Você está na página 1de 18

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masaalah
Sejalan dengan kemajuan teknologi dalam bidang ilmu kedokteran,
di laboratorium telah dikembangkan bermacam-macam alat
pemeriksaan yang lebih canggih alat tersebut dapat membantu
penegakan diagnosis. Pemantauan perjalanan penyakit, serta
pemantauan hasil terapi dengan lebih baik dan teliti. (Hariono,
2006)
Hemoglobin (Hb) adalah molekul protein pada sel darah merah yang
berfungsi sebagai media transport karbondioksida dari jaringan
tubuh ke paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam
hemoglobin membuat darah berwarna merah.

Saat ini pengukuran kadar hemoglobin dalam darah sudah


menggunakan mesin otomatis. Selain mengukur hemoglobin mesin
ini juga dapat mengukur berbagai macam komponen darah lain.
(www.blogdokter.net/2008)
Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranan yang
penting dalam diagnosa suatu penyakit, karena hemoglobin
merupakan salah satu protein khusus yang ada dalam sel darah
merah dengan fungsi khusus yaitu mengangkut O2 ke jaringan dan
mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru-paru. Kegunaan dari
pemeriksaan hemoglobin ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya
gangguan kesehatan pada pasien, misalnya kekurangan hemoglobin
yang biasa disebut anemia. Hemoglobin bisa saja berada dalam
keadaan terlarut langsung dalam plasma. Akan tetapi kemampuan
hemoglobin untuk mengikat oksigen tidak bekerja secara
maksimum dan akan mempengaruhi pada faktor lingkungan.
Hemoglobin yang meningkat terjadi karena keadaan
hemokonsentrasi akibat dehidrasi yang menurun dipengaruhi oleh
berbagai masalah klinis. Pemeriksaan hemoglobin dilakukan
pengukuran dengan metode cyanmethemoglobin. Sebelumnya
eritrosit dilisiskan kemudian heme dioksidasi menjadi
cyanmethemoglobin dan diukur dengan fotometer pada panjang
gelombang 540 nm.
Jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin tidak selalu
meningkat atau menurun bersamaan, sebagai contoh ; penurunan
jumlah sel darah merah disertai kadar hemoglobin yang sedikit
meningkat atau normal terjadi pada kasus anemia pernisiosa serta
kadar sel darah merah yang sedikit meningkat atau normal disertai

dengan kadar hemoglobin yang menurun terjadi pada anemia


difisiensi zat besi (mikrositik). Pentingnya hemoglobin ini
menyebabkan pemeriksaan kadar hemoglobin memegang peranan
penting dalam diagnosa suatu penyakit seperti anemia.
Dengan mengabaikan waktu pengukuran tersebut dikawatirkan bisa
mendapatkan hasil yang tidak sesuai dikarenakan proses
pemeriksaan terlalu singkat mengakibatkan eritrositnya belum
dilisiskan maka hasil yang dikeluarkan oleh alat tersebut sangat
tinggi. Sesuai prosedur kerja Hb, setelah sampel diperoleh dilakukan
pemeriksaan kadar hemoglobin, kemudian diinkubasi selama 5
menit dan baca pada fotometer 5010, hal ini diselenggarakan agar
eritrosit dalam darah lisis terlebih dahulu kemudian akan bereaksi
dengan kalium cianida membentuk cyanmethemoglobin, namun
sering kita jumpai di laboratorium petugas sering mengabaikan
masa inkubasi, misalnya dalam pemeriksaan Hb, yang seharusnya
masa inkubasi 5 menit menjadi berkurang masa inkubasinya dan
terkadang pula tampa diinkubasi sampel pemeriksaan Hb langsung
dibaca hingga mengeluarkan hasil yang tidak akurat. Hal ini
tentunya merugikan pasien dan sebagai seorang analis kesehatan
dalam melakukan pekerjaan dibidangnya harusnya melakukan suatu
pemeriksaan harus sesuai dengan prosedur kerja yang telah
ditetapkan. Pada prosedur kerja menetapkan kadar hemoglobin
dibaca setelah inkubasi 5 menit.
Mengetahui pentingnya kadar hemoglobin dalam darah terhadap
pencegahan atau penanganan terhadap suatu penyakit terutama
yang berkaitan dengan darah. Berdasarkan hal tersebut di atas
peneliti tertarik untuk membuat suatu penelitian tentang
pemeriksaan hemoglobin menggunakan metode
cyanmethemoglobin dengan perbandingan waktu di inkubasi selam
2 menit dan 5 menit.
Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin
inkubasi 2 menit dan 5 menit metode cyanmethenmoglobin?
Tujuan Penelitian
Tujuan umum
Untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin
inkubasi 2 menit dan 5 menit metode cyanmethemoglobin.
Tujuan khusus
Untuk menentukan perbedaan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin
inkubasi 2 menit dan 5 menit metode cyanmethemoglobin.

