Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
: Tn. Anong
Umur
: 50 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Jl. Sirna Raga Lr. Kedondong No. 35, Pipa Reja, Palembang
Agama
: Islam
MRS Tanggal
: 12 Juli 2014
PEMERIKSAAN
STATUS PRAESENS
Status Internus
Kesadaran
Gizi
: cukup
Suhu Badan
: 36,2C
Nadi
: 72 x/m
Paru-paru: vesikuler(+),ronkhi(-),wheezing(-)
Pernapasan
: 22 x/m
Hepar
: tidak teraba
Tekanan Darah
: 160/90 mmHg
Lien
: tidak teraba
Berat Badan
: 162 cm
Tinggi Badan
: 55 kg
Genitalia
: tidak diperiksa
Status Psikiatrikus
Sikap
: wajar
Ekspresi Muka
: wajar
Perhatian
: ada
Kontak Psikik
: ada
Status Neurologikus
KEPALA
Bentuk
: Brachicephali
Deformitas
: (-)
Ukuran
: normal
Fraktur
: (-)
Simetris
: simetris
Nyeri fraktur
: (-)
Hematom
: (-)
Tumor
: (-)
Pulsasi
: (-)
Pembuluh darah
LEHER
Sikap
: lurus
Deformitas
: (-)
Torticolis
: (-)
Tumor
: (-)
Kaku kuduk
: (-)
Pembuluh darah
SYARAF-SYARAF OTAK
N. Olfaktorius
Kanan
Kiri
Penciuman
Anosmia
Hyposmia
Parosmia
N.Opticus
Kanan
Visus
Campus visi
V.O.D
Kiri
Belum dapat dinilai
V.O.S
Kanan
Kiri
Anopsia
Hemianopsia
Fundus Oculi
-
Papil edema
Tidak diperiksa
Tidak diperiksa
Papil atrofi
Tidak diperiksa
Tidak diperiksa
Perdarahan retina
Tidak diperiksa
Tidak diperiksa
Kiri
Diplopia
Celah mata
Ptosis
Strabismus
(-)
(-)
Exophtalmus
(-)
(-)
Enophtalmus
(-)
(-)
Deviation conjugae
(-)
(-)
Pupil
-
Bentuknya
bulat
bulat
Besarnya
3 mm
3 mm
Isokori/anisokor
Midriasis/miosis
Refleks cahaya
o Langsung
o Konsensuil
o Akomodasi
Argyl Robertson
isokor
(-)
(-)
(+)
(+)
(+)
(-)
(+)
(+)
(+)
(-)
N.Trigeminus
Kanan
Kiri
Motorik
-
Menggigit
Trismus
Refleks kornea
Sensorik
-
Dahi
Pipi
Dagu
N.Facialis
Kanan
Kiri
Motorik
Mengerutkan dahi
Menutup mata
Menunjukkan gigi
Lipatan nasolabialis
Bentuk Muka
-
Istirahat
Asimetris
Berbicara/bersiul
Sensorik
2/3 depan lidah
Otonom
-
Salivasi
Lakrimasi
Chvosteks sign
N. Cochlearis
(-)
(-)
Kanan
Kiri
Suara bisikan
Detik arloji
Tes Weber
Tes Rinne
N. Vestibularis
Nistagmus
(-)
(-)
Vertigo
(-)
(-)
Kiri
Arcus pharingeus
Sulit dinilai
Uvula
Sulit dinilai
Gangguan menelan
Sulit dinilai
Suara serak/sengau
Denyut jantung
Refleks
Muntah
Batuk
Okulokardiak
Sinus karotikus
Sensorik
-
N. Accessorius
Kanan
Kiri
Mengangkat bahu
Memutar kepala
N. Hypoglossus
Mengulur lidah
Fasikulasi
Atrofi papil
Disartria
Kiri
Gerakan
Terbatas
Cukup
Kekuatan
Tonus
meningkat
Normal
Refleks fisiologis
-
Biceps
meningkat
Normal
Triceps
meningkat
Normal
Radius
meningkat
Normal
Ulna
meningkat
Normal
Refleks patologis
Hoffman Ttromner
(-)
(-)
Leri
(-)
(-).
