Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A 9 years old girl came to the Moh. Hoesin Hospital with complain of pale and abdominal
distention. She lives in Kayu Agung. She has been already hospitalized two times before (
2009 and 2010 ) in Kayu Agung General Hospital and always got blood transfution. Her
younger brother, 7 years old, looks taller than her. Her uncle was died when he was 21 years
old due to the similar disease like her.
Physical Examination :
Compos mentis, anemis (+), wide epicanthus, prominent upper-jaw
HR : 94x/mnt, RR : 27x/mnt, TD : 100/70 mmHg, Temp : 36,7 C
Heart and Lung : within normal limit
Abdoment : Hepatic enlargemement X , Spleen : Schoeffner III
Extremities : pallor palm of hand. Others : normal
Laboratory Result :
Hb : 5,7 gr/dl, RBC : 2.700.103 /lt, WBC : 10,2 x 103/lt, Thrombocyte : 267 x 103/lt,
Diff.count : 0/2/0/70/22/6, Hematocrite 17 vol %, reticulosite 1,8 %
Klarifikasi Istilah
Pale (pallor)
: Pucat
Abdominal distention : sensasi dimana terjadi peningkatan tekanan dan volume di abdominal
Blood transfution
: proses penyaluran darah atau produk berbasis darah dari satu orang
: lipatan kulit vertikal pada kedua sisi hidung yang kadang kadang
Schuffner : ukuran yang digunakan untuk menyatakan pembesaran limpa atau splen
Identifikasi Masalah
A 9 years old girl came to the Moh. Hoesin Hospital with complain of pale and
abdominal distention.
She lives in Kayu Agung. She has been already hospitalized two times before ( 2009
and 2010 ) in Kayu Agung General Hospital and always got blood transfution.
Her younger brother, 7 years old, looks taller than her. Her uncle was died when he
was 21 years old due to the similar disease like her.
Physical Examination :
Compos mentis, anemis (+), wide epicanthus, prominent upper-jaw
HR : 94x/mnt, RR : 27x/mnt, TD : 100/70 mmHg, Temp : 36,7 C
Heart and Lung : within normal limit
Abdoment : Hepatic enlargemement X , Spleen : Schoeffner III
Extremities : pallor palm of hand. Others : normal
Laboratory Result :
Hb : 5,7 gr/dl, RBC : 2.700.103 /lt, WBC : 10,2 x 103/lt, Thrombocyte : 267 x 103 /lt,
Diff.count : 0/2/0/70/22/6, Hematocrite 17 vol %, reticulosite 1,8 %
Analisis Masalah
1. A 9 years old girl came to the Moh. Hoesin Hospital with complain of pale and
abdominal distention.
a. Apa saja sistem organ yang terlibat pada kasus ini ? (anatomi, histologi dan
fisiologi organ tersebut ) 1
b. Etiologi dan mekanisme pucat pada kasus ? 2
etiologi pucat
Pucat diakibatkan oleh berkurangnya volume darah, berkurangnya hemoglobin, dan
vasokonstriksi untuk memaksimalkan pengiriman O2 ke organ-organ vital.
Mekanisme
Kelainan genetik (delesi pada gen yang mengkode protein
g l o b i n d i kromosom 11 atau 16) Tidak terbentuknya salah satu atau kedua rantai
globin (Rantai tidak terbentuk) peningkatan relative rantai rantai
berikatan dengan rantai membentuk HbF (22) peningkatan HbF
mengendap di membran (Heinz bodies) RBC
Mekanisme
Kelainan genetik (delesi pada g en yang mengkode protein
g l o b i n d i kromosom 11 atau 16) Tidak terbentuknya salah satu atau kedua rantai
globin (Rantai tidak terbentuk) peningkatan relative rantai rantai
berikatan dengan rantai membentuk HbF (22) peningkatan HbF
mengendap di membran (Heinz bodies)RBC
mudahdihancurkan (di hati, limpa, dan sistem
r e t i k u l o e n d o t e l i a l l a i n ) Peningkatan kerja hati dan limpa
Hepatosplenomegali Distensi abdomen.
