Você está na página 1de 11

Fisiologi Hewan

Laporan Praktikum 2
Pengukuran Secara Tak Langsung Tekanan
Darah Arteri Pada Orang

HERI SAPUTRA
143112620120058

Program Studi S1 Biologi


Jurusan Biologi Medik
Universitas Nasional
2014

Pengukuran Secara Tak Langsung Tekanan


Darah Arteri Pada Orang

Tujuan :
1. Mempelajari

penggunaan

sphygnomanometer

dalam

pengukuran tekanan darah arteria brakhialis dengan cara


auskultasi maupun palpasi, dan menerangkan perbedaan
hasil kedua pengukuran tersebut.
2. Membandingkan hasil pengukuran tekanan darah pada
berbagai sikap: berbaring, duduk, dan berdiri, emnguraikan
berbagai faktor penyebab perunahan hasil pengukuran
tekanan darah pada ketiga sikap tersebut
3. Membandingkan hasil pengukuran tekanan darah sebelum
dan sesudah kerja otot, dan menjelaskan berbagai faktor
penyebab perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah
kerja otot

Dasar Teori
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding
arteri.Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekan
an sistolik.Tekanandiastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat
jantung beristirahat.
Tekanandarah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terha
dap tekanan diastolik,dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60
sampai 140/90.Rata-rata tekanandarah normal biasanya 120/80 (Smeltzer
& Bare, 2001).Menurut Hayens (2003), tekanan darah timbul ketika
bersikulasi di dalam pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah

berperan penting dalam prosesini dimana jantung sebagai pompa


muskular yang menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah, dan
pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis danketahanan yang
kuat. Sementara itu Palmer (2007) menyatakan bahwa tekanan
darahdiukur dalam satuan milimeter air raksa (mmHg).

Tekanan darah adalah pemeriksaan tekanan darah merupakan indikator


dalammenilai fungsi kardiovaskuler.tekanan maksimum pada dinding
arteria yang terjadiketika bilik kiri jantung menymprotkan darah klep aortik
yang terbuka kedalam aortadisebut sebagai tekanan sistolik. (alimul
aziz,2009)Tekanan darah adalah tekanan yang di timbulkan oleh dinding
arteri.Tekanan puncak terjadi saat pentrikel berkontraksi yang di sebut
tekanan sistol.

Tekanan

diastolik

adalah

tekanan

terendah

yang

terjadi

saat

jantung beristirahat.Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio t


ekanan sistolik terhadap diastolik dengan nilai dewasa normalnya berkisar
100/60 140/90 mmHg.Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80
mmHg ( smeltzer dan bare, 2001 )

Tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh darah.Organ


jantung dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis
dan ketahanan yang kuat. Sementara itu Palmer (2007) menyatakan
tekanan darah di ukur dalam satuanmilimeter ari raksa (mmHg).
ALAT ALAT YANG DIPERGUNAKAN

1.Stetoskop
Stetoskop adalah alat yang berguna untuk mendengar bunyi yang timbul
dalam badan. Alat ini terdiri atas:

a. Ujung bagian telinga (ear piece) yang dipasang di telinga pemeriksa


pada waktu memeriksa penderita b. Ujung bagian dada (chest
piece)nyang diletakkan di atas dada penderita pada waktu pemeriksaan.
ujung bagian dada ini ada dua macam:
1) ujung yang berbentuk corong
2) ujung yang lebar dengan diafragma.
Ujung yang berbentuk corong dipergunakan untuk mendengar bunyi
dengan berbagai frekuensi sedangkan ujung yang lebar dengan diafragma
hanya untuk bunyi dengan frekuensi yang tinggi saja, bunyi dengan
frekuensi yang rendah direndam oleh diafragma. ujung yang berbentuk
corong tidak boleh ditekan terlalu keras di atas kulit sebab kulit yang
tergang karena tekanan yang keras itu dapat berfungsi sebagai diafragma
sehingg bunyi yang berfrekuensi rendah tidak terdengar.

2. Sfigmomanometer dan balut Riva Rocci


Alat ini terdiri atas sebuah manometer yang dihubungkan dengan sebuah
kantong yang berbentuk balut, berdinding keras sehingga tidak dapat
diregangkan dan dapat diisi udara di dalamnya. Kantong atau balut ini
disebut Riva Rocci. Balut Riva Rocci ini dihubungkan pula dengan sebuah
pompa udara yang berguna untuk memasukkan udara ke dalam balut
tersebut.

