Você está na página 1de 13

PENANAMAN LIDAH MERTUA UNTUK MENGURANGI

KARBONDIOKSIDA ASAP KENDARAAN BERMOTOR


(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Fisika Lingkungan)

Oleh:
Ayu Fajarotul Maghfiroh

(120210102063)

Kelas A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kendaraan bermotor kini merupakan hal yang sangat lazim kita saksikan
berkeliaran di sepanjang jalan raya. Mulai dari kendaraan roda dua sampai roda
empat, mulai dari kendaraan umum sampai kendaraan pribadi. Tentunya
kendaraan bermotor ini mengeluarkan asap yang mengandung CO2, yaitu hasil
pembakaran yang tidak sempurna, sehingga dapat mengganggu proses pernapasan
bagi manusia. Di samping itu, asap kendaraan bermotor juga dapat menyebabkan
polusi udara yang sangat mencemari dan merusak lingkungan.
Banyaknya penggunaan kendaraan bermotor dengan mengesampingkan
perhatian terhadap dampaknya bagi lingkungan secara perlahan namun pasti pada
akhirnya akan merugikan lingkungan tempat tinggal manusia dan kehidupannya.
Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar
bagi lingkungan dan dunia secara global akibat polusi dari asap kendaraan
bermotor yang telah berkembang pesat ini. Dampak negatif ini adalah terjadinya
pemanasan di dunia yang sering disebut sebagai Global Warming. Walaupun
masih terdapat perdebatan mengenai kebenaran keadaan Global Warming di
antara para ahli lingkungan tersebut, namun masalah Global Warming ini tidaklah
dapat dipungkiri untuk diteliti dan ditelaah lebih lanjut demi kelangsungan
kehidupan manusia.
Berdasarkan hal tersebut, sebagai generasi muda sudah semestinya
memikirkan cara yang tepat untuk mengatasi Global Warming yang sudah marak
saat ini. Makalah ini, akan membahas mengenai Penanaman Lidah Mertua untuk
Mengurangi Karbondioksida Asap Kendaraan Bermotor.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Siapa saja yang akan melakukan penanaman lidah mertua untuk mengurangi
karbondioksida asap kendaraan bermotor?

1.2.2 Apa saja yang diperlukan dalam penanaman lidah mertua untuk mengurangi
karbondioksida asap kendaraan bermotor?
1.2.3 Bagaimana langkah penerapan penanaman lidah mertua untuk mengurangi
karbondioksida asap kendaraan bermotor?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui sasaran penerapan penanaman lidah mertua.
1.3.2 Mengetahui alat dan bahan penanaman lidah mertua.
1.3.3 Mengetahui langkah penerapan penanaman lidah mertua

1.4 Manfaat
Dengan dilakukannya penanaman lidah mertua ini, diharapkan dapat
mrngurangi jumlah karbondioksidaa yang dihasilkan oleh asap kendaraan
bermotor sehingga Pemanasan Global juga akan berkurang.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Global Warming


Pemanasan global (Global Warming) adalah kejadian meningkatnya
temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Temperatur rata-rata global
pada permukaan bumi telah meningkat 0.18 C selama seratus tahun terakhir.
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa,
sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad
ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas
rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Peningkatan
temperatur global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang
lain seperti naiknya muka air laut, meningkatnya intensitas kejadian cuaca yang
ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan
global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan
punahnya berbagai jenis hewan.
Jadi, pemanasan global adalah merupakan meningkatnya temperatur di
planet bumi secara global, meliputi peningkatan temperatur atmosfir, temperatur
laut dan temperatur daratan bumi yang menimbulkan dampak secara langsung
maupun tidak langsung terhadap masa depan bumi termasuk manusia dan
makhluk hidup lain. Dampak yang ditimbulkan cenderung mengancam eksistensi
bumi, dan kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.
Banyak orang termasuk para ahli yang mensinyalir atau menuding bahwa
penyebab kenaikan temperatrur bumi adalah aktivitas-aktivitas manusia yang
memicu dan mendorong timbulnya gas efek rumah kaca. Berbagai aktivitas
manusia yang memicu peningkatan gas efek rumah kaca antara lain kegiatan
industri, pembabatan hutan secara terus-menerus, kendaraan bermotor, kegiatan
peternakan dan rumah tangga. Pemicu atau penyumbang gas efek rumah tangga
yang dominan adalah kegiatan industri (dan pabrik-pabrik), kendaraan bermotor,
dan perambahan hutan yang berlangsung secara terus-menerus.