Meyer
(-)
(-)
Trofik
(-)
(-)
TUNGKAI
Kanan
Kiri
Gerakan
Terbatas
Cukup
Kekuatan
Tonus
Meningkat
Normal
Klonus
-
Paha
(-)
(-)
Kaki
(-)
(-)
Refleks fisiologis
-
KPR
Meningkat
Normal
APR
Meningkat
Normal
Refleks patologis
-
Babinsky
(+)
(-)
Chaddock
(-)
(-)
Oppenheim
(-)
(-)
Gordon
(-)
(-)
Schaeffer
(-)
(-)
Rossolimo
(-)
(-)
Mendel Bechterew
(-)
(-)
Atas
Tengah
Bawah
Refleks cremaster
Trofik
SENSORIK
FUNGSI VEGETATIF
Miksi
Defekasi
Ereksi
KOLUMNA VERTEBRALIS
Kyphosis
: (-)
Tumor
: (-)
Lordosis
: (-)
Meningocele
: (-)
Gibbus
: (-)
Hematoma
: (-)
Nyeri ketok
: (-)
Kanan
Kiri
Deformitas
: (-)
(-)
Kerniq
(-)
(-)
Lasseque
(-)
(-)
Brudzinsky
-
Neck
(-)
Cheek
(-)
Symphisis
(-)
Leg I
(-)
(-)
Leg II
(-)
(-)
Ataxia
Romberg
Hemiplegic
Dysmetri
Scissor
- jari-jari
Propulsion
- jari hidung
Histeric
Limping
Steppage
GERAKAN ABNORMAL
Tremor
: (-)
Ballismus
: (-)
Chorea
: (-)
Dystoni
: (-)
Athetosis
: (-)
Myocloni
: (-)
FUNGSI LUHUR
Afasia motorik
: (+)
Agrafia
: (-)
Afasia sensorik
: (-)
Alexia
: (-)
Apraksia
: (-)
Afasia nominal
: (-)
LABORATORIUM
Hematologi
Hb
Kimia Klinik
: 14,6 g/dl
Hati
Eritrosit
: 4.590.000/mm3
Protein total
: 7.8 g/dl
Leukosit
: 20.600 /mm3
Bilirubin total
: 0.4 g/dl
Diff Count
: 0/1/0/90/4/5
Bilirubin direk
: 0.1 g/dl
Trombosit
: 225.000/mm3
Bilirubin indirek
: 0.3 g/dl
Hematokrit
: 41 vol%
LED
: 62 mm/jam
Ginjal
Elektrolit
Ureum
: 40 mg/dl
Ca
: 9.4 mg/dl
Asam urat
: 6.4 mg/dl
Mg
: 1.86 mEq/dl
Kreatinin
: 1.02 mg/dl
Na
: 141 mEq/dl
Diff Count
: 0/1/0/90/4/5
: 3.9 mEq/dl
Trombosit
: 225.000/mm3
Hematokrit
: 41 vol%
LED
: 62 mm/jam
URINE
: tidak diperiksa
FAECES
: tidak diperiksa
: tidak diperiksa
: Kardiomegali
: tidak diperiksa
Electroneuromyografi
: tidak diperiksa
Electrocardiografi
Arteriografi
: tidak diperiksa
Pneumografi
: tidak diperiksa
CT-Scan
10
11
12
BAB II
ANALISIS KASUS
ANAMNESA
Penderita dirawat di bagian neurologi RSMH karena sukar berjalan
disebabkan kelemahan sisi tubuh sebelah kanan yang terjadi secara tiba-tiba.
