Você está na página 1de 11

PEMBELAJRAN KONSEP PERMUTASI DAN KOMBINASI DENGAN

MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASI MASALAH (SPBM)


Hadi Purnanto
Program Studi Tadris Matematika
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung
e.mail : hadi.ciipeng@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penulisan ini membahas tentang penyebab siswa tidak memahami konsep permutasi dan
kombinasi serta bagaimana solusi untuk mengatasinya. Tujuan dari penulisan ini adalah
untuk mengetahui apa saja penyebab siswa tidak memahami konsep permutasi dan kombinasi
serta bagaiman cara mencari solusinya. Dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis
masalah (problem solving) pada pembelajaran konsep permutasi dan kombinasi diharapkan
dapat meningkatkan dan memahamkan siswa tentang konsep permutasi dan kombinasi.
Pembelajaran menggunakan metode Problem solving polya dilakukan dengan menerapakan
langkah-langgkah sebagai berikut yaitu : 1) Understanding the problem, 2) Devising a plann,
3) Carrying out the plann, dan 4) Looking back. Penyampaian materi permutasi dan
kombinasi dilakukan dengan menggunakan metode ceramah dan kemudian membentuk
kelompok belajar yang terdiri dari 4 sampai 6 orang tiap kelompok. kemudian setiap
kelompok diberikan soal yang berbeda untuk mendiskusikan soal yang diberikan dengan
kelompoknya masing-masing dan kemudian mempresentasikanya didepan kelas selanjutnya
dilakukan sesi tanya jawab. Hasil pembelajaran konsep permutasi dan kombinasi
menggunakan problem solving ternyata dapat digunakan sebagai solusi untuk meningkatkan
dan memahamkan siswa pada konsep kombinasi dan permutasi.
Kata kunci : problem solving, permutasi dan kombinasi, undertanding the problem, devising
a plann, carrying uot the plann, looking back, metode ceramah.
ABSTRACT
Writing is about the cause of the students do not understand the concept of permutation and
combination and how the solutions to overcome them. The purpose of this paper is to find out
what are the causes of the students do not understand the concept of permutations and
combinations as well as how you can find a solution. By using the method of problem-based
learning (problem solving) in learning the concept of permutation and combination is
expected to improve and understand the students about the concept of permutation and
combination. Learning to use problem solving methods Polya done by applying the following
steps langgkah namely : 1) Understanding the problem, 2) Devising a plann, 3) Carrying out
the plann, and 4) Looking back. Delivery of content permutations and combinations
performed using the lecture method and then formed a study group consisting of 4 to 6 people
per group . then each group is given a different matter to discuss the given problem with their
group and then mempresentasikanya then performed in front of the class and answer session.
Learning outcomes permutations and combinations using the concept of problem solving it
can be used as a solution to improve and understand the students to the concept of
combinations and permutations.
Keywords : problem solving, permutations and combinations, undertanding the problem,
devising a plann, carrying uot the plann, looking back, the lecture method.

Hadi Purnanto
PENDAHULUAN
Matematika merupakan ilmu
universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern. Matematika mempunyai
peranan penting dalam berbagai disiplin
ilmu sehingga memajukan daya pikir
manusia. Mata pelajaran matematika
diberikan kepada siswa mulai dari sekolah
dasar untuk membekali siswa dengan
kemampuan bekerja sama. Matematika
juga merupakan disiplin ilmu yang
mempunyai sifat khas kalau dibandingkan
dengan disiplin ilmu yang lain. Karena itu
kegiatan belajar mengajar matematika
seyogyanya juga tidak disamakan begitu
saja dengan ilmu yang lain. Karena peserta
didik yang belajar matematika itu pun
berbeda-beda pula kemampuannya, maka
kegiatan belajar mengajar haruslah diatur
sekaligus memperhatikan peserta didik dan
hakekat matematika (Herman Hudojo,
1990 : 1).
Matematika adalah ilmu yang
bersifat kontinue, matematika yang
diajarkan di SMA adalah representasi dari
pelajaran matematika di SMP. Seperti Ilmu
peluang di SMP sudah diajarkan, hanya
saja
pembahasan
materinya
tidak
mencangkup keseluruhan barulah di SMA
dibahas lebih lanjut mengenai ilmu
peluang. ilmu peluang yang dibahas lebih
lanjut di SMA adalah konsep permutasi
dan kombinasi. Dalam perkembangannya,
ilmu hitung peluang menjadi sangat
penting dan berguna dalam berbagai
bidang kehidupan. Terutama dalam bidang
asuransi, sosial, industri, olahraga,
antropologi, kependudukan, fisika, dan
lain sebagainya. Tapi sayang ilmu hitung
peluang justru banyak disalah gunakan
oleh Bandar judi untuk menguras uang dari
para penjudi, terutama penjudi amatiran
yang tidak mengerti ilmu hitung peluang
sekaligus
membodohinya
dengan
meluncurkan permainan-permainan yang
tidak adil secara matematis pasti
merugikan
para
penjudi
dan
menguntungkan Bandar (Sulistiyo, dkk,
2007 : 98).

