Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan membuat asuhan keperawatan pada anak dengan hemofilia
dan dapat mengaplikasikannya ke kehidupan nyata.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Hemofilia merupakan gangguan koagulasi herediter atau didapat yang paling sering dijumpai,
bermanifestasi sebagai episode perdarahan intermiten (Price & Wilson, 2005).
Hemofilia merupakan gangguan koagulasi kongenital paling sering dan serius. Kelainan ini
terkait dengan defisiensi factor VIII, IX atau XI yang ditentukan secara genetik. (Wong, 2000).
Hemofilia merupakan gangguan koagulasi kogenital paling sering dan serius. Kelainan ini terkait
dengan defisiensi faktor VII, IX atau XI yang ditemukan secara genetik (Nelson, 1999, Hal.1736
)
Hemofilia adalah penyakit gangguan pembekuan darah yang diturunkan melalui kromosom X.
Karena itu, penyakit ini lebih banyak terjadi pada pria karena mereka hanya mempunyai
kromosom X, sedangkan wanita umumnya menjadi pembawa sifat saja (carrier). Namun, wanita
juga bisa menderita hemofilia jika mendapatkan kromosom X dari ayah hemofilia dan ibu
pembawa carrier dan bersifat letal. (http://www.info-sehat.com)
2.2. Etiologi
2.2.1. Faktor Kongenital
Bersifat resesif autosomal herediter. Kelainan timbul akibat sintesis faktor pembekuan darah
menurun. Gejalanya berupa mudahnya timbul kebiruan pada kulit atau perdarahan spontan atau
perdarahan yang berlebihan setelah suatu trauma.Pengobatan: dengan memberikan plasma
normal atau konsentrat factor yang kurang atu bila perlu diberikan transfuse darah.
2.2.2. Faktor Acquired
Biasanya disebabkan oleh defisiensi faktor II (protrombin) yang terdapat pada keadaan
neonatus, terutama yang kurang bulan
pembekuan faktor darah khususnya faktor II mengalami gangguan. Pengobatan: umumnya dapat
sembuh tanpa pengobatan atau dapat diberikan vitamin K.
2.3. Patofisiologi
Hemofilia merupakan gangguan koagulasi herediter atau didapat yang paling sering dijumpai,
bermanifestasi sebagai episode perdarahan interniten. Hemofilia disebabkan oleh mutasi gen
faktor VIII (FVIII) atau faktor (FIX), dikelompokkan sebagai hemofilia A dan hemofilia B.
kedua gen tersebut terletak pada kromosom X, sehingga termasuk penyakit resesif terkait-X
(Ginsberg, 2000).
Dua jenis utama hemofilia yang secara klinis identik adalah: (1) hemofilia klasik atau hemofilia
A, yang ditemukan adanya defisiensi atau tidak adanya aktivitas faktor antihemofilia VIII, dan
(2) penyakit Christmas, atau hemofilia B, yang ditemukan adanya defisiensi atau tidak adanya
faktor IX. Hemofilia diklasifikasikan sebagai (1) berat, dengan kadar aktivitas faktor kurang dari
1%, (2) sedang, dengan kadar aktivitas diantara 1% dan 5%, serta (3) ringan, jika 5% atau lebih.
Perdarahan spontan dapat terjadi jika kadar aktivitas faktor kurang dari 1%. Akan tetapi, pada
kadar 5% atau lebih, perdarahan umumnya terjadi berkaitan dengan trauma atau prosedur
pembedahan. Manifestasi klinis meliputi perdarahan jaringan lunak, otot, dan sendi, terutama
sendi-sendi yang menopang berat badan, disebut hemartrosis (perdarahan sendi). Perdarahan
berulang ke dalam sendi menyebabkan degenrasi kartilago artikulasris disertai gejala-gejala
artritis. Perdarahan retroperitoneal dan intracranial merupakan keadaan yang mengancam jiwa.
Derajat perdarahan berkaitan dengan banyaknya aktivitas faktor dan beratnya cedera. Perdarahan
dapat terjadi segera atau berjam-jam setelah cedera. Perdarahan karena pembedahan sering
terjadi pada semua pasien hemofilia, dan segala prosedur pembedahan yang diantisipasi
memerlukan penggantian faktor secara agresif sewaktu praoperasi dan pascaoperasi sebanyak
lebih dari 50% tingkat aktivitas (Price, 2005).
2.4. Pathway
a.