2. She lives in Kayu Agung. She has been already hospitalized two times before ( 2009
and 2010 ) in Kayu Agung General Hospital and always got blood transfution.
a. Bagaimana hubungan tempat tinggal pada kasus ? 5
Pada daerah endemi malaria, prevalensi thalasemianya sangat tinggi karena penderita
thalasemia resisten terhadap malaria. Sumatera Selatan termasuk daerah yang sangat
tinggi prevalensi thalasemia, sehingga resiko A yang tinggal di Kayu Agung untuk
menderita thalasemia tinggi.
Utnuk pasien thalasemia trnsfusi darah yang baik adalah jenis darah yang
miskin akan leukosit, leukosit miskin ini terlah melakukan proses pemisahan
berulang kali sehingga kadar leukosit dalam darah sangat rendah ini bertujuan
untuk mencegah reaksi alergi.
f. Jelaskan indikasi , kontra indikasi, dan efek samping dari transfusi darah
? 10
saja indikasi transfuse darah?
Transfusi darah adalah pemindahan darah atau suatu komponen darah dari seseorang
(donor) kepada orang lain (resipien).
Indikasi transfusi darah dan komponen-komponennya adalah :
1. Anemia pada perdarahan akut setelah didahului penggantian volume dengan cairan.
2. Anemia kronis jika Hb tidak dapat ditingkatkan dengan cara lain.
3. Gangguan pembekuan darah karena defisiensi komponen.
4. Plasma loss atau hipoalbuminemia jika tidak dapat lagi diberikan plasma subtitute atau
larutan albumin.
5. Penurunan kadar Hb disertai gangguan hemodinamik
Efek sampiing atau risiko melakukan transfuse darah?
Dampak transfusi darah:
a. Komplikasi dini
1) Reaksi hemolitik
Reaksi ini terjadi karena destruksi sel darah merah yang inkompatibel. Reaksi
hemoliik juga dapat terjadi karena transfusi eritrosit yang rusak akibat paparan
dekstrose 5%, injeksi air ke sirkulasi, transfuse darah yang lisis, transfuse darah
dengan pemanasan berlebihan, transfuse darah beku, transfuse denagn darah yang
terinfeksi, transfuse darah dengan tekanan tinggi.
2) Reaksi alergi terhadap leukosit, trombosit, atau protein
Renjatan anafilaktik terjadi 1 pada 20.000 transfusi. Reaksi alergi ringan yang
menyerupai urtikaria timbul pada 3% transfusi. Reaksi anafilaktik yang berat terjadi
akibat interaksi antara IgA pada darah donor dengan anti-IgA spesifik pada plasma
resipien.
3) Reaksi pirogenik
Peningkatan suhu tubuh dapat disebabkan oleh antibody leukosit, antibodi
trombosit, atau senyawa pirogen.
4) Kelebihan beban sirkulasi
5) Emboli udara
6) Hiperkalemia
7) Kelainan pembekuan
8) Cedera paru akut yang berhubungan dengan transfusi (transfusion related acute lung
injury, TRALI)
Kondisi ini adalah suatu diagnosis klinik berupa manifestasi hipoksemia akut dan edema
pulmoner, bilateral yang terjadi 6 jam setelah transfuse. Manifestasi klinis yang ditemui
adalah dispnea, takipnea, demam, takikardi, dan leucopenia akut sementara. Angka
kejadiannya adalah sekitar 1 dari 1.200-25.000 transfusi.
b. Komplikasi lanjut
1) Transmisi penyakit
Virus (Hepatitis A, B, C, HIV, CMV)
Bakteri (Treponema pallidum, Brucella, Salmonella)
Parasit (malaria, toxoplasma, mikrofilaria)
2) Kelebihan timbunan besi akibat transfuse
3) Sensitisasi imun
3. Her younger brother, 7 years old, looks taller than her. Her uncle was died when he
was 21 years old due to the similar disease like her.