Seminar Problem Pembelajaran Matematika


Ilmu hitung peluang sangat
penting untuk mencari kemungkinan
banyaknya suatu kejadian, baik dengan
menggunakan metode aturan pengisian
tempat
atau
mendaftar
semua
kemungkinan secara manual dengan
menggunakan diagram pohon, tabel silang
dan pasangan berurut. Aturan pengisian
tempat tidak hanya menginformasikan
berapa banyak cara memilih yang
mungkin,
tapi
juga
kemungkinankemungkinan tersebut dapat diketahui
secara persis (terdaftar). Aturan pengisian
tempat menjadi kurang efektif untuk
mengetahui banyaknya kemungkinan suatu
kejadian jika objek atau data yang terlibat
banyak (Sulistiyo, dkk, 2007 : 105).
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa matematika sangat
penting dalam kehidupan manusia seperti
halnya permutasi dan kombinasi yang
merupakan bagian dari ilmu peluang.
Misalnya untuk mengetahui banyaknya
kemungkinan kejadian jika dalam sebuah
kelas yang terdiri dari 30 siswa akan
dipilih pengurus kelas terbaik yang terdiri
dari ketua, wakil ketua, bendahara dan
sekertaris. Dengan menggunakan metode
aturan pengisian tempat, tentunya kita
dihadapkan dengan masalah yang hanya
memerlukan informasi banyaknya cara
suatu kejadian dapat berlangsung, bukan
daftar kemungknan-kemungkinan yang
bisa terjadi. Dalam kasus inilah diperlukan
metode atau kaidah-kaidah lebih ringkas
yaitu konsep permutasi dan kombinasi
sehingga kita tetap sampai pada tujuan.
Penerapan
permutasi dan
kombinasi, peserta didik terlebih dahulu
harus mengetahui kaidah-kaidah yang ada
dalam ilmu hitung peluang lainya. Siswa
harus terlebih dahulu memahami kaidah
faktorial dan aturan perkalian
yang
menjadi dasar utama dalam menghitung
banyaknya suatu kejadian menggunakan
metode permutasi dan kombinasi. Selain
itu peserta didik juga dituntut untuk
membedakan konsep permutasi dan
kombinasi. Peserta didik harus harus bisa
memahami inti masalah dari setiap

