Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
berikutnya, dan selalu rakyat serta anak muda yang jadi korban.
kutukan ini.” Ini semua dengan harapan agar kutukan itu tidak
1
Tokoh-tokohnya:
2. Ken Arok
TEMBANG.
rudatin.
DIALOG : Anak muda yang sedang lupa diri, benarkah yang kaulakukan
itu. Aku tak rela semua ini terjadi. Ingat, ingatlah anak muda
2
mungkin tujuh turunan melayang jiwanya bersimbah darah.
kutukan kejam.
wurungo.
KAIN PUTIH ITU LENYAP BEGITU JUGA KEN AROK DAN EMPU
3
GENDON : Selamat malam.
KEN AROK : Oh selamat malam. Tampaknya aku pernah merasa kenal tetapi
KEN AROK : Bukan, tetapi sejarah negeri kita sendiri. Sejarah yang telah
alamatnya. Apa? Oh ya, don’t worry sayang aku bisa jaga diri.
KEN AROK : Oh tidak penting nama itu, tetapi kau pasti kenal dengan aku
4
KEN AROK : Sudahlah, kau pasti tahu sendiri siapa saya ini. Belum waktunya
kau tanya aku ini siapa. Kau sedang apa di sini? Kenapa kau
KEN AROK : Ya akulah pembunuh tetapi itu sejarahku masa lalu. Semua itu
lain, apalagi atas nama rakyat seperti sekarang ini. Atas nama
sendiri.
KEN AROK : Sama sekali belum pernah aku dihukum. Kau sendiri siapa anak
muda?
KEN AROK : Kau takut ketemu aku karena aku seorang pembunuh?
GENDON : Ya.
KEN AROK : Kenapa aku harus kau takuti meski aku nggak pernah dihukum.
Aku menyesal dan itu aku tak ingin lagi menjadi pembunuh
5
ingat apa yang telah aku lakukan. Aku ingin bertobat dan benar-
salah.
KEN AROK : Karena cinta dan dicintai akhirnya kami berdua sepakat untuk
GENDON : Bangsat bajingan kamu jahat. Sampai hati kau lakukan itu
busuk!
KEN AROK : Oh sabar anak muda jangan gampang emosi dan marah
6
KEN AROK : Anak muda, kenapa kau menangis? Tak pantas anak laki-laki
TELAPAK TANGANNYA.
KEN AROK : Hei anak muda hentikan tangismu itu. Tak selayaknya kau
ini.
GENDON : Kenapa?
membunuh?”
lupus siapa yang kuat dialah yang menang dan hukum rimba
KEN AROK : Tidak ada yang berani menghukumku. Aku penguasa, tetapi
Anak muda tampaknya kau punya beban berat dalam hidup ini.
7
Coba ceritakan!
GENDON : Tidak! Kalau aku sendiri tidak punya beban berat, tetapi kalau
melihat masa depan bangsa dan negara ini aku wajib punya,
KEN AROK : Stop stop jangan terlalu serius anak muda nanti hidupmu makin
remaja santai. Omong apa ini. Nggak bisa masa depan dihadapi
tua supaya saya juga menghadapi masa depan ini dengan jelas.
bapak sendiri.
KEN AROK : Stop berhenti, hentikan suaramu itu anak muda kalau tidak kau
8
MENANGIS SAMBIL MENUTUP MUKANYA DENGAN KEDUA TELAPAK
BERBUNYI.
GENDON : Hallo ada apa? Oh ya, ya aku segera pulang, tetapi sekarang
sayang.
KEMUDIAN MENDEKAT.
GENDON : Pak, kenapa diam, saya minta maaf kalau apa yang kukatakan
serius pak nanti makin berat pikiran bapak. Santai saja pak!
KEN AROK : Sekarang aku sudah tidak bisa berpikir serius juga tidak bisa
santai.
KEN AROK : Biasa saja berjalan tinggal mengalir seperti air mengalir.
9
GENDON : Tetapi enak kan, bapak tidak dihukum karena bapak seorang
dihukum. Ya kan?