1.2 Kendaraan Bermotor di Indonesia


Jumlah kendaraan bermotor roda empat atau lebih di dunia sejak 1986 terus
bertumbuh. Walhasil, seperti terlihat dari hasil penelitian WardAuto 2011, hingga
2010 lalu jumlah kendaraan bermotor di seantero dunia telah mencapai 1,015
miliar unit.
Peningkatan jumlah kendaraan bermotor juga terjadi di Indonesia. Data dari
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dan Asosiasi
Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menunjukkan jumlah populasi kendaraan
bermotor di Indonesia hingga 2010 lalu mencapai 50.824.128 unit.
Namun jumlah itu gabungan dari kendaraan roda empat atau lebih dan
sepeda motor. Tapi angka itu gabungan antara mobil pribadi, pikap, truk, bus,
serta sepeda motor. Sekitar 6065 persennya adalah sepeda motor, ujar sumber
di Gaikindo saat dihubungi.
Artinya, untuk kendaraan roda empat atau lebih hingga 2010 lalu mencapai
sekitar 23-24 juta unit. Adapun sisanya adalah sepeda motor.
Bahkan, kata dia, jumlah kendaraan di Indonesia menempati urutan pertama
di kawasan Asia Tenggara. Pasalnya, pada saat yang sama jumlah kendaraan di
Thailand hanya 25,29 juta unit, Vietnam 14,51 juta unit, Malaysia 7,28 juta unit,
serta Filipina 2,15 juta unit.
Rasio antara jumlah penduduk dengan kendaraan bermotor di Indonesia
1:4,6, sebut sumber yang tak bersedia disebut jati dirinya itu.
Menurutnya jumlah kendaraan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir
terus bertumbuh 10-15 persen. Bahkan pada 2014 penjualan mobil di Tanah Air
diperkirakan mencapai 1 juta unit.
Sepanjang semester pertama tahun ini saja penjualan mobil secara wholesale
yaitu dari pabrik ke dealer telah mencapai 415.276 unit. Angka itu meningkat
12,2 persen dibanding periode sama 2010 yang sebesar 370.214 unit, tutur dia.
Peningkatan penjualan juga terjadi di jenis kendaraan sepeda motor. Tahun
ini diperkirakan meningkat 10 persen menjadi 8,1 juta dari tahun lalu yang
sebesar 7,2 juta unit. Itu angka perkiraan konservatif karena bisa lebih, kata
Gunadi Sindhuwinata, Ketua Umum AISI, saat dihubungi.

Sepanjang paruh pertama tahun ini, lanjut Gunadi, penjualan motor di tanah
air telah menyentuh angka 4,07 juta unit atau naik 12,8 persen dibanding periode
sama 2010. Selama semester pertama tahun lalu, penjualan mencapai 3,6 juta unit
(Tempo.co).
Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun 1987-2012

Tahun

Mobil
Penumpang

Bis

Truk

Sepeda Motor

Jumlah

1987

1170103

303378

953694

5554305

7981480

1988

1073106

385731

892651

5419531

7771019

1989

1182253

434903

952391

5722291

8291838

1990

1313210

468550

1024296

6082966

8889022

1991

1494607

504720

1087940

6494871

9582138

1992

1590750

539943

1126262

6941000

10197955

1993

1700454

568490

1160539

7355114

10784597

1994

1890340

651608

1251986

8134903

11928837

1995

2107299

688525

1336177

9076831

13208832

1996

2409088

595419

1434783

10090805

14530095

1997

2639523

611402

1548397

11735797

16535119

1998

2769375

626680

1586721

12628991

17611767

1999*)