Pembelajaran Konsep Permutasi dan Kombinasi Dengan Menggunakan SPBM

Hadi Purnanto
permasalahn terkait konsep permutasi dan
kombinasi. Akan tetapi kenyataan
dilapangan justru terjadi sebaliknya,
peserta didik tidak memahami inti masalah
dari soal-soal yang diberikan terkait
konsep permutasi dan kombinasi akibatnya
perserta didik salah mengaplikasikan
konsep kombinasi kedalam konsep
permutasi
atau
sebaliknya.
Untuk
mengatasi dan mencari solusi dari masalah
ini maka seorang pengajar harus bisa
mengajarkan
bagaimana
strategi
pembelajaran berbasis masalah (problem
solving) terkait konsep permutasi dan
kombinasi.
Pemecahan
masalah
bukan
perbuatan yang sederhana, akan tetapi
lebih kompleks dari pada yang diduga.
Pemecahan
masalah
memerlukan
keterampilan berfikir yang banyak
ragamnya
termasuk
mengamati,
melaporkan, mendeskripsi, menganalisis,
mengklasifikasi, menafsirkan, mengkritik,
meramalkan, menarik kesimpulan dan
membuat
generalisasi
berdasarkan
informasi yang dikumpulkan dan diolah.
Itulah
sekedar
keterampilan
yang
seharusnya diajarkan pada tiap tingkat
pendidikan, dan SD sampai perguruan
tinggi (Nasution, 2012 : 117).
Berdasarkan penjelasan diatas,
Pemecahan masalah dapat dipandang
sebagai manipulasi informasi secara
sistematis, langkah demi langkah, dengan
mengelola informasi yang diperoleh
melalui pengamatan untuk mencapai suatu
hasil pemikiran sebagai respon terhadap
problema
yang
dihadapi.
Untuk
memecahkan masalah kita harus melokasi
informasi, menampilkannya dari ingatan
lalu memprosesnya dengan maksud untuk
mencari hubungan, pola, atau pilihan baru.
Belajar memecahkan masalah
(problem solving) merupakan tipe belajar
yang menyangkut dua atau lebih aturanaturan yang telah dipelajari peserta didik
dimana aturan-aturan itu dikombinasikan
agar menghasilkan suatu aturan yang
tadinya belum diketahui peserta didik.
Aturan baru inilah yang kemudian

Seminar Problem Pembelajaran Matematika


dipergunakan untuk memecahkan masalah.
Ditipe belajar memecahkan masalah,
peserta
didik
menyeleksi
dan
menggunakan aturan-aturan yang telah
dipelajari
terdahuluuntuk
membuat
formulasi penyelesaian masalah (Herman
Hudojo, 1990 : 113). Menurut Conney
(1975) dalam Herman Hudojo (1990 :
113), Mengajarkan penyelesaian masalah
kepada peserta didik, memungkinkan
peserta didik itu menjadi lebih analitik
didalam mengambil keputusan hidupnya.
Berdasarkan uraian di atas maka
dapat disimpulkan bahwa bila peserta
didik dilatih menyelesaikan masalah maka
peserta didik itu akan mampu mengambil
keputusan sebab peserta didik menjadi
terampil
tentang
bagaimana
mengumpulkan informasi yang relevan,
kemudian menganalisi inforrmasinya dan
menelitinya kembali hasil yang telah
diperoleh peserta didik.

KAJIAN TEORI
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN
BERBASIS
MASALAH
(PROBLEM SOLVING)
Metode pemecahan masalah (problem
solving) adalah penggunaan metode dalam
kegiatan pembelajaran dengan jalan
melatih siswa menghadapi berbagai
masalah baik itu masalah pribadi atau
perorangan maupun masalah kelompok
untuk dipecahkan sendiri atau secara
bersama-sama (Roestiyah N.K, 1998 : 98).
Strategi pembelajaran berbasis masalah
(SPBM) adalah salah satu model
pembelajaran
inovatif
yang
dapat
menciptakan kondisi belajar siswa lebih
aktif dan kreatif (Made Wena, 2013 : 91).
Strategi pembelajaran bebasis masalah
adalah strategi pembelajaran dengan
menghadapkan siswa pada permasalahanpermasalahan praktis sebagai pijakan
dalam belajar atau dengan kata lain siswa
belajar
melalui
permasalahanpermasalahan (Imam Suyitno, 2011 : 31).
Lebih lanjut menurut Bound dan Felleti

