Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
METODOLOGI
1.1
1.2
primer dan sekunder. Metode pengumpulan data primer yakni melalui observasi
atau kunjungan industri, penyampaian materi dan melakukan pertanyaan secara
lisan kepada pemateri, sedangkan metode pengumpulan data sekunder yakni
dengan study literatur baik dari instansi terkait, buku manajemen mutu pangan,
browsing maupun dari lembaga pemerintah yakni antara lain Peraturan Menteri
Perindustrian RI No. 75/M-IND/PER/7/2010 tentang Pedoman Cara Produksi
Pangan Olahan yang baik (CPPOB), Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor
1098/MENKES/SK/VIIS/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga
dan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan
Pangan
1.2.1 Penyampaian Materi
Penyampaian materi tentang PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Pasuruan dilaksanakan didalam ruangan auditorium yang dapat menampung
sebanyak maksimal 80 orang. Penyampaian materi dilakukan oleh Bapak
Richwan Isdarwanra selaku pekerja di bagian Safety & Health Environment PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Pasuruan dengan penjelasan materi mengenai
profil perusahaan dan pengolahan mie yang terdapat pada perusahaan tersebut.
kerusakan,
maka
perbaikan
(servis)
dilakukan
dengan
cara
sudah habis, padahal mie masih terus berjalan di konveyor maka akan terjadi
penumpukan. Maka hal ini dlakukan untuk mencegah penumpukan
4. Ada dimanakan titik kritis dari proses pengolahan mie di PT. Indofood?
Titik kritis mie berada pada proses penggorengan (Frying) yakni apabila
tidak dikontrol akan menyebabkan turunnya mutu mie. Kadar air yang terlalu
tinggi menyebabkan mie cepat berjamur, sedangkan mie yang kadar airnya
kurang dari 3% menyebabkan mie mudah rapuh.
5. Bagaimana mendeteksi bumbu dobel?
Jalur packing ada tombol bel untuk mendeteksi bumbu ganda
dipencet tombolnya oleh operator Checker di ujung lain jalur packing
siaga checker mengambil mie yang bermasalah mi dirework
6. Bagaimana perlakuan sanitasi pekerja masuk ke ruang produksi?
Pekerja masuk dari pabrik langsung ke loker untuk berganti pakaian kerja,
menggunakan masker, untuk memasuki area produksi pekerja mengganti
sepatu. Pada area produksi pekerja diharuskan untuk mencuci tangan setiap 2
jam sekali dengan menggunakan sabun dan desinfektan untuk mencegah
tumbuhnya mikroba karena mikroba pada setiap 3 jam sekali dapat tumbuh.
7. Bumbu berasal dari mana?
Bumbu yang digunakan sebagai bahan tambahan mie diproduksi oleh
PT.indofood divisi Seasoning (indofood CBP food ingredients division)
kecamatan Gempol-Pasuruan.
8. Bagaimana melakukan pengecekan mie?
Pengecekan mie dilakukan oleh panel QC (Quality Control). Produk mie
yang telah jadi kemudian direbus lalu dicicipi oleh panelis QC.
9. Pada PT.Indofood divisi noodle, minyak apakah yang digunakan untuk
menggoreng. Apakah minyak tersebut aman?
Penggorengan yang digunakan yakni menggunakan sistem dicontinuous
frying: minyak dipanaskan pada suhu tertentu, ada penambahan minyak yg
telah dipanaskan terlebih dahulu, lalu disuplai terus menerus ke wadah
penggorengan (suhu dan volume minyak tetap konstan) sehingga kualitas
minyak tetap bagus. Pada FID terdapat standart mutu untuk pengecekan
BAB 2. PEMBAHASAN
Noodle, yaitu mie instan dalam kemasan bungkus dan mie telor yaitu mie yang
dalam proses pembuatannya tidak digoreng melainkan dikeringkan.
