Você está na página 1de 39

Teori Perencanaan Kota

Pertemuan ke 7
29/10/12

PERENCANAAN
PRASARANA
PERKOTAAN dan
PELAYANAN KOTA
Oleh:
Irfandi A. Wahab

Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik


Universitas Syiah Kuala
2012

MATERI PEMBELAJARAN
Neighborhood Unit Formula (Pherry)
Prasarana umum dan fasilitas lingkungan.
Kebutuhan prasarana berdasarkan jumlah
penduduk.
Sumber pembiayaan.
Teknik Survey prasarana kota.

TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa dapat memahami teori
Neighborhood Unit Formula (Pherry).
Mahasiswa dapat menjelaskan kebutuhan
prasarana umum dan fasilitas lingkungan.
Mahasiswa dapat menjelaskan sumbersumber pembiayaan perkotaan.
Mahasiswa dapat melakukan survey
prasarana kota.

NEIGHBORHOOD
UNIT
(Satuan Lingkungan)

NEIGHBORHOOD UNIT
Orang pertama yang mengenalkan konsep
neightborhood unit adalah Sir Ebennezer Howard
(1850 1928) yang mencoba mengangkat sistem
dan bentuk komunitas tradisional perdesaan sebagai
komunitas ideal yang perlu dikembangkan di
perkotaan
Konsep Garden City dirancang secara komprehensif,
dimulai dari suatu satuan lingkungan
(neighborhood unit), yang mengelompok membentuk
gugusan lingkungan hunian, secara fungsional dan
integral yang ditempatkan mengelilingi pusat
kegiatan kerja, komersial, pendidikan, rekreasi,
transportasi dan ruang terbuka hijau yang luas.

NEIGHBORHOOD UNIT
Pada kota-kota tradisional, kota masih terbagi dalam unitunit kelompok rumah tinggal atau unit-unit fungsional
spesifik yang homogen, yaitu dikenal sebagai neighborhood
tradisional yang diikat oleh ikatan sosial kekerabatan.

NEIGHBORHOOD UNIT

Foto Udara Letchworth Garden City, 1937

Peta Rencana Letchworth Garden


City, Inggris

Letchworth Garden City adalah sebuah kota di


Hertfordshire, Inggris. Nama kota ini diambil dari
salah satu dari tiga pedesaan yang
mengelilinginya. Direncanakan pada tahun 1903

NEIGHBORHOOD UNIT

Foto udara Menteng, 1939


Peta Rencana Awal Menteng

Merupakan kawasan permukiman dan kota taman di Indoneisia. Direncanakan oleh


P.A.J Moojen, arsitek Belanda dengan pola radial sehingga menyebabkan banyak
terjadinya pertemuan dengan sudut jalan yang tajam.

NEIGHBORHOOD UNIT
Neighborhood unit diadaptasi oleh Clarence Perry
pada tahun 1929 sebagai suatu konsep untuk
merencanakan suatu lingkungan yang berlandaskan
suatu pemikiran sosial psikologis, sebagai suatu
jawaban untuk mengatasi penurunan kualitas
kehidupan masyarakat di negara-negara industri
saat itu.
Perry mengidentifikasikan neighborhood unit sebagai
suatu unit permukiman yang mempunyai batas yang
jelas, yaitu:
diukur atas
dasar
keefektifan
jarak jangkau
Neigborhood
yang
ideal
akan merangkum
seluruh
fasilitaspejalan
publikkaki
dan kondisi-kondisi yang diperlukan
terjadinya
langsung
sertadan
oleh
rata-ratakontak
keluarga
bagiindividual
kenikmatan
ketersediaan fasilitas pendukung kebutuhan
kewajaran hidup sekitar rumah mereka.
permukiman.

NEIGHBORHOOD UNIT
Prinsip perencanaan neighborhood unit menurut Perry:
Size (Ukuran), pembangunan unit tempat tinggal harus
menyiapkan perumahan dengan ukuran populasi
tertentu yang mensyaratkan diperlukannya satu sekolah
dasar (elementary school), dimana area yang diperlukan
tergantung pada tingkat kepadatan populasi.
Boundaries (Batas), pada setiap sisi unit lingkungan
dibatasi oleh jalan-jalan arteri dengan kelebaran yang
memadai sehingga dapat dipakai sebagai lalu lintas
cepat, yang tidak menembus daerah permukiman
tersebut.
Open Space (Ruang terbuka), harus disediakan sistem
taman dan ruang kecil yang direncanakan untuk
memenuhi kebutuhan individu yang mendiami
lingkungan perumahan tersebut.

