Você está na página 1de 10

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK SAPI PERAH DI UD.

HADI PUTRA
DESA NGIJO KECAMATAN KARANG PLOSO KABUPATEN MALANG.
Budi Hartono1), Hari Dwi Utami1), Gayuh Pradipto2)
1)

2)

Dosen Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya


Mahasiswa Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

ABSTRAK
Penelitian dilakukan di peternakan UD. Hadi Putra di Ngijo Desa, Kecamatan
Karangploso, Kabupaten Malang. Tujuan dari penelitian adalah untuk menguji kelayakan
perusahaan. Penelitian dilakukan dari 20 Mei 17 Juni 2013 data melibatkan data primer dan
sekunder. Metode analisis deskriptif dilakukan untuk menganalisis data dengan menggunakan
persamaan ekonomi (Keuntungan, Return Cost Ratio, dan Break Even Point). Hasil penelitian
menunjukan bahwa peternakan sapi perah ini dapat dikatakan sebagai peternakan yang layak
berdasarkan tiga kriteria yaitu, Rp. 58.601.170/tahun atau Rp. 1.240.236/ST/thn dari
keuntungan, 1,16 dari R/C Rasio, dan Rp. 3.282/Liter BEP (Rp/Liter) atau 104.330 liter dari
BEP (Liter) atau BEP(Ekor) ketika jumlah sapi yang laktasi sebanyak 28 ekor.
Kata Kunci : Keuntungan, Return Cost Ratio, Break Even Point

FEASIBILITY ANALYSIS OF DAIRY CATTLE IN HADI PUTRA FARMING AT


NGIJO VILLAGE KARANGPLOSO SUB-DISTRICT MALANG REGENCY
Budi Hartono1), Hari Dwi Utami1), Gayuh Pradipto2)
1)

2)

Lecture of Animal Husbandry Faculty, Brawijaya University


Under Bacelor of Animal Husbandry Faculty, Brawijaya University

ABSTRACT
The research was conducted at the farm UD. Hadi Putra in Ngijo Village, Karangploso
sub-districts, Malang regency. The aim of the study was to examine enterprise feasibility.
The study was conducted from 20th May to 17th June 2013. Data involves primary and
secondary data. Descriptive analysis method was conducted to analyse data by using
economic equation (Profit, Return Cost Ratio, and Break Even Point). Results found that this
dairy farm was found as feasible farming on the basis of three criteria namely, Rp.
58,601,170./year or Rp. 1,240,236/AU/year of Profit, 1.16 of R/C Ratio, and Rp. 3,282.- of
BEP value price or 104,330 liter or when the number of lactating cows as much as 28 heads.
Keywords : Profit, Return Cost Ratio, Break Even Point

PENDAHULUAN
Usaha harus dijalankan secara teratur
dan terus menerus pada suatu tempat dan
dalam jangka waktu tertentu untuk tujuan
komersial yang meliputi kegiatan yang
menghasilkan daging, telur, susu, kulit, serta
usaha
penggemukan
ternak
termasuk
mengumpulkan,
mengedarkan
dan
memasarkan tiap jenis ternak.
Peluang dalam berusaha harus terdapat
beberapa aspek. Salah satu aspek tersebut
adalah aspek kelayakan. Aspek kelayakan
dalam berusaha sangat penting untuk menilai
apakah usaha tersebut layak atau tidak untuk
dijalankan, dengan kata lain jika usaha
tersebut dijalankan, apakah akan memberikan
manfaat atau tidak. Aspek kelayakan usaha
merupakan kegiatan untuk mempelajari secara
mendalam mengenai data dan informasi yang
telah ada kemudian mengukur, menghitung,
dan menganalisa hasil penelitian tersebut
dengan menggunakan metode-metode tertentu
Pemilihan
lokasi
penelitian
dilaksanakan di UD. Hadi Putra di Desa Ngijo
Kecamatan Karang Ploso Kabupaten Malang.
Peternakan tersebut mempunyai sapi potong
dan sapi perah yang pola pemeliharaanya
masih sederhana. Ternak yang dikelola dalam
peternakan perlu adanya perincian secara
ekonomi dari hasil penjualan produksi
maupun dari pengeluaran dalam berternak,
sebab pada dasarnya akan semakin banyak
kepentingan atau kebutuhan yang harus
ditangani agar usaha tersebut dapat berjalan,
sehingga perlu melihat hasil usaha pada tiap
akhir periode tertentu. Bentuk pengelolahan
yang digunakan berupa laporan keuangan
yang disusun oleh manajemen sebagai bentuk
pertanggungjawaban dimana didalamnya
memberikan gambaran tentang kondisi usaha
ataupun hal-hal yang telah dilakukan selama 1
bulan atau 1 tahun. Laporan keuangan sangat
diperlukan karena dapat digunakan sebagai
alat untuk berkomunikasi antar data keuangan

