Você está na página 1de 13

DEFINISI GEMELI

Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih intrauteri. (Manuaba,
2007). Kehamilan ganda adalah suatu kehamilan dimana terdapat dua atau lebih embrio atau
janin sekaligus. (Hidayati, 2009)
Kehamilan kembar atau kehamilan ganda (hamil dengan lebih dari satu bayi) secara
umum bisa disebabkan penggunaan obat untuk fertilitas (kesuburan) secara terus menerus
atau memiliki keturunan gen kembar. (Siswosuharjo, 2009)
Kehamilan gemelli ialah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Sebagian besar
kehamilan kembar ialah kembar dua atau gemelli. Selain itu dengan banyaknya jumlah janin,
dinamakan triplet, kuadruplet, quintuplet, sextuplet, dan septuplet. (Cunningham, 2005)

KLASIFIKASI GEMELI
1.

Gemelli dizigotik = kembar dua telur , heterolog, biovuler dan praternal :


Kedua telur berasal dari :

1 ovarium dan daridua folikel de graff;

1 ovurium dan dari 1 folikelde graff;

1 dari ovarium kanan dan satu lagi dari ovarium kiri.

Conjoined twins, superfekkundasi 2 superfetasi


Conjoined twins atau kembar siam adalah kembar dimana janin melengket satu
dengan yang lainnya. misalnya torakopagus (dada dengan dada), abdominopagus
(perlengketan antara kedua abdomen) kraniopagus (kedua kepala) dan sebagainya. banyak
kembar siam telah dapat dipisahkan setara operatif dengan berhasil.
Superfekundasi adalah pembuahan dua telur yang dikeluarkan dalam ovulasi yang
sama pada dua kali koitus yang dilakukan pada jarak waktu yang pendek. hal ini dilaporkan
oleh archer (1910) seorang wanita kulit putih melakukan koitus berturut-turut dengan seorang
kulit putih dan kemudian dengan pria negro melahirkan bayi kembar : satu bayi putih dan
satu bayi negro (mulato). Superfetasi adalah kehamilan kedua yang terjadi beberapa minggu
atau bulan setelah kehamilan pertama. belum pernah dibuktikan pada manusia, namun dapat
ditemukan pada kuda.
2.

Gemelli monozigotik = kembar satu telur, homolog, uniovuler, identik dapat terjadi karena
:

Satu telur dengan 2 inti,hambatan pada tingkat blastula :

Hambatan pada tibgkat segmentasi

Hambatan setelah amnian dibentuk,tetapi sebelum primitive steak.


Kira-kira sepertiga kembar adalah monozigotik,dan dua pertiga lainnya adalah

dizigotik. Perbedaan ciri, sifat dan lain-lainnya antara kembar monozigotik dan zigotik (satu
telur dan dua telur) :
Perbedaan

Kembar Monozigot

Kembar Dizigot

Plasenta

1 (70%)

2 (_+ 100%)

2 (30%)
Khorium

1(70%)

2 (_+ 100%)

2 (30%)
Amnion

1 (70%)

2 (_+ 100%)

