Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih intrauteri. (Manuaba,
2007). Kehamilan ganda adalah suatu kehamilan dimana terdapat dua atau lebih embrio atau
janin sekaligus. (Hidayati, 2009)
Kehamilan kembar atau kehamilan ganda (hamil dengan lebih dari satu bayi) secara
umum bisa disebabkan penggunaan obat untuk fertilitas (kesuburan) secara terus menerus
atau memiliki keturunan gen kembar. (Siswosuharjo, 2009)
Kehamilan gemelli ialah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Sebagian besar
kehamilan kembar ialah kembar dua atau gemelli. Selain itu dengan banyaknya jumlah janin,
dinamakan triplet, kuadruplet, quintuplet, sextuplet, dan septuplet. (Cunningham, 2005)
KLASIFIKASI GEMELI
1.
Gemelli monozigotik = kembar satu telur, homolog, uniovuler, identik dapat terjadi karena
:
dizigotik. Perbedaan ciri, sifat dan lain-lainnya antara kembar monozigotik dan zigotik (satu
telur dan dua telur) :
Perbedaan
Kembar Monozigot
Kembar Dizigot
Plasenta
1 (70%)
2 (_+ 100%)
2 (30%)
Khorium
1(70%)
2 (_+ 100%)
2 (30%)
Amnion
1 (70%)
2 (_+ 100%)
2 (30%)
Tali pusat
Bersekutu
Terpisah
Jenis kelamin
Sama
Sama
Agak berlainan
Sama
Berbeda
Ukuran antropologik
Sama
Berbeda
Sidik jari
Sama
Berbeda
Cara pegangan
sama,
kanan
bisa
dua-duanya
EPIDEMIOLOGI GEMELI
Insiden kehamilan kembar adalah sekitar satu dalam setiap 80 kelahiran, dan
kehamilan kembar tiga adalah 80 kali dalam setiap 6400 kelahiran. Suku bangsa berpengaruh
terhadap kehamilan ganda, di AS lebih banyak dijumpai pada wanita Negro dibandingkan
kulit putih. Angka tertinggi kehamilan ganda dijumpai di Finlandia dan ternedah di Jepang.
Pada primipara didapatkan angka 9,8 per 1000 dan pada multipara naik menjadi 18,9 per
1000 persalinan.
Beberapa tahun belakangan kehamilan kembar atau lebih ari satu sedang meningkat.
Antara tahun 1980-1997, jumlah kelahiran kembar meningkat 52% dan jumlah kelahiran
triplet serta kelahiran dengan janin yang jumlahnya lebih besar lagi melonjak hingga 40,4 %.
Secara umum, hal ini terjadi karena semakin luasnya penggunaan teknologi reproduksi dalam
penatalaksanaan infertilitas. Angka kejadian kembar mendekati 1 dari 90 kehamilan di
Amerika Utara. Insidennya lebih tinggi lagi di Afrika, dengan angka kejadian 1 dari 20
kelahiran di Nigeria. Kembar jarang terjadi di Asia. Misal seperti di Jepang, kembar hanya
terjadi sekali dalam setiap 155 kelahiran. Kembar monozigotik terjadi paa 2,3-4 per 1000
kehamilan pada semua jenis suku bangsa, 30% dari semua jenis kehamilan kembar.
ETIOLOGI GEMELI
1.
Kembar Monozigotik
Kembar monozigotik atau identik, muncul dari suatu ovum tunggal yang dibuahi yang
kemudian membagi menjadi dua struktur yang sama, masing-masing dengan potensi untuk
berkembang menjadi suatu individu yang terpisah. Hasil akhir dari proses pengembaran
monozigotik tergantung pada kapan pembelahan terjadi, dengan uraian sebagai berikut:
Apabila pembelahan terjadi didalam 72 jam pertama setelah pembuahan, maka dua embrio,
dua amnion serta dua chorion akan terjadi dan kehamilan diamnionik dan di chorionik.
Kemungkinan terdapat dua plasenta yang berbeda atau suatu plasenta tunggal yang menyatu.
Apabila pembelahan terjadi antara hari ke-4 dan ke-8 maka dua embrio akan terjadi, masingmasing dalam kantong yang terpisah, dengan chorion bersama, dengan demikian
menimbulkan kehamilan kembar diamnionik, monochorionik.
