Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Caulerpa taxifolia, bersama dengan spesies Caulerpa lainnya juga termasuk dalam
Feather seaweed, yaitu makroalga yang dapat dimakan, mempunyai zat bioaktif seperti
anti bakteri, anti jamur, anti tumor dan dapat digunakan untuk terapi tekanan darah tinggi
dan gondok (Saptasari, 2010). Melihat potensi Caulerpa taxifolia yang begitu besar, maka
diperlukan penelitian dan pengkajian lebih lanjut tentang Caulerpa taxifolia.
Salah satu perairan dimana dapat ditemukan alga jenis ini adalah di Pantai Sokabanah,
Sampang, Madura. Pantai ini bukan merupakan pantai wisata, sehingga kondisinya masih
sangat alami
dengan kondisi perairan yang jernih, cocok sebagai habitat Caulerpa sp.
(Saptasari, 2010). Di tempat ini Caulerpa taxifolia belum dimanfaatkan sama sekali, sehingga
penelitian untuk mengembangkan manfaat Caulerpa taxifolia yang ada di Pantai Sokabanah
sebagai antioksidan dan bahan pangan perlu dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan morfologi Caulerpa taxifolia dan untuk
mengidentifikasi senyawa biokimia Caulerpa taxifolia yang diambil dari Pantai Sokabanah,
Sampang,
Madura.
Selanjutnya
hasil
penelitian
dapat
digunakan
sebagai
acuan
dalam tabung reaksi yang berbeda dan ditambahkan dengan 2 mL pereaksi Benedict. Larutan
uji dan larutan pembanding kemudian dididihkan selama lima menit dalam penangas air.
Perubahan warna dan munculnya endapan pada larutan uji kemudian dibandingkan dengan
larutan pembanding.
Untuk menguji kandungan karbohidrat lainnya adalah dengan uji Seliwanoff. Caranya
adalah dengan memasukkan 1 ml pereaksi Seliwanoff ke dalam tabung reaksi, kemudian
ditambahkan dua tetes larutan uji berupa filtrat Caulerpa taxifolia, selanjutnya dididihkan
dalam penangas air sampai terjadi perubahan warna. Selain membuat larutan uji juga dibuat
larutan pembanding yaitu larutan glukosa 1%, fruktosa 1%, sukrosa 1%, laktosa 1%, selulosa
1%, dan amilum 1%. Sebanyak dua tetes dari masing-masing larutan pembanding
ditambahkan ke dalam 1 ml pereaksi Seliwanoff untuk masing-masing larutan, kemudian
dididihkan dalam penangas air bersama larutan uji. Selanjutnya perubahan warna pada
larutan uji dibandiingkan dengan larutan pembanding yang telah dibuat.
Pengujian klorofil dilakukan dengan membuat filtrat sampel yang dilarutkan dengan
etanol. Filtrat yang dibuat diencerkan dengan etanol dengan perbandingan 1:4. Filtrat yang
telah diencerkan dimasukkan dalam tabung. kemudian damasukkan dalam spektrofotometer.
Kandungan klorofil diuji dengan panjang gelombanh 649 nm dan 655 nm. Hasil yang
diperoleh kemudian dihitung menggunakan rumus Wintermans dan de Mots.
HASIL
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Caulerpa yang ditemukan di Pantai
Sokabanah termasuk dalam spesies Caulerpa taxifolia. Caulerpa ini memiliki ciri : talus yang
tumbuh mendatar (stolon), hijau dan tumbuh tegak (asimilator), hijau, 2-10 cm. Pada
stolon terdapat rhizoid 1-3 cm sedangkan pada asimilator terdapat daun yang mirip dengan
bulu ayam, hijau, 0,3-0,5 cm (Gambar 1). Caulerpa ini ditemukan di daerah intertidal dan
melekat pada substrat batu yang tergenang oleh air laut. Caulerpa ditemukan berkelompok
bersama dengan jenis alga yang lain, baik alga coklat atau alga merah.
Fronds
Pinnula
Stolon
Rhizoid
melekat pada tangkai . Diameter daun 6-8 mm dan panjangnya tangkai 3-15 cm di dangkal,
sedangkan panjang tangkai mampu mencapai 20-60 cm di perairan yang lebih dalam.
Secara ekologi, Caulerpa taxifolia yang ditemukan di pantai Sokabana, ditemukan
melekat pada substrat batu karang di daerah intertidal dalam 3 m. Menurut Industry and
Investment NSW Government, (2009) Caulerpa dapat ditemukan pada sebagian jenis substrat
termasuk batu, pasir, dan lumpur. Svendelius dan Borgersen; Sabhithah; Saptasari, (2010)
menambahkan bahwa berdasarkan habitatnya Caulerpa di bagi menjadi 3 kategori yaitu 1)
Jenis yang terdapat dalam lumpur dan tumbuh epitit pada akar mangrove misalnya Caulerpa
verticilara, 2) jenis yang terdapat pada subtrat lumpur diperairan dangkal misalnya Caulerpa
crassifolia, dan 3) jenis yang menempel pada batu karang misalnya Caulerpa racemosa dan
Caulerpa taxifolia.