2 (30%)
Tali pusat

Sirkulasi darah janin

Bersekutu

Terpisah

Jenis kelamin

Sama

Sama atau tidak

Kupa dan sifat

Sama

Agak berlainan

Mata, kuping, gigi, kulit

Sama

Berbeda

Ukuran antropologik

Sama

Berbeda

Sidik jari

Sama

Berbeda

Cara pegangan

bisa sama, Bisa satu kidal,

sama,

Yang lain kanan

kanan

bisa

dua-duanya

EPIDEMIOLOGI GEMELI
Insiden kehamilan kembar adalah sekitar satu dalam setiap 80 kelahiran, dan
kehamilan kembar tiga adalah 80 kali dalam setiap 6400 kelahiran. Suku bangsa berpengaruh
terhadap kehamilan ganda, di AS lebih banyak dijumpai pada wanita Negro dibandingkan
kulit putih. Angka tertinggi kehamilan ganda dijumpai di Finlandia dan ternedah di Jepang.
Pada primipara didapatkan angka 9,8 per 1000 dan pada multipara naik menjadi 18,9 per
1000 persalinan.
Beberapa tahun belakangan kehamilan kembar atau lebih ari satu sedang meningkat.
Antara tahun 1980-1997, jumlah kelahiran kembar meningkat 52% dan jumlah kelahiran
triplet serta kelahiran dengan janin yang jumlahnya lebih besar lagi melonjak hingga 40,4 %.
Secara umum, hal ini terjadi karena semakin luasnya penggunaan teknologi reproduksi dalam
penatalaksanaan infertilitas. Angka kejadian kembar mendekati 1 dari 90 kehamilan di
Amerika Utara. Insidennya lebih tinggi lagi di Afrika, dengan angka kejadian 1 dari 20
kelahiran di Nigeria. Kembar jarang terjadi di Asia. Misal seperti di Jepang, kembar hanya

terjadi sekali dalam setiap 155 kelahiran. Kembar monozigotik terjadi paa 2,3-4 per 1000
kehamilan pada semua jenis suku bangsa, 30% dari semua jenis kehamilan kembar.

ETIOLOGI GEMELI
1.

Kembar Monozigotik
Kembar monozigotik atau identik, muncul dari suatu ovum tunggal yang dibuahi yang
kemudian membagi menjadi dua struktur yang sama, masing-masing dengan potensi untuk
berkembang menjadi suatu individu yang terpisah. Hasil akhir dari proses pengembaran
monozigotik tergantung pada kapan pembelahan terjadi, dengan uraian sebagai berikut:

Apabila pembelahan terjadi didalam 72 jam pertama setelah pembuahan, maka dua embrio,
dua amnion serta dua chorion akan terjadi dan kehamilan diamnionik dan di chorionik.
Kemungkinan terdapat dua plasenta yang berbeda atau suatu plasenta tunggal yang menyatu.

Apabila pembelahan terjadi antara hari ke-4 dan ke-8 maka dua embrio akan terjadi, masingmasing dalam kantong yang terpisah, dengan chorion bersama, dengan demikian
menimbulkan kehamilan kembar diamnionik, monochorionik.

Apabila terjadi sekitar 8 - 13 hari setelah pembuahan dimana amnion telah terbentuk, maka
pembelahan akan menimbulkan dua embrio dengan kantong amnion bersama, atau kehamilan
kembar monoamnionik, monochorionik.

Apabila pembuahan terjadi lebih belakang lagi (setelah hari ke-13), yaitu setelah lempeng
embrionik terbentuk, maka pembelahannya tidak lengkap dan terbentuk kembar yang
menyatu.

2.

Kembar Dizigot
Dizigotik, atau fraternal, kembar yang ditimbulkan dari dua ovum yang terpisah.
Kembar dizigotik terjadi dua kali lebih sering daripada kembar monozigotik dan insidennya
dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain yaitu ras, riwayat keluarga, usia maternal,
paritas, nutrisi dan terapi infertilitas. Sebagian besar kehamilan kembar dizigotik mempunyai
ciri-ciri yaitu jenis kelamin mungkin berbeda, golongan darah mungkin berbeda, cap kaki dan
tangan tidak sama, dan dalam bentuk 2 plasenta, 2 chorion, dan 2 amnion.

FAKTOR RESIKO GEMELI


1.