2.6. Klasifikasi
Hemofilia A timbul jika ada defek gen yang menyebabkan kurangnya factor pembekuan VIII
(AHG)
Hemofilia B disebabkan kurangnya faktor pembekuan IX (Plasma Tromboplastic Antecendent)
Hemofilia berdasarkan etiologinya di bagi menjadi dua jenis:
2.6.1. Hemofilia A
Hemofilia A dikenal juga dengan nama Hemofilia Klasik : karena jenis hemofilia ini adalah yang
paling banyak kekurangan faktor pembekuan pada darah. Kekurangan faktor VIII protein pada
darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.
2.6.2. Hemofilia B
Hemofilia B dikenal juga dengan nama Chrismas disease : karena ditemukan untuk pertama
kalinya pada seorang bernama Steven Chrismas asal kanada.
Hemofilia ini di sebabkan karena kurangnya faktor pembekuan IX . dapat muncul dengan bentuk
yang sama dengan tipe A.
Gejala ke dua tipe hemofilia adalah sama, namun yang membedakan tipe A / B adalah dari
pengukuran waktu tromboplastin partial deferensial.
Dapat muncul dengan bentuk ringan, berat, dan sedang.
a.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
HEMOFILIA PADA ANAK
3.1. Pengkajian
3.1.1.
Data Subjektif
3.1.1.1.Identitas Pasien
Biasanya lebih banyak terjadi pada pria.
3.1.1.2.Riwayat Penyakit Sekarang
Sering
terjadi
nyeri
pada
luka,
pembengkakan,
perdarahan
pada jaringan
lunak,
penurunan mobilitas, perdarahan mukosa oral, ekimosis subkutan diatas tonjolan-tonjolan tulang.
3.1.1.3.Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga ada yang menderita penyakit hemofilia.
3.1.1.4.System Saraf Pusat
Konfusi
Keletihan
Sakit kepala
3.1.1.5.System Gastrointestinal
Perdarahan rektum
3.1.1.6.System Kardiovaskuler
Perdarahan hidung
3.1.1.7.System Pernapasan
Sesak napas
3.1.1.8.System Genitourinaria
Menstruasi hebat
3.1.1.9.System Integument
Kulit lembab
3.1.1.10.
System Muskuloskeletal
Konfusi
Keletihan
Pening
Sakit kepala
3.1.2.2.System Gastrointestinal
Melena
Hematemesis
3.1.2.3.System Kardiovaskuler
Hipotensi
Takikardia
3.1.2.4.System Pernapasan
Hiperpnea
Stridor
Sesak napas
3.1.2.5.System Genitourinaria
Hematuria
Menoragia
3.1.2.6.System Integument
Pteki
Purpura
Ekimosis
3.1.2.7.System Muskuloskeletal
Hemartrosis
Pembengkakan sendi
Deformitas tulang
Gangguan RPS
APTT memanjang
3.1.3.2.Hemofilia B
Defisiensi faktor IX
APTT memanjang
Sedang
Hemoragi
Distress pernapasan
Syok hipovolemik
3.2.
Diagnosa keperawatan
3.3.
Intervensi Keperawatan
Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung adanya perubahan status
kesehatan dan penyebab penyakit.
Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan seperti NGT/ TPN sehingga
intake cairan yang adekuat dapat dipertahankan
4. Nyeri
5. Resiko kekurangan volume cairan
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Hemofilia adalah gangguan koagulasi kongenital paling sering dan serius. Kelainan ini terkait
dengan defisiensi faktor VIII,IX,atau XI yang ditentukan secara genetik. Hemofilia terjadi akibat
beberapa kelainan gen yang sifatnya diturunkan; diturunkan melalui ibu dan hampir selalu
menyerang anak laki-laki. Hemofilia terbagi atas 2 jenis: Hemofilia A (hemofilia klasik) yang
disebabkan oleh defisiensi faktor VIII. Tipe hemofilia ini bertanggung jawab terhadap sebesar
80% dari seluruh anak yang terjangkit, dan dapat diklasifikasikan sebagai ringan, sedang, berat.
Hemofilia B (chrisstmas disease) terjadi karena kekurangan faktor IX. Hemofilia B juga
diklasifikasikan
menjadi
sedang,ringan,berat.
Penyakit
ini
perlu
penanganan
penatalaksanaan medis dan asuhan keperawatan yang sesuai, baik dan benar.
dengan
DAFTAR PUSTAKA