Pembelajaran Konsep Permutasi dan Kombinasi Dengan Menggunakan SPBM

Hadi Purnanto
serta Fogarty (1997) dalam Imam Suyitno
(2011 : 31), menyatakan bahwa
pembelajaran berbasis masalah adalah
suatu pendekatan pembelajaran yang
mengonfrontasikan pelajar secara positif
dengan masalah-masalah praktis melalui
stimulus dalam belajar.
Berdasarkan
pengertian
dan
pendapat para ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwa, pembelajaran berbasis
masalah (Problem Solving) adalah strategi
kegiatan pembelajaran yang melatih siswa
lebih akif dan kreatif untuk menghadapi
masalah, baik masalah pribadi atau
masalah kelompok untuk dipecahkan
sindiri atau secara bersama-sama dengan
memberikan stimulus kepada peserta
didik.
B. TAHAP-TAHAP
PEMBELAJARAN
BERBASIS
MASALAH
(PROBLEM
SOLVING)
Menurut George Polya dalam
herman
hudojo,
langkah-langkah
penyelesaian permasalahan atau soal-soal
problem solving terdiri atas 4 langkah
(Herman Hudojo, 2003 : 168), yaitu :
1. Understanding
the
problem
(Mengerti permasalahan)
Penyelesaian
terhadap
suatu
masalah tentu tidak akan terjadi jika
kita
tidak
memahami,
apa
permasalahan yang sedang kita hadapi
sebenarnya. karena itu, menurut G.
Polya, pada tahap ini siswa diharuskan
untuk memahami terlebih dahulu
masalah yang sedang dihadapinya,
tentu hubungannya berlanjut pada apa
sebenarnya yang diminta oleh soal.
2. Devising a plann (Merancang
rencana)
Rencana yang dimaksud dalam
tahap ini adalah rencana yang akan
dijalankan dalam proses penyelesaian
terhadap suatu soal/masalah. Pada
proses atau tahapan ini, siswa akan
mulai menyusun langkah-langkah apa
yang akan digunakannya dalam
menyelesaikan soal. Hal ini tentu

Seminar Problem Pembelajaran Matematika


membutuhkan
kemampuankemampuan/pengetahuanpengetahuan awal yang mereka miliki.
3. Carrying
out
the
plann
(Melaksanakan rencana)
Dengan bertumpu pada langkahlangkah yang telah mereka buat
sebelumnya, maka pada tahap ini
siswa
mulai
menyelesaikan
masalah/soal
yang
dihadapinya
dengan bantuan langkah-langkah atau
cara yang telah mereka persiapkan
sebelumnya.
4. Looking back (Melihat kembali)
Dari seluruh proses yang telah
dikerjakan siswa, proses paling
penting adalah pada tahap melihat
kembali (looking back). Mengapa?
Karena pada tahap ini, langkah
terakhir siswa adalah setelah semua
rencana
yang
telah
disusun
dilaksanakan dengan baik dan cermat,
siswa me-review ulang tahap-tahap
yang telah mereka kerjakan. Gunanya
adalah untuk mengetahui apakah
langkah-langkah yang telah disusun
sudah dilaksanakan semua, atau
apakah langkah-langkahnya sudah
tepat atau belum. Pada tahap inilah
memungkinkan siswa memperbaiki
proses yang telah ia kerjakan jika
terjadi suatu kesalahan.
Menurut Kramers, dkk (1998)
dalam Made Wena (2013 : 60), tahaptahap pemecahan masalah sistematis terdiri
dari empat tahap yaitu : 1) memahami
masalahnya,
2)
membuat
rencana
penyelesaian,
3)
melaksanakan
penyelesaian, dan 4) memeriksa kembali,
mengecek hasilya.
Menurut John Dewey dalam
Nasution (2012 : 127), langkah-langkah
pemecahan
masalah
yaitu
:
1) mengidentifikasi dan merumuskan
masalah, 2) mengemukakan hipotesis,
3) menguji hipotesis, dan 4) mengambil
kesimpulan.
Secara umum pemecahan masalah
yang sistematis terdiri dari empat fase
utama, yaitu :

Pembelajaran Konsep Permutasi dan Kombinasi Dengan Menggunakan SPBM

Hadi Purnanto
1.

