Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Salam sejahtera
Puji syukur yang sebesar-besarnya kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan kasih, rahmat dan karuniaNya sehingga makalah dengan judul Penanganan
Pasien Di Instalasi Gawat Darurat (IGD), High Care Unit (ICU), Intensive Care Unit (ICU)
ini dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun guna melengkapi tugas kepaniteraan Ilmu Anestesiologi dan Rawat
Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang di RSUD Kota
Semarang periode 16 Juni 12Juli 2014.
Melalui makalah ini, penulis ingin mencoba menyajikan informasi mengenai
Penanganan Pasien Di Instalasi Gawat Darurat (IGD), High Care Unit (ICU), Intensive Care
Unit (ICU) bagi paRa pembaca, khususnya kalangan medis dan paramedis, dengan harapan
agar menambah pengetahuan mengenai hal tersebut.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengahadapi berbagai hambatan dalam
memperoleh informasi, seperti sulitnya memperoleh keakuratan data dengan melakukan
seleksi dari berbagai sumber, serta kurangnya pengalaman penulis dalam menyusun karya
ilmiah.
Pada kesempatan ini, tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada:
1. Dr. Susi Herawati, M.Kes., selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Semarang.
2. Dr. Purwito Nugroho, Sp.An. M.M, selaku Koordinator SMF Anestesiologi RSUD
Kota Semarang dan pembimbing Kepaniteraan Klinik Anestesiologi dan Terapi
Intensif.
3. Dr. Donni Indra Kusuma, Sp.An, Msi.Med, selaku pembimbing Kepaniteraan Klinik
Anestesiologi RSUD Kota Semarang.
4. Dr. Satrio, Sp.An , selaku pembimbing Kepaniteraan Klinik Anestesiologi RSUD
Kota Semarang.
5. Dr. Aditya selaku residen Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Semarang.
6. Dr. Bambang S, selaku residen Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro Semarang.
7. Rekan-rekan Anggota Kepaniteraan Klinik di Bagian Anestesiologi RSUD Kota
Semarang Periode 16 Juni 12 Juli 2014.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah ikut
membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan karena kemampuan dan pengalaman
penulis yang masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari semua pihak, supaya makalah ini dapat menjadi lebih
baik, dan dapat berguna bagi yang membacanya. Penulis mohon maaf yang sebesarbesarnya apabila masih banyak kesalahan maupun kekurangan dalam makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
ii
ABSTRAK
Pasien gawat darurat harus dilakukan evaluasi dengan cepat dan tepat untuk kemudian
dilakukan prioritas terapi di Instalasi Gawat Darurat, High Care Unit, Intensive Care Unit,
hal tersebut ditujukan untuk menyelamatkan jiwa mencegah dan membatasi cacat,
meringankan penderitaan pasien, termasuk monitoring dan pengawasan intensif yang
dilakukan di HCU serta ICU kepada pasien berdasarkan kondisi atau keadaan penderita.
Keadaan membutuhkan keterampilan dan pengetahuan yang baik dari penolong dan sarana
yang memadai serta pengorganisasian yang sempurna.
Instalasi Gawat Darurat, High Care Unit, Intensive Care Unit dipersiapkan secara khusus
untuk menagani dan memberikan pelayanan sesuai dengan kondisi dan indikasi pasien.
Ditangani oleh para medis yang dapat diandalkan yaitu dokter.
Kata kunci : Pasien gawat darurat, Instalasi Gawat Darurat, High Care Unit, Intensive Care
Unit, dokter.
PENDAHULUAN
INSTALASI GAWAT DARURAT
Instalasi Gawat Darurat adalah suatu instalasi dirumah sakit yang bertujuan untuk
mengurangi angka kematian dan kecacatan dengan cara memberikan pelayanan pertama
secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi disiplin keilmuan medis terutama pasien
dengan ancaman kematian dan kecacatan.(1)Azas pelayanan gawat darurat adalah
memberikan pertolongan secara cepat dan tepat. Sesuai dengan peraturan menteri kesehatan
no. 159b/1988 tentang rumah sakit dimana dalam pasal 23 telah disebutkan kewajiban rumah
sakit untuk menyelenggarakan pelayanan gawat darurat selama 24 jam perhari.(2)
Persiapan
i. Fase Pra Rumah sakit
Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakut dengan petugas di lapangan
Sebaiknya rumah sakit sudah diberitahukan sebelumpasien mulai diangkut dari tempat
kejadian sehingga rumah sakit dapatmempersiapkan peralatan dan tim trauma pada saat
penderita tiba di rumah sakit.
2.
Triase
Triase berasal dari Bahasa Prancis, trier yang berarti menseleksi, yaitu teknik
untuk menentukan prioritas penatalaksanaan pasien atau korban saat sumber daya
terbatas. Prinsip dasarnya adalah melakukan yang terbaik untuk sebanyak-banyaknya
korban.(4) Perhatian dititikberatkan pada pasien atau korban dangan kondisi medis
yang paling urgent dan paling besar kemungkinanya untuk diselamatkan.