NEIGHBORHOOD UNIT
Prinsip perencanaan neighborhood unit menurut Perry:

4. Institution Sites (Area-area institusi), area untuk sekolah dan


institusi yang melayani lingkungan perlu disediakan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam lingkungan terbuat
dan hendaknya ditempatkan secara berkelompok di sekitar
sebuah titik umum atau titik pusat.
5. Local Shops (Pertokoan setempat), satu atau lebih pertokoan
lokal yang cukup memadai bagi populasi yang dilayani,
hendaknya diletakan diseputar permukiman dan lebih baik lagi
disekitar pertemuan jalur-jalur lalu lintas yang mengikat
beberapa lingkungan.
6. Internal Street System (Sistem jalan internal), setiap unit
perlu dilengkapi dengan sistem jalur khusus, sehingga setiap
jalan raya disesuaikan dengan beban lalu-lintas yang mungkin
dan jaringan jalan sebagai suatu keseluruhan dirancang untuk
memudahkan sirkulasi di dalam lingkungan tersebut, dan
hendaknya dicegah penggunaan sebagi jalur lalu-lintas cepat.

NEIGHBORHOOD UNIT
Ada beberapa prinsip atau kaidah dalam penentuan perencanaan
pembentukan unit neighborhood yang lebih baik (Golany, 1984
dalam Ujianto 1994), yaitu:
Prinsip Social Integrity, terjadinya kesatuan ikatan sosial
kemasyarakatan.

Prinsip Social Identity, terjadi ciri khusus serta tumbuhnya


identitas sosial kemasyarakatan.
Prinsip Social Governance, terjadinya pengaturan dan
pengelolaan (swakelola dalam pengaturan unit hunian).
Prinsip Sharing System, terjadinya tukar menukar pelayanan
untuk memenuhi berbagai kebutuhan dari pusat-pusat
pelayanan yang ada dilingkungannya.
Prinsip Self Containment, terjadinya pemenuhan kebutuhan
(sehari-hari) bagi warga huniannya oleh pusat pelayanan yang
ada di lingkungannya.

NEIGHBORHOOD UNIT
Untuk menjamin dapat terlaksananya konsep Neigborhod unit,
Clarence Perry membuat ketetapan untuk terpenuhinya
kebutuhan sosiopsikologis permukiman. Syarat-syarat tersebut
adalah:
Memiliki jarak layanan yang mudah dicapai dengan berjalan
kaki, dimana daya jangkau jarak layanan efektif setiap
fasilitas pelayanan sosial akan mempengaruhi ukuran
neigborhood;
Jumlah warga, yaitu ukuran jumlah anggota menghasilkan
suatu ukuran kepadatan yang memungkinkan tingkat ikatan
fisik dan area komunitas tetap tinggi, dengan tetap menjaga
keseimbangan dengan daya dukung alam.
neighborhood merupakan unit fisik (formal entity) dan sekaligus sebagi
unit sosial (fungtional entity).
konsep mengenai neighborhood unit merupakan alat untuk
merencanakan lingkungan permukiman atas dasar kebutuhan sosio
psikologi.

PRASARANA
UMUM
PERKOTAAN

PRASARANA UMUM PERKOTAAN


Perencanaan Prasarana Kota berkaitan dengan :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
kota
2. Karakteristik Komponen Prasarana dasar Perkotaan
3. Hubungan pembangunan Prasarana dasar
perkotaan dengan pengembangan kota

PRASARANA UMUM PERKOTAAN


Definisi
Salah satu komponen pendukung utama dari struktur
ruang suatu wilayah kota adalah ketersediaan
prasarana dan sarana pendukung sebagai prasyarat
terselenggaranya aktivitas fungsional di atasnya.
Prasarana adalah komponen-komponen pelayanan
publik yang berfungsi mendukung kegiatan-kegiatan
publik.
Sarana adalah fasilitas umum yang digunakan untuk
menampung kegiatan sosial dan ekonomi penduduk.