Analisis soal
Tujuan dari analisis soal yaitu
untuk memperoleh gambaran yang
menyeluruh tentang data yang
diketahui dan besaran yang tidak
diketahui (ditanyakan). Dalam hal ini
kegiatan pengajar membimbing siswa
secara bertahap untuk melakukan
analisi soal. Sedangkan kegiatan siswa
membaca seluruh soal yang diberikan
secara seksama, mentrasformasikan
soal
kebentuk
skema
yang
menggambarkan situsai soal, dan
memperkirakan
jawaban
(tanda,
besaran, dan dimensi).
2. Perencanaan proses penyelesaian
soal
Tujuan dalam kegiatan ini adalah
mengubah soal kebentuk standar.
Dalam fase ini kegiatan guru
membimbing
siswa
melakukan
transformasi soal. Sedangkan siswa
mengecek, apakah soalnya sudah
berbentuk standar? Jika iya lanjutkan
kefase tiga; jika tidak, ikuti langkah
selanjutnya, menulis rumus/hubungan
antar besaran yang akan digunakan
dan mengubah soal kebentuk standar
yaitu : a) menulis rumus yang memuat
besaran yang ditanyakan, dan b) jika
dengan
langkah
diatas
belum
diperoleh bentuk standar, dapat
dilakukan dengan menyerdehanakan
soal dengan meninjau soal dari titik
pandang yang berbeda.
3. Operasi perhitungan
Tujuan dalam fase ini adalah
memperoleh jawaban soal. Kegiatan
pangajar membimbing peserta didik
melakukan
operasi
hitungan.
Sedangkan kegiatan peserta didik
yaitu :
a) mensubtitusikan
data yang diketahui kedalam bentuk
standar yang diperoleh, kemudian
melakukan perhitungan,
b)
mengecek, apakah tanda dan satuan
sudah sesuai.

Seminar Problem Pembelajaran Matematika


4.

Pengecekan
jawaban
dan
interpretasi hasil
Tujuan dalam fase ini adalah
mengecek
apakah
soal
sudah
diselesaikan dengan benar dan
lengkap. Didalam fase ini kegiatan
pengajar membimbing peserta didik
melakukan pengecekan terhadap hasil
penyelesaian soal. Sedangkan kegiatan
siswa yaitu : a) mengecek jawaban
dengan cara membandingkan dengan
perkiraan jawaban yang dibuat pada
fase tiga, b) menelusuri kesalahankesalahan apa yang telah dilakukan
(Made Wena, 2013 : 62).
Berdasarkan pendapat para ahli
dan uraian di atas, maka dapat disimpulkan
langkah langkah sistematis yang harus
diperhatikan oleh guru dalam memberikan
pembelajaran pemecahan masalah sebagai
berikut:
1. Menemukan masalah
Kegiatan
guru
memberikan
permasalahan yang diangkat dari latar
kehidupan sehari-hari siswa dan
memberikan masalah yang bersifat
tidak terdefinisikan dengan jelas.
Sedangkan
siswa
berusaha
menemukan permasalahan dengan
cara melakukan kajian dan analisis
secara cermat terhadap permasalahan
yang diberikan.
2. Mendefinisikan masalah
Guru berusaha mendorong dan
membimbing
siswa
untuk
menggunakan
kecerdasan
intrapersonal dan kemampuan awal
untuk memahami masalah. Siswa
dengan
mengunakan
kecerdasan
intrapersonal dan kemampuan awal
berusaha memahami masalah.
3. Mengumpulkan data
Guru membimbing siswwa untuk
melakukan
pengumpulan
data,
membimbing
siswa
melakukan
pencarian informasi dengan berbagai
cara/metode dan membing siswa
melakukan pengolaan informasi.
Sedangkan
siswa
melakukan
pengumpulan
data
dengan

