh:

Vessel speed (V) = 4.12 m/s = 7.1632 knots dimana termasuk dalam
kategori memiliki kecepatan yang slow.
0 B untuk alur keluar (tidak ada penambahan lebar alur)
0 B untuk alur masuk (tidak ada penambahan lebar alur)

Cross Wind Velocity = 35 knots, dan Vessel Speed berkategori slow, maka:
1.0 B untuk alur keluar
1.0 B untuk alur masuk

Tinggi Gelombang Signifikan (Hs) = 1 m, maka:


0 B untuk alur keluar (tidak ada penambahan lebar alur)

Maka nilai Wi menjadi:


Untuk alur keluar = 0 B + 1.0 B + 0 B
= 1.0 B
Untuk alur masuk = 0 B + 1.0 B
= 1.0 B
Sehingga, dalam perencanaan lebar alur navigasi, ditentukan nilai Wi terbesar diantara alur
masuk dan alur keluar, maka:
Wi = 1.0 x B
TUGAS PELABUHAN KELOMPOK XIII

12

= 1.0 x 39 m
Wi = 39 m

Maka,
Lebar alur navigasi untuk 2 way channel = Maneuvering Lane + Ship
Clearance Lane + Bank Clearance
+ Faktor Lingkungan
W=

= 2 x 58.5 m + 2 x 39 m + 11.7 m + 11.7 m + 66.3 m

W = 284.7 m
= 285 meter

Kemiringan alur navigasi


Kemiringan alur navigasi di tentukan berdasarkan table berikut:
Type

Side Slope
Vertikal : Horizontal

Stiff Clay / Gravel

1:1

Compacted Sandy Clay

1 : 1,5

& Sand
Sandy Clay &

1:2

hard Clay or Silt


TUGAS PELABUHAN KELOMPOK XIII

13

Soft Sandy Clay

1 : 30

Compacted fine Sand

1 : 2.0

Sand and Silt

1:8

Soft Clay or Mud

1 : 3.0

to
to

1 : 60
1 : 5.0

Karena di ketahui kondisi lingkungan alur navigasi mud and silt maka kemiringan: (1:4)
1.

Diketahui kedalaman alur navigasi: 16 m maka panjang horizontal talud 64 m

2.

Maka sudut kemiringannya adalah : 14.0360

Kegiatan Pengerukan
Pengerukan adalah pekerjaan yang berhubungan dengan penggalan tanah dasar di bawah
permukaan air dengan menggunakan kapal keruk (dredger).
1. Pekerjaan pengerukan meliputi dua jenis kegiatan, yaitu pekerjaan
pengerukan yang hasil material keruknya tidak dimanfaatkan atau dibuang
dan pekerjaan pengerukan yang hasil material keruknya dimanfaatkan.
2. Selain itu pengerukan dapat dikategorikan dalam dua pekerjaan yaitu
pekerjaan pengerukan awal dan pengerukan untuk pemeliharaan alur
pelayaran dan atau kolam pelabuhan.
3. Pekerjaan pengerukan terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pelaksanaan
pengerukan, transportasi material keruk ke lokasi pembuangan dan kegiatan
pembuangan material keruk di lokasi pembuangan material keruk (Dumping
area).
Dari hasil perhitungan, diperoleh kedalaman alur yakni sebesar 16 m sedangkan
kedalaman laut rata-rata hanya sebesar 10 m, maka dapat disimpulkan bahwa alur navigasi ini
membutuhkan pengerukan.
Diketahui :
Kondisi dasar alur : mud and silt
Berdasarkan kondisi dasar alur tersebut maka kemiringan alur ditentukan
1:4
Channel depth : 16 m
Channel width : 285 m
Kedalaman laut rata-rata : 10 m
Traffic density : Heavy
TUGAS PELABUHAN KELOMPOK XIII

14

285 m
16 m

kedalaman pengerukan : 16 10 = 6 m
b = lebar alur (2 x panjang horizontal talud)
= 285 m (2 x 64 m)
= 285 m 128 m
= 157 m

lebar dasar alur pada kedalaman 10 m


= b + ( 2 x kedalaman pengerukan / tan(14.0360))

= 157 m + ( 2 x 6 m / 0.25)
= 157 m + 48 m
= 205 m

maka,
Luas pengerukan tiap panjang alur navigasi adalah:

A=

(16-10) = 1086

Dalam pemilihan kapal keruk yang tepat, maka beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
adalah sebagai berikut :

Jenis dan karakteristik kapal keruk itu sendiri

Karakteristik tanah/batuan dasar laut

Areal lokasi pengerukan

Jumlah tanah/batuan yang akan dikeruk

Kondisi perairan laut/sungai (kedalaman, gelombang, arus, pasut)

Lalu lintas kapal di lokasi pengerukan

Keadaan cuaca

Lokasi pembuangan material keruk

Produksi kapal keruk

Ditinjau dari cara pengangkatan material keruk, ke atas permukaaan air dan
memindahkannya ke alat transport, hal ini dapat dilaksanakan secara mekanis atau hidolis. Cara
mekanis biasanya dilakukan dengan menggali atau memotong. Cara mekanis digunakan jika
keadaan tanah dasar alur merupakan tanah keras sehingga memungkinkan untuk digali atau
TUGAS PELABUHAN KELOMPOK XIII

15

dipotong. Sedangkan cara hidrolis dilakukan dengan pompa sentrifugal, pompa jet, bantuan
tenaga air (jet air), dengan bantuan udara dan dengan pompa dasar laut. Cara hidrolis digunakan
jika keadaan tanah dasar alur merupakan tanah lunak sehingga tidak memungkinkan digali atau
dipotong. Arah jet air dapat dari arah alat keruk atau ke arah alat keruk. Dalam hal ini arah jet air
ke arah alat keruk, maka jet air akan menjadi bagian dari campuran air dan tanah yang dihisap
alat keruk. Dalam pelaksaaan cara hidrolis ini menggunakan sistem pipa dalam proses
pengangkatan material.
Maka, dalam kasus ini cara pengangkatan material yang digunakan adalah Cara Hidrolis
karena keadaan tanah dasar alur merupakan tanah lunak yaitu jenis tanah mud and silt. Dan jenis
kapal keruk yang bisa melakukan pengangkutan material dengan cara hidrolis, yaitu: Suction
Dredger, Suction Hopper Dredger, dan Dustpan Dredger. Dalam kasus ini, lebih tepat digunakan
Suction Hopper Dredger.

Kapal keruk Trailling Suction Hopper Dredger adalah jenis kapal keruk yang memiliki
mesin sendiri yang dilengkapi dengan pipa hisap yang didisain lewat samping kapal atau
lewat sumuran ditengah ruang palka.
Alat keruk jenis ini sangat efisien untuk soft material, meskipun hasil pengerukannya
tidak begitu rapi atau datar. Kepala tarik pada ujung pipa hisap, didisain agar dapat mengeruk
sebanyak mungkin material tanah dari dasar laut. Penghisapan dilakukan dengan bantuan pompa
pengerukan yang dipasang didalam lambung kapal. Pembuangan bisa langsung ke dalam
hopper/palka sendiri atau tongkang yang dirapatkan ke kapal ini.

TUGAS PELABUHAN KELOMPOK XIII

16

TUGAS PELABUHAN KELOMPOK XIII

17

Você também pode gostar