Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I PENDAHULUAN
lain. Hal ini terjadi karena kurangnya penguasaan bahasa kedua oleh penutur
atau bahkan karena kebiasaan. Percampuran unsur bahasa ini disebut alih
kode (code switching) dan campur kode (code mixing). Semakin berbaurnya
budaya di era glogalisasi ini, alih kode dan campur kode sering terjadi baik
dalam percakapan sehari-hari maupun dalam sebuah wacana tulis (Cerpen,
artikel, dll).
B. BAB II PEMBAHASAN
ALIH KODE
Terdapat beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli,
yaitu Appel (dalam Chaer dan Agustina, 2004:107) mendefinisikan alih kode
itu sebagai, gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi.
Selanjutnya Hymes (dalam Chaer dan Agustina, 2004:107) menyatakan alih
kode itu bukan hanya terjadi antarbahasa, tetapi juga terjadi antara ragamragam atau gaya-gaya yang terdapat dalam satu bahasa. Selain dua pendapat
di atas, dalam kamus linguistik Kridalaksana (2008:9) menyatakan bahwa
alih kode (code switching) penggunaan varasi bahasa lain dalam suatu
peristiwa bahasa sebagai strategi untuk menyesuaikan diri dengan peran atau
situasi lain, atau karena adanya partisipan lain
Berdasarkan pendapat di atas, alih kode merupakan peralihan
kode/bahasa yang terjadi dalam suatu peristiwa karena adanya penutur bahasa
lain
sebagai
cara
untuk
menyesuaikan
situasi
berbahasa
dalam
berkomunikasi.
luar
bahasa,
terutama
faktor-faktor
yang
sifatnya
Ibu Juminten: Saya tahu Bu, lampu menyala kira-kira pukul 9 lebih.
Peristiwa tutur
Mia
Puput : TMII in East Jakarta. Its really fun. HaiReza baru sampai di s
sekolah?
(terjadi perubahan kode bahasa saat Reza datang, yaitu
percakapan oleh Mia dan Puput dalam bahasa Inggris saat Reza
datang mereka langsung menggunakan bahasa Indonesia).
Reza
: Iya, saya baru saja tiba di sekolah. Apa yang sedang kalian
bicarakan?
Mia
Reza
CAMPUR KODE
Campur kode (code-mixing) terjadi apabila seorang penutur
menggunakan suatu bahasa secara dominan mendukung suatu tuturan disisipi
dengan unsur bahasa lainnya. Hal ini biasanya berhubungan dengan
karakteristk penutur, seperti latar belakang sosil, tingkat pendidikan, rasa
keagamaan. Biasanya ciri menonjolnya berupa kesantaian atau situasi
informal. Namun bisa terjadi karena keterbatasan bahasa, ungkapan dalam
penyisipan kata,
menyisipkan frasa,
penyisipan klausa,
belakang
terjadinya
campur
kode
menurut
Suwito
diingat;
(2) tidak
menimbulkan
kehomoniman;
(3)
kesantaian, (3) tidak ada ungkapan yang tepat dalam bahasa yang
sedang dipakai itu, sehingga perlu memakai kata atau ungkapan dari
bahasa asing.
Setting
dan
dimaksud
bahasa
Scene, dalam
yaitu keadaan,
tersebut
pada
bagian
suasana,
waktu
ini
serta
unsur-unsur
situasi
dilakukan,
hal
yang
penggunaan
ini
akan
yaitu siapa-siapa
yang
End (purpose and goal ), dalam unsur ini yang dibicarakan adalah
akibat atau hasil
dan
tujuan
apa
yang
dikehendaki
oleh
Faktor Internal
Faktor ini menunjukan bahwa sesorang meminjam kata dari
bahasa lain karena dorongan yang ada dalam dirinya. Adapun faktor
tersebut meliputi tiga macam yaitu:
1.
Service
terlibat
pembicaraan
dengan
calon
Pernicious Homonymy
Kata-kata yang dipinjam dari bahasa lain juga digunakan
untuk memecahkan
bahasa
penutur.
menggunakan kata
masalah
Maksudnya
daam
homonim
yang
adakalanya
ada
jika
dalam
penutur
kata
tujuan untuk
mengambil
kata
dari
bahasa
lain
dengan
kata
dalam bidang
kedokteran
dalam
bahasa
penyisipan kata,
Contoh :
(1) Kalau perlu, bikin list kelebihan dan kekurangannya
(2)
Jadi
si
dia
pasti
bisa
kita
andalkan
untuk
bantuin
sayang.
penyisipan frasa
Contoh :
(1)
hilang-hilang dan sobat kita malah jadi makin stres dan so lame?