Kurang lebih 3 jam SMRS, saat aktivitas, penderita mengalami
kelemahan sesisi tubuh sebelah kanan disertai penurunan kesadaran berupa
mengantuk. Saat serangan, penderita mengalami sakit kepala, mual dan
muntah, dan tanpa disertai kejang. Penderita sehari-hari menggunakan tangan
kanan untuk beraktivitas. Penderita tidak dapat mengungkapkan isi pikirannya
secara lisan, tulisan dan isyarat, tetapi Penderita dapat mengerti isi pikiran
orang lain yang diungkapkan secara lisan, tulisan, dan isyarat. Gangguan
sensibilitas tidak ada. Saat diminta membuka mulut, mulut penderita mengot
kekiri. Bicara pelo belum dapat nilai.
Saat serangan penderita mengalami jantung yang berdebar-debar dan
tidak sesak nafas. Penderita memiliki riwayat hipertensi, sejak 14 tahun yang
lalu, tapi tidak rutin meminum obat.
Penyakit ini diderita untuk ketiga kalinya dan semakin berat. Penderita
pernah mengalami penyakit yang sama pada tahun 2000 dan 2001 dengan
kelemahan sisi tubuh kanan tanpa penurunan kesadaran dan perbaikan tidak
sempurna berupa jalan menyeret.
PEMERIKSAAN
Status Generalis
Kesadaran: GCS : 9 (E3M6Vafasia motorik)
Gizi
Tekanan Darah
Pernapasan
Nadi
: 160/90 mmHg
: 72 x/m
: cukup
: 22 x/m
Status Neurologikus
Nn. Kranialis
:Lka
Lki
Tka
Tki
Gerakan
Kekuatan
Tonus
Meningkat
Normal
Klonus
R. Fisiologis
Meningkat
Normal
Meningkat
Normal
R. Patologis
Fungsi Sensorik
Fungsi Luhur
: afasia motorik
Fungsi Vegetatif
GRM
Gerakan abnormal
Meningkat
+B
Normal
-
DIAGNOSA TOPIK
: PACI
DIAGNOSA ETIOLOGI
: Emboli Cerebri
PENGOBATAN
O2 sungkup 6 L/m
PROGNOSIS
Quo ad Vitam
: dubia ad bonam
Quo ad Functionam
: dubia ad bonam
DISKUSI
A.
lebih sisi
Tidak ada
Tidak ada
et vertical)
Isolated Hemianopia atau buta kortikal
Tidak ada
Tidak ada
Afasia Motorik
-1
: Non Hemorrhagik
: Hemorrhagik
pada
2. Trombosis cerebri
Trombosis cerebri, ditandai dengan
Hemiparese/hemiplegi
pada
pada
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi
Otak
Otak adalah bagian susunan saraf pusat yang terletak didalam cavum crania,
dilanjutkan sebagai medulla spinalis setelah melalui foramen magnum.
Otak merupakan pusat kendali fungsi tubuh yang rumit dengan sekitar 100 millar
sel saraf. Berbeda dengan jaringan lainya, otak tidak mampu menyimpan nutrisi,
agar bisa berfungsi, otak tergantung dari pasokan aliran darah, yang secara terusmenerus membawa oksigen dan glukosa. Pada dasarnya otak terdiri dari tiga
bagian besar dengan fungsi tertentu yaitu:
a. Cerebrum
Cerebrum adalah bagian otak terbesar, terdiri dari dua hemisferium serebri
yang dihubungkan oleh masa substantia alba yang disebut corpus callosum
hemisferium dipisahkan oleh celah yang dalam, yaitu fissure longitudinalis yang
merupakan tempat masuknya falx cerebri. Lapisan permukaan masing-masing
hemispherium, korteks, terbentuk dari substansia grisea. Korteks cerebri berlipatlipat disebut gyri, yang dipisahkan oleh fissure atau sulci.
Cerebrum adalah bagian utama otak yang berkaitan dengan fungsi
intelektual yang lebih tinggi, yaitu fungsi bicara, integritas informasi sensori
(rasa) dan memori. Pada cerebrum terdapat 4 lobus, yaitu :
- Lobus frontalis : didepan sulcus centralis dan diatas sulcus lateralis
- Lobus parietalis : didbelakang sulcus centralis dan diatas sulcus lateralis
- Lobus oksipitalis : dibawah sulcus parieto-occipitalis
- Lobus temporalis : dibawah sulcus lateralis
cerebellaris
inferior.
