Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Rhizobia merupakan bakteri yang mampu
menambat N2 dengan membentuk bintil akar
pada tanaman kacang-kacangan (Somasegaran
dan Hoben, 1994). Rhizobia yang efektif pada
bintil akar, mampu memenuhi seluruh atau
sebagian kebutuhan nitrogen bagi tanaman
(Somasegaran
dan
Halliday,
1982).
Berdasarkan kemampuan tersebut rhizobia
memiliki andil yang cukup besar dalam
peningkatan produktivitas pertanian, terutama
tanaman kacang-kacangan.
Penggunaan rhizobia sebagai pupuk hayati
memiliki prospek yang cukup cerah di masa
yang akan datang, karena dapat meningkatkan
produktivitas
tanah,
membantu
proses
pelarutan hara, mengatasi daya dukung tanah
sebagai akibat rendahnya aktivitas mikrob dan
menekan pencemaran lingkungan (Dunnigan,
1979). Bahkan dengan dicabutnya subsidi
pemerintah untuk pupuk kimia, penggunaan
pupuk hayati dianggap lebih menguntungkan.
Namun penggunaan rhizobia sebagai pupuk
hayati masih menghadapi kendala, yaitu dalam
hal pemilihan galur-galur yang sesuai dengan
kondisi tanah tertentu (spesifik lokasi).
Pemanfaatan inokulan rhizobia terkadang
mengalami kegagalan sebagai akibat lebih
tingginya daya kompetisi populasi rhizobia
indigenous daripada yang diintroduksikan.
Menurut Triplett dan Sadowsky (1992),
kompetisi merupakan faktor paling kritis yang
METODOLOGI
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Jember.
Medium pertumbuhan untuk rhizobia ialah
Yeast Ekstrak Manitol (YMA) yang terdiri atas
0.5 g/l K2HPO4, 0.2 g/l MgSO4.7H2O, 10 g/l
manitol, 0.5 g/l ekstrak khamir, merah kongo
atau biru bromtimol (Vincent, 1970), medium
Luria Agar (LA) yang terdiri atas
10 g/l
tripton, 10 g/l ekstrak khamir, 0.1 g/l NaCl, 15
g/l agar bakto (Atlas, 1993). Bahan-bahan
untuk keperluan lainnya ialah gelatin, kertas
tissue, H3BO3, NaOH, HCl, HgCl2. Antibiotik
(Sigma) yang digunakan adalah spektinomisin,
ampisilin,
streptomisin,
tetrasiklin,
kloramfenikol, dan penisilin.
Alat-alat yang diperlukan diantaranya ialah
gelas ukur, gelas piala, cawan petri, tabung
reaksi, millipore 0.22 m, pH-meter, neraca
analitik, lemari pendingin, autoklaf, vortex
mixer, labu erlenmeyer, shaker, pipet mikro
(P20, P200, P1000) (Gilson Pipetman), tabung
eppendorf 1.5 ml, tip, sentrifus dan inkubator.
Isolasi dan Pemurnian Isolat Rhizobia
Rhizobia diisolasi dari lokasi pertanaman
kedelai di sekitas Jember. Bintil akar kedelai
dari tiap- tiap wilayah diambil secara acak,
kemudian dilakukan sterilisasi permukaan
dengan cara perendaman berturut-turut dalam
alkohol 95% selama 10 detik diikuti dengan
H2O2 5% selama 5 menit, setelah itu dibilas 7
kali dengan aquades. Tiap bintil akar digerus
dalam 1 ml aquades steril, kemudian
digoreskan pada media YMA. Pengamatan
dilakukan selama 1 sampai 7 hari. Koloni yang
tumbuh dimurnikan dengan mengambil koloni
tunggal dan digoreskan kembali ke media
YMA.
Pengujian Ketahanan Terhadap Suhu
Isolat rhizobia yang diperoleh diuji ketahanan
terhadap suhu dengan menumbuhkan pada
media YMA dan diinkubasi pada inkubator
dengan variasi suhu yaitu 30, 35, 40, 45 dan
500C.
Pengamatan dilakukan setelah
diinkubasi selama satu hari.
Pengujian Aktivitas Gelatinase
Isolat rhizobia ditumbuhkan pada media LA
yang mengandung 0.4% gelatin.