Keberadaannya yang menempel pada substrat batu sesuai dengan penelitian Saptasari,
(2010) yang menyatakan bahwa keberadaan Caulerpa dapat dijumpai di paparan terumbu
karang dengan kedalaman 1200 M sebagai fitobentik tumbuhan ini hidup menacap atau
menempel di subtrat dasar perairan laut seperti karang mati, potongan karang, pasir dan pasirlumpur.
Caulerpa taxifolia di pantai sokabana ditemukan pada air jernih yang menggenang.
Pada daerah yang tidak terdapat air tidak ditemukan adanya C. taxifolia. Hal tersebut sesuai
dengan penelitian Saptasari, (2010) yang melakukan inventarisasi Caulerpa
di Pantai
Kondang Merak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Caulerpa banyak dijumpai pada
tempat yang terlindungi dengan air yang jernih, aliran tidak terlalu kuat arusnya dan bagian
dasar halus karena adanya sedimentasi. Prudhomme Van Reine dan Trono; Saptasari (2010)
menyatakan bahwa keanekaragaman Caulerpa paling tinggi di daerah tropik yaitu di zona
culitoral dan berkurang pada zona bagian dalam. Pada zona sublitoral Caulerpa tumbuh
menempel pada karang mati atau merayap di bawah kanopi coral.
C. taxifolia di pantai Sokabah ditemukan berkelompok bersama dengan jenis alga yang
lain seperti alga merah dan alga cokelat. Saptasari (2010) menyatakan bahwa pada umumnya
makroalga Caulerpa yang tumbuh di Pantai Kondang Merak tumbuh bergerombol atau
berumpun. Pertumbuhan bersifat epifilitik atau saprofitik dan kadang berasosiasi dengan
tumbuhan umum.
Warna talus C. taxifolia ialah hijau. Warna hijau ini disebabkan karena di dalam sel
C.taxifolia terdapat plastida yang mengandung pigmen klorofil a dan b seperti pada warna
hijau daun tumbuhan tingkat tinggi. Menurut Graham (2000) perbedaan warna talus pada
alga menimbulkan ciri alga berbeda seperti alga hijau (Chlorophyceae), alga merah
(Rhodophyceae), dan alga coklat (Phaeophyceae).
Hasil uji klorofil pada C. taxifolia menunjukkan bahwa kandungan klorofil a sebesar
0,629 mg/l, klorofil b sebesar 0,895 mg/l dan klorofil total sebesar 1,521 mg/l. Penelitian
Misni, (2014) mengenai pengaruh faktor fisika dan kimia terhadap pertumbuhan C. taxifolia
menunjukkan bahwa kandungan klorofil a C. taxifolia pada bagian ujung dan tengah talus
berbeda. Kandungan klorofil tertinggi terdapat pada bagian ujung sebesar 0,504 sedangkan
pada bagian tengah sebesar 0,48. Pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa perbedaan
warna cahaya akan mempengaruhi besarnya kandungan klorofil. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa warna biru menghasilkan lebih banyak klorofil dibandingkan dengan
cahaya merah dan hijau.
Berdasarkan uji biokimia yang dilakukan yaitu uji karbohidrat, C. taxifolia
menunjunjukkan mengandung amilum dan sukrosa. . Adanya amilum ditunjukkan dengan uji
Seliwanoff yang menunjukan perubahan warna menjadi kuning. Adanya sukrosa ditunjukkan
dengan uji Benedict dengan tidak terbentuknnya endapan, sehingga menunjukkan bahwa
Caulerpa taxifolia mengandung sukrosa. Hasil penelitian Talakua dkk, (2011) menunjukkan
bahwa kandungan gizi alga C. racemosa dari pesisir pantai Arowi Manokwari, memiliki
kadar air 37,37 %, abu 30,31 %, protein 6,63 %, lemak 2,09 %, karbohidrat 23,63 %, kadar
serat 9,94 % serta memiliki kadar kalsium sebagai salah satu mineral makro sebesar 1,766 %.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa C. taxifolia
berpotensi sebagai sumber pangan dengan adanya kandungan karbohidrat. Selain itu, adanya
kandungan klorofil yang cukup besar, C. taxifolia dapat dimanfaatkan sebagi antioksidan.