Lapisan
permukaan
masing-masing
Arteria vertebralis kanan dan kiri yang berpangkal di a. subklavia, menuju dasar
tengkorak melalui kanalis transversalis di kolumna vertebralis servikalis, masuk
ke rongga cranium melalui foramen magnum, lalu mempercabangkan masingmasing sepasang a. serebeli inferior. Pada batas medulla oblongata dan pons,
keduanya bersatu menjadi a. basilaris, dan setelah mengeluarkan 3 kelompok
cabang arteri, pada tingkat mesensefalon, a. basilaris berakhir sebagai sepasang
cabang: a. serebri posterior, yang melayani darah bagi lobus oksipitalis, dan
bagian medial lobus temporalis.
Ke tiga pasang arteri serebri ini bercabang-cabang menelusuri permukaan otak,
dan beranastomosis satu dengan lainnya. Cabang-cabang yang lebih kecil
menembus ke dalam jaringan otak dan juga saling berhubungan dengan cabangcabang a. serebri lainnya. Untuk menjamin pemberian darah ke otak, ada
sekurang-kurangnya tiga sistem kolateral antara lain sistem karotis dan sistem
vertebral, yaitu:
- Sirkulus wilisi, yakni lingkungan pembuluh darah yang tersusun oleh a.
serebri media kanan-kiri, a. komunikans anterior, sepasang a. serebri posterior,
dan a. komunikans posterior kanan dan kiri. Anyaman arteri ini terletak di
dasar otak.
Sirkulus Willisi
Vena otak :
Vena otak memiliki dinding yang sangat tipis dan tidak mempunyai katup. Vena
tersebut keluar dari otak dan bermuara dalam sinus venosus cranialis. Terdapat
vena-vena cerebri, cerebella dan batang otak. Vena magna cerebri dibentuk dari
gabungan kedua v. interna cerebri dan bermuara ke sinus rectus.
2. Fisiologi Otak
Jumlah aliran darah ke otak (Cerebral Blood Flow/ CBF) biasanya
dinyatakan dalam cc/menit/100 gram otak. Nilainya tergantung pada tekanan
perfusi otak (Cerebral Perfusion Pressure/CPP) dan Resistensi serebrovaskuler
(Cerebrovascular Resistance/CVR).
Komponen CPP ditentukan oleh tekanan darah sistemik (Mean Arterial Blood
Pressure/MABP)
dikurangi
tekanan
intracranial
(Intracranial
Pressure),
neuronal terhenti. Hal ini berarti sebagian struktur intrasel telah berada pada
proses disintegrasi.
c. Ambang kematian sel, adalah batas aliran darah otak yang apabila tidak
terpenuhi akan menyebabkan kerusakan total sel-sel otak (CBF <15 cc/100
gram/menit)
3. Stroke
3.1 Definisi
Berdasarkan WHO, Stroke didefinisikan sebagai suatu manifestasi klinik
dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang
berlangsung secara tiba-tiba, berkembang dengan cepat, dan berlangsung selama
24 jam, atau berakhir dengan kematian, yang semata-mata disebabkan kelainan
vaskular, tanpa ditemukannya penyebab lain. (Harsono, 2003).
3.2 Epidemiologi
Di Amerika Serikat setiap tahunnya terdapat sekitar 200.000 kasus
kematian yang disebabkan oleh stroke. Stroke merupakan penyebab kematian
ketiga tersering di negara ini. Sekitar setengah juta orang Amerika setiap tahunnya
mengalami gangguan pembuluh darah otak akut. Sekitar 50% dari semua orang
dewasa yang dirawat pada rumah sakit saraf disebabkan oleh suatu penyakit
pembuluh darah (Price dan Wilson, 1992).
Insidensi stroke menurut umur secara keseluruhan mulai meningkat pada
usia decade ke-5 dan berbeda menurut jenis stroke. Perdarahan subarachnoid
mulai timbul pada usia dasawarsa ke-3 sampai ke-5, dan setelah usia 60 tahun.