Produk yang dihasilkan telah terstandarisasi secara menyeluruh,
diantaranya bahan baku, parameter proses, mesin/peralatan, manpower (tenaga
kerja),dan barang jadi. Standarisasi yang berlaku disemua pabrik tersebut telah
disertifikasi oleh SGS melalui sertifikasi International Standard Operation (ISO)
termasuk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. juga memiliki Sertifikat Hazard
Analysis Critical Control Point (HACCP) dan Sertifikat halal yang berlaku untuk
semua produk internasional. Pada 21 Maret 1998 PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. memperoleh sertifikat manajemen mutu ISO versi 9001 yang
diserahkan di Jakarta pada 3 Maret 1999. Kemudian pada 5 Februari 2004 PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. diperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 (ISO
9001 versi 2000) dari badan akreditasi SGS International of Indonesia. Hal ini
ditunjukan melalui slogan yang terdapat pada logo Indofood The Symbol of
Quality Foods atau Lambang Makanan Bermutu yang mengandung
konsekuensi hanya produk bermutulah yang dihasilkan.
Produk bermutu tidak hanya dibuat dari bahan baku pilihan, tetapi
diproses secara higienis dan memenuhi unsur kandungan gizi dan halal. PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. memiliki orientasi pasar, dimana produksi
yang dilakukan oleh perusahaan disesuaikan dengan permintaan pasar. Perusahaan
selalu berusaha memenuhi kebutuhan konsumen, baik dalam kuantitas maupun
kualitas produk. Oleh karena itu, perusahaan selalu mengembangkan inovasi guna
memenuhi kepuasan pelanggan, khususnya selera konsumen.
Karakteristik perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi yang
dimiliki PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yakni bersifat mass production,
yaitu jenis barang yang diproduksi relatif sedikit tetapi dengan volume produksi
yang besar, permintaan produk tetap/stabil demikian juga desain produk jarang
sekali berubah bentuk dalam jangka waktu pendek atau menengah. Disamping
produksi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. pun turut memperhatikan
pemasaran
produk
sehingga
memungkinkan
perusahaan
untuk
semakin
rangka memberi isi dan arah terhadap perusahaan, untuk memudahkan personil
dalam melaksanakan aktivitasnya mencapai tujuan akhir yang telah ditentukan.
Bentuk struktur organisasi yang digunakan di PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. adalah struktur organisasi garis dan staf. Dalam organisasi ini
terdapat dua kelompok orang-orang yang berpengaruh dalam menjalani
organisasi, yaitu: (1) orang yang melaksanakan tugas pokok 11 organisasi dalam
rangka pencapaian tujuan,yang digambarkan dengan garis, dimana bawahan
hanya mengenal satu atasan sebagai sumber kewenangan yang memberikan
komando dan hubungan antara atasan dan bawahan bersifat langsung melalui
garis wewenang; dan (2) orang yang melaksanakan tugasnya berdasarkan keahlian
yang dimiliknya, orang ini berfungsi untuk memberikan saran-saran kepada unit
operasional, karyawan ini di sebut staf.
Kedudukan tertinggi di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. seorang
Manajer Umum (General Manager) dan dalam melaksanakan tugasnya dibantu
oleh Sekertaris Manajer, Manajer Umum ini membawahi: (1) Manajer Pabrik
(Factory Manager); (2) BPDQC (Branch Process Development and Quality
Control); (3) Manajer Keuangan (Finance and Accounting Manager); (4) Manajer
Pemasaran (Area Sales and Promotion Manager); (5) Manajer Personalia (Branch
Personnel Manager); dan (6) Purchasing Officer.
Manajer Pabrik (Factory Manager) membawahi: (1) Supervisor Produksi
(Production Supervisor); (2) Manajer Teknik (Technical Manager); (3) Manajer
Gudang (Warehouse Manager); dan (4) Supervisor PPIC (Production Planning
and Inventory Control).
Manajer Pengembangan dan Pengawasan Mutu Produk (Branch Process
Development and Quality Control Manager) membawahi: (1) Supervisor
Pengawasan Mutu Proses (Quality Control Process Supervisor); dan (2)
Supervisor Pengawasan Mutu Bahan Baku/ Produk Jadi (Quality Control Raw
Material/ Finished Gd Supervisor).
Manajer Keuangan (Finance and Accounting Manager) membawahi: (1)
Supervisor
Keuangan
(Finance
Supervisor);
(2)
Supervisor
Pengontrol
data, dan aliran kerja. Dilihat dari fungsinya, SOP berfungsi membentuk sistem
kerja dan aliran kerja yang teratur, sistematis, dan dapat dipertanggung jawabkan,
menggambarkan bagaimana tujuan pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
kebijakan dan peraturan yang berlaku, menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan
kegiatan berlangsung, sebagai sarana tata urutan dari pelaksanaan dan
pengadministrasian pekerjaan harian sebagaimana metode yang ditetapkan,
menjamin konsistensi dan proses kerja yang sistematik, dan menetapkan
hubungan timbal balik antar satuan kerja (Atmoko, 2011).