Manfaat Penelitian
Sebagai sumbangan ilmiah dan bahan referensi untuk mahasiswa
proram D-III Analis Kesehatan Makassar, terutama pada bidang
hematologi.
Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan dalam
mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diterima selama proses
pembelajaran.
Hasil penelitian yang diperoleh nantinya diharapkan dapat menjadi
salah satu sumber informasi bagi calon peneliti selanjutnya sebagai
tambahan referensi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Umum Tentang Darah.
Pengertian darah
Darah adalah kendaraan atau medium untuk transportasi jarak jauh
berbagai bahan antara sel dan lingkungan eksternal atau antara sel
itu sendiri. Warna merah darah keadaannya tidak tetap bergantung
pada banyaknya oksigen dan carbondiosida di dalamnya. Darah
yang banyak mengandung CO2 warnanya merah tua. Adanya O2
dalam darah diambil melalui pernafasan, dan zat ini sangat berguna
pada peristiwa pembakaran atau metabolisme dalam tubuh.
Visikositas atau kekuatan darah lebih kental dari pada air yang
mempunyai BJ 1,041 1,067, temperatur 38C dan pH 7,37 7,45.
Karena darah sangat penting maka harus terdapat mekanisme yang
dapat memperkecil kemungkinan kehilangan darah apabila terjadi
kerusakan pembuluh darah, trombosit (keping darah) penting dalam
hemostasis perhentian pendarahan dari suatu pembuluh darah yang
cedera. Darah membentuk sekitar 8% berat tubuh total dan
memiliki volume rata-rata 5 liter pada wanita dan 5,5 liter pada lakilaki. (Sherwood L,2001)
Fungsi darah

Untuk memahami fungsi darah hendaknya kita membandingkan


keadaan makhluk bersel satu dan bersel banyak. Pada makhluk
bersel satu, baik prokariyot maupun eukariyot, segala sesuatunya
menyangkut kehidupan sel tersebut dikerjakan oleh sel itu sendiri.
Secara umum fungsi darah adalah sebagai berikut :
Alat transport makanan, yang diserap dari saluran cerna dan
diedarkan keseluruh tubuh.
Alat transport O2, yang diambil dari paru-paru atau insang untuk
dibawa ke seluruh tubuh
Alat transport bahan buangan dari jaringan kealat-alat ekskresi
seperti paru-paru (gas), ginjal, kulit (bahan terlarut dalam air) dan
hati untuk diteruskan keempedu dalam saluran cerna sebagai tinja
(untuk bahan yang sukar larut dalam air).
Alat transport alat jaringan dari bahan-bahan yang diperlukan oleh
suatu jaringan yang dibuat oleh jaringan lain.
Mempertimbangkan keseimbangan dinamis dalam tubuh,
mempertahankan suhu tubuh, mengatur keseimbangan distribusi air
dan mengatur keseimbangan asam-basa sehingga pH darah dan
cairan tubuh tetap dalam keadaan yang seharusnya.
Mempertahankan tubuh dari agregasi benda atau senyawa asing
umumnya selau dianggap mempunyai potensi menimbulkan
ancaman.
Dengan demikian secara garis besar dapat dikatakan, bahwa fungsi
darah adalah sebagai alat transport, alat hemoestasis dan alat
pertahanan. Ketiga fungsi tersebut dijalankan berbagai bentuk cara.
(Sadikin, 2001)
Tinjauan Umum Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit berbentuk cakram bikonkaf dengan diameter sekitar 8,6m.
Bikonkavitas memungkinkan O2 keluar-masuk sel dengan cepat,
dengan adanya jarak yang pendek antara membran dan isi sel.
(Gibson J, 2002)
Sel darah merah tidak memiliki inti sel, mitokondria atau ribosom.
Sel ini tidak dapat melakukan mitosis, fosforilasi oksidasi sel, atau
pembentukan protein. Sel darah merah mengandung protein
hemoglobin yang mengangkut sebagian besar O2 yang diambil dari
paru-paru keseluruh tubuh. (Corwin, 2000)
Sel darah merah biasa digambarkan berdasarkan ukuran dan jumlah
hemoglobin yang terdapat di dalam sel.
Normositik : sel yang ukurannya normal
Normokromik : sel dengan jumlah hemoglobin yang normal
Mikrositik : sel yang ukurannya terlalu kecil