a. Bagaimana pertumbuhan normal pada anak perempuan usia 9 th ? 11
Pada anak perempuan pertumbuhan tinggi baru mulai terjadi pada usia 10 12
tahun,sedangkan anak laki laki baru mulai bertambah tinggi pada usia 12
tahun,jadi untuk kasus ini seharusnya A lebih tinggi dari adiknya
b. Bagaimana makna klinis adiknya lebih tinggi ? 12
Keterangan pedigree:
ThalassemiaAutosomal Resesif
Bila, ayah normal-ibu carrier
Persentase F1:
50% normal
50% carrier
25% normal
50% carrier
25% thalassemia
Keterangan:
Laki-laki normal
Wanita normal
Laki-laki carier
Wanita Carier
Laki-laki thalasemia
4. Physical Examination :
Compos mentis, anemis (+), wide epicanthus, prominent upper-jaw
HR : 94x/mnt, RR : 27x/mnt, TD : 100/70 mmHg, Temp : 36,7 C
Heart and Lung : within normal limit
Abdoment : Hepatic enlargement X , Spleen : Schoeffner III
Anemis 15
Wide epicanthus 16
Prominent upper-jaw 17
Pemeriksaan fisik
Interpretasi
Compos mentis
Normal
anemis (+)
Abnormal
Mekanisme abnormal
Suplai
oksigen
Hemolisis
upper-jaw
eritrosit
tulang
hiperaktivitas penebalan
pada
tulang
pipih
(wajah&kepala) facies
cooley
HR: 94 x/mnt
65-110 : normal
RR: 27 x/mnt
Abnormal (takipneu)
16-20 x/mnt : normal
Suplai
oksigen
oksigen
<120/<80 : normal
Temp 36,7oC
inflamasi
merangsang prostaglandin
dikeluarkan merangsang
hypothalamus
untuk
Abnormal
Penurunan
eritrosit
penurunan hemoglobin
pallor
penurunan
pengangkatan oksigen
Abdomen:
hepatic enlargement
Spleen : Schoeffnerr II
Abnormal
Hemolisis
eritrosit
menghasilkan
sel
menghasilkan
eritrosit
hepatosplenomegali
5. Laboratory Result :
Hb : 5,7 gr/dl, RBC : 2.700.103 /lt, WBC : 10,2 x 103/lt, Thrombocyte : 267 x 103
/lt, Diff.count : 0/2/0/70/22/6, Hematocrite 17 vol %, reticulosite 1,8
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan laboratorium ? 21
b. Bagaimana mekanisme abnormal dari pemeriksaan laboratorium ? 22
Hb : 5,7 gr/dl
RBC : 2.700.103 /lt
WBC : 10,2 x 103/lt
Interpretasi
Mekanisme abnormal
Abnormal
Hemolisis eritrosit
jumlah eritrosit menurun
(normal 12,0gr/dl)
Ret: 1,8%
anemia
Abnormal
(normal 0,5%-1,5%)
WBC: 10,2x109/lt
aktif
produksi
retikulosit
7thn-12thn :
4,500-13,500 : normal
thrombocyte: 267x109/lt
150,000-450,000: normal
Normal : 0-1/1-3/2-6/5070/20-40/2-8
Basophil : Normal
Eosinophil: normal
Neutrofil batang :
menurun
Neutrofil segmen:
normal
Limfosit: normal
Monosit : normal
normal
Sintesis
:
eritrosit
rantai
globin
terganggupembentuka
n Hb tidak sempurna
proses
tidak
eritrosit
eritropoiesis
efektifukuran
beraneka
ragam(anisitosis)
dan
bentuk (poikilositosis)
c. Berapa nilai dari MCV, MCH, dan MCHC pada kasus beserta interpretasinya ? 23
Perhitungan :
Nilai
Pemeriksaan tambahan
Blood film : anisocytosis, poikylocitosis, hypochrome, target cell (+)
Ferritin : 899, SI : 74 , TIBC : 310, Bil. Total : 3,6 , Bil. Indirek : 3,2 , Bil. Direk : 0,4
Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal ? 24
Ferritin : 899 (50-300) meningkat
Transfusi darah dan pemecahan eritosit yang begitu cepat (<120hari) penumpukan
fe di tulang dan hati fe meningkat
Anemia
Malaria
intermediate
Defisiensi Besi
Sideroblastik
1. Derajat Anemia
Ringan
Ringan-Berat
Ringan-Berat
Ringan-Berat
2. MCV
N/
3. MCH
N/
4. Besi Serum
N/
<30
N/
5. TIBC
N/
>360
N/
6. Saturasi
>20%
<15%
>20%
(-)
Transferin
7. Besi
Sumsum (+)
Tulang
sideroblast
N
9. Ferritin serum
>50
<20
>50
>50
(+)
(-)
(-)
(-)
11. Splenomegali
(+)
(-)
(-)
(+)/(-)
8. Protoporfirin
eritrosit
sel target
Pucat (Biasanya sejak lahir / usia bayi / usia anak-anak) -> Herediter
Pertumbuhannya lambat
2) Riwayat:
Ada salah satu atau lebih keluarga yang juga menderita penyakit yang
sama
b. Pemeriksaan Fisik:
Pucat / anemia
Gangguan pertumbuhan
Hiperpigmentasi kulit
Pubertas terlambat
c. Pemeriksaan penunjang
1) Darah tepi :
MCV, MCH turun, MCT (mean cell thickmess) turun, MCD (Mean Corpus
Diameter) normal
Gambaran darah lebih nyata daripada thalassemia minor, tetapi lebih ringan
daripada thalassemia mayor
Retikulosit 2-10%
rasio M : E terbalik
Pemeriksaan lain :
Gambaran hair on end, korteks menipis, diploe melebar dengan trabekula tegak
lurus pada korteks.Pada kranium ditandai dengan pelebaran ruang diploe dan
garis-garis vertikal trabekula akan memberi gambaran hair on end.