Penerapan SOP pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk sudah cukup
baik, sepanjang area pabrik. Dimasing-masing sudut terdapat penerapan SOP
antara lain terdapat diagram alir proses produksi pada tampak depan di area
pabrik, terdapat diagram alir evakuasi para pekerja apabila terdapat kebakaran,
sop pencucian tangan. Pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. pekerja telah
menerapkan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahan. Contohnya adalah
terdapat tata cara untuk memasuki ruang produksi, peraturan-peraturan yang
ditempel pada kamar mandi, cara kerja alat, peraturan sanitasi untuk pekerja
seperti pekerja tidak menggunakan perhiasan ketika melakukan proses produksi
serta menggunakan sepatu, hernet atau penutup kepala, masker, seragam yang
digunakan dalam ruang produksi dan sarung tangan sesuai dengan prosedur dalam
perusahaan, sebelum akan memasuki ruang produksi pekerja mencuci tangan
menggunakan sabun dan antiseptik yang bertujuan untuk mengurangi adanya
resiko kontaminasi yang disebabkan oleh mikroba pada tangan pekerja.
2.2.2.2 Penerapan SSOP
Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) adalah prosdur
tertulis yang harus digunakan oleh pemroses pangan untuk memenuhi kondisi dan
praktek sanitasi. SSOP merupakan bagian penting dari program prasyarat
untuk sistem Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). Program
prasyaratan perusahaan yang lain seperti penanganan keluhan konsumen dan
program producet recall juga dapat dimasukan. SSOP didasarkan pada
Current Good Manufacturing Practice (CGMP) yang bersifat wajib untuk
Keamanan air
Air yang digunakan pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Pasuruan digunakan untuk proses produksi, kegiatan sanitasi pekerja maupun alat
produksi. Instalasi yang digunakan tidak mengandung unsur yang menyebabkan
korosi. Keamanan air yang digunakan sesuai dengan SSOP. Menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI nomor 1098/MENKES/SK/VIIS/2003 bahwa air yang
digunakan untuk pengolahan harus memenuhi persyaratan air minum sehingga
tidak berisiko bagi kesehatan. Kualitas air bersih harus memenuhi syarat sesuai
dengan keputusan menteri kesehatan.
2.
frekuensi pembersihan alat yakni harian dan mingguan yakni setiap hari libur
(over all).
3.
dengan
pencucian
tangan
sebelum
masuk
ruang
produksi,
Makmur Tbk, diperoleh data bahwa fasilitas sanitasi seperti toilet pekerja
dibedakan antara laki-laki dengan perempuan. Jumlah setiap kamar mandi
karyawan perempuan maupun laki-laki masing-masing 2 buah dan terdapat
jamban di setiap kamar mandi. Fasilitas sanitasi antara lain terdapat tempat
sampah yang membedakan bahan organik maupun anorganik, terdapat sarana
pencuci tangan yang dilengkapi dengan sabun, tissue, serta hand dryer.
5.
7.
Pengawasan kondisi
kesehatan personil
kontaminasi
Perusahaan memberikan jaminan kesehatan kepada karyawan yakni dengan
BPJS Kesehatan untuk kesejahteraan bagi karyawannya. Selain itu, perusahaan
menerapkan sistem K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
8.
bertujuan untuk mencegah masuknya serangga terbang kedalam plant dan Fly
Trap yang berguna untuk menarik serangga yang terlanjur masuk kedalam area
proses.
2.2.3 Sistem ISO dan Standart Lain yang diterapkan
Sistem maupun sertifikat yang diperoleh dan diterapakan oleh PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk yakni ISO 9001, ISO 22000, Sistem Jaminan
Halal (SJH), Sertifikat Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP),
OHSAS 18001: 2007 (Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dan SNI
01-3551-2000 mengenai Mie Instan.