Makrositik : sel yang ukurannya besar


Di dalam eritrosit matang hanya tersisa sedikit enzim yang tidak
dapat diperbaharui, enzim-enzim tersebut adalah ; enzim gikolitik
dan karbonat anhidrase. Enzim gikolitik penting untuk menghasilkan
enzim yang dibutuhkan untuk mejalankan mekanisme transportasi
aktif yang hebat dalam pemeliharaan kosentrasi ion di dalam sel.
(Sherwood L, 2001)
Fungsi utama sel darah merah adalah untuk mentransport
hemoglobin, yang selanjutnya membawa O2 dari paru-paru
kejaringan. Pada laki-laki normal jumlah rata-rata sel darah merah
permilimeter kubik = 5.200.000 dan wanita normal = 4.700.000
juga sebaliknya ketinggian tempat hidup atau tempat tinggal
mempengaruhi jumlah sel darah merah. (Guyton, 1990)
Sel darah merah di dalam tubuh dibuat dalam sum-sum tulang
merah, limpa dan hati, yang kemudian akan beredar di dalam tubuh
selama 14 - 15 hari, setelah itu mati. (Syaifudin, 2006)
Tinjauan Umum Tentang Hemoglobin
Definisi hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang
berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru-paru keseluruh
jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke
paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin
membuat darah berwarna merah.
Saat ini pengukuran kadar hemoglobin dalam darah sudah
menggunakan mesin otomatis selain mengukur hemoglobin mesin
pengukur akan memecah hemoglobin menjadi sebuah larutan.
Hemoglobin dalam larutan ini kemudian dipisahkan zat lain dengan
menggunakan zat kimia bernama nilai sinar yang berhasil diserap
oleh hemoglobin. (www.Blogdoter.net. 2008)
Hemoglobin adalah metaloprotein pengangkut oksigen yang
mengandung besi dalam sel darah merah mamalia dan hewan
lainnya. Molekul hemoglobin terdiri dari : globin, apoprotein, dan
empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi.
Fungsi hemoglobin
Fungsi hemoglobin dalam darah adalah :
Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam
jaringan tubuh.
Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh
jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan baku.
Membawa carbondioksida dari jaringan tubuh sebagai hasil
metabolisme ke paru-paru untuk dibuang.

Untuk mengetahui apakah seseorang kekurangan darah atau tidak


dapat diketahui dengan pengukuran kadar Hb. Penurunan kadar Hb
dari normal berarti kekurangan darah. Kekurangan darah berarti
anemia. Selain kekurangan Hb juga disertai dengan eritrosit yang
berkurang serta nilai hematokrit dibawah normal. (Kresno, 1988)
Jenis - jenis hemoglobin (Hb)
Pada manusia telah dikenal kurang dari 14 macam Hb yang
dipelajari secara mendalam dengan bantuan elektrokoresis. Hb
diberi nama dengan simbol alfabeta misalnya ; Hb A, Hb C, Hb D, Hb
E, Hb F, Hb G, Hb I, Hb M, Hb S, dan sebagainya. (Joice, 2008)
Kadang-kadang Hb diberi nama menurut kota tempat ditemukan
jenis Hb atau orang yang menemukannya, misalnya ; Hb New York,
Hb Sydney, Hb Bart, Hb Gower, dan lain-lain. Hb A (Adult Dewasa)
mulai diproduksi pada usia 5 - 6 bulan kehidupan intrauterine janin,
pada usia 6 bulan postnatal kosentrasi Hb A 99%. Hb A terdiri dari 2
rantai dan 2 rantai . Hb F (Foetus janin) mulai ditemukan dalam
darah pada minggu ke dua puluh usia kehamilan. Pada bayi Hb F
dan sebelum usia 2 tahun jumlah tinggal sedikit, diganti oleh Hb A.
Karena sifatnya yang resisten terhadap alkali, Hb F ini mudah
dipisahkan dari Hb A. Hb F terdiri dari 2 rantai dan 2 rantai T.
Sintesis hemoglobin
Fungsi utama sel darah merah adalah mengangkut O2 ke jaringan
dan mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru-paru. Untuk
mencapai pertukaran gas ini, sel darah merah mengandung protein
khusus, yaitu hemoglobin dan setiap hemoglobin dewasa normal
(Hb A) terdiri atas empat rantai polipeptida 2 2, masing-masing
dengan gugus haemnya sendiri. Berat molekul Hb A adalah 68.000
darah dewasa normal juga berisi jumlah kecil dua hemoglobin lain,
Hb F dan Hb A2 yang juga mengandung rantai y dan rantai s
masing-masing sebagai pengganti . 65% hemoglobin disintesis
dalam eritroblas dan tiga puluh lima persen hemoglobin disintesis
pada stadium retikulosit. Sintesis haem, terjadi banyak dalam
mitokondria oleh sederet reaksi biokimia yang dimulai dengan
kondensasi glisin dan suksinil. Koenzim A dibawah aksi enzim kunci
data-amino laevulinic acid (Ala) sintase yang membatasi kecepatan.
Pridoksal fosfat (Vitamin B) adalah koenzim untuk reaksi ini yang
diransang oleh eritro protein dan dihambat oleh hacm. Akhirnya
protoporfirin bergabung dengan besi untuk membentuk hacm yang
masing-masing molekulnya bergabung dengan rantai globin yang
terbuat pada poliribosom. Kemudian tetramer empat rantai globin
dengan masing-masing gugus hacmnya sendiri terbentuk dalam

