Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
NIM
041210113064
Analisis Kasus:
Masalah penegakan hukum merupakan masalah yang tidak sederhana, bukan saja kompleksitas
sistem hukum itu sendiri, tetapi juga rumitnya jalinan hubungan antara sistem hukum dengan
sistem sosial, politik, ekonomi, dan budaya masyarakat. Sebagai suatu proses, penegakan hukum
pada hakikatnya merupakan variabel yang mempunyai korelasi dan interpendensi dengan faktorfaktor lain.
Ada beberapa faktor terkait yang menentukan proses penegakan hukum sebagaimana
diungkapkan oleh Lawrence M Friedman, yaitu komponen substansi, struktur, dan cultural.
Beberapa komponen tersebut termasuk ruang lingkup bekerjanya hukum sebagai suatu sistem.
Kesemua faktor tersebut akan sangat menentukan proses penegakan hukum dalam masyarakat
dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Kegagalan pada salah satu komponen akan
berimbas pada faktor yang lainnya. Dalam komponen tersebut hakim termasuk komponen
Struktur.
Hakim dimana dan kapan saja diikat oleh aturan etik disamping aturan hukum. Aturan etik
adalah aturan mengenai moral atau berkaitan dengan sikap moral. Filsafat etika adalah filsafat
tentang moral.
Berdasarkan uraian diatas perbuatan hakim Syarifudin Umar yang menerima sejumlah uang
sebesar Rp 250 juta dan mata uang asing dari kurator pada kasus niaga yang dia tangani
menunjukkan moralitas hakim tersebut sangat buruk dan bertentangan dengan sifat air yang
melukiskan sifat hakim yang harus jujur dan bersih dan bertentangan dengan sikap haki,
meliputi: berkelakuan baik dan tidak tercela, tidak menyalahgunakan wewenang untuk
kepentingan pribadi, tidak melakukan perbuatan yang merendahkan martabat hakim.
Pandangan Islam Mengenai Suap Menyuap
Salah satu perkara yang diharamkan di dalam agama Islam adalah perkara suap atau yang
diistilahkan dengan nama risywah. Yang dimaksud dengan risywah adalah harta yang diberikan
oleh suatu pihak kepada pihak lain yang memiliki kewenangan tertentu dengan tujuan untuk
mendapatkan sesuatu yang bukan haknya secara batil. Harta ini bisa berbentuk uang ataupun
benda yang lainnya. Contohnya antara lain perbuatan seseorang yang menyuap hakim untuk
memenangkan kasusnya.
Hukum dari perbuatan ini adalah haram karena mengandung beberapa bahaya atau mafsadah.
Diantaranya sebagai berikut:
1. Perilaku risywah (sogok/suap) adalah golongan yang dilaknat oleh Rasulullah,
sebagaimana disebutkan dalam hadist:
Rasulullah melaknat orang yang memberi sogokan dan yang menerima sogokan. [HR
Abu Daud (3580) dan At Tirmidzi (1337) dari Abdullah bin Amr radhiallahu anhu.
Hadist shahih.]
2. Risywah (sogok/suap) merupakan kebiasaan kaum Yahudi. Allah subhanu wa taala
berfirman:
Mereka (kaum Yahudi) itu sangat gemar mendengar kedustaan dan banyak memakan
benda yang haram [QS Al Maidah: 42]
Yang dimaksud dengan haram pada ayat diatas adalah uang suap atau sogok.