2.2.3.1 Sistem ISO 9001
ISO 9000 Series merupakan salah satu sistem manajemen mutu yang
formal serta diterapkan di hampir semua jenis organisasi, termasuk industri
otomotif. Sejak peluncuran pertamanya pada tahun 1987, ISO 9000 Series
mendominasi di semua bidang yang terkait dengan sistem manajemen mutu
bahkan mengecualikan beberapa issue di bidang kualitas lainnya. Seperti contoh :
birokrasi prosedur, paper work , tidak ada nilai tambah. Hal ini terjadi karena
standar ISO 9000 Series menjelaskan mengenai What, sehingga sangat
bergantung
kepada
penerimaan
suatu
organisasi
mengenai
pemahaman
dipersyaratkan/ditetapkan.
Artinya
apabila
organisasi
tidak
menyediakan
interprestasi
yang
tidak
sesuai
dari
organisasi.
Atau
jika
2. ISO 9002
Merupakan model sistem jaminan kualitas dalam prediksi dan instalasi.
ISO ini ditunjukkan pada kemampuan produksi instalasinya dan juga merupakan
standar yang lebih umum bagi pabrikasi dan bila digunakan terdapat suatu desain
yang merupakan syarat khusus bagi produksinya.
3. ISO 9003
Merupakan model sistem jaminan kualitas dalam inspeksi dan pengujian
akhir ISO. ISO ini merupakan sistem mutu model untuk menjamin mutu dalam
inspeksi akhir dan tes apabila produk dipasok dari suatu pabrik sesuai ayarat maka
perusahaan akan melakukan inspeksi dan tes produk yang memuaskan dan secara
terpisah maka akan dibutuhkan suatu sistem pengendalian dokumen, identifikasi
produk dan sistem penanganan,penyimpangan dan pelatihan.
4. ISO 9004
Digunakan untuk kepentingan intern dan bukan untuk situasi kotraktual.
Standar ini mencakup unsur unsur pokok yang ikut mempengaruhi sistem
jaminan kualitas termasuk di dalamnya tanggung jawab manajemen, pemasaran,
pengadaan, langkah pengendalian dan pemanfaatan sumber daya manusia, faktor
keamanan produk serta penggunaan metode statistik (Gaspersz, 1999).
Keuntungan perusahaan apabila memperoleh ISO 9000 antara lain:
a. ISO 9000 membantu perusahaan memenuhi permintaan pelanggan.
b. ISO 9000 membantu perusahaan memenuhi kepuasan pelanggan.
c. ISO 9000 membantu perusahaan meningkatkan kinerja mencapai tujuan
perusahaan.
kecelakaan
dan
penurunan
kesehatan
serta
mengurangi biaya
kompensasi hukum.
2.2.4 Diagram Alir Produk, Jenis Produk yang diproduksi, Hasil Kunjungan
2.2.4.1 Diagram Alir Produk
Tahapan pembuatan mie instan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
terdiri dari tahap pencampuran (mixing), pembentukan lembaran (roll-sheeting),
pembentukan untaian mie (slitting), pemotongan dan pelipatan
(cutting and
mendapatkan
adonan
yang
berat
basah dengan
atau menurunkan
angka inventer.
3. Pengukusan (Steaming)
Dalam proses ini untaian mie yang bergelombang menuju ke steam box
dengan menggunakan conveyor berjalan. Panas yang diberikan berasal dari uap air
dengan Suhu standart dari steamer dikondisikan pada suhu 90 -100
standar tekanan
C dengan
peningkatan suhu, ikatan H antara molekul amilosa dan molekul air cenderung
lepas. Molekul air pada tingkat energi lebih tinggi dapat memperlemah struktur
pati dan secara bertingkat terjadi hidrolisis molekul pati. Selama mengembang
granula pati melepaskan amilosa dan beberapa molekul amilopektin yang
mempunyai derajat polimerisasi lebih kecil dan meninggalkan granula secara
difusi (Kerr, 1950).
4. Pengeringan (Frying)
Setelah pengukusan, mie digoreng dengan minyak pada suhu 150160oC
selama 60-120 detik pada dicontinyu frying. Tujuannya agar terjadi dehidrasi
lebih sempurna sehingga kadar airnya menjadi 3%4%. Suhu minyak yang tinggi
menyebabkan air menguap dengan cepat dan menghasilkan pori-pori halus pada
permukaan mie, sehingga waktu rehidrasi dipersingkat. Teknik tersebut biasa
dipakai dalam pembuatan mie instan (Astawan, 1999).