kantong untuk membangun molekul hemoglobin. (Hoffbrand,


2005)
Struktur hemoglobin
Pada pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan
porifin yang menahan satu atom besi. Atom besi ini merupakan
situs/lokal ikatan oksigen. Porifin yang mengandung besi disebut
heme. Nama hemoglobin merupakan gabungan dari heme dan
globin. Globin sebagai istilah generik untuk protein globural. Ada
beberapa protein mengandung heme, dan hemoglobin adalah yang
paling dikenal dan paling banyak dipelajari.
Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4
subunit protein), yang terdiri dari masing-masing dua sub unit mirip
secara struktural dan berukuran hampir sama. Tiap sub unit
memiliki berat molekul 16,000 Dalton, sehingga berat molekul
total tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton. Tiap sub unit
hemoglobin mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhan
hemoglobin memilki kapasitas empat molekul oksigen. (Hariono,
2006 )

Gambar 1.1, Struktur Hemoglobin


(Sumber : Hoffbrand, 1995)
Tinjauan Umum Tentang Pemeriksaan Hemoglobin
Penetapan kadar hemoglobin ditentukan dengan bermacam-macam
cara dan yang banyak dipakai di laboratorium klinik ialah cara
fotoelektrit dan kolorimetrik visual.
Cara sahli
Prinsip hemoglobin diubah mejadi asam hematin, kemudian warna
yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat
itu. Cara Sahli banyak dipakai di Indonesia, walau cara ini tidak
tepat 100%, mengalami kurang darah atau darahnya masih normal,

pada pemeriksaan ini factor kesalahan kira-kira 10%, kelemahan


cara ini berdasarkan kenyataan bahwa asam hematin itu bukanlah
merupakan larutan sejati dan juga alat hemoglobimeter itu sukar
distandarkan, selain itu tidak semua macam hemoglobin dapat
diubah hematin misalnya ; karboxyhemoglobin, methemoglobin,
sulfahemoglobin.
Cara cyanmethemoglobin
Prinsipnya adalah hemoglobin diubah menjadi cyanmethemoglobin
dalam larutan drabkin yang berisi kalium sianida dan kalium
ferisianida. Absorbensi larutan diukur pada panjang gelombang 540
nm. Larutan drabkin yang dipakai untuk mengubah hemoglobin,
oxyhemoglobin, methemoglobin, dan karboxymoglobin menjadi
cyanmethemoglobin, sedang sulfhemoglobin tidak berubah karena
tidak diukur. Cara ini sangat bagus untuk laboratorium rutin dan
sangat dianjurkan untuk penetapan kadar hemoglobin dengan teliti
karena standar cyanmethemoglobin yang ditanggungkan kadarnya
stabil dan dapat dibeli. Larutan drabkin teridri atas natrium
bikarbonat 1 gram, kalium sianida 50 mg, kalium ferisianida 200
mg, aqudest 100 ml. (Dian Rakyat, 2006)
Cara tallquist
Prinsipnya adalah membandingkan darah asli dengan suatu skala
warna yang bertingkat-tingkat mulai dari warna merah muda
sampai warna merah tua.
Cara ini hanya mendapatkan kesan dari kadar hemoglobin saja,
sebagai dasar diambil darah = 100% = 15,8 gr hemoglobin per 100
ml darah. Tallquist mempergunakan skala warna dalam satu buku
mulai dari merah muda 10% di tengah-tengah ada lowong dimana
darah dibandingkan dapat dilihat menjadi darah dibandingkan
secara langsung sehingga kesalahan dalam melakukan pemeriksaan
antara 25-50%.
Cara sulfat
Cara ini dipakai untuk menetapkan kadar hemoglobin dari donor
yang diperlukan untuk transfuse darah. Hasil dari metode ini adalah
persen dari hemoglobin. Perlu diketahui bahwa kadar hemoglobin
cukup kira-kira 80% hemoglobin. Kadar minuman ini ditentukan
dengan setetes darah yang tenggelam dalam larutan kufrisulfat
dengan berat jenis. (Bakri S, 1989)
Kesalahan dalam pemeriksaan Hb
Hemolisis darah.
Obat dapat meningkatkan dan menurunkan kadar hemoglobin.