3. Risywah adalah salah satu bentuk memakan harta orang lain secara batil, sedangkan
perkara ini diharamkan oleh Allah. Allah taala berfirman:
Janganlah kalian memakan harta sebahagian yang lain di antara kalian dengan jalan
yang bathil dan (janganlah) kalian membawa (urusan) harta itu kepada hakim/penguasa
supaya kalian dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan
(jalan berbuat) dosa padahal kalian mengetahuinya. [QS Al Baqarah: 188]
Analisis Kasus:
Ditemukannya beberapa dugaan pelanggaran kode etik dan prinsip profesi hakim yang
telah dilakukan oleh kedua hakim Tipikor di Pengadilan Negri yaitu Hakim
Sudharmawatiningsih dan Hakim Antonius yang dilaporkan oleh Endah Rumbiyanti kepada
Komisi Yudisial adalah hal yang tepat dalam hal ini. Apabila dugaan atas kesalahannya yang
berupa menimbulkan kesan memihak, berprasangka dan menyudutkan saksi-saksi dan ahli-ahli
yang keterangannya menguntungkan terdakwa, sehingga keterangan para saksi dan ahli tidak
dapat diberikan secara bebas di hadapan persidangan, menunjukkan sikap yang angkuh, tidak
rendah hati, dan tidak menghargai pendapat yang diberikan oleh ahli yang diajukan terdakwa
Endah Rumbiyanti di dalam persidangan serta tidak mempunyai tekat untuk melaksanakan
pekerjaannya dengan kesungguhan.
Sehingga berakibat pada mutu pekerjaan, yaitu putusan yang tidak sesuai dengan fakta
yang terungkap di persidangan, bahkan bertentangan dengan peraturan perundangan tentang isi
putusan maka jelas bahwa kedua hakim tersebut telah melanggar beberapa Prinsip Etika Profesi
Hakim berdasarkan peraturan Komisi Yudisial karena dinilai telah melakukan pelanggaranpelanggaran terhadap Peraturan Bersama Mahkamah Agung RI dan Komisi Yudisial RI No.
02/PB/MA/IX/2012 02/PB/P.KY/09/2012 tentang Panduan Penegakan Kode Etik dan
Pedoman Perilaku Hakim yang ditetapkan pada 27 September 2012 (Panduan 2012) dan wajib
diberikan hukuman.
Korupsi Menurut Perspektif Islam
Hukum Islam disyariatkan Allah SWT untuk kemaslahatan manusia. Di antara kemaslahatan
yang hendak diwujudkan dengan persyariatan hukum tersebut ialah terpeliharanya harta dari
pemindahan hak milik yang tidak menurut prosedur hukum, dan dari pemanfaatannya yang tidak
sesuai dengan kehendak Allah SWT.
Oleh karena itu, larangan mencuri, merampas, mencopet, dan sebagainya adalah untuk
memelihara keamanan harta pemilikan yang tidak sah. Larangan menggunakan sebagai taruhan
judi dan memberikannya kepada orang lain yang diyakini akan menggunakan dalam berbuat
maksiat, karena pemanfaatan yang tidak sesuai dengan kehendak Allah SWT jadikan
kemaslahatan yang dituju dengan tidak tercapai.
Korupsi adalah perbuatan curang dan penipuan yang berpotensi merugikan keuangan negara dan
kepentingan publik (masyarakat) yang dikecam oleh Allah SWT. Adapun hukum memanfaatkan
hasil korupsi, termasuk memakainya untuk konsumsi atau belanja pribadi dan keluarga,
sumbangan sosial dan biaya ibadah, atau kepentingan lainnya, hukumnya sama dengan
memanfaatkan harta hasil usaha yang haram seperti judi, mencuri, menipu, dan sebagainya.
Dalam hal ini, ulama fikih sepakat bahwa memanfaatkan harta yang diperoleh secara ilegal,
tidak sah adalah haram dan dilarang. Karena bertentangan dengan maqasid asy-syariah.
DALIL QURAN:
QS An-Nisa 4:29 Allah berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu.
Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang
haram.
Menurut Ibnu Mas'ud dan Ali bin Abi Talib, makna suht adalah suap.
QS Al-Maidah: 2
,
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolongmenolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
DALIL HADIST
Hadist sahih riwayat Imam Lima Nabi bersabda:
Rasulullah melaknat penyuap dan penerima suap dan yang terlibat di dalamnya.