Metode yang digunakan adalah metode S.T.A.R.T atau Simple Triage and rapid
Treatment. Metode ini membagi penderita menjadi 4 kategori: (2,4)
1. Segera MERAH
Pasien mengalami cideramengancam jiwa yang kemungkinan dapat hidup bila
ditolong segera. Misalnya : tension pneumothorax, cardiac arrest, distress
pernafasan, dan perdarahan hebat.
2. Tunda KUNING
Pasien perlu tindakan definitive tetapi tidak ada ancaman jiwa segera. Pasien
dapat enunggu giliran pengobatan tanpa bahaya. Misalnya : fraktur tertutup pada
ekstremitas (perdarahan terkontrol), trauma tulang belakang, trauma kepala tanpa
gangguan kesadaran.
3. Minimal HIJAU
Pasien mendapat cedera minimal dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau
mencari pertolongan. Misalnya: laserasi minor, memar, lecet.
4. Morque HITAM
5. Pasien mengalami cidera mematikan dan akan meninggal meski mendapatkan
pertolongan. Misalnya : cidera kepala berat, luka bakar derajad 3 hampir
diseluruh tubuh, kerusakan organ vital.
Pelayanan HCU adalah tindakan medis yang dilaksanakan melalui pendekatan tim
multidisipli yang dipimpin oleh dokter spesialis yang telah mengikuti pelatihan dasar-dasar
lCU.
Pelayanan HCU meliputi pemantauan pasien secara ketat menganalisis hasil pemantauan dan
melakukan tindakan dan asuhan yang diperlukan.(7)
Ruang lingkup pemantauan yang harus dilaksanakan Antara lain :
1.Tingkat Kesadaran.
2.Fungsi pernapasan dan sirkulasi dengan interval waktu minimal 4 jam atau disesuaikan
dengan kondisi pasien
3.oksigenasi dengan menggunakan oksimeter secara terus menerus
4.Keseimbangan cairan dengan waktu interval minimal 8 jam atau disesuaikan dengan
keadaan pasien.
Tindakan medik yang dilakukan adalah:
1. Bantuan Hidup Dasar/ Basic Life support (BHD/ BLS) dan Bantuan Hidup Lanjut /
Advanced Life Support ( BHD/ALS)
a. Jalan nafas (Airway) : Membebaskan jalan nafas bila perlu menggunakan alat
bantu jalan nafas, pipa orophartingeal atau pipa nasopharingeal . dokter HCU
juga harus mampu melakukan tindakan Intubasi bila diindikasikan segera dan
dipindahkan/ dirujuk ke ICU
b. Pernafasan /ventilasi (Breathing), Mampu melakukan bantuan nafas
(breathing support) dengan bag-mask-valve
c. Sirkulasi (Circulation) resusitasi cairan, tindakan defibrilasi, tindakan
kompresi jantung luar
6
2. Terapi oksigen.
3. Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien dengan berbagai alat pengalir Oksigen
seperti : kanul, sungkup muka sederhana, sungkup muka dengan.reservoir, sungkup
muka dengan katup dan sebagainya.
4. Penggunaan obat-obatan untuk pemeliharaan stabilisasi (obat inotropik,Obat anti
nyeri, obat aritmia jantung, obat-obat yang bersifat vasoaktif danlain-lain).
5. Nutrisi enteral dan parenteral campuran
6. Fisioterapi sesuai dengan keadaan pasien
7. evaluasi seluruh tindakan dan pengobatan yang telah diberikan
(8)
merupakan hasil observasi dan monitoring yang kontinu oleh perawat. Tingkat kesibukan dan
standar perawatan yang tinggi membutuhkan manajemen ICU dan peralatan teknologi tinggi
yang menunjang.(8)
Perawatan Intensif Care Unitmerupakan pelayanan keperawatan yang saat ini sangat
perlu untuk di kembangkan di Indonesia yang bertujuan memberikan asuhan bagi pasien
dengan penyakit berat yang potensial reversibel, memberikan asuhan pada pasien yang
memerlukan observasi ketat dengan atau tanpa pengobatan yang tidak dapat diberikan
diruang perawatan umum memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien dengan potensial
atau adanya kerusakan organ umumnya paru mengurangi kesakitan dan kematian yang dapat
dihindari pada pasien-pasien dengan penyakit kritis.
JENIS-JENIS ICU
Menurut fungsinya Intensive Care Unit(ICU) dibagi menjadi beberapa unsur yaitu :
a. ICU KhususDimana pasien dirawat dengan payah dan akut dari satu jenis penyakit.