2897803

644667

1628531

13053148

18224149

2000

3038913

666280

1707134

13563017

18975344

2001

3189319

680550

1777293

15275073

20922235

2002

3403433

714222

1865398

17002130

22985183

2003

3792510

798079

2047022

19976376

26613987

2004

4231901

933251

2315781

23061021

30541954

2005

5076230

1110255

2875116

28531831

37623432

2006

6035291

1350047

3398956

32528758

43313052

2007

6877229

1736087

4234236

41955128

54802680

2008

7489852

2059187

4452343

47683681

61685063

2009

7910407

2160973

4452343

52767093

67336644

2010

8891041

2250109

4687789

61078188

76907127

2011

9548866

2254406

4958738

68839341

85601351

2012

10432259

2273821

5286061

76381183

94373324

Sumber : Kantor Kepolisian Republik Indonesia


*)
sejak 1999 tidak termasuk TimorTimur

1.3 Dampak Polusi Kendaraan

Asap kendaraan bermotor mengandung beberapa zat yang berbahaya bagi


manusia dan lingkungan, diantaranya adalah karbon dioksida, karbon monoksida,
oksida nitrogen dan oksida belerang. Berikut ini kerugian yang ditimbulkan gasgas tersebut:
Karbon dioksida tergolong gas rumah kaca, sehingga peningkatan kadar
karbon dioksida di udara dapat mengakibatkan peningkatan suhu permukaan
bumi. Karbon monoksida bersifat racun, dapat menyebabkan rasa sakit pada
mata, saluran pernafasan dan paru-paru. Jika masuk ke dalam darah melalui
pernafasan, karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin dalam darah
membentuk COHb (karboksihemoglobin).
Oksida Belerang, apabila terisap oleh pernapasan, akan berekasi dengan air
dalam sluran pernapasan dan membentuk asam sulfat yang akan merusak jaringan
dan menimbulkan rasa sakit. Oksidasi belerang juga dapat larut dalam air hujan
dan menyebabkan hujan asam.
Oksida nitrogen NOx bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan
menimbulkan fenomena asap-kabut atau smog. Smog menyebabkan berkurangnya
daya pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan, membuat tanaman layu,
serta menurunkan kualitas materi.
Nitrogen Monoksida (NO) melemahkan sistem pernapasan paru dan saluran
nafas sehingga paru mudah terserang infeksi.

1.4 Lidah Mertua


Sansevieria mempunyai banyak nama. Lidah mertua (mother-in law tongue)
merupakan julukan yang kerap diberikan pada tanaman tak berdahan ini. Ada juga
yang menamainya tanaman pedang-pedangan karena bentuk daunnya yang
runcing menyerupai pedang. Beberapa yang lain menyebutnya tanaman ular
(snake plant) karena pada beberapa jenis coraknya menyerupai sisik ular.

Syarat tumbuh dari sansevieria, diantaranya:


a)

Suhu Lingkungan
Di habitat aslinya, sansevieria terbiasa dengan perbedaan suhu yang ekstrim.
Pada siang hari suhunya sangat tinggi, bisa mencapai 55 oC. Sebaliknya pada
malam hari suhu turun hingga di bawah 10oC. Suhu optimum untuk
pertumbuhan tanaman ini adalah 24-29oC pada siang hari dan 18-21oC pada
malam hari. Suhu udara sangat erat kaitannya dengan laju penguapan dari
jaringan tumbuhan ke udara. Semakin tinggi suhu udara, maka laju transpirasi
akan semakin tinggi. Jika suhu berada di bawah batas toleransi, kegiatan
metabolisme tumbuhan akan terganggu atau malah terhenti.

