Ini hanya cerita. Bukan fakta sebenarnya. Cerita ini dibuat untuk menyelesaikan tugas kuliah Apresiasi Sastra Bahasa Indonesia. Jadi, cerita ini tidak bisa dijadikan data historis.
Ini hanya cerita. Bukan fakta sebenarnya. Cerita ini dibuat untuk menyelesaikan tugas kuliah Apresiasi Sastra Bahasa Indonesia. Jadi, cerita ini tidak bisa dijadikan data historis.
Ini hanya cerita. Bukan fakta sebenarnya. Cerita ini dibuat untuk menyelesaikan tugas kuliah Apresiasi Sastra Bahasa Indonesia. Jadi, cerita ini tidak bisa dijadikan data historis.
Di sebuah desa tinggallah seorang ibu tua dan seorang anak laki-laki. Mereka hidup dalam kekayaan yang melimpah. Ibu tersebut sebenarnya bernama Retika Neni tetapi seluruh desa memanggilnya Mak Rempong. Suami Mak Rempong sudah lama meninggal dunia. Maskipun sudah tua, Mak Rempong berbeda dengan ibu-ibu tua lainnya. Ia ibu tua yang sangat lincah dan pandai bersolek. Yaa sesuai dengan namannya. Hehehe Ia memiliki seorang anak laki-laki yang bernama Putat. Putat berwajah tampan, banyak gadis yang tergila-gila padanya. Namun karena kekayaannya, Putat menjadi orang yang sombong. Ia acuh dan tak peduli terhadap itu semua. Baginya para gadis tersebut hanya penggangu dan pengacau kehidupannya. Ia lebih suka bekerja di kebun penghasil rempah-rempah miliknya. Tat kamu itu sudah dewasa. Kamu tidak ingin menikah? Tanya Mak Rempong Aaahh aku tidak mau menikah dulu, mak. Nanti saja dulu, rempah-rempah kita sedang melimpah jawab Putat. Gadis-gadis di desa kita semuanya tergilagila padamu loh, Tat! kata Mak Rempong Gadis-gadis miskin itu hanya tergila-gila kepada kekayaanku, mak. Mereka hanya
membuatku susah dan ribet. Tidak ada gadis
yang membuatku tertarik tegas Putat Kalau emak yang nikah lagi gimana, Tat? Hahaha ledek Mak Rempong Nikah aja sama kebon! jawab Putat cepat Paaayyyaahhh cemberut Mak Rempong Suatu hari, Putat sedang memantau di kebun rempah-rempah miliknya. Ia tampak semangat mengatur para pekerjanya dengan ucapan-ucapan bernada keras dan kasar. Ia berteriak kesana kemari. Para pekerja dengan cekatan menaatinya karena takut. Tiba-tiba datanglah seorang gadis yang sangat cantik di kebun rempah-rempah milik Putat. Pak, siapa pemilik kebun besar ini? tanya gadis tersebut kepada salah satu pekerja Ini milik tuan Putat, neng. Kok neng gak tahu? Neng dari mana jawab pekerja Ohhh tuan Putat. Aku sering mendengar namanya di desaku. Aku tidak tahu pak. Karena aku dari desa Serua jawab gadis Neng mau apa? Mau ketemu tuan Putat? Tapi, hati-hati neng. Tuan Putat itu orangnya galak, suka marah dan gazebo seru pekerja lain Gazebo itu apa pak? tanya gadis
Eleeeehh eneng Gazebo itu Ga Zelas Bo
ketawa pekerja Diiihhh bahasa yang aneh! gumam gadis dan pergi menemui Putat Gadis tersebut bernama Elija. Elija berasal dari desa Serua. Ia adalah wanita sederhana. Ayahnya seorang penjual kayu bakar. Dan ibunya penjual kue-kue kering Apakah Anda tuan Putat tanya Elija Ya benar. Kamu siapa? jawab Putat dengan lirih Namaku Elija, tuan. Aku ingin meminta tolong kepada tuan. Desaku dilanda kekeringan. Tolong bantu kami tuan. Tuan adalah orang yang sangat kaya. Dengan kemurahan hati bapak. Buatkanlah sumur untuk kami, tuan memohon Elija Karena kecantikan Elija. Putat yang biasanya keras dan acuh terhadap gadis pun luluh. Elija meminta Putat untuk membuatkan sebuah sumur yang akan dimanfaatkan oleh semua penduduk desa Serua. Putat pun meminta pendapat Mak Rempong untuk melakukan hal itu. Mak ada seorang gadis cantik memintaku membuatkan sumur. Desanya dilanda kekeringan. Aku harus bagaimana? kata Putat kepada Mak Rempong
Enak saja minta dibuatkan sumur. Emak ga
setuju. Lebih baik kita buat perkebunan baru lagi daripada bikin sumur jawab Mak Rempong Mak kasihan desanya kekeringan tegas Putat Sejak kapan anak emak yang cuco ini klepek-klepek sama cewek? jawab Mak Rempong Aaahhh emak jangan ngeledek dehh. Gadis ini bener-bener membuat hatiku dagdig-dug-der seru Putat Kemaren-maren... sok jual mahal. Giliran begini aja. Baru ngerayu-rayu emak. Dasar rempong! ledek Mak Rempong Lohh yang rempong kan Emak! Putat bertanya-tanya Ohh iya yahh ketawa Mak Rempong Setelah melakukan pembicaraan dengan ibunya, Ibunya pun menyetujui untuk membuatkan sumur di desa Serua. Sumur-sumur tersebut digali dengan sangat dalam karena kekeringan itu membuat air sulit ditemukan. Putat menggali sumur bersama-sama pekerjanya. Setelah beberapa hari yang panjang terciptalah sumur-sumur yang dibuatkan oleh Putat.
Akhirnya penduduk desa Serua terbebas dari bencana
kekeringan. Mereka pun bergembira karena hal itu. Mereka sangat berterima kasih kepada Putat. Putat kemudian menikahi gadis yang ia cintai yaitu Elija. Putat yang dulu sangat sombong dan acuh berubah menjadi orang yang baik dan dermawan. Masyarakat menyebut air yang keluar dari sumur-sumur yang dibuat oleh Putat dengan nama CIPUTAT. Ci atau Cai yang dalam bahasa Sunda berarti air. Ciputat berarti Air Putat. Dan menjadi terkenal lah nama tersebut sampai saat ini. Keterangan: Putat adalah nama sebuah pohon. Daunnya pada zaman dulu digunakan sebagai lalapan. Dalam cerita ini nama Putat dijadikan unsur cerita semata.
Diselesaikan Rabu, 26 November 2014 Pukul 17.06
Pelajaran yang dapat diambil:
1. Jangan memvonis orang lain itu tidak baik atau buruk selamanya 2. Semua orang bisa menjadi baik
3. Kebaikan itu sangat bermanfaat bagi diri sendiri dan
orang lain 4. Jangan memandang orang lain rendah 5. Kebaikan akan selalu dikenang orang lain