Faktor ras
Frekuensi kelahiran janin multiple memperlihatkan variasi yang nyata diantara
berbagai ras yang berbeda. Myrianthopoulos (1970) mengidentifikasi kelahiran ganda terjadi

1 diantara 100 kehamilan kehamilan pada orang kulit putih, sedangkan pada orang kulit hitam
1 diantara 80 kehamilan.
Pada kawasan di Afrika, frekuensi terjadinya kehamilan ganda sangat tinggi. Knox
dan Morley (1960) dalam suatu survey pada salah satu masyarakat pedesaan di Nigeria,
mendapatkan bahwa kehamilan ganda terjadi sekali pada setiap 20 kelahiran, kehamilan pada
orang Timur atau Oriental tidak begitu sering terjadi. Perbedaan ras yang nyata ini
merupakan akibat keragaman pada frekuensi terjadinya kehamilan kembar dizigot. Perbedaan
kehamilan ganda ini disebabkan oleh perbedaan tingkat Folikel Stimulating Hormone yang
akan mengakibatkan multiple ovulasi.
2.

Faktor keturunan
Sebagai penentu kehamilan ganda genotip ibu jauh lebih penting dari genotip ayah.
White dan Wyshak (1964) dalam suatu penelitian terhadap 4000 catatan mengenai jemaat
gereja kristus orang-orang kudus hari terakhir, menemukan bahwa para wanita yang dirinya
sendiri dizigot dengan frekuensi 1 per 58 kelahiran. Namun, wanita yang bukan kembar tapi
mempunyai suami kembar dizigot, melahirkan bayi kembar dengan frekuensi 1 per 116
kehamilan. Lebih lanjut, dalam analisis Bulmer (1960) terhadap anak-anak kembar, 1 dari 25
(4%) ibu mereka ternyata juga kembar, tetapi hanya 1 dari 60 (1,7%) ayah mereka yang
kembar, keterangan didapatkan bahwa salah satu sebabnya adalah multiple ovuasi yang
diturunkan.

3. Faktor umur dan paritas


Untuk peningkatan usia sampai sekitar 40 tahun atau paritas sampai dengan 7,
frekuensi kehamilan ganda akan meningkat. Kehamilan ganda dapat terjadi kurang dari
sepertiga pada wanita 20 tahun tanpa riwayat kelahiran anak sebleumnya, bila dibandingkan
dengan wanita yang berusia diantara 35 sampai 40 tahun dengan 4 anak atau lebih. Di
Swedia, Petterson dkk (1976), memastikan peningkatan yang nyata pada angka kehamilan
ganda yang berkaitan dengan meningkatnya paritas. Dalam kehamilan pertama, frekuensi
janin kembar adalah 1,3% dibandingkan dengan kehamilan keempat sebesar 2,7%.
4.

Faktor nutrisi
Nylander (1971) mengatakan bahwa peningkatan kehamilan ganda berkaitan dengan
status nutrisi yang direfleksikan dengan berat badan ibu. Ibu yang lebih tinggi dan berbadan
besar mempunyai resiko hamil ganda sebesar 25-30% dibandingkan dengan ibu yang lebih
pendek dan berbadan kecil. McGillivray (1986) juga memaparkan bahwa kehamilan dizigotik
lebih sering ditemui pada wanita berbadan besar dan tinggi dibandingkan pada wanita pendek
dan bertubuh kecil.

5.

Faktor terapi infertilitas


Induksi ovulasi dengan menggunakan FSH plus chorionic gonadotropin atau
chlomiphene citrate menghasilkan ovulasi ganda. Insiden kehamilan ganda seiring
penggunaan gonadotropin sebesar 16-40%, 75% kehamilan dengan dua janin (Schenker &
co-workers, 1981). Tuppin dkk (1993) melaporkan dari Prancis, insiden persalinan gemelli
dan triplet terjadi karena induksi ovulasi dengan terapi human menopause gonadotropin
(hMG). Faktor resiko untuk kehamilan ganda setelah ovarium distimualsi dengan hMG
berpengaruh terhadap peningkatan jumlah estradiol dan injeksi chorionic gonadotropin pada
saat bersamaan akan berpengaruh terhadap karakteristik sperma, meningkatkan konsenterasi
dan motilitas sperma (Dickey, dkk 1992, Pasqualato dkk,1999). Induksi ovulasi
meningkatkan insiden kehamilan ganda dizigotik dan monozigotik.