atau aktivitas perusahaan tersebut. Adanya


penelitian analisa kelayakan dimaksudkan
untuk mengetahui apakah peternakan dalam
usaha ternak sapi perah ini layak
dikembangkan dan dilanjutkan atau perlu
adanya evaluasi dan perbaikan.

METODE PENELITIAN
Kerangka Analisis
Metode penelitian yang digunakan adalah
metode studi kasus yaitu menilai kelayakan
suatu usaha apakah usaha usaha tersebut layak
dikembangkan atau tidak sehingga perlu
adanya evaluasi. Metode dalam pencarian
tempat menggunakan metode purposive.
Materi penelitian mengenai usaha ternak sapi
perah yang dilakukan di UD. Hadi Putra di
Desa
Ngijo
Kecamatan
Karangploso
Kabupaten Malang dengan jumlah ternak
berjumlah 76. Proses pengambilan data
dilokasi penelitian dilakukan pada tanggal 20
Mei sampai 17 Juni 2013.
Metode dalam pengumpulan data yang
digunakan terdiri dari 2 macam yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh melalui wawancara langsung
dengan responden yang telah ditentukan
dengan berpedoman pada daftar pertanyaan
(kuesioner). Data sekunder diperoleh dengan
cara mempelajari buku-buku maupun media
elektronik (internet) yang relevan dengan
topik yang diteliti.
Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini
nantinya akan dianalisis secara deskriptif
dengan perhitungan menggunakan rumusrumus ekonomi.
Analisis Ekonomi :
1. Biaya Produksi
Biaya Produksi atau Total Cost (TC)
adalah penambahan dari keseluruhan biaya
tetap dan biaya variabel. Dapat di peroleh
dengan rumus (Nirwana, 2003).

TC = FC + VC
Keterangan :
TC = Total Cost/ Biaya total
FC = Fixed Cost/ Biaya tetap
VC = Variable Cost/ Biaya variabel
2. Penerimaan
Penerimaan akan diperoleh dari suatu
proses produksi dengan mengalihkan jumlah
hasil produksi dengan harga produksi yang
berlaku pada saat itu. Adapun rumusnya
adalah sebagai berikut (Riyanto, 2001).
TR = P x Q
Keterangan :
TR = Total
Revenue
atau
total
penerimaan susu (Rp/Tahun).
P = Price Of Quality atau harga per liter
susu sapi perah (Rp).
Q = Quantity atau jumlah produksi susu
sapi perah (Liter/Tahun).
3. Keuntungan
Wasis
(1997)

menyatakan

bahwa

pehitungan keuntungan dapat dihitung dengan


menggunakan rumus .
= TR TC
Keterangan :
: Keuntungan
pada
unit
penampungan susu (Rp/Tahun).
TR : Total
Revenue
atau
total
penerimaan
pada
unit
penampungan susu (Rp/Tahun).
TC : Total Cost atau biaya total pada unit
penampungan susu (Rp/Tahun).
4. Return Cost (R/C) Ratio
Analisis (R/C) ratio adalah merupakan
perbandingan antara total penerimaan dengan
biaya. Semakin besar nilai R/C semakin besar
pula

keuntungan

(Soekartawi 2002).

dari

usaha

tersebut

Rumusnya adalah
R/C =

Penerimaan Total
Biaya Total

5. Analisa Break Even Point (BEP)


BEP adalah suatu keadaan dimana suatu
usaha tersebut tidak untung maupun tidak
rugi, dengan memperoleh titik impas.
1.

BEP (Rp / Liter) =

2.

BEP(Ekor)

Total Biaya
Produksi per Tahun
Total Biaya

= (Produksi Rata-rata Per Hari x


365 Hari x Penjualan)

3.

4.