Pompa

udara

ini

diperlengkapi

dengan

keran

untuk

mengeluarkan udara dari dalam balut. Manometer yang dipergunakan


pada oengukuran ini dapat manometer yang memakai pegas dan dapat
pula manomenet air raksa. dengan memompa udara ke dalam balut,
makan tekanan udara di dalam balut naik dan pompa balut ini lalu
mendesak jaringan yang berbalut sehingga arteri di bagian tengah terjepit.
Dengan terjepintya arteri ini kembali, udara di dalam balut dikeluarkan
dengan memutar keran yang terdapat di tangkai pompa udara.
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah Seseorang
Tekanan darah ditentukan oleh 2 faktor, yaitu faktor fisiologis dan
faktor patologis.Faktor fisiologis ialah faktor yang berkaitan langsung

terhadap kondisi jantung.Sedangkan faktor patologis adalah faktor yang


berhubungan dengan kondisi tubuh secara fisik.

Faktor fisiologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu, :


a. Kelenturan dinding arteri
b. Volume darah, semakin besar volume darah maka semakin tinggi
tekanan darah
c. Kekuatan gerak jantung
d. Viscositas darah, semakin besar viskositas maka semakin besar pula
resistensi terhadap aliran
e. Curah jantung, semakin tinggi curah jantung maka tekanan darah
meningkat
f. Kapasitas pembuluh darah, semakin besar kapasitas pembuluh darah
maka semakin tinggi tekanan darah.
Faktor patologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu, :
a. Posisi tubuh, baroresepsor akan merespon saat tekanan darah turun
dan akan berusaha menstabilkan tekanan darah
b. Aktifitas fisik, aktifitas fisik membutuhkan energy sehingga butuh aliran
yang lebih cepat untuk suplai O2 dan nutrisi (tekanan darah naik)
c. Temperature,

menggunakan

system

rennin-angiotensin

vasokonstriksi perifer. Temperature pun dapat berkaitan dengan


aktifitas, suhu yang tinggi diakibatkan karena aktifitas yang banyak
ssedangkan suhu yang rendah dikarenakan aktifitas yang cenderung
ringan
d. Usia, semakin bertambah usia, semakin bertambah pula tekanan
darah hal ini disebabkan oleh berkurangnya elastisitas pembuluh
darah
e. Jenis kelamin, wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah
karena komposisi tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga butuh
O2 lebih untuk pembakaran. Sedangkan pria yang memiliki banyak
aktifitas pun cenderung memiliki tekanan darah yg lebih tinggi

f. Emosi, emosi akan menaikkan tekanan darah karena pusat pengatur


emosi akan menset baroresepsor untuk menaikkan tekanan darah.
Emosi akan memicu kerja hormone adrenalin, adrenalin pria lebih
tinggi karena dipengaruhi oleh syaraf parasimpatis.
g. Makanan, makanan dapat menjadi pemicu tekanan darah yang tinggi,
diantaranya makanan yang mengandung garam (NaCl). Garam akan
mempengaruhi

retensi

Na+

dalam

darah

sehingga

dapat

menyebabkan penumpukkan Na+ dalam darah.


h. Hormon, hormon renin yang terdapat dalam ginjal memiliki peranan
untuk merangsang pengeluaran angiotensin yang kemudian akan
mempengaruhi rangsangan vasokonstriksi (penyempitan pembuluh
darah).
Berdasarkan faktor faktor yang telah dijelaskan diatas maka dapat
ditarik hipotesa bahwa tekanan darah seseorang dapat diketahui
berdasarkan faktor patologisnya. Jika seseorang yang terbiasa memiliki
aktifitas banyak maka akan memiliki tekanan darah yang tinggi sedangkan
sebaliknya jika seseorang memiliki aktifitas yg sedikit tekanan darahnya
pun akan cenderung menunjukkan angka normal.

CARA KERJA
Pengukuran tekanan darah arteri dalam praktikum ini didasarkan
atas cara pengukuran tekanan darah arteri yang dianjurkan oleh American
Heart Association. Orang yang akan diukur tinggi tekanan daranya
(probandus) disuruh berbaring dengan tenang. Kemudian lengan atas
probandus dibalut dengan Riva Rocci. Pembalutan harus cukup ketat dan
balut harus cukup lebar agar didapatkan hasil pengukuran yang
benar.Pengukur melakukan palpasi pada nadi pergelangan tangan
probandus. Setelah denyut nadi teraba, udara dipompa ke dalam balut
Riva Rocci sampai denyut nadi menghilang. Pada saati ini arteria
Brachialis sudah terjepit sehingga aliran darah di dalamnya terhenti.
pemompaan udara diteruskan sedikit lagi (+30 mmHg) dan pemeriksa
meletakkan ujung bagian dada stetoskop di atas lipatan siku probandus di
luar balut (pergunakanlah ujung bagian dada yang berbentuk corong).
Setelah ujung bagian dada stetoskop terletak dengan baik di lipatan siku
probandus, keran pada pompa udara dibuka dan udara mengalir keluar

