Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
: 14.11.1001.7311.118
KELAS : F (GENAP)
dalam jumlah besar, dan, bisa meningkatkan partisipasi, terutama jika menggunakan voting
online.
Di Indonesia sendiri pelaksanaan e-voting sebetulnya telah dilakukan di beberapa tempat.
Karena terkendala perundang-undangan yang mensyaratkan bahwa pemilu dilakukan dengan
mencontreng/mencoblos pada kertas, maka e-voting baru dilaksanakan pada level desa
seperti dilakukan di kabupaten Boyolali dan Bantaeng, dan pada level dusun di Jembrana
dengan menggunakan sistem layar sentuh. Mereka banyak dibantu oleh para tenaga ahli IT
dari universitas maupun dari badan pemerintah seperti BPPT. Maka, kini yang diperlukan
adalah mendorong pelaksanaan e-voting pada tahapan yang lebih tinggi. Apalagi, prosedur
pelaksanaan e-evoting ini tidaklah jauh berbeda dengan pemilu konvensional dengan kertas.
Tetap dibutuhkan adanya panitia lokal, saksi, KPU, dan KPUD.
Namun demikian, kesuksesan e-voting perlu dibarengi dengan pelatihan teknologi kepada
para pemilih dan panitia penyelenggara, dengan melibatkan kalangan melek teknologi. Ini
adalah hal yang krusial,tetapi bukan sesuatu yang dijadikan alasan untuk menolak e-voting,
karena bisa dilakukan secara bertahap. Selanjutnya, perlu dilakukan pembangunan
infrastruktur data elektronik dengan menyelesaikan program KTP elektronik yang merupakan
salah satu pusat data kependudukan. Jika ini belum selesai, maka data bisa didasarkan pada
daftar pemilih tetap di KPU. Tentu yang tidak ketinggalan adalah dukungan perundangundangan.
Sebaik apapun sistem pemilu, ia tidak akan berjalan baik jika tidak disertai kemauan politik
yang kuat dari pemerintah dan partai politik yang memang banyak berkepentingan dengan
sistem pemilu. Dan tugas masyarakat adalah memastikan sistem pemilu tersebut berjalan
dengan baik, transparan, dan bisa dipertanggungjawabkan.