BEP (Liter)

BEP (Liter/Ekor) =

Total Biaya
Harga Produksi
BEP ( Liter )
Ternak Laktasi

HASIL DAN PEMBAHASAN


Lokasi Peternakan
Lokasi Peternakan UD. Hadi Putra berada
di Desa Ngijo Dusun Ngepeh Kecamatan
Karangploso Kabupaten Malang, dengan luas
wilayah peternakan seluas 2 Hektar. Kondisi
lokasi peternakan secara umum mempunyai
suhu optimum 230 C 290 C, dengan
kelembapan 68%, keadaan suhu yang
demikian sesuai untuk pemeliharaan ternak
sapi perah. Ardy (2011), menyatakan bahwa
pemeliharaan sapi perah hendaknya pada suhu
antara 27 - 290 C dan kelembapan udara
antara 60 70 % dan curah hujan rata-rata
diatas 1800 mm per tahun.
Batas wilayah desa Ngijo yaitu sebelah
utara desa Donorawih, sebelah selatan desa
Kepuharjo, sebelah barat desa Bocek, sebelah
timur desa Pendem. Lokasi kandang di UD.
Hadi Putra berbatasan dengan lahan petanian
dan pemukiman penduduk dengan jarak
sekitar 15 meter. Keadaan kegiatan
transportasi di peternakan UD. Hadi Putra

berdekatan dengan jalan raya besar


Karangploso, sehingga dapat dijangkau
mudah oleh kendaraan besar, jarak antara
peternakan dengan jalan raya adalah 450
meter. Posisi ini memberikan kemudahan
dalam proses transportasi, ketersediaan pakan,
obat, keperluan pemeliharaan sapi, serta
proses pengiriman susu.

berdirinya mulai dari tahun 1995 sampai


sekarang. Bentuk usahanya adalah mandiri.
Ternak yang dikembangkan adalah usaha
ternak sapi potong dengan jumlah 136 ekor
dan ternak sapi perah dengan jumlah 76 ekor.
Usaha peternakan tersebut mempekerjakan 11
karyawan dan 2 orang yang bertugas sebagai
dokter hewan dan pengawas peternakan.
Proses memproduksinya atau memerah susu
adalah menggunakan teknologi sederhana
yaitu masih menggunakan tenaga manusia
(manual).

Profil Usaha Peternakan


Nama pemilik peternakan adalah Drs.
Hadi Sriwiyana, M.M. bertempat tinggal di
Desa Ngijo Dusun Ngepeh Kecamatan
Karangploso Kabupaten Malang. Beliau
berumur 70 Tahun. Beliau juga bekerja di
kampus Kanjuruan dan menjabat sebagai
Rektor. Profil usaha peternakan UD. Hadi
Putra ini merupakan usaha dagang yang lama

Komposisi Ternak
Usaha Peternakan Sapi Perah di UD.
Hadi Putra mempunyai komposisi ternak
sebagai berikut :

Tabel 1. Jumlah dan Komposisi Sapi Perah UD. Hadi Putra


Jenis Sapi
Sapi yang produksi
- Induk Laktasi
- Induk Kering
Sapi yang tidak produksi
- Sapi Dara Umur (1 2 tahun)
- Pedet sapi (1-3 bulan)
- Pedet lepas sapih (4-8 bulan)
Jumlah

Jumlah
(ekor)

Satuan Ternak *)
(ekor)

Prosentase
(%)

30
6

30
6

63,5
12,7

5
25
10

2,5
6,25
2,5

5,3
13,2
5,3

76

47,25

100

* Sumber : Waller, Moser, dan Anderson. 1986

Berdasarkan Tabel 1 diketahui, bahwa


jumlah kepemilikan sapi perah di UD. Hadi
Putra adalah sebanyak 90 ekor atau 61,5
satuan ternak. Jumlah sapi produktif atau sapi
yang mampu menghasilkan susu berjumlah 36
ekor yang terdiri dari induk sapi yang laktasi
berjumlah 30 ekor dan induk sapi dalam masa
kering 6 ekor. Sapi non produktif atau sapi
yang tidak menghasilkan susu berjumlah 40
ekor atau 11,5 satuan ternak terdiri dari sapi
dara yang berumur 1 2 tahun, pedet lepas
sapih, dan pedet sapih.
Murbiyanto (1990) menyatakan bahwa
sapi rasio pemeliharaan antara sapi produktif