dari dalam balut Riva Rocci sementara pemeriksa mendengar pada


stetoskop dengan seksama.
Pada suatu saat terdengar bunyi detak seperti bunyi detak jantung.
Bunyi ini ditimbulkan oleh benturan aliran darah pada balut Riva Rocci.
Setelah terdengar beberapa detak, timbulah suara mendesis mengiringi
detak tadi. Desis ini dikenal dengan istilah bising Korotkoff. Bising ini
terdengar makin keras semakin banyak udara yang dikeluarkan dari
dalam balut Riva Rocci. Pada suatu saat bising ini menjadi redup dan
kemudian menghilang, smenetara udara yang terdengar di dalam balut
Riva Rocci terus mengalir keluar sampai akhirnya balut kempis.
Ada dua peristiwa yang pelru diperhatikan dalam pengukuran ini:
1. Saat terdengarnya detak yang pertama. Pada saat ini darah di
dalam arteria Brachialis mulai mengalir dan jika dilakukan palpasi,
maka denyut nadi akan mulai teraba pada saat itu, Detak ini
terdengar pada saat tekanan sistolik mencapai puncaknya. Jadi
tekanan sistolik ini dapat diketahui baik dengan cara auskultatoar
maupun dengan cara palpatoar. tinggi tekanan sistolik terdarasebut
sama dengan tinggi tekanan di dalam balut riva Rocci seperti yang
ditunjukkan
oleh
jarum
manometer
pada
saat
itu.
2.Saat meredupnya bising Korotkoff. Dalam pengamatan yang
dilakukan oleh para peneliti, saat meredupnya bising korotkoff ini
ternyata bersamaan dengan saat tercapainya tinggi tekanan
diastolik. Saat ini dapat diketahui hanya dengan cara auskultatoar
saja. Tinggi tekanan diastolik ini sama dengan tinggi tekanan udara
di dalam balut Riva Rocci seperti yang ditunjukkan oleh jarum
manometer pada saat itu.
Bising Korotkoff diduga ditumbulkan oleh turbulensi aliran darah
pada arteria Brachialis. Ada peneliti yang berpendapat bahwa
turbulensi tersebut diakibatkan oleh kecepatan aliran darah yang
melampaui kecepatan kritis dan ada pula yang berpendapat bahwa
turbulensi tersebut diakibatkan oleh aliran darah di arteri di bawah
balut yang sempit itu tiba-tiba menerjang ke tempat yang lebar di
luar balut yang darah di dalamnya sedang keadaan statis. Kadangkadang, setelah bising Korotkoff meredup, ia masih terus terdengar
sampai balut Riva Rocci kempis.
Pengukuran tekanan darah arteri secara tidak langsung ini juga
dilakukan pada anak-anak. Dalam hal ini pengukuran dapat
dilakukan pada paha anak-anak. Untuk mendapat hasil yang teliti,
lakukanlah pengukuran ini beberapa kali dan biasakanlah
mengeluarkan udara dari dalam balut Riva Rocci tidak terlalu deras
(membuka keran tidak terlalu besar) sehingga angka yang
ditunjukkan oleh jarum manometer pada kedua saat yang oenting
tadi tidak terlangkahi.
2. Kadang-kadang bising Korotkoff menghilang untuk sementara
waktu di suatu daerah di antara tekanan sistolik dan tekanan