Pembelajaran Konsep Permutasi dan Kombinasi Dengan Menggunakan SPBM

Hadi Purnanto
menggunakan pengalaman yang sudah
diperolehnya, melakukan pencarian
informasi dengan berbagai cara serta
dengan menggunakan kecerdasan
majemuk
yang
dimiliki
dan
melakukan
pengelolaan/pengaturan
informasi yang telah diperoleh.
4. Menyusun hipotesis
Guru membimbing siswa untuk
menyusun jawaban/hipotesis terhadap
permasalahan yang dihadapi dan
membimbing siswa untuk menyusun
alternatif
jawaban
sementara.
Sedangkan siswa membuat hubunganhubungan antar berbagai fakta yang
ada dan berusaha menyusun beberapa
jawaban sementara.
5. Menguji hipotesis
Guru berusaha membimbing
siswa untuk menguji hipotesis
terhadap jawaban yang sudah dijawab
berdasarkan data-data yang diketahui.
Sendangkan
siswa
melakukan
pengujian
hipotesis
jawaban
berdasarkan data-data yang ada.
6. Menyimpulkan
alternatif
pemecahan masalah
Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan alternatif pemecahan
masalah. Sedangkan kegiatan siswa
yaittu membuat kesimpulan alternatif
pemecahan masalah.
7. Melakukan
pengujian
dan
kesimpulan hasil pemecahan
masalah
Guru
membimbing
siswa
melakukan pengujian hasil peecahan
masalah
dan
kemudian
menyimpulkan. Sedangkan siswa
berusaha melakukan pengujian hasil
pemecahan masalah dan kemudian
membuat kesimpulannya.
C. PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
MENGGUNAKAN PEMECAHAN
MASALAH (PROBLEM SOLVING)
Strategi pembelajaran berbasis
masalah (SPBM) merupakan model
pembelajaran yang berorientasi pada

Seminar Problem Pembelajaran Matematika


kerangka kerja teoritik konstruktivisme.
Dalam SPBM, fokus pembelajaran ada
pada masalah yang dipilih sehingga pelajar
tidak saja mempelajari konsep-konsep
yang beerhubungan dengan masalah, tetapi
juga metode ilmiah untuk memecahkan
masalah. Oleh sebab itu, peserta didik
tidak saja harus memahami konsep yang
relevan dengan masalah yang menjadi
pusat perhatian, tetapi juga memperoleh
pengalaman belajar yang berhubungan
dengan keterampilan menerapkan metode
ilmiah dalam pemecahan masalah dan
menumbuhkan pola pikir yang kritis
(Imam Suyitno, 2011 : 32).
Bila pembelajaran yang dimulai
dengan suatu masalah, apalagi kalau
masalah tersebut bersifat kontekstual,
dapat terjadi ketidakseimbangan kognitf
pada diri peserta didik. Keadan yang
seperti inilah yang dapat mendorong rasa
ingi tahu peserta didik sehingga
memunculkan berbagai macam pertanyan
dari masalah dan berrusaha menemukan
jawabannya (Imam Suyitno, 2011 : 32).
Menurut Areds (2004) dalam
Imam Suyitno (2011 : 33), menyatakan
bahwa ada tiga hasil belajar yang diperoleh
peserta didik yang diajar dengan SPMB,
yaitu : 1) inkuiri dan keterampilan
melakukan pemecahan masalah, 2) belajar
model peraturan orang dewasa, dan
3) keterampilan belajar mandiri. Peserta
didik yang melakukan inkuri dalam
pembelajaraan
akan
menggunakan
keterampilan berfikir tingkat tinggi, yakni
mereka akan melakukan operasi mental
seperti induksi, deduksi, klasifikasi, dan
reasoning.
Berdasarkan
penjelasan
dan
pendapat ahli di atas maka dapat diketahui
bahwa
penerapan
SPBM
dalam
pembelajaran dapat mendorong kebiasaan
siswa mempunyai inisiatif untuk belajar
secara mandiri. Pengalaman ini sangat
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
karena berkembenganya pola pikir dan
pola kerja seseorang bergantung pada cara
dia membelajarkan dirinya.