Biakan
diinkubasi selama satu hari, kemudian
digenangi dengan larutan HgCl2 15% di dalam
40
41
Varietas kedelai
Lokal
Edamame
Lokal
Edamame
Lokal
Lokal
Edamame
Isolat Rhizobia
J1
J4
J5
J6
J9
J 10
J 11
42
Penampakan Koloni
Cembung, berair, putih susu, bulat, umur 1 hari diameternya 4
Cembung, berair, putih susu, bulat, umur 1 hari diameternya 4 mm
Cembung, berair, putih susu, bulat, umur 1 hari diameternya 2 mm
Cembung, berair, putih susu, bulat, umur 1 hari diameternya 5 mm
Cembung, berair, putih susu, bulat, umur 1 hari diameternya 5 mm
Cembung, berair, putih susu, bulat, tembus cahaya, umur 1 hari diameternya
6 mm
Cembung, berair, putih susu, bulat, umur 1 hari diameternya 2 mm
Tabel 3. Ketahanan terhadap antibiotika
[]g
/ml
J1
J4
J5
50
Ampisilin
100
200
400
600
800
50
Streptomisin
100
200
400
600
800
50
Tetrasiklin
100
200
400
600
800
50
Kloramfenikol
100
200
400
600
800
50
Penisilin
+++
++
++
100
+++
++
++
200
+++
++
++
400
+++
++
++
600
++
+
800
++
+
Ket: +++ = tumbuh sangat subur ++ = tumbuh subur
+
= tumbuh
- = tidak tumbuh
Antibiotika
Isolat
J6
+++
++
+++
++
+++
-
J9
+++
+++
+++
+++
+++
+++
+++
J10
+++
+++
+++
+++
+++
+++
J11
+++
+++
+++
+++
+++
+++
+++
43
Bentukan-bentukan
tersebut
memberikan
konsistensi stiky dari koloni rhizobia pada
medium padat atau peningkatan viskositas pada
medium cair. Dengan demikian isolat-isolat
bertipe wild memiliki keunggulan jika
diinokulasikan pada lingkungan yang tercekam.
Ketahanan Terhadap Antibiotika
Ketahanan rhizobia
hasil isolasi terhadap
berbagai antibiotika disajikan pada tabel 3.
Antibiotika merupakan senyawa produk
metabolik yang dihasilkan oleh organisme
tertentu, yang dalam jumlah kecil bersifat
merusak atau menghambat mikroorganisme
lain. Pada penelitian ini digunakan 5 jenis
antibiotika
yaitu
ampisilin,
tetrasiklin,
streptomisin, penisilin dan cloramphenikol.
Setiap jenis antibiotika yang digunakan ini
mempunyai mekanisme
penghambatan
terhadap pertumbuhan rhizobia yang berbeda.
Antibiotika penisilin dan ampisilin merupakan
-laktam
antibiotika
yang
mempunyai
mekanisme
penghambatan
pertumbuhan
bakteri dengan menghambat pembentukan
dinding sel bakteri. Antibiotika streptomisin
merupakan antibiotika aminoglikosida yang
mempunyai mekanisme penghambatan dengan
mengganggu sintesis protein pada ribosom.
PH
6.8
+++
+++
+++
+++
+++
+++
+++
9
+++
++
+++
+++
+++
++ = tumbuh subur
- = tidak tumbuh
salinitas.
Tabel 5 menyajikan ketahanan
rhizobia terdapat NaCl. Pada pengujian ini
terlihat bahwa isolat rhizobia J1, J4, J9, J10
dan J11 mampu tumbuh subur pada konsentrasi
NaCl 2% dan pada konsentrasi 4% juga mampu
tumbuh walaupun pertumbuhannya tidak
begitu subur. Menurut pendapat Holt et al.
(1994), bahwa rhizobia tahan hingga
konsentrasi NaCl 1% dan bahkan isolat-isolat
tertentu tahan hingga konsentrasi 4%.
44
NaCl
2%
++
++
+++
++
+++
++ = tumbuh subur
- = tidak tumbuh
4%
++
+
++
+
+
Suhu (oC)
34
++
++
++
+++
+++
++
++
++ = tumbuh subur
- = tidak tumbuh
37
++
+
+++
++
++
Aktifitas Gelatinase
Senyawa gelatin merupakan protein kolagen
yang mengalami transformasi dari bentuk
untaian tidak larut dan tidak tercerna menjadi
campuran polipeptida yang larut jika
dididihkan di dalam air. Protein kolagen
mengandung kira-kira 35% glisin, 10% alanin,
45
Isolat
Ulangan
Hari ke1
J-1
1
20
2
20
3
20
2
J-4
1
20
2
20
3
20
3
J-5
1
20
2
20
3
20
4
J-6
1
20
2
20
3
20
5
J-9
1
20
2
20
3
20
6
J-10
1
20
2
20
3
20
7
J-11
1
20
2
20
3
20
Ket : - = tidak membentuk bintil akar
46
47