Proses penggorengan dilakukan dengan suhu awal, suhu tengah, dan suhu
akhir selama kurang lebih 70 detik sehingga kadar air menurun, mie menjadi
kering dan padat. Tujuan dari proses penggorengan ini untuk mengawetkan mie
secara alami dengan cara mengurangi kadar air dalam minyak, kadar air menurun
dari 30% menjadi 3%. Suhu minyak yang tinggi akan menyebabkan air menguap
dengan cepat dan membentuk
pori-pori
halus
yang
dapat
mempercepat
mutu
minyak
yang digunakan
pada
proses
frying
dilakukan dengan penilaian kadar FFA (Free Fatty Acid) atau kandungan asam
lemaknya dengan pengambilan sampel 2x setiap shift pada tangki frying.
Pengendalian mutu pada proses frying juga dilakukan dengan penilaian waktu,
suhu, level minyak goreng dan adanya cemaran. Standar FFA minyak goreng max
0,1 waktu frying 76-80 detik. Pada proses frying penilain suhu harus diperhatikan,
standar suhu awal 100-110 oC, suhu tengah 120-130 oC, dan suhu akhir
140-150 oC karena untuk menghindari adanya peristiwa chashardening. Penilaian
level minyak goreng pada pengorengan mie instan 3,0-4,0 cm diatas mangkuk,
jika level minyak kurang dari standar maka minyak dalam frying harus
ditambah. Hal ini bertujuan agar mie instan yang dihasilkan matang secara merata.
Dalam proses penggorenan ini jika memenuhi standar maka masuk ke proses
selanjutnya jika tidak memenuhi standar bisa menaikan/mengurangi suhu
penggorengan.
5. Pendinginan (Cooling)
Setelah digoreng, mie ditiriskan dengan cepat hingga suhu 40 oC dengan
cooler. Prinsipnya mie disemprot dengan angin (blower) bertujuan agar minyak
memadat dan menempel pada mie. Selain itu juga membuat tekstur mie menjadi
keras. Pendinginan harus dilakukan sempurna, karena jika uap air berkondensasi
akan menyebabkan tumbuhnya jamur.
6. Pemberian Seasoning
Pemberian seasoning ini meliputi pemberian kecap, bumbu dan minyak.
Dalam proses ini tidak menggunakan mesin tetapi masih menggunakan tenaga
manusia (memanfaatkan SDM yang ada), pada proses ini tidak menggunakan
sarung tangan, hal ini bertujuan untuk keselamatan kerja, karena apabila
menggunakan sarung tangan dapat menyebabkan tersangkutnya sarung tangan
pada mesin.
7. Packing
Mie yang telah didinginkan kemudian dikemas dengan pengemas bersifat
kedap air, udara dan bau. Kemasan primer yang biasa digunakan adalah plastik
polipropilen atau polietilen. Kemasan ini bersifat sekali pakai. Dalam
penggunaannya, kemasan ini biasanya dilapisi dengan Oriented Polypropilen
(OPP). Pada etiket plastic tercantum:
Kode produksi
Produk A1527029 dapat diartikan bahwa mi instan diproduksi oleh regu A,
Kode kadaluwarsa
Exp 11122014 dapat diartikan bahwa mi instan baik untuk dikonsumsi
Packaging
Larutan Alkali
Pressing
Seasoning
Minyak, kecap
dan bumbu
Packing
Packaging
Penggudangan
Distribusi
sesuai
dengan
Peraturan
Menteri
Perindustrian
RI
No.75/M-
perencanaan yang memenuhi persyaratan teknik dan hygiene sesuai dengan jenis
pangan olahan yang diproduksi serta sesuai dengan jenis pangan olahan yang
diproduksi serta sesuai urutan proses produksi, sehingga mudah dibersihkan,
mudah dilakukan kegiatan sanitasi, mudah dipelihara dan tidak terjadi
kontaminasi silang antara produk. Hal ini dikarenakan pabrik yang didirikan
sudah lama sekitar tahun 1997, sehingga GMP yang digunakan masih standart
lama.