yang baik adalah 60 : 40 yang artinya jika


jumlah sapi 10 ekor maka 6 ekor sapi
produktif dan 4 ekor sapi non produktif. Rasio
pemeliharaan sapi di UD. Hadi Putra dalam
satuan ternak adalah antara 76,2 % yang
produktif dan 23,8 % yang non produktif.
Hasil yang diperoleh yaitu tidak sesuai
dengan literatur dan artinya adalah jumlah
sapi yang berproduktif dan sapi yang non
produktif selisihnya yaitu 16,2 %.
Modal Usaha
Modal merupakan faktor terpenting
dalam kelangsungan suatu usaha. Modal

dibedakan menjadi 2 yaitu modal tetap dan


modal kerja. Modal tetap yang ada di UD.
Hadi Putra adalah tanah, ternak, gedung,
kandang, dan peralatan. Modal kerja di UD.
Hadi Putra dapat dibedakan menjadi 2 bagian
lagi yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap
atau biaya variabel. misalnya biaya tetap : gaji
Tabel 2. Modal Usaha UD. Hadi Putra
Jenis Biaya

Jmlh Biaya [Rp/Thn]

Modal Tetap
1. Ternak
2. Tanah
3. Gudang
4. Kandang
5. Peralatan
6. Kendaraan
Total Modal Tetap
Modal Kerja
1. PBB
2. Gaji Pegawai
3. Sewa Tanah
4. Pakan
5. Listrik
6. Obat-obatan
7. Inseminasi Buatan
8. Transportasi
9. Lain-lain
Total Modal Kerja
TOTAL MODAL

Tabel

menunjukan

pegawai dan PBB, lalu biaya variabel pada


usaha tersebut misalnya : adminitrasi,
transportasi, listrik, air, obat-obatan, dan lainlain.
Perincian penggunaan modal pada usaha
peternakan sapi perah di UD. Hadi Putra
dapat dilihat pada tabel 2.

Rp.

Rp
Rp

bahwa

Jmlh Biaya
[Rp/ST/Thn]

Prosentase

770.000.000
400.000.000
15.000.000
20.000.000
10.830.000
6.200.000
1.222.030.000

16.296.296
8.465.608
317.460
423.280
229.206
131.217
25.863.096

48,6
25,2
1,0
1,3
0,7
0,4
77,1

375.600
59.400.000
15.000.000
277.200.000
913.130
6.000.000
360.000
1.320.000
2.436.000
363.237.730
1.585.034.730

7.949
1.257.143
317.460
5.866.667
19.326
126.984
7.619
27.937
51.556
7.682.640
33.545.709

0,02
3,7
1,0
17,5
0,1
0,4
0,02
0,1
0,2
22,9
100

usaha

peternakan sapi perah di UD. Hadi Putra

besar daripada modal kerja antara 77,1 % dan


22,9 %.

menggunakan Jenis modal dalam bentuk


ternak

adalah

faktor

utama

untuk

Biaya Produksi

mendapatkan keuntungan. Jenis modal dalam

Biaya produksi adalah sejumlah biaya

bentuk tanah dan pakan adalah jenis modal

yang harus dikeluarkan untuk keperluan

yang harus tersedia agar saat berternak sapi

perusahaan. Biaya produksi yang ada di UD.

perah tidak mengalami kendala. Jenis modal

Hadi Putra dibedakan menjadi 2 yaitu biaya

yang lain adalah jenis modal dalam bentuk

tetap dan tidak tetap atau variabel. Biaya tetap

mendukung dalam proses berternak sapi

yang ada di perusahaan tersebut adalah biaya

perah. Pada Tabel 2 juga menunjukan bahwa

penyusutan kandang, gedung, peralatan, dan

modal tetap di UD. Hadi Putra jauh lebih

kendaraan, lalu PBB dan Gaji Pegawainya.

Biaya variable yang ada di perusahaan


tersebut adalah biaya pemberian bahan pakan,
biaya pakan, kesehatan dalam bentuk obatobatan, IB, transportasi, dan lain-lain.