Mengambil darah dari lengan yang terpasang cairan invus dapat


mengencerkan sampel darah.
Membiarkan turniket terpasang terlebih dahulu lebih dari satu menit
akan menyebakan hemokosentrasi.
Tinggal di daratan tinggi dapat menyebakan peningkatan kadar
hemoglobin.
Penurunan asupan cairan atau kehilangan cairan akan
meningkatkan kadar Hb dan kelebihan asupan cairan akan
mengurangi kadar Hb. (Kee.L.j, 2007)
Faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin
Hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hemoglobin,
antara lain sebagai berikut :
Reagen
Reagen adalah bahan pereaksi yang harus selalu baik kualitasnya
mulai dari saat penerimaan, semua reagen yang dibeli harus harus
diperhatikan nomor lisensi kadaluarsanya, keutuhan wadah atau
botol atau cara transportasinya.
Metode
Laboratorium yang baik adalah laboratorium yang mengikuti
perkembangan metode pemeriksaan dengan pertimbangan
kemampuan laboratorium tersebut dan biaya pemeriksaannya.
Petugas laboratorium harus senantiasa bekerja dan mengacu pada
metode yang digunakan.
Bahan pemeriksaan
Bahan pemeriksaan meliputi ; cara pengambilan specimen,
pengiriman specimen, penyimpanan specimen, dan persiapan
sampel.
Lingkungan
Dalam hal ini dapat berupa ; keadaan ruang kerja, cahaya, suhu
kamar, kebisingan, luas dan tata ruang
Tenaga labratorium.
Dalam hal ini yang diharapkan adalah petugas laboratorium harus
mengusai alat dan teknik dibidang laboratorium
Sampel
Kekeruhan dalam suatu sampel darah dapat mengganggu dalam
fotokolorimeter dan menghasilkan absorbensi dan kadar Hb yang
lebih tinggi dari yang sebenarnya. Kekeruhan semacam ini dapat

disbabkan antara lain oleh leukositosis, lipemia, dan adanya globulin


abnormal seperti pada macro iobulinemia. (Dian Rakyat, 2006)
Susunan darah diambil untuk pemeriksaan bisa saja berubah salah
satu tindakan waktu mengambil darah itu. Sebagai seorang analis
kesehatan sebelum melakuan suatu pemeriksaan maka perlu
memperhatikan kesalahan-selahan yang mungkin biasa terjadi
seperti disebut dibawah ini
Mengambil darah dari tempat yang menyatakan adanya gangguan
peredaran seperti pucat
Tusukan kurang dalam sehingga darah harus diperas-peras keluar
Kulit yang diusuk masih basah alcohol
Tetesan darah pertama dipakai untuk pemeriksaan
Terjadi bekuan dalam tetesan darah karena terlalu lambat bekerja
Sumber keselahan dalam memperoleh darah
Menggunakan semprit dan jarum yang basah
Mengenakan ikatan pembendung terlalu lama atau terlalu keras
Terjadi bekuan dalam semprit karena lambatnya bekerja
Terjadi bekuan dalam botol oxalate karena tidak dicampur
semestinya dengan oxalate kering atau antikoagulan.
Tinjaun tentang pemeriksaan hemoglobin
Ada beberapa metode untuk mengukur hemoglobin dan kebanyakan
dari mereka sekarang yang dilakukan oleh mesin yang dirancang
untuk melakukan beberapa tes darah. In these machines, the red
blood cells are broken down to get the hemoglobin into a solution.
Dalam mesin ini, sel-sel darah merah dipecah untuk mendapatkan
hemoglobin menjadi sebuah solusi. The free hemoglobin is exposed
to some specific chemicals that contain cyanide which binds tightly
with the hemoglobin molecule to form cyanmethemoglobin.
Hemoglobin bebas terkena bahan kimia tertentu yang mengandung
sianida yang mengikat erat dengan molekul hemoglobin untuk
membentuk cyanmethemoglobin. By shining a light through the
solution and measuring how much light is absorbed, the amount of
hemoglobin can be determined. Dengan menyorotkan cahaya
melalui solusi dan mengukur seberapa banyak cahaya yang diserap,
jumlah hemoglobin dapat ditentukan.
Terdapat bermacam-macam cara untuk menetapkan kadar
hemoglobin tetapi yang sering dikerjakan dilaboratorim adalah yang
berdasarkan kolorimetrik visual cara sahli dan fotoelektrik
cyanmethemoglobin.
Cara cyanmethemoglobin adalah cara yang dianjurkan ntuk
penetapan kadar hemoglobin di laboratorium karena larutan standar

