Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pendahuluan
1.1.
Danandjaja
(2007,
2),
definisi
folklor
adalah
sebagian
seperti tanda salib bagi orang Kristen Katolik yang dianggap dapat
melindungi seseorang dari gangguan hantu, atau ditambah dengan benda
material yang dianggap berkhasiat untuk melindungi diri atau dapat
membawa rezeki, seperti batu-batu permata tertentu. Bentuk-bentuk
folklor yang tergolong dalam kelompok besar ini, selain kepercayaan
rakyat, adalah permainan rakyat, teater rakyat, tari rakyat, adat-istiadat,
upacara, pesta rakyat, dan lain-lain.
Folklor bukan lisan
Folklor yang bentuknya bukan lisan, walaupun cara pembuatannya
diajarkan secara lisan. Kelompok besar ini dapat dibagi menjadi dua
subkelompok, yakni yang material dan yang bukan material. Bentukbentuk
folklor yang tergolong yang material antara lain: arsitektur rakyat (bentuk
rumah asli daerah, bentuk lumbung padi, dan sebagainya), kerajinan
tangan rakyat, pakaian dan perhiasan tubuh adat, makanan dan minuman
rakyat, dan obat-obatan tradisional. (dalam Djananjaja, 2007:21-22)
Dari pembagian-pembagian folklor di atas kita dapat mengetahui
bahwa sastra lisan memamng termasuk kedalam folklor, yaitu folklor lisan.
Dimana sastra lisan mempunyai definisi yang hampir sama seperti definisi
folklor, yaitu sebagian kebudayaan yang dapat diwariskan secara turuntemurun, hanya saja sastra lisan hanya dapat diwariskan secara lisan
walaupun dalam praktiknya sastra lisan dapat dibagi-bagi lagi menjadi
sastra lisan murni, sastra sebagian lisan dan sastra bukan lisan.
Pada makalah objek pengamatan yang saya amati adalah
gambang kromong dimana gambang kromong itu di dalamnya terdapat
nyanyian-nyanyian
tradisional
Betawi,
yang
mana
hal
itu
dapat
1.2.
1.3.
Sebuah gambang.
Instrument ini terdiri dari atas 18 bilah kayu manggarawan. Ke 18
bilah itu dibagi dalam 3 oktaf. Nada terendah adalah liuh (g) dan
nada tertinggi adalah siang (g).
Seperangkat kromong.
Terdiri dari 10 buah dalam dua baris. Yang terbaik terbuat dari
perunggu, tetapi ada pula yang terbuat dari kuningan. Abris luar
(nomor 1, 2 dan seterusnya) terdiri atas nada-nada siang-liuh-ukong-che (c-a-g-e-d). ditabuh berbarengan antara baris luar dan
dalam: 1-8, 2-10, 3-9, 4-7, dan 5-6.
Sebuah Su-kong
Instrument gesek berdawai dua semacam rebab berukuran besar
dan berasal dari Cina ini dilaras dalam nada su (a) dan kong (e).
tabung di bagian bawah sering terbuat dari cangkang buah berenuk
yang keras.
Sebuah Teh-hian.
Instrument gesek berdawai 2 berukuran sedang ini dilaras dalam
nada siang dan liuh (g).
Sebuah Kong-a-hian.
Instrument gesek berdawai dua berukuran kecil tersebut dilaras
dalam nada liuh (g) dan che (d).
Seperangkat gendang.
Fungsi gendang sangat menonjol pada lagu-lagu sayur yang
mengiringi orang ngibing Cokek.
1.4.
Menurut tulisan Phoa Kian Sioe dalam majalah Panca Warna No.9
tahun 1949 berjudul "Orkes Gambang, Hasil kesenian Tionghoa
peranakan
di
Jakarta."
Orkes
Gambang
Kromong
merupakan
senimanseniman
tersebut
menyanyikan
lag-lagu
pop
(Orkes gambang kromong Grup Puja Betawi saat pertunjukan di Setu Babakan)
Bab 2
Isi
2.1.