Tabel 3. Biaya Produksi Per Tahun UD. Hadi Putra


Jenis Biaya
Biaya tetap
1. P. Kandang
2. P. Gudang
3. P. Peralatan
4. PBB
5. P. Kendaraan
6. Sewa Tanah
7. Gaji Pegawai
TOTAL BIAYA TETAP
Biaya Variabel
1. Pakan
2. Listrik
3. Obat-obatan
4. Inseminasi Buatan
5. Transportasi
6. Trnk P. Betina 2 ekor
7. Lain-lain
TOTAL BIAYA
VARIABEL
BIAYA PRODUKSI

Jmlh Biaya

Jmlh Biaya

Jmlh Biaya

Prosentase

[Rp/Thn]

[Rp/ST/Hari]

[Rp/ST/Thn]

[%]

1.000.000
500.000
1.680.000
375.600
620.000
5.000.000
59.400.000
68.575.600

58
29
97
22
36
290
3.444
3.979

21.164
10.582
36.556
7.949
13.122
105.820
1.257.143
1.451.335

0,3
0,1
0,5
0,1
0,2
1,4
16,3
18,8

277.200.000
913.130
2.350.000
360.000
1.320.000
12.000.000
2.436.000

16.073
53
136
21
77
696
141

5.866.667
19.326
49.735
7.619
27.937
253.968
51.556

75,9
0,3
0,6
0,1
0,4
3,3
0,7

296.579.130

17.197

6.276.807

81,2

365.154.730

21.173

7.728.142

100,00

Tabel 3 menunjukan biaya produksi yang


tertinggi prosentasenya adalah biaya pakan.
Prosentase pakan disini sangat penting yaitu
75,9 %, dikarenakan dalam berusaha ternak
sapi perah kebutuhan pakan di sini untuk
memberikan nutrisi untuk hidup dan hasil
produksi yang dibutuhkan oleh ternak. Yusdja
(2005) menyatakan bahwa biaya memberikan
pakan untuk ternak sapi perah membutuhkan
pengeluaran terbesar yaitu 62,5 %. Pakan
yang ada di UD. Hadi Putra jauh lebih banyak
dibandingkan dengan literatur.

Penerimaan
Sumber penerimaan dari usaha ternak
sapi perah di UD. Hadi Putra terdiri dari 3
macam, yaitu penjualan susu segar, sapi nonproduktif, dan kompos. Penjualan susu segar
di UD. Hadi Putra selama 1 Tahun ekor
sebesar 111.237 liter per tahun dan per liter
dihargai oleh KUD dengan harga Rp. 3500,
penjualan sapi non-produktif sekitar 4 ekor
dan penjualan kompos sekitar 11.066 kg dan
dijual per kg Rp. 400,-.

Tabel 4. Penerimaan Per Tahun UD. Hadi Putra


Jenis
P. Susu Segar
P. Sapi Non-produktif
P. Kompos

Jumlah

Jumlah

Jumlah

Jumlah

Per Tahun

(Rp/Thn)

(Rp/ST/Hari)

(Rp/ST/Thn)

111.237 Ltr
4 Ekor
11.066 Kg

389.329.500
30.000.000
4.426.400

22.575
1.740
257

8.239.778
634.921
93.680

91,9
7,1
1,0

423.755.900

24.571

8.968.379

100

PENERIMAAN

Tabel 4 menunjukan bahwa prosentase


yang tertinggi adalah penjualan susu dengan

Prosentase
(%)

Analisa Kelayakan
Analisa

kelayakan

merupakan

suatu

prosentase 91,9 %. Susu yang dihasilkan di

evaluasi usaha yang secara menyeluruh

perternakan UD. Hadi putra rata-rata 10

sebagai dasar persetujuan layak tidaknya

liter/ekor/hari. Siregar (1995) menyatakan

suatu usaha ditinjau dari besar kecilnya arus

bahwa sumber penerimaan terbesar dalam

penerimaan dan arus pengeluaran. Usaha

usaha sapi perah adalah penjualan susu.

kelayakan sapi perah di UD. Hadi Putra ini

Putranto (2006) menyatakan bahwa, produksi

dapat diketahui dengan memperhatikan hasil

rata-rata susu sapi perah FH di Indonesia

perhitungan, yaitu sebagai berikut :

sekitar 10 liter/ekor/hari. Produksi susu di


UD. Hadi Putra sama dengan literatur.
Putranto

(2006)

bahwa

Keuntungan atau laba didapatkan dari

penjualan yang terbesar dalam beternak sapi

pengurangan antara total penerimaan usaha

perah sekitar 85 90 % untuk penjualan susu

dengan total biaya yang dikeluarkan dalam

dibanding dengan penjualan pupuk kompos

suatu usaha peternakan. Peternakan UD. Hadi

dan sapi yang tidak berproduktif. Penjualan

Putra agar memperoleh laba dengan cara

susu di UD. Hadi Putra adalah produk utama,

menjual produksi dari ternak sapi perah yaitu

jika dibandingkan dengan literatur maka

yang utama susu sapi, ternak sapi perah yang

hasilnya tidak sesuai

dengan yaitu sebesar

tidak produktif, dan menjual kompos, setelah

91,9 %. Penjualan susu tersebut artinya

itu di kurangi dengan total biaya produksi

produk utama yang sangat penting bagi UD.