6.

Faktor assisted reproductive technology (ART)


Teknik ART didesain untuk meningkatkan kemungkinan kehamilan, dan juga
meningkatkan kemungkinan kehamilan ganda. Pasien pada kasus ini, pembuahan dilakukan
melalui teknik fertilisasi in vitro dengan melakukan seleksi terhadap ovum yang benar-benar
berkualitas baik, dan dua dari empat embrio ditransfer kedalam uterus. Pada umumnya,
sejumlah embrio yang ditransfer kedalam uterus maka sejumlah itulah akan berisiko kembar
dan meningkatkan kehamilan ganda.

PATOFISIOLOGI GEMELI
(terlampir)

MANIFESTASI KLINIS GEMELI

Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransinya dan
seringkali terjadi partus prematurus. Usia kehamilan makin pendek dan makin banyaknya
janin pada kehamilan kembar.

Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga dapat
menyebabkan kenaikan berat badan lebih cepat, anemia dan penyakit defisiensi lain.

Merasakan gerakan bayi dibanyak tempat pada perut ibu hamil.

Keluhan sesak nafas, mual dan muntah lebih berat dirasakan daripada kehamilan dengan
bayi tunggal.

Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan kembar daripada
kehamilan tunggal.

Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering pada kehamilan kembar.

Penambahan BB ibu yang mencolok yang tidak disebabkan oleh edema atau obesitas

Terabanya 2 kepala, 2 bokong, dan satu/2 punggung

Terdengar 2 denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan perbedaan kecepatan paling
sedikit 10 denyut per menit

Banyak bagian kecil teraba

Pada umumnya D/ kehamilan triplet, kuadruplet, dan selebihnya hanya dapat

ditentukan

secara rontgenologik

USG : dapat lebih diketahui.

Timbul tanda gejala lain seperti :


Sesak nafas

Sering BAK

Gerakan janin banyak

Edema varises

Hiperemesis

Preeklampsi-eklampsia

Hidramnion

Kenaikan berat badan

Uterus lebih besar

Mual muntah berlebihan

Keluhan kehamilan lebih varises


berat

pada

tungkai

bawah dan vulva.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK GEMELI


Untuk menegakkan diagnosis, perlu dilakukan pemeriksaan dengan berhubungan
dengan dugaan kehamilan ganda, yaitu :
1.

Anamnesis
Anamnesis yang dibutuhkan dalam menegakkan diagnosis kehamilan kembar adalah
riwayat adanya keturunan kembar dalam keluarga, telah mendapat pengobatan infertilitas,
adanya uterus yang cepat membesar: fundus uteri > 4 cm dari amenorea, gerakan anak yang
terlalu ramai dan adanya penambahan berat badan ibu menyolok yang tidak disebabkan
obesitas atau edema.

2.

Inspeksi dan palpasi


Pada pemeriksaan pertama dan ulangan ada kesan uterus lebih besar dan lebih cepat
tumbuhnya dari biasa. Banyak bagian kecil teraba. Teraba 3 bagian besar janin. Teraba 2
balotemen. TFU > usia kehamilan perlu dicurigai :
Hamil kembar

Lupa hari pertama haid terakhir

(HPHT)
Kandung kemih yang penuh
Hidramnion,

Janin

Hamil dengan mioma uteri


dengan Mola hidatidosa

makrosomia
3.

Auskultasi
Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang berbeda dengan perbedaan
kecepatan sedikitnya 10 denyut permenit atau lebih bila dihitung bersamaan terdapat selisih
10 sama jelasnya.

4.

VT Kemungkinan teraba kepala dalam rongga panggul, di atas shympisis masih teraba
bagian besar janin.

5.