PRASARANA UMUM PERKOTAAN


Tujuan Penyediaan Prasarana Perkotaan
Penyediaan prasarana bertujuan untuk mendukung

kegiatan-kegiatan publik agar dapat berjalan dengan


optimal.
Prasarana bertujuan agar ruang-ruang yang

diperuntukkan bagi kegiatan publik dapat berfungsi


dengan baik.
Penyediaan sarana bertujuan agar kegiatan sosial

dan ekonomi masyarakat dapat tertampung dengan


baik.

PRASARANA UMUM PERKOTAAN


Urbanisasi
Pertumbuhan
Kualitas
Heterogenitas
Tuntutan dan Persepsi

Pembangunan Fisik
Pengembangan Sosial
Pembangunan Ekonomi

Penyediaan
Kualitas
Kesinambungan
Pelayanan
Keterjangkauan

Globalisasi
Desentralisasi
Otonomi Daerah
Good Governance
Reformasi

Ketersediaan
Keteraturan
Aksesibilitas
Lokasi

PRASARANA UMUM PERKOTAAN


Prasarana Dasar Perkotaan berkaitan dengan
Kerangka Dasar sistem Perkotaan yaitu ada 2
(dua) Tipe Infrastruktur :
Social Infrastructure
Economic Infrastructure

PRASARANA UMUM PERKOTAAN


Komponen Prasarana
Jalan.
Air bersih.
Pembuangan Sampah.
Drainase.
Sanitasi.
Listrik.
Telepon.

PRASARANA UMUM PERKOTAAN


Komponen Sarana
Sarana Pemerintahan.
Sarana Pendidikan.
Sarana Peribadatan.
Sarana Pelayanan Kesehatan
Sarana Perdagangan dan Jasa.
Sarana Olahraga dan Rekreasi.
Sarana Ruang Terbuka
Sarana Sosial/budaya
Sarana Transportasi.
Sarana Lainnya.

PRASARANA
UMUM PERKOTAAN

PRASARANA UMUM PERKOTAAN

PRASARANA
UMUM PERKOTAAN

WISMA

Perumahan

Produksi
Ekonomi

MASYARAKAT
KOTA

PERKEMBANGAN
KOTA

PERKEMB.
FASILITAS
SOSIAL

PENGEMB.
PRASARANA
KOTA

KARYA

LINGKUNGAN
KOTA

EKONOMI
PERKOTAAN

Pelayanan
Sosial

Pelayanan
Ekonomi

Pel.Perdagangan
Pelay.umum
Perbankan
Hotel

MARGA

SUKA

Pelayanan
Sosial
Ekonomi

Jaringan
Pergerakan
PENYEMPURNA

URBAN
DEVELOPMENT
PROCESS

Industri
Pertambangan
Manifaktur
Perdagangan
Pemerintahan
Pendidikan
Kesehatan
Agama
Fasilitas Social
Tanah pekuburan

Fasilitas
Sosial.

PERKEMB.
FASILITAS
EKONOMI

Kepadatan Tinggi
Kepad. Menengah
Kepad. rendah

Utilitas
Umum

Rekreasi
Taman kota
Gel.Olah Raga
Kebudayaan
Perpustakaan
Stasion KA
Bandara
Pelabuhan
Terminal
Moda transportasi
Jalan Arteri
Jalan Kolektor
Jalan Lokal
Kaki Lima
Trans.Sungai/Laut
Air Bersih
Drainase
Sanitasi
Listrik
Telekomunikasi

HUBUNGAN
FUNGSIONAL
KOTA

POLA
KOTA

PEMANFAATAN
LAHAN

TATA
GUNA
LAHAN
KOTA

PRASARANA UMUM PERKOTAAN


Karakteristik komponen dasar prasarana
perkotaan
Meliputi :
Input output bagi penduduk.
Air bersih, listrik

Penduduk
sampah

Pengangkutan:

Jalan, telepon

Jangkauan Pelayanan
Pembangunan jalan terlebih dahulu
Alternatif pengadaan prasarana kota

air hujan, drainage,

KEBUTUHAN PRASARANA PERKOTAAN

Faktor Pertimbangan Penyediaan Prasarana


Jalan
1) Tipologi Kota (Besar, Sedang, Kecil)
2) Struktur Tata Ruang Kota
3) Ketersediaan Lahan ratio luas lahan 5 %
dari luas wilayah