yang terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak

Hadi Putra dalam mendapatkan penerimaan

tetap.

atau keuntungan.

menyatakan

Keuntungan

Keuntungan atau laba usaha peternakan


sapi perah di UD. Hadi Putra dapat dilihat
pada Tabel 5.

Tabel 5. Analisa Rugi Laba UD. Hadi Putra


Uraian

Jumlah
(Rp/Thn)

Jumlah
(Rp/ST/Thn)

Jumlah
(Rp/ST/Hari)

Penerimaan
1. Penjualan Susu Segar
2. Penjualan Sapi Non-Produktif
3. Kompos

389.329.500
30.000.000
4.426.400

8.239.778
634.921
93.680

22.575
1.740
257

Total Penerimaan

423.755.900

8.968.379

24.571

1.000.000
500.000
1.680.000
375.420
620.000
5.000.000
59.400.000

16.260
8.130
27.317
6.104
10.081
81.301
965.854

58
29
97
22
36
290
3.444

277.200.000
913.130
2.350.000
360.000
1.320.000
12.000.000
2.436.000
365.154.730

5866.667
19.326
49.735
7.619
27.937
253.968
51.556
7.728.142

16.073
53
136
21
77
696
141
21.173

58.601.170

1.240.236

3.398

Biaya Tetap
1. P. Kandang
2. P. Gedung
3. P. Peralatan
4. PBB
5. P. Kendaraan
6. Sewa Tanah
7. Gaji Pegawai
Biaya Variabel
1. Pakan
2. Listrik
3. Obat-obatan
4. Inseminasi Buatan
5. Transportasi
6. Ternak Betina 2 ekor
7. Lain-lain
Total Biaya
Laba

Tabel 5 menunjukan bahwa total


penerimaan sebesar Rp. 423.755.900,dikurangi
total
biaya
sebesar
Rp.
365.154.730,- maka memperoleh hasil yaitu
Rp. 58.601.170,-. Maka UD. Hadi Putra
mengalami
keuntungan
sebesar
Rp.
58.601.170,- atau dalam bentuk Satuan
Ternak sebesar Rp. 1.240.236/thn. Riyanto
(2001) menyatakan bahwa usaha dikatakan
berhasil jika situasi pendapatannya memenuhi
syarat cukup untuk membayar semua sarana
produksi termasuk biaya angkutan dan
adminitrasi, cukup untuk membayar upah dan
jasa-jasa lain yang dilibatkan dalam usaha.
Usaha ternak sapi perah di UD. Hadi Putra
dan menurut pendapat dari Riyanto adalah
sama karena usaha tersebut bisa memenuhi
biaya yang di keluarkan untuk usaha ternak
sapi perah dan mendapatkan keuntungan. Saat

penelitian keuntungan yang di dapat dari


usaha ternak sapi perah digunakan untuk
membayar upah pegawai dan bahan pakan
ternak sapi potong.
Return Cost (R/C) Ratio
Keberhasilan suatu usaha dapat diukur
dengan menggunakan Revenue Cost Ratio
(R/C Ratio). Hasil menunjukkan bahwa total
penerimaan sebesar Rp. 423.755.900,- dibagi
dengan total biaya sebesar Rp. 365.154.730,maka diperoleh hasil R/C sebesar 1,16 dalam
1 Tahun. Soekartawi (1995) menyatakan
bahwa jika R/C ratio menunjukan angka > 1
maka usaha tersebut dikatakan memperoleh
keuntungan tapi jika menunjukan angka < 1
maka usaha tersebut dapat dikatakan
memperoleh kerugian. Menurut literatur maka
UD. Hadi Putra mengalami keuntungan