KEN AROK : Jangan omong begitu kamu masih remaja dan muda. Belajar
GENDON : Lho yok apa se rek bapak ini. Katanya aku ini pengganti
generasi bapak harus kritis dan tak boleh santai. Omong begitu
GENDON : Terus bapak sampai sekarang kok tidak pernah dihukum atau
diadili?
KEN AROK : Lho siapa yang berani mengadili? Siapa yang berani
10
KEN AROK : Jadilah penguasa jangan jadi yang dikuasai.
persahabatan.
KEN AROK : Jangan dipikir penguasa itu tidak bisa dihukum. Aku juga
KEN AROK : (CEPAT) Stop! Jangan tergesa gesa menuduh nanti tak gebuk
kau.
KEN AROK : Terima kasih. Dihukum oleh anakku sendiri dan bukan anak
kandung.
KEN AROK : (CEPAT) Stop sekali lagi jangan cepat-cepat menuduh tidak
GENDON : Ya ya pak aku minta maaf aku harus tutup mulut dulu.
KEN AROK : Baikkah kau nanti pasti kenal dan tahu siapa sebenarnya aku ini.
11
anak cucuku saling berbunuhan untuk meraih harapannya dan
GENDON : Ya sabar sedikit sayang, aku belum puas kalau nggak tahu
selamat malam.
12
GENDON : Biasa teman-teman. Rekreasi ke Mall setelah ujian selesai.
KEN AROK : Enak kamu jaman global. Ada HP ya kan? Nama barang yang
GENDON : Oh ya.
GENDON : Ya.
KEN AROK : Malam ini aku merasa berbahagia sekali bisa ketemu denganmu.
menjadi panutan padahal aku tak bisa menipu diri, aku adalah
KEN AROK : Jangan tanya dulu namaku tetapi dengarkan seluruh kisah
13
mendengar seluruh kisahku?
kutukan kejam.
14
biadap, bangsa kami bangsa beradap. Hentikan hentikan segera!
Masa depan kita adalah masa depan cinta kasih. Masa depan
LANTAI PANGGUNG.
KEN AROK : Anak muda betapa berat beban yang harus kuterima selama ini
meskipun aku sendiri telah dibunuh anak tiriku sendiri. Aku rela
telah mati tetapi sumpah itu terus menerus akan hidup dalam
GENDON : Tidak bisa, aku muak dengan peristiwa itu. Hanya untuk
anak cucunya. Ini tidak adil dan ini tidak benar. Generasi ke
GENDON : Itu menurutku, menurut generasiku. Tak butuh perang tak butuh
sudah lewat.
menjilati telapak kaki para orang tua dulu. Tidak benar. Kita
harus berpikir. Kita punya akal mana yang benar dan mana yang
15
salah.
GENDON : Jangan omong salah dan benar. Semua orang berebut benar dan
KEN AROK : Aku senang sekali dan bahagia bertemu dengan anak muda
KEN AROK : Tolonglah anak muda. Setelah melihat kisah hidupku tadi
GENDON : Bapak sendiri yang salah dan yang lebih salah adalah sumpah
KEN AROK : Benar, akulah Ken Arok itu anak muda. Sekarang apa yang
16
siap menerima itu semua. Yang penting aku merasa bahagia
GENDON : Tetapi kenapa kau masih di sini Ken Arok? Bukankah kau
KEN AROK : Ya mungkin malam ini aku baru bisa ketempat abadiku setelah
itu. Terima kasih anak muda terima kasih. Pasti negerimu akan
menjadi lebih besar karena tidak selalu napak tilas barang yang
malam.
Ken Arok, Ken Arok ke mana kau pergi Ken Arok maafkan
aku, tetapi aku wajib untuk berkata tidak benar kepadamu dan
segera ke mall.
17
GENDON MELIHAT SEBENTAR KEMUDIAN LANGSUNG BERLARI
DENGAN HERAN.
GENDON : Hei Ken Arok dengarkan sumpahku ini. Kami anak-anak muda
Kami rindu damai kami rindu cinta kasih tidak rindu akan
Ken Arok adalah masa lalu, jaman sekarang adalah jaman rindu
18
LANGSUNG GENDON DIUSUNG OLEH COWOK CEWEK SAMBIL
BERGUMAM:
SELESAI
19