Você está na página 1de 10

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Seiring berkembangnya zaman dan peningkatan ekonomi dan pembangunan di daerah,
maka semakin meningkat juga kebutuhan manusiawi masyarakat.
Peningkatan perekonomian dan pembangunan di daerah sebenarnya tidak lepas dari per
an pengusaha di daerah itu sendiri. Karena pengusaha pengusaha inilah yang akan memberi
distribusi pada masyarakat masyarakat sekitar dan anggaran daerah itu sendiri, baik dari
lowongan kerja dan lainnya.
Pengusaha inilah yang menjadi panutan bagi para pemuda untuk mulai termotivasi
menjadi Wirausahan yang kreatif, Inovatif dan Mandiri.
Untuk mencapai hal diatas maka kami melakukan kunjungan ke perusahaan Kerajinan
bambu H. suparno yang terletak di Desa Ceper Kab. Sleman untuk Melihat secara langung
dan mewancarai pemilik perusahan H. Suparno.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan diadakan Kunjungan dan Wawancara ke Perusahaan adalah :
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bagaimana tata cara berwirausaha
secara nyata di dunia bisnis mulai dalam hal memulai membangun jiwa wirausaha,
memulai usaha, mengelola serta mengmbangkannya.
2. Mahasiswa termotivasi mempunyai jiwa pemimpin serta berwirausaha yang kreatif dan
inovatif
3. Mencari informasi tentang bagaimana cara menjadi pengusaha
4. Memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan Industri Mineral

1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang di peroleh adalah :
1. Memotivasi Mahasiswa untuk menjadi seorang Wirausahawan
2. Menambah kreativitas dalam berwirausaha.
3. Memahami hambatan-hambatan dalam berwirausaha dan penanganannya.
4. Menambah wawasan Mahasiswa mengenai dunia usaha.
5. Menambah pengetahuan mengenai pengelolaan Usaha.
6. Terjali hubungan antara pengusaha dan mahasiswa

BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN USAHA DAN PEROSES USAHA
2.1 Deskripsi Lokasi Kegiatan
Lokasi Perusahaan kerajinan bambu H. suparno berada di Desa Ceper Kab. Klaten.
Perusahaan ini berada 5 7 km dari kota Klaten, perusahaan ini berada di pinggiran jalan
Jogja Solo.

2.2 Sejarah Usaha


Kerajinan Bambu H.Suparno berdiri pada tahun 1995

Didirikan Oleh bapak H

Suparno di rumah kontrakan di pinggir jalan Klaten solo desa Ceper, Bapak H.suparno
mulai membuat kereasi bambu yang ada di sekitar rumahnya dengan peralatan seadanya
setelah pulangnya dari bekerja di perusahaan rotan, pada tahun yang sama pak H.suparno
mulai membuat alat-alat yang dapat mendukung pembuatan kreasi bambu dan akhirnya
bapak suparno dapat membuat kreasi bambu yang bernilai ekonomi,
Pada tahun 1995 pak H . Suparno memutuskan untuk berhenti dari perusahaan rotan
dan mulai berwirausaha dengan bermodalkan rp. 750.000 hasil dari kerja di perusahaan
rotan, dengan modal tersebut Rp. 350.000 digunakan untuk membeli Bambu dan Rp.
400.000 digunakan untuk menyewa rumah di depan jalan utama Jogja Solo.
Setelah membuat sample sample dari bambu pak H. Suparno meletakkan
samplenya di depan rumahnya dan banyak masyarakat tidak percaya krajinan bambu dapat
terjual, Setelah kurang lebih 1 bulan 4 unit krajinan bambu H.Suparno terjual seharga 1,5
juta oleh orang prancis, dan mulai saat itu pak H.Suparno mulai melihat titik terang akan
usahanya. Pada tahun 1997 , tenaga kerja sudah mencapai 80 orang dan masyarakat sekitar
mulai mengikuti jejak bapak H. Suparno.
Pada tahun 1997 Sekarang perusahaan ini ekspor ke Eropa, English, Spanyol, Korea ,
Amerika dan Asia.

2.3 Deskripsi Produk


Produk kerajinan terbuat dari bamboo tebal asal klaten, adapun krajinan yang di buat
adalah :
1. Bench Perdamaian style
2. Chair predamaian style
3. Bench susun style
4. Chair susun style
5. Cha-chi cabinet
6. Kanopi bed
7. Dresser W/4 Door
8. Bed side cabinet
9.

Bars stool

10. Large book case


11. Dll ( Terlampir )

2.4 Positioning
Lokasi perusahaan ini berada di jalan raya Jogyakarta Solo yang lebih tepatnya di
desa ceper. Pada tahun 1995 2005 cukup strategis dikarenakan para wisatawan asing lalu
lintas di lokasi perusahaan tersebut, dan mulai tahun 2005 an pihak perusahaan mulai
membangun show room di daerah Tegal dan Wonosobo di karenakan lokasi di desa ceper
mulai tidak prospek akan usaha kerajinan bambu, sebaliknya di daerah tegal dan wonosobo
memiliki prospek yang lebih baik untuk kedepannya.