karena R/C ratio menunjukan angka 1,16 dan


artinya jika usaha peternakan mengeluarkan
Rp. 100.000 maka akan mendapatkan
penerimaan sebesar Rp. 160.000, maka
keuntungan yang didapatkan sebesar Rp.
60.000.
Break Even Point (BEP)
Nilai BEP pada UD. Hadi Putra harus
dibawah harga output sehingga usaha tersebut
selalu mendapatkan keuntungan. Usaha akan
mengalami BEP jika hasil keuntungan biaya
produksi dan penerimaan mengalami titik
impas atau tidak untung dan tidak rugi. Hasil
penelitian di UD. Hadi Putra diperoleh yaitu
biaya total Rp. 365.154.730, penerimaan yang
sebesar Rp. 423.755.900, jumlah ternak yang
berproduksi 36 ekor, memproduksi susu
sebesar 111.237 liter/tahun, dan harga susu
segar sebesar Rp. 3500,- per liter. Hasil
pembanding BEP selama 1 Tahun dapat
dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Analisa BEP dengan hasil UD. Hadi
Putra
Uraian
Penerimaan (Rp)
Ternak berproduksi
(ekor)
Susu (liter)
Susu Per Ekor
(liter/ekor)
Harga Per Liter
Susu (Rp/liter)

Hasil
423.755.900
36

BEP
228.495.464
28

111.237
3.708

104.330
3.478

3.500

3.283

Tabel 6. menunjukan bahwa selama 1


Tahun agar terjadi BEP (Rp) maka penerimaan
minimal Rp. 228.495.464,-. Ternak yang
laktasi atau berproduksi susu agar terjadi BEP
(Ekor) minimal yaitu 28 Ekor dari 36 ekor
jumlah sapi yang ada di peternakan. Produk
susu sapi perah agar terjadi BEP (Liter) minimal
yaitu 104.330 Liter. Per ekor sapi perah yang
menghasilkan susu agar terjadi BEP (Liter/Ekor)
yaitu 3.478 liter/ekor. Harga per liter susu
sapi perah dijual agar terjadi BEP (Rp/Liter)
yaitu Rp. 3.283/liter.

KESIMPULAN
Usaha sapi perah di UD. Hadi Putra di
Desa
Ngijo
Kecamatan
Karangploso
Kabupaten Malang selama 1 Tahun dapat
dikatakan layak berdasarkan hasil penelitian
sebagai berikut :
1. Keuntungan yang di peroleh sebesar
Rp. 58.601.170 atau sebesar Rp.
952.865 /ST.
2. Nilai R/C Ratio menunjukan angka
1,16.
3. Nilai
BEP
tercapai
ketika
penerimaan
mencapai
Rp.
228.495.464 atau ternak yang laktasi
berjumlah 28 ekor atau produksi susu
mencapai 104.330 liter atau jika per
ekor sapi perah menghasilkan susu
minimal 3.478 liter atau jika harga
jual susu per liter mencapai Rp.
3.282,-.

DAFTAR PUSTAKA
Ardy, E. P. 2011. Analisis Finansial Usaha
Ternak Sapi Perah Pada UD. Hadi Putra
Ngijo Karangploso Malang. Skripsi.
Fakultas
Peternakan.
Universitas
Brawijaya Malang. Malang
Nirwana. 2003. Pengantar Mikro Ekonomi.
Bayu Media Publishing. Malang.
Putranto, E. H. 2006. Analisis Keuntungan
Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat. Di
Jawa Tengah. Tesis Program Pasca
Sarjana
Universitas
Diponegro.
Semarang.
Riyanto, B. 2001. Dasar-Dasar Pembelajaran
Perusahaan. Edisi Keempat. BPFE.
Yogyakarta.
Siregar, S. B. 1995. Sapi Perah : Jenis
Pemeliharaan dan Analisis Usaha.
Penebar Swadaya. Jakarta
Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani.
Jakarta. UI Press.
---------------. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi
Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.
Yusdja, 2005. Kebijakan Ekonomi Industri
Agribisnis Sapi Perah di Indonesia .
Analisis
Kebijakan
Ekonomi
Pertanian. Volume 3 No 3. Bogor.
Waller, Steven S. Moser, Lowell E, dan
Anderson, Bruce. 1986. A Guide for
Planning and Analyzing a Year-Round
Forage Program. University of
Nebraska Lincoln. Nebraska.
Wasis.
1997.
Pengantar
Ekonomi
Perusahaan. PT Alumni. Bandung.

Você também pode gostar