b) Curah Hujan dan Kelembaban Udara


Daerah gurun yang merupakan asal sansevieria umumnya curah hujan rendah
dengan jumlah bulan hujan sangat singkat. Curah hujan biasanya tidak lebih
dari 250 mm/tahun. Ditambah dengan suhu siang hari yang sangat panas
menyebabkan daerah ini sangat kering. Pasalnya, penguapan lebih tinggi
daripada curah hujan. Hal inilah yang menyebabkan tanaman ini tahan hidup
di lingkungan dengan kelembaban yang sangat rendah.
c)

Cahaya
Semua tumbuhan hijau membutuhkan cahaya matahari untuk mensintesis
makanan. Sansevieria membutuhkan cahaya matahari yang cukup untuk
menjamin pertumbuhan yang baik. Meskipun di habitat aslinya tumbuhan ini
hidup dengan cahaya matahari yang berlimpah, sansevieria mempunyai
toleransi yang tinggi terhadap lingkungan yang kekurangan cahaya. Tanaman
ini akan melambat pertumbuhannya jika diletakkan di ruangan dengan
pencahayaan kurang dari 15oC. Ada dua jenis sansevieria berdasarkan
kebutuhannya terhadap cahaya matahari. Pertama, jenis sansevieria yang
membutuhkan cahaya matahari penuh atau full sun. Misalnya: Sansevieria
cylindrica, Sansevieria liberica, dan Sansevieria trifasciata. Kedua, jenis
sansevieria yang menghendaki cahaya matahari yang tidak langsung atau tipe
shade. Tanaman ini tumbuh baik di tempat yang ternaungi. Sansevieria yang
masuk dalam katagori ini umumnya berdaun kuning, misalnya Sansevieria
hyacinthoides dan Sansevieria hahnii.

d) Kondisi Tanah
Tanah gurun sangat porus. Butirannya banyak mengandung pori-pori udara
dan mudah sekali meloloskan air. Umumnya, tanah di lingkungan tersebut
didominasi oleh tanah pasir dengan campuran jenis lain. Oleh karena itu, akar
tanaman sansevieria sangat membutuhkan tanah yang tidak terlalu lembab
dan beraerasi baik.

1.5 Lidah Mertua Sebagai Penyerap Racun


Lidah Mertua merupakan tanaman antipolutan dan penangkal radiasi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa lidah mertua (Sanseveir) mampu
menyerap 107 jenis racun. Termasuk racun-racun yang terkandung dalam polusi
udara (karbonmonoksida), racun rokok (nikotin), bahkan radiasi nuklir. Tanaman
ini mampu hidup pada rentang suhu dan cahaya yang luas, sangat resisten
terhadap gas udara yang berbahaya (polutan), dan mampu menyerap polutan di
daerah padat lalu lintas.
Satu tanaman lidah mertua dewasa berdaun 4/5 helai dapat menyegarkan
kembali udara dalam ruangan seluas 20 m persegi, karena dalam Sansevieria
mengandung bahan aktif pregnane glikosid, yang berfungsi untuk mereduksi
polutan menjadi asam organik, gula dan asam amino, dengan demikian unsur
polutan tersebut jadi tidak berbahaya lagi bagi manusia.
Kemampuan tanaman lidah mertua dalam mengurangi polusi udara disebabkan karena setiap helai daun tanaman lidah mertua terdapat senyawa aktif
pregnane glycoside. Yaitu zat yang mampu menguraikan zat beracun seperti
kloroform, benzene, xilen, formaldehid dan triklorotilen. Zat-zat beracun tersebut
dapat menyerang sistem saraf manusia, seperti jantung, hati, paru-paru dan ginjal
melalui sistem pernafasan dan sirkulasi darah menjadi senyawa organik gula dan
beberapa senyawa asama amino.