Pembelajaran Konsep Permutasi dan Kombinasi Dengan Menggunakan SPBM

Hadi Purnanto
Kegiatan pembelajaran akan
mempengaruhi kegitan peserta peserta
didik karena orientasi didalam pendidikan
adalah peserta didik. Peserta didik harus
dibekali bagaimana belajar itu sebenarnya.
Karena itu peserta didik harus dilatih
menyelesaikan
masalah.
Didalam
menyelesaikan masalah, peserta didik
perlu memahami proses penyelesaian
masalah tersebut dan menjadi terampil
didalam memilih dan mengidentifikasi
kondisi dan konsep yang relevan, mencari
generalisasi,
merumuskan
rencana
penyelesaian
dan
mengorganisasikan
keterampilan
yang
telah
dimiliki
sebelumnya (Herman Hudojo, 1990 : 113).
Untuk
menyelesaikan
suatu
masalah, peserta peserta didik harus
menguasai
hal-hal
yang
dipelajari
sebelumnya
dan
kemudian
menggunakannya didalam situasi baru.
Karena masalah yang disajikan kepada
peserta didik harus sesuai dengan
kemampuan dan kesiapan peserta didik
serta proses penyelesaianya tidak dapat
dengan prosedur rutin. Konsep dan
teorema yang telah dipelajari diramu
sehingga menjadi teorema yang baru untuk
menyelesaikan masalah (Herman Hudojo,
1990 : 114).
Berdasarkan uraian di atas,
mengajar matematika berarti kegitan yang
menekankan
eksplorasi
matematika.
Kegitan yang seperti ini mengakibatkan
peserta didik tahu secara wajar dan jelas.
Keingin tahuan ini merupakan motivasi
yang timbul dari dalam diri peserta didik
yang dikehendaki seorang pengajar.
Dengan
menekankan
eksplorasi
matematika,
pesrta
didik
melalui
pengalamannya dapat membedakan polapola dan struktur matematika.
Mengajar
matematika
juga
kegiatan yang menekankan model berfikirr
matematika. Kegitan yang demikian ini
mengakinatkan peserta didik mampu
menetapkan
eksemplar dan bukan
eksemplar. Peserta didik akan mampu
menggeneralisasikan
contoh-contoh
tersebut. Pengajar memberikan contoh-

Seminar Problem Pembelajaran Matematika


contoh yang sudah terpilih, kemudian ia
membimbing
peserta
didik
untuk
menggeneralisasikan
dan
mengklasifikasikannya.
Berdasarkan uraian-uraian di atas,
terkait dengan pembelajaran permutasi dan
kombinasi, sorang pengajar terlebih dahulu
harus menjelaskan pengertian dan konsepkonsep permutasi dan kombinasi kepada
peserta didik terlebih dahulu secara runtut
dan jelas. Setelah dijelaskan mengenai
pengertian dan konsep permutasi dan
kombinasi, peserta didik memahami proses
penyelesaian masalah tersebut dan menjadi
terampil
didalam
memilih
dan
mengidentifikasi kondisi dan konsep yang
relevan, mencari generalisasi, merumuskan
rencana
penyelesaian
dan
mengorganisasikan keterampilannya dalam
menyelesaikan masalah permutasi dan
kombinasi. Setelah itu barulah pengajar
memberikan
contoh-contoh
masalah
permutasi dan kombinasi kepada peserta
didik kemudian membimbingnya untuk
menggeneralisasikan
dan
mengklasifikasikannya manakah yang
temasuk masalah kombinasi dan masalah
permutasi.
Mengajar matematika selain
menekankan eksplorasi matematika dan
model berfikir matematik, berarti juga
kegiatan yang menekankan hakikat
matematika. Dalam hal ini peserta didik
akan memahami implikasi/konsekuensi
dari asumsi yang telah ditetapkan. Peserta
didik mengikuti aturan-aturan yang ketat
dan sistematik sehingga melatih ketajaman
penalaran peserta didik (Herman Hudojo,
1990 : 114).
Mengajar yang menekankan
kegiatan eksplorasi matematika berfikir
matematik dan hakikat matematika
memberikan tantangan kepada peserta
didik. peserta didik akan melakukan
langkah-langkah yang sistematis, lebih
memantapkan hal-hal yang sudah mantap
dan mengevalusi sendiri. mengajar
kegiatan ini, peserta didik diberi
pertanyaan-pertanyaan dari yang mudah ke
yang sulit berurutan secara hirarkis.

Pembelajaran Konsep Permutasi dan Kombinasi Dengan Menggunakan SPBM

Hadi Purnanto
Karena fungsi latihan juga berperan
penting dalam mengajar matematika.
Peserta didik berulang kali mengerjakan
soal-soal, tetapi jangan berlebihan, peserta
didik dapat mengingat lebih baik (Herman
Hudojo, 1990 : 115).
Berdasarkan uraian di atas, maka
dapat
disimpulkan
pembelajaran
kombinasi dan permutasi menggunakan
Problem Solving membantu peserta didik
dalam menganalisis dan mengevalusi
masalah-masalah matematika. Dengan
memberikan penjelasan mengenai konsepkonsep terlebih dahulu secara runtut dan
jelas, kemudiaan di berikan contoh-contoh
soal dari sederhana ke yang sulit dan juga
sering mengerjakan soal-soal latihan
peserta didik menjadi lebih mudah dalam
menganalisis masalah, meneliti dan
menentukan keputusan yang tepat untuk
mencari solusi serta dapat mengevalusi
masalah matematika.