(3) Ini jelek. Itu nggak keren. Berabe nih kalau punya ortu fashion
police!
(4) Jangan langsung negative thinking.
(5) Say thanks setiap kali dia memuji kita.
(6) Capek, deh! Soalnya, nggak cuma bersikap over-exaggerating,
kadang drama king juga suka berpikir negatif.
(7) Pergi bareng keluarga memang suka bingung nyamain keinginan,
ada yang mau shopping, sight-seeing bahkan leyeh-leyeh di kolam
renang hotel.
(8) Seringkali kita juga suka berantem over small thingssama dia.
10
(9) Biasanya para senior ngegencet adik kelas for some reasons. \
11
shopping belanja.
Ungkapan
tersebut
mempunyai
makna
12
(3) Selalu menawarkan bantuan dan stand by buat kita kapan pun kita
butuhkan.
Stand by dalam kalimat (3) merupakan ungkapan karena tidak
dapat diartikan berdasarkan unsur pembentuknya yaitu stand
berdiri dan by denganStand by merupakan ungkapan dari
bahasa Inggris yang berarti siap. Dalam bahasa Indonesia
ungkapan ini berpadanan kata dengan cadang siaga.
(4) Tutup kuping, bersikap cuek atau berikan dia tangan kita
sambil bilang Talk To The Hand, sampai akhirnya dia bisa
menyadari permasalahan sebenarnya.
Talk To The Hand merupakan ungkapan dari bahasa Inggris
yang berarti bicaralah dengan tanganku. Kalimat di atas
bukan berarti bahwa kita menyuruh orang untuk berbicara
dengan tangan kita, melainkan ungkapan bahwa kita tidak mau
diganggu. Ungkapan ini sering digunakan oleh para artis muda
ketika sedang diserbu wartawan.
yang tidak asli, artinya bentuk ini terjadi karena perpaduan antara
afiksasi bahasa Indonesia dengan unsur-unsur bahasa dari bahasa lain,
atau sebaliknya afiksasi dari bahasa lain yang dipadukan dengan unsurunsur bahasa dari bahasa Indonesia.
13
satu
fungsi,
yaitu
membentuk
kata
kerja
pasif,
(3) Begitu waktunya tiba, kita nggak sendirian datang tapi ramai-ramai
bareng sobat se- gank.
Unsur bahasa Inggris yang terjadi dalam data (30) merupakan
bentuk baster, sebab bentuk dasarnya adalah dari bahasa Inggris
gank
yang
14
Indonesia se- yang berarti satu. Afiks se- yang melekat pada nomina
gank membentuk kata bendase-gank yang berarti satu kelompok.
15
Pak Ander : Kalau seandainya harga BBM terus naik, bisa rugi kita
pak. Wong ate die galak mikir nasib kite.
Pak Dito : Amen pisak, nangku piti di jalan. Cam pemulung tu.
Pemerintah sulit diandalkan.
2. Latar Belakang : Puskesmas
Para pembicara : dokter dan pasien
Topik : penyakit
Peristiwa tutur :
Dokter : Sakit apa bu leha?
Pasien : panas dingin bu dokter. palak ambo ko rasonyo pening
nian.
Dokter : tula kalu sering bepane.
tutur klausa atau frasa yang digunakan terdiri atas kalusa atau frasa campuran
(hybrid cluases/hybrid phrases) dan masing-masing klausa atau frasa itu tidak
lagi mendukung fungsinya sendiri disebut sebagai campur kode.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
1.
2.
17
Internet:
1. http://agsjatmiko.blogspot.com/2011/12/penggunaan-alih-kode-dancampur-kode.html
2. http://sastrapuisi.wordpress.com/2011/12/11/kode-alih-kode-dancampur-kode-disusun-untuk-disajikan-dalam-diskusi-mata-kuliahsosiolinguistik-dosen-pengampu-prof-fathurahman-dan-dr-idazulaida/
3. http://zilent4.blogspot.com/2010/07/contoh-contoh-kasus-campurkode.html
4. http://saefulmaruf.blogspot.com/2010/01/analisis-alih-kode-dancampur-kode.html.
18