diastolik dan terdengar kembali dekat sebelum tercapai tekanan


diastolik. Menghilangnya bising Korotkoff ini dikenal dengan istilah
auscultation gap yang sebabnya sampai sekarang belum diketahui
orang. Pada pengukuran yang kurang teliti, auscultation gap ini
dapat mengacaukan bahwan memberikan hasil yang salah.
PEMBAHASAN
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada saat praktikum,
tekanan darah diukur berdasarkan metode secara tidak langsung dan
pengukuran dilakukan pada lengan bagian atas . Tekanan darah masingmasing praktikan diukur dalam beberapa keadaan, yaitu, pada saat posisi
duduk, berbaring, dan berdiri. Pengukuran juga dilakukan pada saat
praktikan melakukan kegiatan menggunakan otot dan otak. Sebelum
praktikan melakukan kegiatan, praktikan diukur tekanan darahnya dengan
menggunakan spigmomanometer. Kemudian praktikan melakukan
sejumlah aktivitas otot yaitu berlari kecil di tempat dan pengukuran
tekanan darah dengan spigmomanometer ini memperoleh hasil yang
sangatlah beragam antara 90/80 mmHg sampai 140/90 mmHg. Berdasarkan pada
referensi dan literatur, seluruh data yang dihasilkan tersebut masih
menunjukkan range tekanan darah yang normal. Tekanan darah sistolik
yang dianggap normal untuk orang dewasa adalah adalah 90 -130
mmHg, sedangkan tekanan diastolik y a n g n o r m a l u n t u k o r a n g
d e w a s a a d a l a h s e b e s a r 6 0 - 9 0 m m H g . A n g k a y a n g ditunjukkan
dalam tekanan sistolik selalu lebih besar dari angka diastolik karena
selama sistol, ventrikel kiri jantung memaksa darah untuk masuk ke aorta
dengan fase ejeksi (penyemprotan). Hal tersebut terjadi akibat adanya
perbedaan tekanan antara ventrikel dengan aorta. Sehingga ketika
katup yang membatasi atriumdengan aorta terbuka maka terjadi
perpindahan darah dari atrium ke aorta dengan ejeksi dan tekanan yang
besar.

Pada praktikum ini hanya dibahas faktor aktivitas. Apabila


dibandingkan dengan hasil pengukuran sebelum beraktivitas otot, ternyata
data menunjukkan bahwa tekanan darah setelah melakukan aktivitas otot
cenderung akan lebih tinggi. Dari hasil pengukuran rata-rata
didapatkan setelah melakukan praktikum, tekanan saat berdiri lebih tinggi dari
pada duduk dan tekanan saat duduk lebih tinggi d a r i p a d a b e r b a r i n g . H a l
t e r s e b u t d i k a r e n a k a n s e m a k i n t i n g g i a k t i v i t a s y a n g dilakukan
maka akan semakin tinggi pula aktivitas dari kerja jantung yang harus
mengeluarkan tenaga yang tinggi sehingga tekanan darah juga meningkat .
Tekanan darah yang meningkat ini dipengaruhi oleh tingkatan
aktivitas. Tekanan darah setelah beraktivitas lebih besar dibandingkan
dengan tekanan darah pada saat istirahat. Hal tersebut diakibatkan
karena pada saat beraktivitas sel tubuh memerlukan pasokan O2 yang
banyak akibat dari metabolisme sel yang bekerja semakin cepat pula
dalam menghasilkan energi. Sehingga peredaran darah di dalam pembuluh darah
akan semakin cepat dan curah darah yang dibutuhkan akan semakin
besar. Akibat adanya vasodilatasi pada otot jantung dan otot rangka serta
vasokontriksi arteriol yang menyebabkan arteriol menyempit dan kerja jantung tiap
satuan waktu pun bertambah sehingga volume darah pada arteriol akan
meningkat dan tekanannya pun akan meningkat.

Namun, ada praktikan yang hasil pengukurannya 90/80 pada saat


berbaring itu berarti paraktikan tersebut dalam keadaan yang sangat lelah
sehingga tekanan darahnya hampir rendah. Berdasarkan hal tersebut
dapat diketahui salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya
tekanan darah adalah situasi fisik seseorang yang akan dicek tekanan
darahnya .
KESIMPULAN

1. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan pada lengan atas.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu,


aktivitas fisik, jeniskelamin, usia, kesehatan, dll
3. P e n g u k u r a n

tekanan

darah

dapat

menggunakan

m e t o d e t i d a k l a n g s u n g dengan auskultasi dan palpasi yang


bisa menggunakan spigmomanometer (manual atau digital) dan
stetoskop.
4. Semakin berat aktivitas tubuh , semakin cepat curah jantung karena adanya
vasodilatasi di otot rangka dan jantung serta vasokontriksi di arteriol
pada organ-organ tersebut dan menyebabkan aliran darah ke
saluran pencernaan.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://vinnivicci.blogspot.com/2013/02/praktikum-fisiologipengukuran-tekanan.html
2. http://thegoebbeiz.wordpress.com
3. http://www.sentra-edukasi.com
4. Kimbal, Jhon W.1999.Biologi edisi 5.Jakarta : Erlangga
5. Evelyn.2000.Anatomi Fisiologi Manusia.Jakarta : Gramedia
6. www. Wikipedia.com
7.

http://tulisanmuti.blogspot.com/2010/01/tekanan-darah-tinggipenyakit-akibat.html

8.

http://www.infogue.com/article/2011/07/04/penyakit_hipotensi

Você também pode gostar