Pemeriksaan klinik gejala-gejala dan tanda-tanda


Adanya cairan amnion yang berlebihan dan renggangan dinding perut menyebabkan
diagnosis dengan palpasi menjadi sukar. Lebih kurang 50 % diagnosis kehamilan ganda
dibuat secara tepat jika berat satu janin kurang dari 2500 gram, dan 75 % jika berat badan
satu janin lebih dari 2500 gram. Untuk menghindari kesalahan diagnosis, kehamilan ganda
perlu dipikirkan bila dalam pemeriksaan ditemukan hal-hal berikut; besarnya uterus melebihi
lamanya amenorea, uterus tumbuh lebih cepat dari kehamilan normal, banyak bagian kecil
teraba, teraba tiga bagian besar, dan teraba dua balotemen, serta terdengar 2 DJJ dengan
perbedaan 10 atau lebih.

6.

Pemeriksaan USG
Berdasarkan pemeriksaan USG dapat terlihat 2 bayangan janin atau lebih dengan
1atau 2 kantong amnion. Diagnosis dengan USG sudah setelah kehamilan 6-8 minggu dapat
menentukan diagnosis akurat jumlah janin pada uterus dari jumlah kantong gestasional yang
terlihat.

7.

Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan dengan rotgen sudah jarang dilakukan untuk mendiagnosa kehamilan
ganda karena cahaya penyinaran. Diagnosis pasti kehamilan kembar ditentukan dengan
teraba dua kepala, dua bokong, terdengar dua denyut jantung janin, dan dari pemeriksaan
ultrasonografi. Diagnosis diferensial :
Kehamilan tunggal dengan janin Molahidatidosa
besar
Hidramnion

Kehamilan dengan tumor

8.

Rontgen foto abdomen Tampak gambaran 2 janin, lebih jelas pada usia kehamilan > 7
bulan.

9.

Elektrokardiogram total Terdapat gambaran 2 EKG yang berbeda dari kedua janin.

10. Reaksi kehamilan


Karena pada hamil kembar umumnya plasenta besar atau ada 2 plasenta, maka
produksi HCG akan tinggi, jadi titrasi reaksi kehamilan bisa positif, kadang-kadang sampai
1/200. Hal ini dapat dikacaukan dengan mola hidatidosa. Kadangkala diagnosa baru diketahui
setelah bayi pertama lahir, uterus masih besar dan ternyata ada satu janin lagi dalam rahim.
Kehamilan kembar sering terjadi bersamaan dengan hidramnion dan toksemia gravidarum.

KOMPLIKASI GEMELI
Terhadap Ibu

Kebutuhan akan zat-zat bertambah sehingga dapat menyebabkan anemia dan defisiensi zatzat lainnya.

Kemungkinan terjadinya hidramnion bertambah 10 kali lebih besar.

Frekuensi terjadinya hipertensi kehamilan, preeklamsia, dan eklamsia meningkat..

Karena uterus yang besar ibu mengeluh sesak napas, sering miksi, serta terjadi edema dan
varises pada tungkai dan vulva.

Dapat terjadi inersia uteri, perdarahan post partum, dan solusio plasenta setelah anak pertama
lahir.

Resiko terjadinya abortus lebih meningkat.

Angka kejadian SC meningkat.

Perdarahan antepartum karena solution plasenta meningkat.

Perdarahan postpartum karena atonia uteri meningkat akibat overdistensi uterus.

Terhadap Janin

Usia kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada kehamilan kembar
yaitu 25% pada gemeli, 50% pada triplet, 75% pada quadruplet akan lahir 4 minggu sebelum
cukup bulan. kemungkinan terjadinya beyi premature akan tinggi.

Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasenta, maka angka kematian bayi kedua
tinggi.

Sering terjadi kesalahan letak janin, yang akan mempertinggi angka kematian janin.
Persalinan preterm (UK <37 minggu).

Malpresentasi

Hidramnion

Morbiditas & mortalitas perinatal meningkat

Kelainan kongenital

Kembar siam

Retensi janin kedua

Asfiksia

Interloking

Pertumbuhan janin terhambat

Ketuban pecah dini

Prolapsus funikuli

Pengaruh pada Persalinan

Terjadi inersia uteri primer-sekunder.