Pertunjukan ini dimulai pada pukul 13.30 dan dibuka oleh pembawa
acara 1(penyanyi 4). Setelah pembawa acara 1 membuka pertunjukan,
lalu dilanjutkan oleh lagu pertama, Ayam Jago.
Transkrip:
Ayam Jago
Dinyanyikan oleh penyanyi 1, 2 dan 3
10
menyelingi
pertunjukan
dengan
banyolan-banyolan
serta
11
12
Setelah
lagu
ke
selesai
dan
digantikan
dengan
13
Sawah Ladang
Dinyanyikan oleh penyanyi 3 dan penyanyi 4
(4: sabar ya de ya
3: ga mau bang
4: abang mencari rezeki ke kota
3: jangan lama-lama bang, adek sendirian
bang)
14
2.2.
Analisis Unsur-Unsur
15
Secara
keseluruhan
penyanyi-penyanyi
yang
tampil
dalam
16
...
Analisis jeda pada lagu ke-2 Jali-Jali Bunga Siantan:
pada lagu ke-2 ini walaupun pada setiap bait terdapat perbedaan
tetapi tetap memiliki pola tersendiri, sehingga dapat saya katakan
setiap bait pada lagu ini memiliki jeda dan intonasi yang hampir sama.
Srini junjang semarak//, srini junjang semarak///
kalau ambil kita di kampung duri///
Srini junjang semarak//, sayangilah yang manis///
Ambil kita di kampung duri///
17
2.2.6.2.
Analisis Vokal
Pada lagu pertama bait pertama baris 1 dan 3 besifat aliterasi, dan
baris 2 dan 4 bersifat asonansi. Bait ke-2, 7, 9, dan 10, sama seperti
bait pertama. Bait ke-3, 4, 6, dan 8 bersifat aliterasi. Sedangkan bait ke5 pada baris ke- 1 dan 2 bersifat asonansi sedangkan baris 3, dan 4
bersfiat aliterasi.
Pada lagu ke-2
Srini junjang semarak, srini junjang semarak(asonansi)
kalau ambil kita di kampung duri(aliterasi)
Srini junjang semarak, sayangilah yang manis(aliterasi)
Ambil kita di kampung duri(aliterasi)
19
Pada lagu ke-3 bait 1 dan 4 memiliki sifat yang sama yaitu, baris
pertama bersifat asonansi dan baris 2, 3, 4 bersifat aliterasi. Bait 2 dan
5 memiliki sifat yang sama yaitu, baris 1 dan 2 bersifat aliterasi
sedangkan baris 3 dan 4 bersifat asonansi. Bait 3 dan 6 memiliki sifat
yang sama yaitu semua barisnya bersifat aliterasi.
Pada lagu ke-4 bait 1 dan 3 memiliki sifat yang sama yaitu, baris 1,
2, 4 bersifat asonansi sedangkan baris ke 3 bersifat aliterasi. Bait 2 dan
20
2.2.6.3.
Analisis Rima
Pada lagu pertama semua bait berima a-b-a-b. Pada lagu kedua
tidak terdapat ola rima yang jelas.
Pada lagu ketiga, keempat,maupun kelima terdapat persamaan
pola rima.
2.2.6.4.
Analisis Paralelisme
Yang terlihat adanya sifat paralelisme adalah lagu kedua yaitu pada
larik Laju laju perahu laju, laju laju perahu laju". Pada larik tersebut
terdapat sifat paralelisme pada awal kalimat.
Hal serupa terlihat juga pada lagu ketiga pada larik Bang kenape
giliran aye abang ga pulang-pulang. Pada larik tersebut terdapat sifat
paraelisme pada akhir kalimat.
21
Bab 3
Penutup
3.1.
Kesimpulan
3.2.
Saran
22
Saran
saya
adalah
seharusnya
pemerintah
harus
lebih
memperhatikan dan mengelola daerah ini dengan baik, karena saya yakin
jika daerah ini dikelola dengan baik bukannya tidak mungkin jika nantinya
di masa depan daerah ini dapat dijadikan objek wisata oleh wisatawanwisatawan domestik maupun mancanegara.
23
Referensi
24