BAB 3
PENANAMAN LIDAH MERTUA

3.1 Sasaran
Penanaman lidah mertua ini dapat dilakukan oleh seluruh warga Indonesia,
namun dalam makalah ini dikhususkan untuk warga sekitar Kampus Universitas
Jember dan para mahasiswa yang rumahnya berada di sekitar Jalan Raya.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan untuk penanaman lidah mertua ini antara
lain:
a. Pot besar, digunakan untuk meletakkan tanaman.
b. Tanah, tanah yang digunakan tidak terlalu lembab
c. Kompos, digunakan untuk pemupukan
d. Air, digunakan untuk penyiraman
e. Tanaman lidah mertua

3.3 Langkah-langkah Penerapan


Penerapan penanaman lidah mertua dilakukan dengan langkah-langkah:
a. Melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait, misalkan dinas pertamanan
dan perkebunan yang diharapkan dapat menyediakan alat dan bahan yang
dibutuhkan.
b. Melakukakan sosialisasi atau penyuluhan kepada warga sekitar dan
mahasiswa tentang pengadaan penanaman lidah mertua di jalan raya.
c. Menentukan titik-titik lokasi yang akan diberi tanaman lidah mertua dan
pembagian tugas.
d. Warga sekitar, mahasiswa beserta dinas yang terkait bersama-sama
melakukan penanaman lidah mertua yang dilaksanakan pagi hari.
e. Memberikan himbauan kepada warga sekitar maupun mahasiswa untuk
kemudian merawat tanaman lidah mertua yang sudah tertanam.

f. Mengajukan pada pemerintah setempat untuk membuat undang-undang yang


berkaitan dengan penanaman dan perawatan tanaman lidah mertua yang
sudah ada.
g. Melakukan penyuluhan dan menerapkan penanaman lidah mertua ini di kotakota lainnya.

BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Sasaran yang dituju pada penanaman lidah mertua ini adalah warga sekitar
kampus Universitas Jember dan para mahasiswa yang rumahnya di sekitar jalan
raya.
Alat dan bahan yang digunakan pada penanaman lidah mertua ini tidah sulit
dan mudah ditemukan.
Dalam penerapan penanaman lidah mertua ini diperlukan berbagai langkah
yang nantinya dapat mewujudkan tujuan yaitu menjadikan jalan raya yang bebas
dari polusi udara.

4.2 Saran
Sebagai generasi muda, kita seharusnya peduli terhadap bumi kita untuk
agar di masa depan dapat melangsungkan kehidupan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Lidah Mertua (http://alamendah.org/2011/06/02/sansevieria-ataulidah-mertua-tumbuhan-penyerap-racun/).

Diakses

pada

tanggan

10

Desember 2014.
Anonim.

2012.

Perkembangan

Jumlah

Kendaraan

Bermotor

(http://bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=2&tabel=1&daftar=1&id_subyek=1
7&notab=12). Diakses pada tanggan 10 Desember 2014.
Anonim.

2012.

Kendaraan

Bermotor

di

Indonesia

(http://www.tempo.co/read/news/2011/08/19/124352572/KendaraanBermotor-di-Indonesia-Terbanyak-di-ASEAN). Diakses pada tanggan 10


Desember 2014.
Anonim.

2013.

Dampak

Polusi

Kendaraan

(http://sitiasiyah97.wordpress.com/2013/04/01/dampak-polusi-kendaraan/).
Diakses pada tanggan 10 Desember 2014.
Anonim.

2013

Lidah

Mertua

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39025/3/Chapter%20ll.pdf)
. Diakses pada tanggan 10 Desember 2014.
Anonim. 2013. Flora Unik (http://www.harianhaluan.com/index.php/opini/28984lidah-mertua-flora-unik-antipolusi-). Diakses pada tanggan 10 Desember
2014.

Você também pode gostar