Persalinan memanjang, kelainan letak janin sehingga memerlukan tindakan operasi.

Terjadi ketuban pecah saat belum inpartu, permukaan kecil.

Terjadi prolapsus tali pusat.

Persalinan sulit sampai interlooking.

Terjadi solutio plasenta.

PENATALAKSANAAN MEDIS GEMELI


Penanganan Kehamilan
1.

Sebelum Hamil
Resiko hamil kembar pada wanita dengan pemicuan ovulasi 20%-40% diberitahukan
saat konseling. Kejadian hamil kembar pada bayi tabung sangat tergantung pada jumlah
embrio yang ditransfer ke dalam rahim. untuk mengurangi resiko hamil kembar sebaiknya
jumlah embrio yang ditransfer dikurangi.

2.

Waktu Hamil

ANC lebih sering, setiap 1 minggu setelah usia kehamilan 20 minggu.

Fe dan asam folat diberikan mulai trimester 1.

Kadar Hb diperiksa setiap 3 bulan.

Apabila besar kemungkinan persalinan preterm dianjurkan untuk banyak istirahat sejak usia
kehamilan 28 minggu.

Hindari koitus dalam 3 bulan terakhir.


Diagnosis dini dapat menghindari komplikasi yang sering timbul, adanya kelainan
kongenital dan kembar siam dpat ditegakkan pada usia kehamilan 19-20 minggu.

Menurut Rustam, (1998)

Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah komplikasi
yang timbul dan bila diagnosisi telah ditegakkan pemeriksaan ulangan harus lebih sering x
seminggu pada kehamilan lebih dari 32 minggu.

Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh lebih baik dihindari karena akan
merangsang partus prematurus.

Pemakaiaan korset gurita yang tidak terlalu kuat diperbolehkan supaya terasa lebih ringan

Periksa darah lengkap Hb dan golongan darah

Penanganan persalinan
Waktu Partus atau Persalinan

Persalinan harus dilakukan di rumah sakit.

Induksi persalianan apabila ada hipertensi.

Sebaiknya dipasang infus saat partus dimulai.

Pemantaun dengan CTG pada persalinan pervaginam.

Kalau tidak mungkin dilakukan terus menerus, maka ada yang menganjurkan untuk
melakukan SC.

Berikan antibiotik, ampisillin 2g/iv per 6 jam apabila ada persalinan preterm.

Induksi persalinan dengan tetesan pitosin bukan kontraindikasi.

Pada kembar 3, dianjurkan dilakukan SC untuk mengurangi asfiksia dan kematian perinatal.

Tali pusat dijepit dengan cermat, kemungkinan peredaran darah kedua anak bersatu, anak
kedua dapat mengalami perdarahan dari tali pusat anak pertama.

Apabila his lama tidak muncul, pasang infus oksitosin.

Setelah anak petama lahir, cek DJJ anak kedua. Jika meningkat kemungkinan solusio
plasenta atau tali pusat menumbung.

Jika anak kedua letak memanjang lakukan versi luar, amniotomi.

Jika anak kedua belum lahir jam setelah anak pertama lahir maka lahirkan dengan
persalinan bauatan (forsep atau versi ekstraksi).

Segera setelah anak kedua lahir, berikan 10 IU oksitosin IM, perhatikan fundus. Setelah
plasenta lahir, berikan metil ergometrin dan bila perlu infus 10 IU oksitosin dalam 500 cc
dextrose.

Indikasi Persalianan secara SC


Indikasi SC Absolut

Indikasi SC Relatif

Kembar monoamniotik.

Janin pertama dalam presentasi bokong.

Kembar siam (conjoined twins).

Satu atau kedua janin tidak terjamin

Bayi pertama dalam presentasi bokong kesejahteraannya.

kaki.