Apabila terjadi sekitar 8 - 13 hari setelah pembuahan dimana amnion telah terbentuk, maka
pembelahan akan menimbulkan dua embrio dengan kantong amnion bersama, atau kehamilan
kembar monoamnionik, monochorionik.
Apabila pembuahan terjadi lebih belakang lagi (setelah hari ke-13), yaitu setelah lempeng
embrionik terbentuk, maka pembelahannya tidak lengkap dan terbentuk kembar yang
menyatu.
2.
Kembar Dizigot
Dizigotik, atau fraternal, kembar yang ditimbulkan dari dua ovum yang terpisah.
Kembar dizigotik terjadi dua kali lebih sering daripada kembar monozigotik dan insidennya
dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain yaitu ras, riwayat keluarga, usia maternal,
paritas, nutrisi dan terapi infertilitas. Sebagian besar kehamilan kembar dizigotik mempunyai
ciri-ciri yaitu jenis kelamin mungkin berbeda, golongan darah mungkin berbeda, cap kaki dan
tangan tidak sama, dan dalam bentuk 2 plasenta, 2 chorion, dan 2 amnion.
Faktor ras
Frekuensi kelahiran janin multiple memperlihatkan variasi yang nyata diantara
berbagai ras yang berbeda. Myrianthopoulos (1970) mengidentifikasi kelahiran ganda terjadi
1 diantara 100 kehamilan kehamilan pada orang kulit putih, sedangkan pada orang kulit hitam
1 diantara 80 kehamilan.
Pada kawasan di Afrika, frekuensi terjadinya kehamilan ganda sangat tinggi. Knox
dan Morley (1960) dalam suatu survey pada salah satu masyarakat pedesaan di Nigeria,
mendapatkan bahwa kehamilan ganda terjadi sekali pada setiap 20 kelahiran, kehamilan pada
orang Timur atau Oriental tidak begitu sering terjadi. Perbedaan ras yang nyata ini
merupakan akibat keragaman pada frekuensi terjadinya kehamilan kembar dizigot. Perbedaan
kehamilan ganda ini disebabkan oleh perbedaan tingkat Folikel Stimulating Hormone yang
akan mengakibatkan multiple ovulasi.
2.
Faktor keturunan
Sebagai penentu kehamilan ganda genotip ibu jauh lebih penting dari genotip ayah.
White dan Wyshak (1964) dalam suatu penelitian terhadap 4000 catatan mengenai jemaat
gereja kristus orang-orang kudus hari terakhir, menemukan bahwa para wanita yang dirinya
sendiri dizigot dengan frekuensi 1 per 58 kelahiran. Namun, wanita yang bukan kembar tapi
mempunyai suami kembar dizigot, melahirkan bayi kembar dengan frekuensi 1 per 116
kehamilan. Lebih lanjut, dalam analisis Bulmer (1960) terhadap anak-anak kembar, 1 dari 25
(4%) ibu mereka ternyata juga kembar, tetapi hanya 1 dari 60 (1,7%) ayah mereka yang
kembar, keterangan didapatkan bahwa salah satu sebabnya adalah multiple ovuasi yang
diturunkan.
Faktor nutrisi
Nylander (1971) mengatakan bahwa peningkatan kehamilan ganda berkaitan dengan
status nutrisi yang direfleksikan dengan berat badan ibu. Ibu yang lebih tinggi dan berbadan
besar mempunyai resiko hamil ganda sebesar 25-30% dibandingkan dengan ibu yang lebih
pendek dan berbadan kecil. McGillivray (1986) juga memaparkan bahwa kehamilan dizigotik
lebih sering ditemui pada wanita berbadan besar dan tinggi dibandingkan pada wanita pendek
dan bertubuh kecil.
5.
6.
PATOFISIOLOGI GEMELI
(terlampir)
Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransinya dan
seringkali terjadi partus prematurus. Usia kehamilan makin pendek dan makin banyaknya
janin pada kehamilan kembar.
Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga dapat
menyebabkan kenaikan berat badan lebih cepat, anemia dan penyakit defisiensi lain.
Keluhan sesak nafas, mual dan muntah lebih berat dirasakan daripada kehamilan dengan
bayi tunggal.
Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan kembar daripada
kehamilan tunggal.
Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering pada kehamilan kembar.
Penambahan BB ibu yang mencolok yang tidak disebabkan oleh edema atau obesitas
Terdengar 2 denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan perbedaan kecepatan paling
sedikit 10 denyut per menit
ditentukan
secara rontgenologik
Sering BAK
Edema varises
Hiperemesis
Preeklampsi-eklampsia
Hidramnion
pada
tungkai
Anamnesis
Anamnesis yang dibutuhkan dalam menegakkan diagnosis kehamilan kembar adalah
riwayat adanya keturunan kembar dalam keluarga, telah mendapat pengobatan infertilitas,
adanya uterus yang cepat membesar: fundus uteri > 4 cm dari amenorea, gerakan anak yang
terlalu ramai dan adanya penambahan berat badan ibu menyolok yang tidak disebabkan
obesitas atau edema.
2.
(HPHT)
Kandung kemih yang penuh
Hidramnion,
Janin
makrosomia
3.
Auskultasi
Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang berbeda dengan perbedaan
kecepatan sedikitnya 10 denyut permenit atau lebih bila dihitung bersamaan terdapat selisih
10 sama jelasnya.
4.
VT Kemungkinan teraba kepala dalam rongga panggul, di atas shympisis masih teraba
bagian besar janin.
5.
6.
Pemeriksaan USG
Berdasarkan pemeriksaan USG dapat terlihat 2 bayangan janin atau lebih dengan
1atau 2 kantong amnion. Diagnosis dengan USG sudah setelah kehamilan 6-8 minggu dapat
menentukan diagnosis akurat jumlah janin pada uterus dari jumlah kantong gestasional yang
terlihat.
7.
Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan dengan rotgen sudah jarang dilakukan untuk mendiagnosa kehamilan
ganda karena cahaya penyinaran. Diagnosis pasti kehamilan kembar ditentukan dengan
teraba dua kepala, dua bokong, terdengar dua denyut jantung janin, dan dari pemeriksaan
ultrasonografi. Diagnosis diferensial :
Kehamilan tunggal dengan janin Molahidatidosa
besar
Hidramnion
8.
Rontgen foto abdomen Tampak gambaran 2 janin, lebih jelas pada usia kehamilan > 7
bulan.
9.
Elektrokardiogram total Terdapat gambaran 2 EKG yang berbeda dari kedua janin.
KOMPLIKASI GEMELI
Terhadap Ibu
Kebutuhan akan zat-zat bertambah sehingga dapat menyebabkan anemia dan defisiensi zatzat lainnya.
Karena uterus yang besar ibu mengeluh sesak napas, sering miksi, serta terjadi edema dan
varises pada tungkai dan vulva.
Dapat terjadi inersia uteri, perdarahan post partum, dan solusio plasenta setelah anak pertama
lahir.
Terhadap Janin
Usia kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada kehamilan kembar
yaitu 25% pada gemeli, 50% pada triplet, 75% pada quadruplet akan lahir 4 minggu sebelum
cukup bulan. kemungkinan terjadinya beyi premature akan tinggi.
Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasenta, maka angka kematian bayi kedua
tinggi.
Sering terjadi kesalahan letak janin, yang akan mempertinggi angka kematian janin.
Persalinan preterm (UK <37 minggu).
Malpresentasi
Hidramnion
Kelainan kongenital
Kembar siam
Asfiksia
Interloking
Prolapsus funikuli
Sebelum Hamil
Resiko hamil kembar pada wanita dengan pemicuan ovulasi 20%-40% diberitahukan
saat konseling. Kejadian hamil kembar pada bayi tabung sangat tergantung pada jumlah
embrio yang ditransfer ke dalam rahim. untuk mengurangi resiko hamil kembar sebaiknya
jumlah embrio yang ditransfer dikurangi.
2.
Waktu Hamil
Apabila besar kemungkinan persalinan preterm dianjurkan untuk banyak istirahat sejak usia
kehamilan 28 minggu.
Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah komplikasi
yang timbul dan bila diagnosisi telah ditegakkan pemeriksaan ulangan harus lebih sering x
seminggu pada kehamilan lebih dari 32 minggu.
Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh lebih baik dihindari karena akan
merangsang partus prematurus.