4) Klasifikasi fungsi jalan


5) Ratio panjang jalan / jumlah penddk
panjang 0,6 Km/ 1000 jiwa

KEBUTUHAN PRASARANA PERKOTAAN

Faktor Pertimbangan Penyediaan Prasarana Air


Bersih
1) Jumlah penduduk
2) Kawasan yang diprioritaskan
3) Tipologi kota (besar, sedang, kecil)
4) Ketersediaan sumber air bersih

5) Skala / cakupan pelayanan

KEBUTUHAN PRASARANA PERKOTAAN

Faktor Pertimbangan Penyediaan Prasarana


Drainase
1) Kepadatan penduduk dan kepadatan
permukiman.
2) Kawasan prioritas dan mendesak untuk
penanganan (rawan bencana).
3) Luas area kawasan tergenang.

KEBUTUHAN PRASARANA PERKOTAAN

Faktor Pertimbangan Penyediaan Prasarana Air


Limbah
1) Kondisi fisik alami kawasan.
2) Tipologi kawasan (Besar, Sedang, Kecil)
3) Kawasan yang diprioritaskan
4) Program pembangunan yang sedang
berjalan.
5) Melayani 80 % dari seluruh jumlah
penduduk.

KEBUTUHAN PRASARANA PERKOTAAN

Faktor Pertimbangan Penyediaan Prasarana


Sampah
1) Jumlah penduduk
2) Kawasan prioritas pusat kota; permukiman
kepadatan > 100 jw/ha; kawasan industri;
kawasan dengan limbah B3 (medical waste)

KEBUTUHAN PRASARANA PERKOTAAN

Faktor Pertimbangan Penyediaan Prasarana


Telekomunikasi
1) Jumlah penduduk dan perkiraan target
pengguna / pelayanan.
2) Klasifikasi wilayah, dan tipologi kawasan.
3) Tingkat pendapatan penduduk

KEBUTUHAN PRASARANA PERKOTAAN

Faktor Pertimbangan Penyediaan Prasarana


Tenaga Listrik
1) Jumlah penduduk dan perkiraan target
pengguna / pelayanan.
2) Sumber daya pendukung.
3) Jangkauan pelayanan.

KEBUTUHAN PRASARANA PERKOTAAN

Fasilitas Lingkungan
Berdasarkan penduduk
pendukung minimum
(jiwa)
TK
SD
Warung/Toko
Balai Pengobatan
Ibadah

Fas. Masing-masing Lingk. I


SLTP
25.000
SLTA
30.000
Pasar
30.000
Taman Kec
120.000
BKIA
10.000-30.000
Kantor Polisi
30.000

1000
6000
3000
2500
KE
L

Kel

Fas. Masing-masing Lingk. I dan II


Perguruan Tinggi
70.000
Perpustakaan
1 jt 2 jt
Kantor Pos
120.000
Kantor telepon
1 jt 2 jt
Puskesmas
120.000
Rumah Sakit
240.000
Terminal
500.000 2 jt
LP
1 jt 2 jt
Taman Kota
480.000
Pemakaman
120.000

KEC.

KOTA

KOTA

KOTA

KEBUTUHAN PRASARANA PERKOTAAN


Standar
No

Fasilitas

5
6

TK
SD
SMP
SMU

Kesehatan
Balai Pengobatan
Puskesmas Pembantu
BKIA/RS Bersalin
Apotik
Pukesmas
Dokter Praktek
Bidan Desa
Peribadatan
a Mesjid
b Mushalla
Perdagangan
a Warung/Kios
b Pertokoan
c Pasar
Rekreasi dan Olah Raga
a Taman Bermain
b Taman Olah Raga
c Lapangan Olah Raga
d Gedung Serba Guna
e Area Hiburan
Pemakaman
Administrasi dan Pelayanan Umum
a Balai Pertemuan
b Pos Keamanan
c MCK dan Parkir Umum
d Pos Pemadam
a
b
c
d
e
f
g

Tahun 2010
8.753

Tahun 2015
10.309

Penduduk
Pendukung
(Jiwa)

Luas
Lahan
(m2)