Diskordansi janin dengan lingkar perut

Letak plasenta yang tidak nomal seperti lebih dari 20%, khususnya bila janin
plasenta previa.

pertama lebih kecil.

Lebih dari 2 janin.


Menurut Manuaba, (1998:267)

Karena penyulit kehamilan kembar terjadi kontraksi otot rahim, kelambatan persalinan dan
pendarahan postpartum, dan bayi premature, maka persiapan darah ibu peril dilakukan dan
pertolongan bayi premature dengan lebih baik.

Pada umumnya anak kedua lahir dalam waktu 10-15 menit. Bila kedudukan anak kedua
membujur, dapat ditunggu sampai terjadi his, selanjutnya ketuban dipecahkan dan persalinan
ditolong spontan belakang kepala atau pertolongan letak sungsang.

Apabila anak kedua letak lintang dapat dilakukan versi luar menjadi letak membujur
seandainya letak lintang disertai gawat janinmaka versi ekstrasi merupakan pilihan pertama.
Indikasi lainnya untuk versi ekstrasi letak lintang adalah bila ketuban pecah desertai
prolaksus funikuli atau solusio plasenta.

Dalam pertolongan persalinan hamil kembar dapat dilakukan operasi persalinan hamil
kembar dapat dilakukan persalinan primer bila berhadapan dengan:

o Hamil kembar dengan anak satu lintang


o Prolaksus funikuli
o Plasenta plevia

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Kehamilan kembar atau kehamilan multipel ialah suatu kehamilan dengan dua janin
atau lebih. Ada 2 jenis kehamilan kembar yaitu kehamilan kembar monozigotik dan kembar
dizigot. Ada beberapa faktor penyebab kehamila kembar yaitu faktor ras, keturunan, umur
dan paritas, nutrisi, faktor terapi infertilitas, dan Assited Reproductive Technology (ART).
Diagnosis yang dapat dilakukan yaitu melakukan anamnesa, inspeksi dan palpasi, auskultasi,
VT, rontgen foto abdomen, USG, EKG total, dan reaksi kehamilan. Penatalaksanaan
kehamilan dapat dilakukan pada saat sebelum hamil, waktu hamil, dan waktu partus atau
persalinan

SARAN

Perawat sebagai petugas kesehatan sebaiknya dapat memberikan pelayanan antenatal yang
berkualitas agar dapat menegakkan diagnosa secara dini tentang adanya kehamilan kembar
atau ganda. Dengan demikian, penanganan terhadap kehamilan kembar dapat dilakukan
sesuai dengan prosedur yang ada.

Dalam menghadapi kehamilan kembar harus dilakukan pengawasan yang lebih intensif
karena kehamilan kembar dapat memberikan resiko yang lebih tinggi terhadap bayi dan ibu.

Ibu hamil kembar wajib memeriksakan kehamilannya kepada tenaga kesehatan sedini
mungkin dan secara teratur.

Ibu hamil kembar benar benar tahu tentang kondisi kehamilannya.

Ibu hamil tahu tentang tanda dan gejala kehamilan kembar


kehamilan tetap sehat.

sehingga dapat menjaga

DAFTAR PUSTAKA

1.

Prawirohardjo S. Kehamilan Kembar. Ilmu Kebidanan, Edisi III, Cetakan kedelapan.Jakarta:


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo, 2006 . p386-97

2.

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

3.

Cunningham.2005. Obstetri William. Jakarta : EGC

4.

Christina, Y. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC

5.

Manuba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

6.

Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC

7.

Sastrawinata, S. 2005. Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta : EGC

8.

Winkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi 2. Jakarta : YBPSP

9.

Hidayati, Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis.
Jakarta: Salemba Medika

10. Siswosuharjo, Suwignyo. 2009.. Panduan Super Lengkap Hamil Sehat. Semarang: Penebar
11. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta. EGC
12. Dewi, Yusmiati. 2007. Operasi Caesar. Jakarta : EDSA Mahkota

Você também pode gostar