cyanmethemoglobin sifatnya stabil, mudah diperoleh dan pada cara


ini hampir semua hemoglobin terukur kecuali sulfhemoglobin. Pada
cara ini ketlitian yang dapat dicapai 2%.
Berhubung ketelitian masing-masing cara berbeda, untuk penilaian
hasil sebaiknya diketahui cara mana yang dipakai. Nilai rujukan
kadar hemoglobin tergantung dari umur dan jenis kelamin.
Pada bayi baru lahir, kadar hemoglobin lebih tinggi dari pada orang
dewasa yaitu berkisar antara 13,6 -- 19,6 g/dl. Kemudian kadar
hemoglobin menurun dan pada umur 3 tahun dicapai kadar paling
rendah yaitu 9,5 -- 12,5 g/dl. Setelah itu secara bertahap kadar
hemoglobin naik dan pada pubertas kadarnya mendekati kadar
pada dewasa yaitu berkisar antara 11,5 -- 14,8 g/dl. Pada pria
dewasa kadar hemoglobin berkisar antara 13 -- 16 g/dl sedangkan
pada wanita dewasa antara 12 - 14 g/dl.
Tinjaun umum tentang fotometer 5010
Fotometer 5010 adalah salah satu jenis spektrofotometer yang
merupakan suatu instrument untuk transmilitan atau absorbans dari
suatu contoh fungsi panjang gelombang. Prinsipnya dari
spektrofotometer adalah banyak zat yang menyerap cahaya dalam
wilayah spectrum yang dapat dilihat atau spectrum ultra violet.
Sumber cahaya
Sumber cahaya termasuk radiasi optic yang ideal untuk pengukuran
serapan harus menghasilkan spectrum kotinyu dengan intensitas
seragam pada keseleruhan kisaran panjang. Gelombang yang
sedang dipelajari. Sumber cahaya dapat berupa lampu halogen
deuterium.
Monokromator
Dalam spektrofotometer radiasi polikromatik, merupakan
serangkaian alat opticyang menguraikan radiasi polikromatik yang
menjadi jalur-jalur yang efektif dan panjang gelombang tunggal. Ada
2 macam gelombang monokromator yang di kenal berdasarkan jenis
penyerapan yaitu yang berdasarkan efek penyerapan atau transmisi
menggunakan filter dan yang berdasarkan efek peguraian atau
disperse cahaya menggunakan prisma dan gratng.
Kuvet
larutan di letakkan dalam sel atau kuvet. Untuk datetra variabel
digunakan gelas biasa atau quarts. Kuvet untuk larutan mempunyai
panjang sekitar 10 cm. sebelum kuvet dipakai harus di bersihkan
dengan air suling atau dicuci dengan larutan asam koromat.

Detector
Detector penyerap tenaga foton yang mengenai cuplikan dan
mengubah tenaga tersebut untuk di ukur secara kuantitatif seperti
sebagai arus listrik atau perubahan-perubahan panas. Kebanyakan
detector menghasilkaan sinyal lisrik yang dapat mengaktifkan meter
atau pencatat.
Pada pengukuran hemoglobin metode cyanmethemoglobin
digunakan photometer 5010 5V+ type semi-automatik dengan
sumber cahayanya adalah lampu hologen, daerah panjang
gelombang yang dapat terukur 340 nm 800 nm, monokromatornya
adalah filter, system kuvat adalah single-baem, volume sampel
dapat diukur minimum 250 l.
Cara kerja kalibrasi
Ketepatan pengukuran absorban
Ketepatan panjang gelombang
Dengan warna sinar
Dengan lampu deuterium
Dengan filter didinium atau holmium okside
Dengan standar filter bersertifkat
Lineritas alat pemeriksaan dilakukan dengan
Larutan kalium bikromat
Larutan colbat ammonium sulfat untuk daerah panjang gelombang
lebih dari 400 nm
Filtrate standar bersertifikat yang telah diketehui persen T pada
panjang gelombang tertentu
Stray light (Kalibrasi dilakukan dengan beberapa cara)
Larutan sodium iodide
Gelas coming victor
Standar filter bersertifikat
Kerangka Pikir
Heme merupakan senyawa non protein yang tersusun dari suatu
senyawa lingkar yang bernama profin yang sebagai pusatnya
ditempati oleh logam besi, jadi heme adalah suatu profin besi.
Sedangkan globin adalah suatu senyawa protein yang menentukan
afinitas antara atom besi heme dengan oksigen, kemudian dari
heme dan globin tersusun membentuk hemoglobin. Kadar
hemoglobin tidak selalu normal, pada kasus kadar hemoglobin yang
tinggi abnormal terjadi karena hemokosentrasi akibat dehidrasi
(kehilangan cairan) dan kadar hemoglobin yang rendah berkaitan
dengan masalah klinis. Adanya masalah yang terjadi pada kadar
hemoglobin maka dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin itu

sendiri dengan menggunakan metode yang dianggap paling akurat.


Dalam hal ini digunakan metode cyanmethemoglobin.

Hipotesa
Ho : Tidak ada perbedaan yang bermakna dari hasil pemeriksaan
hemoglobin inkubasi 2 menit dan 5 menit metode
cyanmethemoglobin.
Ha : Ada perbedaan yang bermakna dari hasil pemeriksaan
hemoglobin inkubasi 2 menit dan 5 menit metode
cyanmethemoglobin.

BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis Peniltian
Penelitian ini merupakan penelitian observasi laboratorium untuk
mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin
inkubasi 2 menit dan 5 menit metode cyanmethemoglobin.
Alur Penelitian

Populasi Dan Sampel


Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang melakukan
pemeriksaan darah rutin di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf
Kab. Gowa.
Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang melakukan
pemeriksaan Hb di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Kab.
Gowa sebanyak 15 orang aksidental sampling.
Variable Penelitian
Variabel bebas
Pemeriksaan kadar hemoglobin metode cyanmethemoglobin
inkubasi 2 menit dan 5 menit.

