Você está na página 1de 6

I.

Konsep Dasar Antenatal Care


1. Pengertian Antenatal Care
Antenatal Care adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama kehamilannya
yang sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang sudah ditentukan (Depkes RI, 2001:3).
Pemeriksaan Antenatal Care adalah pemeriksaan dan pengawasan kehamilan untuk
mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi
persalinan, kala nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara
wajar (Manuaba, 1998:129).
2. Tujuan Antenatal Care
Dalam pelayanan ANC dikemukakan beberapa tujuan antara lain :
1) Memantau kondisi kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial, ibu dan bayi.
3) Menganalisa secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama kehamilan termasuk riwayat penyakit secara umum yaitu pembedahan dan kebidanan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat baik ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar tumbuh dan
berkembang secara normal.
7) Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, nifas dan
aspek keluarga berencana.
8) Menurunkan angka kesakitan dan kematian maternal perinatal (Sarwono, 2002:90,
Manuaba, 1998:129).
3. Tenaga dan Lokasi Pelaksanaan Antenatal Care
Untuk melakukan Antenatal Care ibu hamil dapat dibantu oleh tenaga kesehatan seperti:
dokter spesialis ginekologi, dokter, perawat, bidan. Pelayanan Antenatal Care dapat diakses di
Posyandu, Puskesmas Pembantu, Puskesmas, Rumah sakit maupun di klinik dokter praktek
swasta (Depkes RI, 2001:3).
4. Jadwal Pemeriksaan Antenatal care
Memperhatikan batasan dan tujuan pelayanan antenatal care, maka jadwal pemeriksaan
sebagai berikut
1) Pemeriksaan pertama
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid atau tidak
menstruasi.
2) Pemeriksaan ulang
Pemeriksaan ulang dilakukan setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan, setiap 2 minggu

sekali sampai usia kehamilan 9 bulan dan setiap 1 minggu sekali sejak usia kehamilan 9 bulan
sampai melahirkan.
3) Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan khusus dilakukan bila ada keluhan tertentu yang dirasakan oleh ibu hamil
(Manuaba,1998:129-130)
Sesuai dengan kebijakan program saat ini kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling
sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada
trimester kedua dan dua kali trimester tiga (Sarwono, 2002:90).
5. Pelayanan Antenatal care
Sesuai kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar yaitu 14 T,
meliputi :
1) Timbang berat badan (T1)
Ukur berat badan dalam kilo gram tiap kali kunjungan. Kenaikan berat badan normal pada
waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua.
2) Ukur tekanan darah (T2)
Tekanan darah yang normal 110/80 140/90 mmHg, bila melebihi dari 140/90 mmHg perlu
diwaspadai adanya preeklamsi.
3) Ukur tinggi fundus uteri (T3)
4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
5) Pemberian imunisasi TT (T5)
6) Pemeriksaan Hb (T6)
7) Pemeriksaan VDRL (T7)
8) Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8)
9) Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9)
10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
11) Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)
12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)
14) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14)
Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14T sesuai kebijakan dapat dilakukan standar
minimal pelayanan ANC yaitu 7 T (Prawiroharjo, 2002: 88).
Pelayanan / asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan profesional dan
tidak diberikan oleh dukun bayi (Prawiroharjo, 2002:90-91).

Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14T sesuai kebijakan dapat
dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu 7 T, , yang terdiri dari :

Timbang BB dan ukur tinggi badan

Timbang berat badan setiap kali kunjungan.Kenaikan berat badan normal pada
waktu hamil ialah sebesar pada Trimester I 0,5 Kg perbulan dan Trimester IIIII 0,5 Kg perminggu.Dengan kenaikan berat badan rata-rata sebesar 6-12 kg
selama kehamilan, Maksimal mengalami kenaikan berat badan sebesar 12 Kg
dan minimal sebesar 6-7 Kg. Perhatikan besar kenaikan berat badan ibu,
jangan sampai ibu mengalami penurunan berat badan atau jangan sampai ibu
mengalami obesitas.

Ukur tekanan darah


Tekanan darah yang normal 110/80 140/90 mmHg, bila melebihi dari
140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklamsi maupun eklamsi.

Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) lengkap


Imunisasi TT diberikan 2x yaitu pada kunjungan pertama dengan interval 4
minggu, tanpa pandang usia kehamilan. Bila pernah menerima TT 2x pada
kehamilan terdahulu, maka hanya diberi TT 1x. Imunisasi TT bertujuan
melindungi bayi dan ibu terhadap penyakit tetanus (Syahlan, 1996). Vaksin
TT diberikan sedini mungkin dengan dosis pemberian 0,5 cc I.M (intra
muskulair) di lengan atas/paha/bokong. Khusus untuk calon pengantin
diberikan imunisasi TT 2x dengan interval 4 minggu. Usahakan TT1 dan TT2
diberikan sebelum menikah (Depkes, 1992).