Perdarahan intraserebral sering didapati mulai pada decade ke-5 sampai ke-8 usia
orang Amerika. Sedangkan thrombosis lebih sering pada umur lima puluhan
hingga 70-an. Stroke pada anak muda juga banyak didapati akibat infark karena
emboli, yaitu mulai dari usia dibawah 20 tahun dan meningkat pada dekade ke-4
(Harsono, 2003).
3.3 Etiologi dan Faktor Risiko
Secara garis besar faktor risiko stroke dibagi atas faktor risiko yang dapat
dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang dapat
dimodifikasi diantaranya adalah hipertensi, penyakit jantung (fibrilasi atrium),
diabetes mellitus, merokok, konsumsi alcohol, hiperlipidemia, hiperurisemia,
kurang aktifitas, dan stenosis arteri karotis. Sedangkan faktor risiko yang tidak
dapat dimodifikasi antara lain usia, jenis kelamin, ras/suku, dan faktor genetik
(Christopher, 2007).
3.4 Klasifikasi
Stroke diklasifikasikan sebagai berikut,
1. Berdasarkan kelainan patologis
a. Stroke hemoragik
- Perdarahan intraserebral
- Perdarahan subarakhnoid
b. Stroke non-hemoragik
- Trombosis serebri
- Emboli serebri
2. Berdasarkan waktu terjadinya
a. Transient Ischemic Attack (TIA), Gejala neurologi yang timbul akan
hilang dalam waktu kurang dari 24 jam
b. Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND), gejala neurologi yang
timbul akan hilang dalam waktu lebih 24 jam, tetapi tidak lebih 1
minggu
c. Stroke In Evolution
d. Completed Stroke, gejala sudah menetap
3.5 Patofisiologi
1. Stroke non hemoragik
a. Trombosis
Thrombosis biasanya dikaitkan dengan kerusakan lokal dinding
pembuluh darah akibat aterosklerosis. Proses aterosklersosis ditandai
dengan plak berlemak pada lapisan intima ateria besar. Bagian intima
arteria serebri menjadi tipis dan berserabut, sedangkan sel-sel ototnya
menghilang. Lamina elastika interna robek dan berjumbai, sehingga
lumen pembuluh sebagian terisi oleh materi sklerotik tersebut. Plak
cenderung terbentuk pada percabangan atau tempat-tempat yang
melengkung. Hilangnya intima akan membuat jaringan ikat terpapar.
Trombosit menempel pada permukaan yang terbuka sehingga
2. Stroke hemoragik
Perdarahan intracranial biasanya disebabkan oleh rupture arteria
serebri. Ekstravasasi darah terjadi di daerah otak dan/atau subarachnoid,
sehingga jaringan yang terletak di dekatnya akan tergeser dan tertekan. Darah
ini sangat mengiritasi jaraingan otak, sehingga mengakibatkan vasospasme
pada arteria di sekitar perdarahan. Spasme ini dapat menyebar ke seluruh
hemisfer otak dan sirkulus wilisi.
Temuan-temuan neurologis tergantung dari letak dan beratnya
perdarahan. Pembuluh yang mengalami gangguan biasanya arteria yang
menembus otak seperti cabang-cabang lentikulostriata dari arteria serebri
media yang memperdarahi sebagian dari ganglia basalis dan sebagian besar
kapsula interna.
Prognosis
Prognosis stroke dipengaruhi beberapa faktor, antara lain
1. Tingkat kesadaran
2. Usia: pada usia 70 tahun atau lebih angka kematian meningkat tajam.
3. Jenis kelamin: lelaki lebih banyak (61%) yang meninggal dari pada
perempuan (41%).
4. Tekanan darah: tensi tinggi prognosis jelek.
5. Lain-lain: misalnya cepat dan tepatnya pertolongan.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C dan Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC,
Jakarta. Indonesia.
Harsono. 2003. Kapita Selekta Neurologi. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta. Indonesia.
Price, S.A. 1995. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. EGC,
Jakarta. Indonesia.
Snell, R.S. 2006. Neuroanatomi klinik. EGC, Jakarta, Indonesia.