Você está na página 1de 6

ASAL USUL CIPUTAT

(Oleh Abdur Rahim)


Di sebuah desa tinggallah seorang ibu tua dan seorang anak
laki-laki. Mereka hidup dalam kekayaan yang melimpah. Ibu
tersebut sebenarnya bernama Retika Neni tetapi seluruh desa
memanggilnya Mak Rempong. Suami Mak Rempong sudah
lama meninggal dunia. Maskipun sudah tua, Mak Rempong
berbeda dengan ibu-ibu tua lainnya. Ia ibu tua yang sangat
lincah dan pandai bersolek. Yaa sesuai dengan namannya.
Hehehe
Ia memiliki seorang anak laki-laki yang bernama Putat. Putat
berwajah tampan, banyak gadis yang tergila-gila padanya.
Namun karena kekayaannya, Putat menjadi orang yang
sombong. Ia acuh dan tak peduli terhadap itu semua. Baginya
para gadis tersebut hanya penggangu dan pengacau
kehidupannya. Ia lebih suka bekerja di kebun penghasil
rempah-rempah miliknya.
Tat kamu itu sudah dewasa. Kamu tidak
ingin menikah? Tanya Mak Rempong
Aaahh aku tidak mau menikah dulu, mak.
Nanti saja dulu, rempah-rempah kita sedang
melimpah jawab Putat.
Gadis-gadis di desa kita semuanya tergilagila padamu loh, Tat! kata Mak Rempong
Gadis-gadis miskin itu hanya tergila-gila
kepada kekayaanku, mak. Mereka hanya

membuatku susah dan ribet. Tidak ada gadis


yang membuatku tertarik tegas Putat
Kalau emak yang nikah lagi gimana, Tat?
Hahaha ledek Mak Rempong
Nikah aja sama kebon! jawab Putat cepat
Paaayyyaahhh cemberut Mak Rempong
Suatu hari, Putat sedang memantau di kebun rempah-rempah
miliknya. Ia tampak semangat mengatur para pekerjanya
dengan ucapan-ucapan bernada keras dan kasar. Ia berteriak
kesana kemari. Para pekerja dengan cekatan menaatinya
karena takut. Tiba-tiba datanglah seorang gadis yang sangat
cantik di kebun rempah-rempah milik Putat.
Pak, siapa pemilik kebun besar ini? tanya
gadis tersebut kepada salah satu pekerja
Ini milik tuan Putat, neng. Kok neng gak
tahu? Neng dari mana jawab pekerja
Ohhh tuan Putat. Aku sering mendengar
namanya di desaku. Aku tidak tahu pak.
Karena aku dari desa Serua jawab gadis
Neng mau apa? Mau ketemu tuan Putat?
Tapi, hati-hati neng. Tuan Putat itu orangnya
galak, suka marah dan gazebo seru pekerja
lain
Gazebo itu apa pak? tanya gadis

Eleeeehh eneng Gazebo itu Ga Zelas Bo


ketawa pekerja
Diiihhh bahasa yang aneh! gumam gadis
dan pergi menemui Putat
Gadis tersebut bernama Elija. Elija berasal dari desa Serua. Ia
adalah wanita sederhana. Ayahnya seorang penjual kayu
bakar. Dan ibunya penjual kue-kue kering
Apakah Anda tuan Putat tanya Elija
Ya benar. Kamu siapa? jawab Putat
dengan lirih
Namaku Elija, tuan. Aku ingin meminta
tolong kepada tuan. Desaku dilanda
kekeringan. Tolong bantu kami tuan. Tuan
adalah orang yang sangat kaya. Dengan
kemurahan hati bapak. Buatkanlah sumur
untuk kami, tuan memohon Elija
Karena kecantikan Elija. Putat yang biasanya keras dan acuh
terhadap gadis pun luluh. Elija meminta Putat untuk
membuatkan sebuah sumur yang akan dimanfaatkan oleh
semua penduduk desa Serua. Putat pun meminta pendapat
Mak Rempong untuk melakukan hal itu.
Mak ada seorang gadis cantik memintaku
membuatkan
sumur.
Desanya
dilanda
kekeringan. Aku harus bagaimana? kata
Putat kepada Mak Rempong

Enak saja minta dibuatkan sumur. Emak ga


setuju. Lebih baik kita buat perkebunan baru
lagi daripada bikin sumur jawab Mak
Rempong
Mak kasihan desanya kekeringan tegas
Putat
Sejak kapan anak emak yang cuco ini
klepek-klepek sama cewek? jawab Mak
Rempong
Aaahhh emak jangan ngeledek dehh.
Gadis ini bener-bener membuat hatiku dagdig-dug-der seru Putat
Kemaren-maren... sok jual mahal. Giliran
begini aja. Baru ngerayu-rayu emak. Dasar
rempong! ledek Mak Rempong
Lohh yang rempong kan Emak! Putat
bertanya-tanya
Ohh iya yahh ketawa Mak Rempong
Setelah melakukan pembicaraan dengan
ibunya, Ibunya pun menyetujui untuk
membuatkan sumur di desa Serua.
Sumur-sumur tersebut digali dengan
sangat dalam karena kekeringan itu
membuat air sulit ditemukan. Putat
menggali sumur bersama-sama pekerjanya. Setelah beberapa
hari yang panjang terciptalah sumur-sumur yang dibuatkan
oleh Putat.

Akhirnya penduduk desa Serua terbebas dari bencana


kekeringan. Mereka pun bergembira karena hal itu. Mereka
sangat berterima kasih kepada Putat. Putat kemudian
menikahi gadis yang ia cintai yaitu Elija. Putat yang dulu
sangat sombong dan acuh berubah menjadi orang yang baik
dan dermawan.
Masyarakat menyebut air yang
keluar dari sumur-sumur yang
dibuat oleh Putat dengan nama
CIPUTAT. Ci atau Cai yang dalam
bahasa Sunda berarti air. Ciputat
berarti Air Putat. Dan menjadi
terkenal lah nama tersebut sampai
saat ini.
Keterangan:
Putat adalah nama sebuah pohon. Daunnya pada zaman dulu digunakan sebagai lalapan. Dalam
cerita ini nama Putat dijadikan unsur cerita semata.

Diselesaikan
Rabu, 26 November 2014
Pukul 17.06

Pelajaran yang dapat diambil:


1. Jangan memvonis orang lain itu tidak baik atau buruk
selamanya
2. Semua orang bisa menjadi baik

3. Kebaikan itu sangat bermanfaat bagi diri sendiri dan


orang lain
4. Jangan memandang orang lain rendah
5. Kebaikan akan selalu dikenang orang lain

Você também pode gostar