Pemakaiaan korset gurita yang tidak terlalu kuat diperbolehkan supaya terasa lebih ringan
Penanganan persalinan
Waktu Partus atau Persalinan
Kalau tidak mungkin dilakukan terus menerus, maka ada yang menganjurkan untuk
melakukan SC.
Berikan antibiotik, ampisillin 2g/iv per 6 jam apabila ada persalinan preterm.
Pada kembar 3, dianjurkan dilakukan SC untuk mengurangi asfiksia dan kematian perinatal.
Tali pusat dijepit dengan cermat, kemungkinan peredaran darah kedua anak bersatu, anak
kedua dapat mengalami perdarahan dari tali pusat anak pertama.
Setelah anak petama lahir, cek DJJ anak kedua. Jika meningkat kemungkinan solusio
plasenta atau tali pusat menumbung.
Jika anak kedua belum lahir jam setelah anak pertama lahir maka lahirkan dengan
persalinan bauatan (forsep atau versi ekstraksi).
Segera setelah anak kedua lahir, berikan 10 IU oksitosin IM, perhatikan fundus. Setelah
plasenta lahir, berikan metil ergometrin dan bila perlu infus 10 IU oksitosin dalam 500 cc
dextrose.
Indikasi SC Relatif
Kembar monoamniotik.
kaki.
Letak plasenta yang tidak nomal seperti lebih dari 20%, khususnya bila janin
plasenta previa.
Karena penyulit kehamilan kembar terjadi kontraksi otot rahim, kelambatan persalinan dan
pendarahan postpartum, dan bayi premature, maka persiapan darah ibu peril dilakukan dan
pertolongan bayi premature dengan lebih baik.
Pada umumnya anak kedua lahir dalam waktu 10-15 menit. Bila kedudukan anak kedua
membujur, dapat ditunggu sampai terjadi his, selanjutnya ketuban dipecahkan dan persalinan
ditolong spontan belakang kepala atau pertolongan letak sungsang.
Apabila anak kedua letak lintang dapat dilakukan versi luar menjadi letak membujur
seandainya letak lintang disertai gawat janinmaka versi ekstrasi merupakan pilihan pertama.
Indikasi lainnya untuk versi ekstrasi letak lintang adalah bila ketuban pecah desertai
prolaksus funikuli atau solusio plasenta.
Dalam pertolongan persalinan hamil kembar dapat dilakukan operasi persalinan hamil
kembar dapat dilakukan persalinan primer bila berhadapan dengan:
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kehamilan kembar atau kehamilan multipel ialah suatu kehamilan dengan dua janin
atau lebih. Ada 2 jenis kehamilan kembar yaitu kehamilan kembar monozigotik dan kembar
dizigot. Ada beberapa faktor penyebab kehamila kembar yaitu faktor ras, keturunan, umur
dan paritas, nutrisi, faktor terapi infertilitas, dan Assited Reproductive Technology (ART).
Diagnosis yang dapat dilakukan yaitu melakukan anamnesa, inspeksi dan palpasi, auskultasi,
VT, rontgen foto abdomen, USG, EKG total, dan reaksi kehamilan. Penatalaksanaan
kehamilan dapat dilakukan pada saat sebelum hamil, waktu hamil, dan waktu partus atau
persalinan
SARAN
Perawat sebagai petugas kesehatan sebaiknya dapat memberikan pelayanan antenatal yang
berkualitas agar dapat menegakkan diagnosa secara dini tentang adanya kehamilan kembar
atau ganda. Dengan demikian, penanganan terhadap kehamilan kembar dapat dilakukan
sesuai dengan prosedur yang ada.
Dalam menghadapi kehamilan kembar harus dilakukan pengawasan yang lebih intensif
karena kehamilan kembar dapat memberikan resiko yang lebih tinggi terhadap bayi dan ibu.
Ibu hamil kembar wajib memeriksakan kehamilannya kepada tenaga kesehatan sedini
mungkin dan secara teratur.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
3.
4.
5.
Manuba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
6.
7.
8.
9.
Hidayati, Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis.
Jakarta: Salemba Medika
10. Siswosuharjo, Suwignyo. 2009.. Panduan Super Lengkap Hamil Sehat. Semarang: Penebar
11. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta. EGC
12. Dewi, Yusmiati. 2007. Operasi Caesar. Jakarta : EDSA Mahkota