3. Fasilitas dan kegiatan sanitasi
Berdasarkan analisa fasilitas sanitasi dan kegiatan sanitasi pada PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Pasuruan, informasi yang diperoleh bahwa
kegiatan sanitasi dilakukan setiap hari yakni setiap hari. Selain itu, juga terdapat
pembersihan over all yakni setiap minggu. Berasarkan analisa fasilitas sanitasi
pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Pasuruan, diperoleh informasi bahwa
fasilitas toilet terdapat tissue atau pengering tangan (hand dryer), terdapat sarana
cuci tangan dilengkapi dengan air mengalir, terdapat petunjuk penggunaan,
terdapat SOP mengenai peringatan untuk mencuci tangan, dilengkapi dengan
sabun dan terdapat ventilasi pada toilet. Menurut Peraturan Menteri Perindustrian
RI No.75/M-IND/PER/7/2010 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan
yang Baik (CPPOB) bahwa fasilitas sanitasi pada bangunan pabrik/ tempat
produksi dibuat berdasarkan perencanaan yang memenuhi persyaratan hygiene.
4.
Alat Produksi
Berdasarkan analisa penerapan GMP pada penggunaan alat produksi PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Pasuruan, yakni semua peralatan yang digunakan
berbahan dasar stainless steel sehingga tidak menimbulkan karat, tidak mudah
mengelupas, tidak terdapat lubang, mudah dibersihkan serta berfungsi dengan
baik. Apabila terdapat kerusakan alat produksi, langsung dilakukan perbaikan
dengan menghentikan proses dan memberitahu QC (Quality Control). Alat
Produksi yang digunakan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Pasuruan telah
memenuhi persyaratan GMP. Menurut Peraturan Menteri Perindustrian RI
No.75/M-IND/PER/7/2010 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang
Baik (CPPOB) bahwa memantau peralatan yang kontak langsung dengan bahan
pangan olahan didesain, dikonstruksi dan diletakkan sesuai dengan alur proses
sehingga menjamin mutu dan keamanan produk yang dihasilkan.
5.
Hygiene Karyawan
Penerapan GMP berdasarkan aspek hygiene karyawan pada PT. Indofood
CBP Sukses Makmur Pasuruan, yakni pekerja sebelum masuk kedalam ruang
produksi sebelumnya melepaskan pakaian yang berasal dari luar dan melakukan
ganti pakaian berwarna putih di locker dan menggunakan sarung tangan, masker,
hairnet, sepatu warna biru, tidak menggunakan cincin maupun aksesoris lainnya.
Karyawan sebelum memasuki ruang pengolahan harus mencuci tangan terlebih
dahulu, menyemprot tangan dengan menggunakan etanol setiap 2 jam sekali,
kuku harus dipotong, tidak melakukan aktivitas seperti makan, meludah maupun
merokok. Kebersihan karyawan sangat diperhatikan dalam proses produksi karena
prinsip PT. Indofood CBP Sukses Makmur Pasuruan. Penerapan Hygiene
Karyawan sesuai dengan GMP (Good Manufacturing Practice), tetapi masih
terdapat karyawan yang ditemukan tidak memakai sarung tangan saat proses
pemberian seasoning, hal ini digunakan untuk keselamatan kerja karena apabila
menggunakan sarung tangan, sarung tangan dapat menyangkut pada mesin.
Sehingga, proses ini dikendalikan dengan penyemprotan etanol setiap 2 jam
sekali. Menurut Peraturan Menteri Perindustrian RI No.75/M-IND/PER/7/2010
tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) bahwa
hygiene dan kesehatan yang baik akan memberikan jaminan bahwa pekerja yang
kontak langsung maupun tidak langsung dengan pangan yang diolah tidak akan
mencemari produk. Oleh sebab itu, penerapan hygiene karyawan sangat di kontrol
pada perusahaan indofood, hal ini untuk menjaga kualitas dari produk yang
dihasilkan.
6.
Pengendalian Proses
Menurut Fauziah (2014) pengendalian proses dilakukan dengan tiga jenis
pasca produksi meliputi jenis dan jumlah bahan yang digunakan produksi, bagan
alir proses pengolahan, keterangan produksi, penyimpangan produk, jenis
kemasan dan produk pangan yang dihasilkan (Lukman, 2001).