Variabel terikat
Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin metode cyanmethemoglobin
inkubasi 2 menit dan 5 menit.
Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 2010.
Lokasi penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di laboratorium Rumah Sakit Umum
Daerah Syekh Yusuf Kab.Gowa.
Definisi Operasional
Inkubasi 2 menit adalah darah dicampur dengan reagen kemudian
didiamkan 2 menit lalu dibaca dengan fotometer.
Inkubasi 5 menit adalah darah dicampur dengan reagen kemudian
didiamkan 5 menit lalu dibaca dengan fotometer.
Hemoglobin adalah zat yang berwarna merah pada sel darah merah
yang membawa oksigen ke jaringan tubuh.
Darah adalah suatu cairan tubuh yang kental dan berwarna merah
Metode cyanmethemoglobin adalah suatu metode pemeriksaan
kadar hemoglobin dengan menambahkan ion sianida untuk
menghasilkan produksi mencapai keadaan serupa.
Fotometer yang digunakan adalah fotometer 5010
Pengumpulan Data
Pada pemeriksaan kadar hemoglobin diperlukan ketelitaian dalam
pemeriksaan, oleh karena itu diperlulkan data yang akurat, dan data
tersebut meliputi :
Metode
Cyanmethemoglobin
Prinsip
Hemoglobin yang dilepaskan akibat lisis eritrosis akan bereaksi
dengan kalium sianida membentuk campuran cyamethemoglobin
kromogenik yang kemudian diukur dengan fotometer 5010.
Alat
Fotometer 5010, tabung reaksi, spoit, rak tabung, penutup tabung.
Bahan
Sampel darah, aquades, EDTA, kapas alcohol 70%, larutan drabkin.
Cara pemeriksaan hemoglobin inkubasi 2 menit
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 5,0 ml larutan drabkin.
Dengan pipet hemoglobin diambil 20 l darah (vena) sebelah luar
ujung pipet dibersihkan, lalu darah itu dimasukkan kedalam tabung
reaksi dengan membilasnya beberapa kali.

Campur isi tabung dengan cara membalikkannya beberapa kali.


Tindakan ini juga akan menyelenggarakan perubahan hemoglobin
menjadi cyanmethemoglobin.
Bacalah dalam fotometer 5010 pada panjang gelombang 540 nm,
sebagai blanko digunakan larutan drabkin.
Kadar hemoglobin ditentukan dari perbandingan absorbansinya
dengan absorbansi standar cyanmethemoglobin.
Batas Normal Kadar Hemoglobin (www.blogdokter.net/2008)
Bayi baru lahir : 17-22 g/dl
Umur 1 minggu : 15-20 g/dl
Umur 1 bulan : 11-15 g/dl
Anak anak : 11-13 g/dl
Lelaki dewasa : 14-18 g/dl
Perempuan dewasa : 12-16 g/dl
Lelaki tua : 12.4-14.9 g/dl
Perempuan tua : 11.7-13.8 g/dl
Pembahasan
Hemoglobin terdiri atas zat besi yang merupakan pembawa oksigen.
Jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin tidak selalu
meningkat atau menurun bersamaan, sebagai contoh ; penurunan
jumlah sel darah merah disertai kadar hemoglobin yang sedikit
meningkat atau normal terjadi pada kasus anemia pernisiosa serta
kadar sel darah merah yang sedikit meningkat atau normal disertai
dengan kadar hemoglobin yang menurun terjadi pada anemia
difisiensi zat besi (mikrositik). (Joyce, 2008).
Pemeriksaan kadar hemoglobin sangat penting dilakukan dalam
menegakan diagnosa dari suatu penyakit, sebab jumlah kadar
hemoglobin dalam setiap sel darah akan menentukan kemampuan
darah untuk mengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh.
Pemeriksaan hemoglobin terdiri atas beberapa metode ; Metode
Sahli. Metode Kuprisulfat, Metode Tallsquit, dan Metode
Cyanmethemoglobin,, dari keempat macam metode di atas yang
paling populer atau banyak digunakan adalah metode
cyanmethemoglobin, karena praktis atau mudah dikerjakan serta
ketelitiannya lebih baik dai pada tiga metode diatas.
Dengan mengabaikan masa inkubasi dikawatirkan bisa
mendapatkan hasil yang tidak sesuai dikarenakan proses
pemeriksaan terlalu singkat mengakibatkan eritrositnya belum
dilisiskan maka hasil yang dikeluarkan oleh alat tersebut sangat
tinggi. Sesuai prosedur kerja Hb, setelah sampel dicampur dengan
reagen drabskin, kemudian diinkubasi selama 5 menit dan baca
pada fotometer 5010, hal ini diselenggarakan agar eritrosit dalam
darah lisis terlebih dahulu kemudian akan bereaksi dengan kalium

