Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I PENDAHULUAN.i
Latar Belakang..1.1
Tujuan1.2
Ruang Lingkup...1.3
BAB II ISIii
Definisi Mineral Karbonat dan Native elemen.........2.1
Klasifikasi dan Contoh Mineral.......2.2
Native Element............2.3
Klasifikasi Dan Contoh Mineral.....2.4
BAB III PENUTUPiii
Kesimpulan 3.1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang mempelajari segala sesuatu
mengenai planit Bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan kelompok ilmu yang
membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur, proses-proses
yang bekerja baik didalam maupun diatas permukaan bumi,kedudukannya di Alam Semesta serta
sejarah perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam semesta hingga sekarang. Ilmu ini
mempelajari dari benda-benda sekecil atom hingga ukuran benua, samudra, cekungan dan
rangkaian pegunungan.
Untuk mempelajari semua tentang Bumi dimulai dari pembentuk bumi yang paling dasar yaitu
mineral. Mineral dapat kita jumpai dimana-mana disekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan,
tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa daripada mineral tersebut dapat
mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga
memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak.
Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai
perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Apabila kondisinya memungkinkan, mereka
akan dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang
dikenal sebagai kristal. Dengan demikian, kristal secara umum dapat di-definisikan sebagai
bahan padat yang homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur.
Studi yang khusus mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara terjadinya bahan padat
tersebut dinamakan kristalografi.
1.2.
Tujuan
Maksud di buatnya Makalah Ini adalah Agar Mahasiswa Mengetahui Apa itu Mineral non silika
dan pengertianya serta penggolongannya
.1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pembahasaan Mineral non Silika yang berda di alam dan hal yang Berhubungan
dengan batuan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Mineral Karbonat
Native Elemen
Adapun beberapa mineral yang tergolong dalam native elements antara lain .Unsur-unsur native
elements jarang terdapat dipermukaan ataupun didalam kerak bumi. Native elements ini bukan
merupakan golongan pembentuk batuan (rock forming).
Asal mula pembentukan mineral native element berkaitan dengan pengerasan atau
pembentukan magma dengan reaksi kimia yang sekunder atau dengan reaksi-reaksi kimia yang
bertemperatur dan memiliki tekanan yang tinggi.
Mineral golongan native elements ini biasanya terdiri hanya satu unsur saja, tetapi
kadang-kadang terdapat juga campuran dari mineral lain yang jumlahnya sangat sedikit
didalamnya. Unsur-unsur yang membentuk mineral golongan native element merupakan satu
tetapi
juga
kenampakan
lapangan
(field
observation).
Klasifikasi Folk menuntun kita untuk mendeskripsi batuan karbonat tentang apa yang dilihat dan
hanya sedikit untuk dapat menginterpretasikan apa yang dideskripsi tersebut. Sebenarnya batuan
karbonat merupakan batuan yang mudah mengalami perubahan (diagenesis) oleh karena itu studi
tentang batuan karbonat tidak akan memberikan hasil yang maksimal jika tidak mengetahui
proses-proses
yang
terjadi
Kelemahan klasifikasi Folk tersebut diperbaiki oleh Dunham dan membuat klasifikasi baru
dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Kelebihan klasifikasi Dunham (1962) adalah adanya
perpaduan antara deskriptif dan genetik dalam pengklasifikasian batuan karbonat.
2. Klasifikasi menurut Dunham (1962)
Klasifikasi Dunham (1962)Klasifikasi ini didasarkan pada tekstur deposisi dari batugamping,
karena menurut Dunham dalam sayatan tipis, tekstur deposisional merupakan aspek yang tetap.
Kriteria dasar dari tekstur deposisi yang diambil Dunham (1962) berbeda dengan Folk (1959).
Kriteria Dunham lebih condong pada fabrik batuan, misal mud supported atau grain supported
bila ibandingkan dengan komposisi batuan. Variasi kelas-kelas dalam klasifikasi didasarkan pada
perbandingan kandungan lumpur. Dari perbandingan lumpur tersebut dijumpai 5 klasifikasi
Dunham (1962). Nama nama tersebut dapat dikombinasikan dengan jenis butiran dan
mineraloginya. Batugamping dengan kandungan beberapa butir (<10%) di dalam matriks lumpur
karbonat disebut mudstone dan bila mudstone tersebut mengandung butiran yang tidak saling
bersinggungan disebut wackestone. Lain halnya apabila antar butirannya saling bersinggungan
disebut packstone / grainstone.
Packstone mempunyai tekstur grain supported dan punya matriks mud. Dunham punya istilah
Boundstone
untuk
batugamping
dengan
fabrik
yang
mengindikasikan
asal-usul
tingkat
energi
adalah
fabrik
batuan.
Bila
batuan
bertekstur
mud
Klasifikasi batuan karbonat menurut Embry dan klovan ini merupakan modifikasi dari klasifikasi
yang diusulkan oleh Dunham (1962).
4. Klasifikasi Menurut Mount (1985)
Klasifikasi
Mount
(1985)
merupakan
klasifikasi
deskriptif.
Menurutnya
butiran
karbonat
seperti
pelloid,
ooid,
bioklas,
dan
intraklas
yang
berukuran >20 m), dan lumpur karbonat atau mikrit (berukuran <20 m).
Komponen-komponen tersebut suatu tetrahedral yang memiliki pembagian delapan kelas umum
dari sedimen campuran. Nama-nama tiap kelas menggambarkan baik tipe butir dominan maupun
komponen antitetik yang melimpah sebagai contoh : batuan yang mengandung material
silisiklastik >50 % berukuran pasir dengan sedikit allochem maka disebut allochemical
sandstone.