Pengendalian proses PT. Indofood CBP Sukses Makmur Pasuruan antara
lain dengan terdapatnya persyaratan bahan baku yakni supplier harus memiliki
sertifikat Co-A (Certificate of Analysis), apabila bahan baku tidak memenuhi
spesifikasi maka bahan baku dikembalikan kepada pemasok. Meskipun bahan
baku yang digunakan berasal dari induk perusahaan itu sendiri seperi bimoli dan
tepung bogasari yang digunakan pada pengolahan mie instan di PT. Indofood
CBP Sukses Makmur Pasuruan.
Pengendalian pasca produksi seperti perbedaan kemasan yang digunakan
sehingga dapat membedakan jenis mie dengan brand dan perbedaan varian rasa.
Selain itu, pada kemasan dicantumkan kode produksi, tanggal kadaluarsa,
informasi gizi, komposisi bahan, label halal, berat bersih, nama produk dan cara
penggunaan produk. Pengendalian proses yang dilakukan PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Pasuruan telah sesuai dengan persyaratan GMP menurut
Peraturan Menteri Perindustrian RI No.75/M-IND/PER/7/2010 tentang Pedoman
Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) bahwa kemasan diberi label
yang jelas dan informatif untuk memudahkan konsumen dalam memilihm
menangani, menyimpan, mengolah dan mengkonsumsi produk. Selain itu,
penyimpanan bahan yang digunakan dalam proses produksi (bahan baku, bahan
tambahan dan bahan penolong, BTP) dan produk akhir dilakukan dengan baik
sehingga tidak mengakibatkan penurunan mutu dan keamanan pangan olahan.
7.
Manajemen Pengawasan
Manajemen pengawasan yang dilakukan pada setiap proses produksi oleh
kesehatan. Hal ini sesuai dengan persyaratan GMP menurut Peraturan Menteri
Perindustrian RI No.75/M-IND/PER/7/2010 tentang Pedoman Cara Produksi
Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) bahwa industry pengolahan pangan
seharusnya menunjuk dan menetapkan personil yang terlatih dan kompeten
sebagai penanggung jawab pengawasan keamanan pangan olahan.
8.
Standar
Operasional
Prosedur
Sanitasi
(SSOP)
adalah
prosedur
(over all). Menurut persyaratan SSOP yang tertera pada Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 362/Menkes/Per/IV/1998 ditinjau peralatan yang kontak
dengan makanan meliputi:
Permukaan utuh (tidak cacat) dan mudah dibersihkan.
Lapisan permukaan tidak terlarut dalam asam/basa atau garam-garam
yang lazim dijumpai dalam makanan.
Bila kontak dengan makanan, tidak mengeluarkan logam berat beracun yang
membahayakan yaitu :
1). Timah hitam (Pb)
2). Arsenikum (As)
3). Tembaga (Cu)
4). Seng (Zn)
5). Cadmium (Cd), dan
6). Antimon (Stibium)
Wadah yang digunakan harus mempunyai tutup yang menutup sempurna.
Kebersihannya ditentukan dengan angka kuman sebanyak-banyaknya 100/cm3
permukaan dan tidak ada kuman E. coli
c. Pencegahan Kontaminasi Silang
Menurut Fauziah (2014) kunci SSOP pada aspek pencegahan kontaminasi
silang yakni melakukan pencegahan dari bahan yang tidak saniter terhadap
produk, bahan kemasan produk dan permukaan peralatan yang dipakai langsung
untuk pangan, termasuk perlengkapan pengoahan, sarung tangan, dan pakaian
kerja dan dari produk akhir.
Analisa penerapan SSOP (Sanitation Standard Operating Procedure) pada
aspek pencegahan kontaminasi silang pada perusahaan PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk dilakukan tiga pencegahan yakni pencegahan kontaminasi dari
pekerja, pencegahan kontaminasi dari peralatan atau lingkungan dan pencegahan
kontaminasi dari bahan baku.
Pencegahan kontaminasi pekerja yakni dilakukan dengan pencucian
tangan sebelum masuk ruang produksi, menggunakan sarung tangan lengkap
dengan masker, pakaian kerja dengan pergantian setiap harinya, menggunakan
menggunakan
peralatan
dan
fasilitas
yang
bukan
untuk
keperluannya.
5). Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dansetelah keluar dari kamar kecil.
6). Selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan benar.
7). Selalu memakai pakaian kerja yang bersih yang tidak dipakai di luar
tempat jasaboga.