Menurut Suryaningrum et al. (2006), senyawa karotenoid dan klorofil termasuk golongan
senyawa antioksidan potensial. -karoten mampu menangkap oksigen singlet diduga melalui
ikatan rangkap pada rantai karbonnya. -karoten juga dapat bereaksi dengan radikal peroksil
membentuk radikal karotenoid peroksil, kemudian berubah menjadi karotenoid peroksida
(Winarsi, 2007). Klorofil dalam jumlah yang cukup besar juga memberikan kontribusi
aktivitas antioksidan yang sangat besar pada aktivitas antioksidan total (Buratti, 2001 dalam
Nugrohadi, 2008).
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ciri morfologi
Caulerpa taxifolia ialah memliki talus yang terdiri dari stolon dan asimilator yang berwarna
hijau. Pada stolon terdapat rizoid untuk melekat pada substrat. Asimilator Caulerpa taxifolia
6
berbentuk seperti bulu ayam. Caulerpa taxifolia mengandung amilum dan sukrosa.
Kandungan klorofil Caulerpa taxifolia terdiri dari klorofil a dan klorofil b. Kandungan
klorofil a sebesar 0,629 mg/l, klorofil b sebesar 0,895 mg/l dan klorofil total sebesar 1,521
mg/l. Berdasarkan uji biokimia dan klorofil, Caulerpa taxifolia berpotensi sebagai bahan
pangan dan antioksidan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, F., Indah R., dan Ahyar A. Tahun publikasi tidak diketahui. Pengujian Daya
Antioksidan dan Sifat Toksisitas Ekstrak Co (II) Turunan Klorofil. pdf. Diakses
tanggal
24
Januari,
2014
dari
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/10734/PUBLIKASI.pdf?
sequence=1
Akuakultur Indonesia. 2013. Budidaya Caulerpa Sulawesi Selatan. Edisi No.3-Th.I.
Galil, B.S. 2006. Caulerpa taxifolia. [pdf]. Diakses tanggal 22 Desember 2014 dari
http://www.europe-aliens.org/pdf/Caulerpa_taxifolia.pdf
Industry and Investment NSW Government. 2009. NSW Control Plan for the Noxious
Marine Alga Caulerpa taxifolia Industry and Investment NSW. [pdf]. Diakses tanggal
23
Desember
2014
dari
http://www.dpi.nsw.gov.au/__data/assets/pdf_file/0013/210712/NSW-control-plancaulerpa-taxifolia.pdf
Misni, 2014. Kajian keatas Beberapa Faktor Fisikal dan Kimia yang Memengaruhi
Pembesaran Rumput Laut Komersial Caulerpa sp. Laporan Akhir Proyek Jangka
Pendek.
(Online)
diakses
melalui
http://eprints.usm.my/4888/1/Kajian_Ke_Atas_Beberapa_Faktor_Fizikal_Dan_Kimia
_Yang_Memepengaruhi_Tumbesaran_Rumpai_Laut_Komersial__Caulerpa_SP.pdf
Nugrohadi, S., dan L. Limantara. Likopen: Antioksidan Alifatik Yang Efektif. dalam:
Prosiding Sains dan Teknologi Pigmen Alami. Salatiga., 191-200 hlm.
Ratnasari, E., Yuni S.R., dan Isnawati. 2014. Petunjuk Praktikum Biokimia. Laboratorium
Biokimia, Jurusan Biologi, FMIPA, UNESA.
Saptasari, M. 2010. Variasi Ciri Morfologi dan Potensi Makroalga Jenis Caulerpa di Pantai
Kondang Merak Kabupaten Malang. El-Hayah Vol. 1(2): 19-22
Supriadi. 2014. Pertumbuhan dan Kandungan Karotenoid Lawi-lawi (Caulerpa racemosa)
dengan Substrat Dasar yang Berbeda di Dalam Wadah Terkontrol. Ilmu Kelautan dan
Perikanan, Universitas Hasanudin.
Suryaningrum, D., T. Wikanta dan H. Kristiana. 2006. Uji Aktivitas Antioksidan dari Rumput
Laut Halymenia harveyana dan Eucheuma cottonii. Jurnal Pascapanen dan
Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 1(1): 51-63.
Talakua S., Simatauw FFC., Nurhayati M, 2011. Analisis Kandungan Gizi Makroalga
Caulerpa racemosa dari Pantai Arowi Kabupaten Manokwari. Jurnal Perikana dan
Kelautan. Vol 7(2): 113.
Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami & Radikal Bebas : Potensi dan Aplikasinya dalam
Kesehatan. Kanisius. Yogyakarta. 281 hlm.
7
10
Keterangan gambar:
a. Rhizoid
b. Stolon
c. Pinnula
d. Fronds
11
ASFDJ
12