cianida membentuk cyanmethemoglobin, namun sering kita jumpai


di laboratorium petugas sering mengabaikan masa inkubasi,
misalnya dalam pemeriksaan Hb yang seharusnya masa inkubasi 5
menit terkadang tampa diinkubasi sampel pemeriksaan Hb langsung
dibaca hingga mengeluarkan hasil yang tidak akurat.
Berdasarkan hasil penelitian pada tanggal 9 Juni 2010 perbandingan
hasil pemeriksaan kadar hemoglobin inkubasi 2 menit dan 5 menit ,
terdapat perbedaan namun perbedaan tersebut tidaklah bermakna,
dikarenakan nilai perbedaan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin 2
menit dan 5 menit hanya mencapai 0 0,3 g/dl, namun setelah
dilakukan uji statistic dipatkan hasil perbedaan tidak bermakna pada
perbadingan pemeriksaan kadar hemoglobin inkubasi 2 menit dan 5
menit metode cyanmethemoglobin. Hal ini tentunya tidak sesuai
teori yang telah ada sebelumnya, ini terjadi dikarena pengaruh
jumlah sampel yang diteliti oleh peneliti tidak sebayak dengan
jumlah sampel yang telah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Maka
pemeriksaan kadar hemoglobin metode cyanmethemoglobin
dianjurkan harus diinkubasi 5 menit sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan.
Sumber kesalahan yang mungkin terjadi dalam hasil pemeriksaan
kadar hemoglobin metode cyanmethemoglobin adalah satatis vena
pada waktu pengambilan darah menyebabkan kadar hemoglobin
tinggi dari seharusnya, sebaliknya kontaminasi cairan jaringan
menyebabkan kadar hemoglobin rendah dari seharusnya, begitu
juga dengan pemakaian antikoagulan yang berlebihan dapat
menyebabkan penurunan kadar hemoglobin, terjadi bekuan darah,
darah yang lipemik dapat menyebabkan kadar hemoglobin tinggi
dari pada seharusnya, adanya leukositas berat menyebabkan kadar
hemoglobin tinggi dari pada seharusnya, penggunaan reagen yang
sudah tidak baik atau kadaluarsa, volume pemipetan yang kurang
tepat, darah kurang atau lebih dari 20 l maupun saat pemipetan
reagen drabskin kurang atau lebih dari 5,0 ml, masa inkubasi yang
berkurang menyebabkan eritrosit belum lisis hingga tidak bereaksi
sempurana dengan kalium sianida menyebabkan kadar hemoglobin
tinggi dari pada seharusnya, penggunaan fotometer 5010 yang
kurang baik misalnya panjang gelombang yang tidak tepat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian perbandingan hasil kadar hemoglobin
inkubasi 2 menit dan 5 menit metode cyanmethemoglobin pada
pasien di RSUD Syekh Yusuf Kab. Gowa, maka disimpulkan tidak ada
perbedaan yang bermakna dimana t hitung (1,95618) < t tabel
(2,145) pada batas kepercayaan 95% ( = 0,05).

Saran
Disarankan pemeriksaan kadar hemoglobin inkubasi 2 menit
metode cyanmethemoglobin bisa digunakan jika hasil pemeriksaan
harus segera dikeluarkan dan jika tidak terburu-buru baiknya
diinkubasi sampai 5 menit untuk mendapatkan hasil yang lebih
akurat.

DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2008. Petunjuk kerja Laboratorium RSUD Gowa
Anonym. 2000. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Sederhana
esdisi 2 FKIU Jakarta.
Corwin. 2000. Berorientasi Pada kasus Klinik. Penerjemah H. K
Nutojo dalam catatan Kuliah Hematologi . Jakarta ECG.
Gandasoebrata R. Penuntun Laboratorium Klinik, Penerbit Dian
Rakyat, Jakarta.
Gibson J. 2002. Fisiologi Dan Anatomi Modern Untuk Perawat. Edisi
2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Hardjoeno H. 2003. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium
Dianognostik. Hasanuddin Universitas Press. Makassar.
Kee L. J. 1997.Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnosis
Dengan Implikasi Keperawatan. EGC, Jakarta.
Kee L. J. 2007. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diognostik.
Edisi 6, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Poter & Perry. 2005. Patofisiologi Konsep Klikniks Proses-proses
Penyakit, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sadikin, Mohammad.H, 2001, Biokimia Darah, Penerbit Widya
Midika, Jakarta
Sherwood L, 2001. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Edisi 2,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Suriadi, 2003, Metode Hematologi, dalam Tinjauan Klinik Hasil
Pemeriksaan Laboratorium, Jakarta, Penerbti Buku Kedokteran, EGC
edisi 11. Hal :21
Syaifudin, 2006, Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan,
Edisi 3, Penerbit Buku Kewdsokteran EGC, Jakarta
www.blogdokter.net/2008/06/130/hemoglobin/diakses pada tanggal
19/01/2010.
www.hemoglobin-wikipedia-bahasa-indonesia,com/diakses pada
tanggal 19/01/2010.
www.laboratorium kesehatan :antikoagulan.com/diakses pada
tanggal 19/01/2010.

http://www.tempo.co.id/medika/arsip/082001/her-1.htm,
Hariono/diakses pada tanggal 01/04/2009.

Você também pode gostar