2.5 Segmenting dan Targeting


Penduduk di daerah desa ceper klaten memang bukan penduduk dengan status
ekonomi menengah kebawah. Namun daerah ini adalah daerah yang cukup bagus untuk
didirikannya perusahaan meubel kerajinan bambu, dikarenakan banyaknya wisatawan di
daerah timur seperti wisatawan Bojonegoro, Surabaya, Tulungagung, Bali dan lain
sebagainya yang melintas di daerah tersebut. Dengan melihat kondisi seperti ini,

konsumen yang didapat tidak hanya berasal dari wilayah itu sendiri, tetapi juga
konsumen dari daerah lainnya.
Untuk meningkatkan nilai penghasilan, perusahaan ini berupaya untuk menambah
atau membuka cabang-cabang penjualan meubel kerajinan bambu ini di daerah lain yang
cukup jauh. Seperti di Wonosobo dan Tegal pada tahun 2005. Untuk wilayah Wonosobo,
usaha ini cukup prospek untuk dipasarkan karena kebutuhan masyarakat wilayah
Wonosobo meningkat dari kebutuhan primer menjadi kebutuhan sekunder. Sementara
untuk wilayah Tegal, sama seperti halnya saat di Klaten, daerah Tegal adalah daerah
yang dilintasi oleh banyak wisatawan.
2.6 Branding
Branding adalah cara untuk mengenalkan kepada seseorang mengenai identitas
terhadap sebuah objek tertentu. Jika saat ini kita berbicara tentang produk, maka branding
adalah

cara

untuk

mengenalkan

produk

kepada

konsumen.

Kemasan

atau packaging sangatlah berkaitan erat dengan branding itu sendiri.


Asal mula pengenalan produk kerajinan ini adallah berasal dari mulut ke mulut
dari konsumen maupun dari warga sekitar. Bahkan zaman puncak kejayaannya ada pula
wisatawan asing yang membeli bahkan sampai ekspor ke luar negeri.
2.7 Differentiating
Untuk mendapatkan tempat di hati konsumen, harus didukung dengan diferensiasi
yang kuat. Terutama jika produk atau jasa anda bersaing di pasar yang ketat. Diferensiasi
akan membuat produk lebih dikenal oleh konsumen.
Menurut bung Hermawan Kertajaya, definisi diferensiasi adalah sebagai berikut
: Semua upaya yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan perbedaan diantara
pesaing dengan tujuan memberikan nilai yang terbaik untuk konsumen.
Kemasan juga bisa dijadikan sebagai identitas bagi sebuah produk, misalnya ada
beberapa produk A dan B yang ditata rapi pada sebuah toko, produk tersebut secara
fungsi sama, rasa bisa dikatakan hampir sama, namun karena kemasannya berbeda bisa
jadi konsumen akan lebih cenderung memilih produk yang memiliki kemasan yang
menarik menurutnya.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Kekuatan
Kekuatan yang dimiliki oleh wirausaha ini yaitu
1. Keunikan produk yang di ciptakan
2. Naluri bisnis dari pengrajin bambu untuk tetap menciptakan pruduk sesuai
perkembangan zaman.
3. Semangat pantang menyerah
4. Hubungan antar pegawai dan pemilik

3.2 Kelemahan
1. Ketergantungan bahan baku, bahan baku mulai sedikit di area produksi sehingga
perlunya bambu dari daerah lain.
2. Pangsa pasar lokal masih kurang minat akan produk kerajinan ini.
3. Sifat dari bambu yang mudah dimakan rayap.

3.3 Tantangan
1. Pangsa pasar lokal yang kurang minat akan kreasi bambu.
2. Bahan baku mulai sulit dicari
3. Barang impor yang masuk tanah air
4. Modal semakin besar, nilai penjualan rendah
5. Pesaing yang tetap mempertahankan usahanya

3.4 Ancaman
1. Produksi tidak laku
2. Tidak dapat memproduksi barang
3. Kemajuan zaman
4. Hasil tidak menguntungkan
5. Gulung tikar

BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Kunjungan dan wawancara wirausaha sebagai tugas Kewirausahaan Industri
Mineral, kita mengambil wirausaha meubel kerajinan bambu di desa Ceper kabupaten
Klaten. Wirausaha ini memiliki prospek yang bagus karena memiliki sejarah usaha yang
tidak disangka akan menjadi wirausaha yang sukses. Saat pertama terbentuk, wirausaha
ini menggunakan peralatan yang seadanya hingga terus berkembang seperti saat ini
memiliki peralatan yang baik dan dengan jumlah yang cukup banyak dan memiliki
wilayah pemasaran yang cukup luas
Wirausaha ini memproduksi berbagai macam kerajinan bambu seperti:
1. Bench Perdamaian style
2. Chair predamaian style
3. Bench susun style
4. Chair susun style
5. Cha-chi cabinet
6. Kanopi bed
7. Dresser W/4 Door
8. Bed side cabinet
9.

Bars stool

10. Large book case


11. Dll ( Terlampir )
Wirausaha ini memiliki target konsumen yang cukup unik, yaitu memanfaatkan
daerah sebagai jalur utama yang menghubungkan beberapa kota besar, sehingga
konsumen yang diperoleh tidak hanya berasal dari dalam wilayah atau kabupaten itu saja,
melainkan berasal dari berbagai daerah, seperti Bojonegoro, Surabaya, Kediri, Bali dan
lain sebagainya.

4.2 Saran untuk Perusahaan


Wirausaha ini memiliki nilai wirausaha yang cukup tinggi karena dimulai dari
sederhana hingga menjadi besar dan terkenal, namun saat ini banyak tantangan maupun
ancaman yang berpotensi mengganggu jalannya wirausaha ini.
Untuk kedepannya sebaiknya terus untuk dilakukan trobosan-trobosan baru yang
kreatif dan inovatif dalam menghadapi berbagai macam tantangan dan ancaman yang
berpotensi mengganggu jalannya wirausaha ini, jika ini dapat dilaksanakan dengan baik
tanpa melakukan kesalahan, kami yakin wirausaha ini menjadi wirausaha yang besar dan
mampu menghadapi berbagai macam tantangan dan ancaman yang sekiranya dapat
mengganggu.

Dokumentasi :

Você também pode gostar