Abnormalitas gambaran radiologik lainnya pada kranium yaitu sinus
paranasalis tampak tidak berekmbang sempurna, terutama sinus maksilaris.17
Hal ini disebabkan karena penebalan dari tulang sinus akibat hyperplasia yang
akan memberi gambaran thalassemia facies dengan maloklusi. Korpus
vertebra mengalami deminerlisasi yang ditandai dengan trabekulasi yang kasar
disekelilingnya. Pada stadium lanjut, tepi superior dan inferior corpus vertebra
berbentuk bikonkaf atau dapat terjadi fraktur kompresi. Kadang pula massa
hemopoesis ekstramedulla tampak pada mediastinum memberi gambaran
bayangan jaringan lunak di antara kosta depan dan belakang pada posisi
posteroanterior. Jantung tampak pula mengalami pembesaran. Pada kosta
tampak bayangan densitas radiopak didalam kosta (a rib within a rib
appearance).14
Ada banyak kombinasi genetic, mutasi gen globin pada kromosom 16 yang
mengkode rantai atau delesi gen globin pada kromosom 11 yang
mengkode rantai mungkin menyebabkan berbagai variasi dari talasemia.
Pada penderita thalasemia, zat besi yang ditinggalkan sel darah merah yang
rusak itu menumpuk dalam organ tubuh seperti jantung dan hati (lever).
Jumlah zat besi yang menumpuk dalam tubuh atau iron overload ini akan
mengganggu fungsi organ tubuh.Penumpukan zat besi terjadi karena penderita
thalasemia memperoleh suplai darah merah dari transfusi darah. Penumpukan
zat besi ini, bila tidak dikeluarkan, akan sangat membahayakan karena dapat
merusak jantung, hati, dan organ tubuh lainnya, yang pada akhirnya bisa
berujung pada kematian.
Asam folat diberikan secara teratur (misal 5 mg/hari) jika asupan diet buruk
Terapi endokrin
Imunisasi hepatitis B
Adanya kerusakan sel darah merah dan zat besi yang menumpuk di dalam
tubuh akibat talasemia, menyebabkan timbulnya aktifasi oksigen atau yang
lebih dikenal dengan radikal bebas. Radikal bebas ini dapat merusak lapisan
lemak dan protein pada membram sel, dan organel sel, yang pada akhirnya
dapat menyebabkan kerusakan dan kematian sel. Biasanya kerusakan ini
terjadi di organ-organ vital dalam tubuh seperti hati, pankreas, jantung dan
kelenjar pituitari. Oleh sebab itu penggunaan antioksidan, untuk mengatasi
radikal bebas, sangat diperlukan pada keadaan talasemia.
Pada kasus ini, jika transfusi darah dilakukan secara teratur dan adekuat diiringi dengan terapi
kelasi besi dan terapi lanjutan yang baik, maka pasien dapat hidup sampai usia 15-20 dengan
pertumbuhan dan pubertas yang baik, sehingga prognosisnya dubia et malam.
dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya:Xray).Dokter dapat memutuskan dan member terapi pendahuluan,serta merujuk ke
spesialis yang relevan(bukan kasus gawat darurat)
Hipotesis :
Seorang anak perempuan berusia 9 tahun diduga mengalami anemia hemolitik et causa
thalasemia
Learning issue
1. Anatomi dan fisiologi RES
2. Anemia hemolitik
3. Thalasemia