Adapun contohnya yaitu :
a. ICCU (Intensive Coronary Care Unit) yaitu ruang untuk pasien yang dirawat
dengan gangguan pembuluh darah Coroner.
b. Respiratory Unit yaitu ruang untuk pasien yang dirawat dengan mengalami
gangguan pernafasan.
c. Renal Unit yaitu ruang untuk pasien yag dirawat dengan gangguan gagal
ginjal.
b. ICU Umum
Dimana pasien dirawat dengan sakit payah akut di semua bagian RS. Menurut umur,
ICU anak & neonatus dipisahkan dengan ICU dewasa.
komplikasi, Observasi intensif pasca henti jantung dalam keadaan stabil , dan Observasi
pada pasca bedah dengan penyakit jantung.
c. Prioritas 3
Pasien dalam keadaan sakit kritis dan tidak stabil yang mempunyai harapan kecil untuk
penyembuhan (prognosa jelek). Pasien kelompok ini mugkin memerlukan terapi intensif
untuk mengatasi penyakit akutnya, tetapi tidak dilakukan tindakan invasife Intubasi atau
Resusitasi Kardio Pulmoner. NB : Pasien prioritas 1 harus didahulukan dari pada
prioritas 2 dan 3.
fasilitas, pelayanan penunjang ,jumlah dan macam pasien yang dirawat, untuk itu harus
ditunjang oleh tenaga yang memenuhi kualifikasi standart ICU. (9)
Pelayanan ICU harus memiliki kemampuan minimal sebagai berikut :
a. Resusitasi jantung paru
b. Pengelolaan jalan nafas termasuk intubasi trakeal dan penggunaan ventilator sederhana
c. Terapi oksigenasi
d. Pemamtauan EKG ,pulse oximetri terus menerus
e. Pemberian nutrisi enteral dan parenteral
f. Pelaksanaan terapi secara titrasi
g. Kemampuan melaksanakan teknik khusus sesuai kondisi pasien
h. Memberikan tunjangan fungsi vital dengan alat alat portabel selama transportasi pasien
gawat
i. Kemampuan melakukan fisioterapi dada
10
4. Monitoring Peralatan.
Hal-hal yang sangat vital sangat ditekankan pada pemantauannya termasuk peralatan
yang digunakan untuk transportasi pasien yaitu :
Mengerti trentang kegagalan pasokan oksigen ,maka alat yang secara otomatis
teraktifasi untuk memonitor penurunan tekanan pasokan oksigen yang selalu
terpasang di ventilator
Terpasang alat elektro kardiograf pada setiap pasien dan dapat dipantau terus
menerus
Apabila ICU memungkinkan apabila ada indikasi klinis harus tersedia peralatan
untuk mengukur variabel fisiologis lain seperti tekanan intra arterial dan
tekanan pulmunalis, curah jantung, tekanan intra karnial, suhu, transmisi
neuromuskular,kadar CO2 respirasi.
12
13
KESIMPULAN
Penatalaksanaan pasien gawat darurat harus dilakukan evaluasi dengan cepat dan
tepat untuk kemudian dilakukan prioritas terapi di Instalasi Gawat Darurat, High Care Unit,
Intensive Care Unit agar pasien tidak mengalami kecacatan bahkan kematian. Seorang dokter
dituntut harus memiliki kemampuan dalam mengevaluasi dan menangani penderita gawat
darurat.
Di IGD pasien gawat darurat harus segera dievaluasi dengan cepat dan tepat untuk
kemudian dilakukan prioritas terapi,baik primary survey atau secondary survey yang harus
dilakukan secara berulang ulang agar dapat mengenali perubahankeadaan pasien dan
pemberian terapi yang sesuai.
Apabila pasien memerlukan pemantauan intensif
menimbulkan ancaman gangguan pada sistem organ vital, makan akan dirujuk ke Intensive
Care Unit (ICU), apabila pasien dengan kondisi stabil, dari fungsi respirasi, hemodinamik,
dan kesadaran namun masih memerlukan pengobatan, perawatan dan pemantauan kecara
ketat, maka pasien akan dirujuk ke High Care Unit (HCU)
Pelayanan pertama secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi disiplin
keilmuan medis akan menyelamatkan pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Herkuanto. Aspek Medikolegal Pelayanan Gawat darurat, Majalah Kedokteran
Indonesia, Volime:57, No:2, Februaru 2007.
2. Glarum J, Birov D, Cetaruk E, MD. Hospital emergency Respone Teams. United
states of America : Elsevier, 2010.
3. Direktorat jendral bina upaya kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Pelayanan
HCU. Jakarta; DepKes RI, 2011.
4. Direktorat jendral bina upaya kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Pelayanan
ICU. Jakarta; DepKes RI, 2011.
5. America college of Surgeons. Advandcenve Trauma Life support for doctors, 7th
edition. Chicago; America college of surgeon, 2004
14
15
2010.