Bila ditinjau dari kondisi area produksi, PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk selalu dijaga kebersihannya dengan waktu pembersihan setiap hari,
pembersihan setiap minggu (over all) dan pembersihan tahunan pada saat lebaran.
Hal ini digunakan untuk mencegah adanya kontaminasi silang.
d. Kebersihan Pekerja
Berdasarkan analisa penerapan SSOP pada aspek keamanan air di PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, diperoleh data bahwa fasilitas sanitasi seperti
toilet pekerja dibedakan antara laki-laki dengan perempuan. Jumlah setiap kamar
mandi karyawan perempuan maupun laki-laki masing-masing 2 buah dan terdapat
jamban di setiap kamar mandi. Hal ini sesuai dengan persyaratan SSOP yang
tertera pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 362/Menkes/Per/IV/1998:
Kamar mandi :
1). Jasaboga harus dilengkapi kamar mandi dengan air kran mengalir dan saluran
pembuangan air limbah yang memenuhi pedoman plumbing Indonesia.
2). Jumlah harus mencukupi kebutuhan paling sedikit 1 (satu) buah untuk 1 10
orang dengan penambahan 1 (satu) buah setiap 20 orang.
Jumlah jamban harus mencukupi sebagai berikut :
Jumlah karyawan :
1 - 10 orang : 1 buah
11 - 25 orang : 2 buah
26 - 50 orang : 3 buah
yang
tertera
pada
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
Tidak mengidap penyakit menular seperti typhus, kolera, tbc dan lainlain atau
pembawa kuman (carrier).
h. Pemberantasan Hama.
Menurut Fauziah (2014) bahwa pemberantasan pengawasan binatang
pengganggu (pest control) menghindarkan unit pengolahan pangan dari investasi
binatang pengganggu. Termasuk didalamnya pembasmian dan pencegahan agar
tidak timbul hama disekitar industri pangan. SSOP berisi ruang penyimpanan,
fumigasi, pemasangan perangkap tikus di pintu masuk dan lain sebagainya.
Berdasarkan analisis SSOP (Standar Sanitation Operation Procedure)
yang telah diterapkan pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk pada aspek
pemberantasan hama yaitu terdapat plastic curtain yang bertujuan untuk
mencegah masuknya serangga terbang kedalam plant dan Fly Trap yang berguna
untuk menarik serangga yang terlanjur masuk kedalam area proses. Hal ini
sesuai dengan penerapan SSOP pada aspek pemberantasan hama persyaratan
SSOP
yang
tertera
pada
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kunjungan lapang di PT. Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk Pasuruan divisi noodle dapat disimpulkan bahwa:
1. PT. di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Pasuruan telah memiliki
sertifikat SNI, Sertifikat Jaminan Halal (SJH), sertifikat HACCP (Sistem
Jaminan Keamanan Pangan), sertifikat ISO 9001, ISO 22000, OHSAS 18001:
2007 (Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dan SNI 01-3551-2000
tentang Mie Instan.
2. GMP (Good Manufacturing Practices) dan SSOP (Standar Sanitation
Operation Procedure) belum diterapkan dengan baik pada terutama pada
kondisi bangunan tidak sesuai dengan persyaratan.
3. Titik Kritis (Critical Point) pada pengolahan mie PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk Pasuruan adalah pada proses penggorengan (Frying).
3.2 Saran
Sebaiknya sebelum diadakan factory visit, praktikan terlebih dahulu
mempelajari materi perkuliahan mengenai manajemen mutu yang mencakup
GMP, SOP, SSOP, HACCP dan sistem jaminan lainnya, sehingga pada waktu
kunjungan dapat mengobservasi bagian mana yang sudah menerapkan sistem atau
pedoman yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Codex
Alimentarius
Commission. 2003.
CAC/RCP
1-1969,
Rev.
Gaspersz, Vincent. 1997. Manajemen Kualitas Dalam Industri Jasa. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama
Kerr, RW. 1950. Chemistry and Industry of Starch. New York: Academic, inc.
(GMP). Pelatihan
Muhandri, Tjahja dan Darwin Kadarisman. 2006. Sistem Jaminan Mutu Industri
Pangan. Jakarta: IPB Press
Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999. 1999. Label dan Iklan Pangan.
Jakarta: Bharta Aksara
Surono, M. P. 2001. SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures).
Bogor : Fakultas Kedokteran Hewan. IPB.