Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
kali
ditampilkan.
penambahan
larutan
pentiter dan
dibaca
angka yang
Persiapan Alat
pH meter
Dinyalakan selama 15 menit untuk pemanasan distandarisasi
dengan pH 4,3 dan 9,4
Elektroda
Dicuci dengan botol semprot
Dikeringkan dengan tissue
Alat siap pakai
Titrasi Potensiometri
25 mL larutan NaOH 0,1 N
Dimasukkan dalam gelas kimia
Elektroda dimasukkan dalam gelas kimia yang
berisi larutan NaOH
Distandarisasi dengan mencatat pH
25 mL HCl dalam beaker gelas (+ magnetic stirrer)
Ditambahkan aquades (potensial awal),
dititrasi menggunakan NaOH dengan setiap
penambahan 1 ml, lalu dicatat pH
pH
3. Membuat kurva titrasi, yakni plot antara pH dengan mL NaOH yang
ditambahkan.
4. Menentukan volume titik ekuivalen dan molaritas HCl
PEMBAHASAN
Pada praktikum potensiometri (pengukuran pH) kali ini bertujuan untuk
menetapkan titik akhir titrasi dan menentukan kadar sampel yang digunakan.
Dimana sampel yang digunakan adalah larutan HCl 0,109 M.
Potensiometri adalah salah satu metode penentuan konsentrasi zat
melalui pengukuran nilai potensial. Nilai potensial yang diukur setiap
penambahan volume titran tertentu akan diplotkan menjadi kurva titrasi dan
akan didapatkan titik ekuivalen titrasinya. Volume pada titik ekuivalen titrasi
tersebut adalah volume titran yang akan digunakan dalam perhitungan
selanjutnya. Dalam potensiometri ini, tidak digunakan indikator karena dengan
pengukuran potensial larutan sudah bisa didapatkan titik ekuivalennya dari
kurva (Underwood 1998). Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik
ekivalen sehingga data yang dihasilkan dianggap memiliki kesalahan yang kecil.
Di dalam pH meter terdapat elektrode gelas yang berfungsi sebagai
elektrode indikator. Elektrode indikator adalah elektrode yang potensialnya
bergantung pada konsentrassi ion yang akan ditetapkan dan dipilih
berdasarkan jenis senyawa yang hendak ditentukan (Widjaja, dkk., 2008).
Karena pada percobaan ini yang ditetapkan adalah pH yang memiliki
berhubungan dengan konsentrasi ion H+, digunakan elektrode indikator yang
potensialnya bergantung pada konsentrasi ion H+, yaitu elektrode gelas.
Setiap penambahan larutan NaOH pada volume tertentu, dilakukan
pengukuran pH dengan pH meter dan angka yang ditunjukkan oleh pH meter
dicatat. Titik akhir titrasi dari larutan HCl sampel ditentukan dengan cara
melihat lonjakan perubahan pH yang terjadi secara drastis dengan perubahan
volume pentiter (larutan NaOH) yang kecil (Susanti, dkk., 2011). Adapun
reaksi yang terjadi :
NaOH + HCl
NaCl + H2O
konsentrasi ion hidrogen dalam larutan HCl, semakin banyak ion hidrogen yang
masuk ke dalam lapisan gelas tadi. Hal ini menyebabkan pada saat awal-awal
titrasi, nilai pH kecil. Dengan bertambahnya pentiter yang ditambahkan,
semakin sedikit ion hidrogen yang terdapat dalam larutan HCl karena ion
hidrogen akan bereaksi dengan ion hidronium (OH -) dan membentuk air. Hal
ini akan menyebabkan ion hidrogen yang memasuki lapisan gelas juga semakin
sedikit sehingga muatan elektrode gelas berkurang, maka nilai pH pun
meningkat. Hal ini dapat dilihat pada kurva hubungan antara pH dan volume
pentiter.
Prinsip yang digunakan yaitu titrasi potensiometri secara asam basa yaitu
larutan NaOH 0,104 M berfungsi sebagai pentiter yang dimasukkan ke dalam
buret dan larutan HCl dengan konsentrasi kurang lebih 0,109 M sebagai
larutan sampel yang nantinya akan ditentukan kadarnya. Volume larutan HCl
yang dimasukkan adalah 25 ml dan kemudian ditambahkan aquades. Tujuan
penambahan aquades ini adalah agar pH meter yang digunakan dapat tercelup
ke dalam larutan sehingga memaksimalkan kerja dari pH meter tersebut.
Kemudian, larutan pentiter yaitu NaOH 0,104 M ditambahkan sedikit demi
sedikit melalui kran ke dalam erlenmeyer yang telah mengandung larutan
Kesimpulan :
1.
2.
Titik akhir titrasi yang diperoleh adalah 21,488 ml, dihitung berdasarkan
volume NaOH yang menyebabkan terjadinya lonjakan pH yang drastis
3.