1.000
1.600
4.800
4.800

1.200
3.600
6.000
6.000

9
5
2
2

10.503
19.693
10.941
10.941

10
6
2
2

12.371
23.195
12.886
12.886

3.000
6.000
10.000
10.000
10.000
10.000
6.000

300
500
1.600
350
650
350
350

3
1
1
1
1
1
1

875
729
1.400
306
569
306
511

3
2
1
1
1
1
2

30.000
2.500

1.750
300

0
4

0
1.050

0
4

250
2.500
30.000

120
1.200
13.500

35
4
0

4.201
4.201
0

41
4
0

1.031
859
1.649
361
670
361
601
0
0
1.237
0
4.948
4.948
0

250
2.500
30.000
30.000
30.000
4.000

250
1.250
9.000
1.000
2.000
10.000

35
4
0
0
0
2

8.753
4.376

41
4
0
0
0
3

10.309
5.154

2.500
2.500
2.500
30.000

3.000
25
2.500
200

4
4
4
0

4
4
4
0

12.371
103
10.309

Tahun 2020
11.865

Jumlah
Jumlah
Jumlah
Luas (m2)
Luas (m2)
Fasilitas
Fasilitas
Fasilitas

Tahun 2025
13.421

Tahun 2030
14.978
Jumlah
Luas
Fasilita
(m2)
s

Luas
(m2)

Jumlah
Fasilitas

Luas
(m2)

12
7
2
2

14.238
26.696
14.831
14.831

13
8
3
3

16.106
30.198
16.777
16.777

15
9
3
3

17.973
33.699
18.722
18.722

4
2
1
1
1
1
2

1.187
989
1.898
415
771
415
692
0
0
1.424
0
5.695
5.695
0

4
2
1
1
1
1
2

1.342
1.118
2.147
470
872
470
783

5
2
1
1
1
1
2

1.498
1.248
2.396
524
974
524
874

0
5

0
1.611

0
6

874
1.797

54
5
0

6.442
6.442
0

60
6
0

7.189
7.189
0

54
5
0
0
0
3

13.421
6.711

60
6
0
0
0
4

14.978
7.489

5
5
5
0

16.106
134
13.421

6
6
6
0

17.973
150
14.978
100

Pendidikan
a
b
c
d

Jumlah Fasilitas Berdasarkan Penduduk

21.881
10.503
88
8.753

25.772

0
5
47
5
0
47
5
0
0
0
3

11.865
5.933

5
5
5
0

14.238
119
11.865

29.663

33.553

37.444

SUMBER
PEMBIAYAAN

SUMBER PEMBIAYAAN
Pembiayaan Pemerintah: adalah pembiayaan prasarana
perkotaan yang berasal dari anggaran pemerintah pusat
melalui APBN dan pemerintah daerah melalui APBD.
Ciri-ciri pembiayaan pemerintah adalah:
Dilakukan terhadap objek pembangunan prasarana
yang sulit diidentifikasi dari segi pemulihan biayanya.
Biasanya untuk infrastruktur dasar yang non-cost
recovery, misal: jalan penghubung, jalan poros,
tenaga dan jaringan listrik, jaringan telekomunikasi.
Dilakukan pada wilayah yang peran
masyarakat/dunia usahanya yang relatif lemah dan
minim sekali.

SUMBER PEMBIAYAAN
Pembiayaan Swasta dan Masyarakat: adalah upaya
pembiayaan yang dananya berasal dari masyarakat dan
badan usaha/swasta. Ciri-cirinya adalah:
Dilakukan terhadap objek pembangunan infrastruktur
yang mudah diidentifikasi dari segi pemulihan
biayanya dan umumnya untuk infrastruktur yang
bersifat cost recovery, misal jalan tol, air bersih,
prasarana peedagangan, fasilitas olahraga,
kebersihan-persampahan-air limbah
Dilakukan pada wilayah yang peran pemerintahnya
relatif lemah dan minim sekali.

REFERENSI
Kep.Men PU No. 20/KPTS/1986 tentang Pedoman
Teknik Pembangunan Perumahan Sederhana Tidak
Bersusun
UU. No. 26 Th. 2007 tentang Penataan Ruang
Kep.Men Kimpraswil No. 534/KPTS/M/2001 tentang
Pedoman Penentuan Standard Minimal (SPM)
Bidang Penataan Ruang; Perumahan dan
Permukiman dan Pekerjaan Umum
Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk Sistem,
Ditjen Cipta Karya Departemen PU Th. 1997.

Alhamdulillah

TERIMA

KASIH

ATAS

PERHATIANNYA

Você também pode gostar