Contoh deskripsi mineral karbonat :
A. Dolomit (CaMg(CO3)2
Sistem Kristal
: Trigonal
Warna
Goresan
: Putih
Berat jenis
: 2,85 g/cm3
Genesis
: Dapat terbentuk pada lingkungan sedimen , melalui proses hidrotermal dan
terdapat dalam urat-urat . Dapat pula terbentuk secara metamorfisme.
Manfaat
: Sumber logam magnesium dan senyawa magnesium oksida yang digunakan
untuk membuat batu bara tahan api.
Tempat ditemukan
B. Kalsit (CaCO3)
Sistem Kristal
: Trigonal
Warna : Tak berwarna sampai putih , sering diwarnai oleh warna abu-abu , merah , hijau
sampai hitam bila tidak murni
Goresan
: 3 Skala Mohs
Berat jenis
: 2,71 g/cm3
Genesis
: Dapat terbentuk pada lingkungan batuan beku , sedimen , metamorf dan proses
hidrotermal. Dapat juga diendapkan di sekitar mata air.
Manfaat
: Sumber senyawa CaCO3 , untuk membuat semen , campuran adukan semen ,
pupuk , industri kimia dan kapur tohor.
Tempat ditemukan
: Kliripan ,Yogyakarta
Magnesite (MgCO3)
Magnesit dapat ditemukan dalam mineral sekunder dan biasanya berasosiasi dengan batuan
sedimen atau batuan metamorfik, berasal dari endapan marin, kecuali brukit. Magnesit
ditemukan didalam batuan serpentin. Mineral-mineral lain yang sering ditemukan bersama
magnesium adalah talk, limonit, opal, dan kalsit.
Magnesit umumnya jarang ditemukan dalam bentuk mineral, tetapi secara utuh terdapat pada
larutan padat siderit (FeCO3) bersama-sama Mn dan Ca yang dapat menggantikan unsur Mg.
Lokasi di Indonesia: Aceh, Sulawesi, Jawa Timur
Manfaat: sumber senyawa MgO, yang digunakan dalam pembuatan batu bata tahan api, semen,
dan indusrtri kimia.
carbonate
Color
Streak
white
Luster
vitreous
Diaphaneity
Cleavage
transparent to translucent
perfect
Mohs Hardness
3.5 to 5.0
Specific Gravity
3.0 to 3.2
Diagnostic
Properties
Chemical
Composition
Crystal System
A. Sulfur (S)
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari kombinasi
antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang). Pada umumnya unsure utamanya adalah logam
(metal).
Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung api yang
memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat
keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari
magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya
biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya
dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air
panas).
Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Dan oleh karena
itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Khususnya karena unsur
utamanya umumnya adalah logam. Pada industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan
diproses untuk memisahkan unsur logam dari sulfurnya.
Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya
umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang rendah.
Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang bersifat logam.
Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pyrite (FeS 3), Chalcocite (Cu2S), Galena
(PbS), sphalerite (ZnS) dan proustite (Ag 3AsS3). Dan termasuk juga didalamnya selenides,
tellurides, arsenides, antimonides, bismuthinides dan juga sulfosalt.
. Sulfur (S)
Tempat ditemukan
Sistem Kristal
Orthorombik
Warna
Gores
Putih
Kilap
Non Logam
Kekerasan
Berat Jenis
2,07 gr/cm3
Genesa
B. Intan (C)
Tempat ditemukan
: Martapura , Kalimantan
Sistem Kristal
: Isometrik
Warna
Goresan
: Putih
Kilap
: Kilap Intan
Kekerasan
: 10 Skala Mohs
Berat jenis
: 3,5 gr/cm3
Genesa
Kegunaan
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
3.1 kesimpulan
Mineral adalah substansi yang terbentuk karena kristalisasi dari proses geologi, yang memiliki
komposisi fisik dan kimia. Dan ilmu yang mempelajari mineral adalah mineralogi. Berdasarkan
susunan kimia dan struktur kristalnya, maka mineral-mineral yang terdapat di alam dapat
diklasifikasikan menjadi 8 kelas, yaitu : elemen nativ, sulfida, oksida hidorksida, halida,
karbonatan, sulfat, fosfat, silikat. Mineral-mineral silikat adalah mineral yang paling banyak
jumlahnya ; kira-kira sepertiga dari jumlah semua mineral. Dalam kerakbumi, terdapat kira-kira
95% mineral silikat; dari jumlah itu, feldspar ada 60%, kuarsa 12%, dan sisanya adalah mineral
silikat yang lain. Dalam mineral silikat terdapat struktur dan klasifikasi mineral yang didasarkan
pada ikatan Si dan O .
DAFTAR PUSTAKA
http://sahalageologist.blogspot.com/2014/05/mineral-golongan-silikat.html
Fachrudin, A.Arif. 2010. Diktat Mineralogi. Bandung : Unpad.
Maulana, Gugy Firdaus. 2010. Deskripsi Beberapa Mineral Penting. Diambil dari
http://gugyconcept.blogspot.com/2010/05/deskripsi-beberapa-mineral-penting.html
Diakses pada tanggal 5-DESEMBER-2014. Jam 15.20 wib
https://eriantcrishman.wordpress.com/2013/12/16/golongan-mineral-silika-oksida-sulfida/