Perlindungan dari imunisasi tt dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Antigen

TT1

Interval (Selama waktu

Lama

minimal)

Perlindungan

Pada kunjungan antenatal

pertama

Perlindungan (%)

TT2

4 minggu setelah TT1

3 tahun

80

TT3

6 minggu setelah TT2

5 tahun

95

TT4

1 tahun setelah TT3

10 tahun

99

TT5

1 tahun setelah TT4

25 tahun seumur

99

hidup

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut
melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari TN (Tetanus
Neonatorum).

Pemberian tablet zat besi minimum 90 tablet selama kehamilan


Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu
hamil dan nifas karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhan meningkat.
Dimulai dengan pemberian satu tablet sehari dengan segera mungkin, setelah
rasa mual hilang, tiap tablet mengandung Fe So4 320 mg (zat besi 60 mg) dan
asam folat 500 mg, minimal masing-masing 90 tablet sebaiknya tidak
diminum bersamasama teh/kopi karena akan mengganggu penyerapan.Selain
itu juga perlu Pemberian Tablet multivitamin yang mengandung mineral,
tujuan pemberian tablet multivitamin yang mengandung mineral adalah untuk
memenuhi kebutuhan akan berbagai vitamin dan mineral bagi ibu hamil dan
janin/bayi selama hamil dan nifas. Cara pemberian 1 tablet/hari, selama masa
kehamilan dan nifas. (Mochtar R., 1998:73)

WHO menganjurkan pemberian ferro sulfat 320 mg (setara dengan 60 mg zat


besi) 2 kali sehari bagi semua ibu hamil. Jika Hb 9 gr% atau kurang dari pada
salah satu kunjungan, tingkatkan tablet zat besi menjadi 3 kali 1 tablet/hari
sampai akhir masa kehamilannya. Kebijakan program KIA di Indonesia saat
ini menetapkan bahwa pemberian tablet Fe (320 mg Fe sulfat dan 0,5 mg asam

folat) untuk semua ibu hamil sebanyak 1 kali 1 tablet selama 90 hari. Jumlah
tersebut mencukupi kebutuhan tambahan zat besi selama kehamilan, yaitu 100
mg.

Bila ditemukan anemia pada ibu hamil, diberikan tablet zat besi 2-3 kali 1
tablet/hari selama 2-3 bulan; dan dilakukan pemantauan Hb (bila masih
anemia), pemeriksa sampel tinja untuk melihat kemungkinan adanya cacing
tambang dan parasit lainnya . Periksa darah tepi terhadap parasit malaria di
daerah endemic. (Depkes RI, 1999).

Pada setiap kali kunjungan mintalah ibu untuk meminum tablet Fe yang cukup,
hindari meminum teh/kopi 1 jam sebelum/sesudah makan karena dapat
mengganggu penyerapan zat besi. Tablet Fe lebih dapat diserap jika disertai
dengan mengkonsumsi vitamin C yang cukup. Jika vitamin C dikonsumsi ibu
dalam makanannya tidak tercukupi berikan tablet vitamin C 250 mg per hari
(Depkes RI, 1999).

Ukur tinggi fundus uteri

Perhatikan ukuran TFU ibu apakah sesuai dengan Umur Kehamilan dimana :

Usia Kehamilan

Tinggi Fundus Uteri (TFU)

12

3 jari di atas simfisis

16

Pertengahan pusat-simfisis

20

3 jari di bawah pusat

24

Setinggi pusat

28

3 jari di atas pusat

32

Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (Px)

36

3 jari di bawah prosesus xiphoideus (Px)

40

Pertengahan pusat- prosesus xiphoideus (Px)

Tes terhadap penyakit menular seksual

Tes wicara dalam rangka mempersiapkan rujukan


Pada saat kunjungan antenatal, petugas kesehatan harus menjelaskan pada
klien dan suami tentang kondisi ibu dan janinnya, dan jika penyulit terjadi
beritahu ibu suami dan keluarga serta ajak ibu, suami dan keluarga untuk
membahas rujukan dan rencana rujukan. Rujukan tepat waktu merupakan
unggulan asuhan sayang ibu dalam mendukung keselamatan ibu.
Persiapan-persiapan dan informasi yang dapat dimasukkan dalam rencana
rujukan adalah :
1. Siapa yang akan menemani ibu atau bayi baru lahir.
2. Tempat rujukan mana yang lebih disukai ibu dan keluarga (jika ada
lebih dari satu kemungkinan tempat rujukan, pilih tempat rujukan
yang paling sesuai berdasarkan jenis asuhan yang diperlukan).
3. Sarana transportasi yang akan digunakan dan siapa yang akan
mendampingi mengendarainya. Transportasi harus tersedia segera,
baik siang maupun malam.
4. Siapa orang yang ditunjuk menjadi donor darah, jika tranfusi darah
diperlukan.
5. Uang yang disisihkan untuk asuhan medis, transportasi, obat-obatan
dan bahan-bahan.
6. Siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain pada saat
ibu tidak di rumah

Você também pode gostar