PEMBAHASAN
A. KESULITAN SISWA DALAM
PEMBELAJARAN PEERMUTASI
DAN KOMBINASI
Dalam setiap proses pembelajaran
tentu ada masalah yang menjadi penyebab
dimana siswa tidak memahami pokok
pembahasanya. Sama halnya pada
pembelajaran permutasi dan kombinasi,
ada beberapa penyebab siswa tidak
memahami kombinasi dan permutasi
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Siswa tidak memahami konsep
permutasi dan kombinasi secara
matang
Berdasarkan hasil wawancara
dengan S1 (sampel 1) dari SMK PGRI
Tulungagung pada tanggal 22
November 2014, dalam pembelajaran
permutasi dan kombinasi sedikit
mengalami kesulitan karena tidak
memahami konsepnya dengan matang,
Dia masih sering keliru membedakan
konsep permutasi dan kombinasi yang

Seminar Problem Pembelajaran Matematika


menyangkut Kombinas dan permutasi
r unsur dari n unsur berbeda (r n).
2. Siswa tidak mehamami pokok
masalah dari soal-soal yang
diberikan
Berdasarkan hasil wawancara
dengan S2 (sampel 2) dari MAN
Tulunggagung pada tanggal 23
November 2014, dalam pembelajaran
permutasi
dan
kombinasi
Dia
mengaku mengalami kesulitan dan
sering salah dalam menjawab soalsoal karena tidaak memehami inti
masalah yang ditanyakan dalam soal.
Akibatnya Dia salah menerapkan
konsep dalam maenyelesaikan soal,
yang
seharusnya
menyelesaikan
dengan konsep kombinasi malah
menggunakan konsep permutasi dan
sebaliknya.
3. Siwa tidak mehami konsep
perkalian dan pembagian pada
notasi faktorial
Berdasarkan hasil wawancara
dengan S3 (sampel 3) dari SMK PGRI
Tulunggung
pada
tanggal
22
November 2014 , dalam pembelajaran
permutasi
dan
kombinasi
Dia
mengaku sering mengalami kesalahan
dalam mengoprasikan perkalian dan
pembagian pada notasi faktorial.
Kareana pada notasi faktorial (4!3!
12 !).
B. PENGGUNAAN
STRATEGI
PEMBELAJARAN
BERBASIS
MASALAH
(SPBM)
DALAM
PEMBELAJARAN PERMUTASI
DAN KOMBINASI
Sebelum mengenalkan konsep
permutasi dan kombinasi, pengajar terlebih
dahulu menjelaskan tujuan pembelajaran.
Penyampain tujuan pembelajaran ini dapat
memberikan motivasi belajar tambahan
kepada siswa dan menjadikan siswa fokus
pada tujuan
yang akan dicapai.
Selanjutnya, untuk lebih meningkatkan
motivasi
siswa,
pengajar
juga
menyampaikan
pentinganya
konsep

Pembelajaran Konsep Permutasi dan Kombinasi Dengan Menggunakan SPBM

Hadi Purnanto
permutasi dan kombinasi dalam kehidupan
sehari-hari.
Pembelajaran konsep permutasi
dan
kombinasi
dilakukan
dengan
menggunakan
buku
panduan
dan
dijelaskan dengan menggunakan metode
ceramah. Penyampaian materi permutasi
dan kombinasi secara detail dan jelas
menggunakan metode ceramah membantu
peserta didik dengan mudah memahami
konsep
permutasi
dan
kombinasi.
Langkah-langkah untuk memecahkan
masalah (Problem Solving) juga dijelaskan
kepada peserta didik agar bisa membantu
dalam
mengidentifikasi
masalah,
menganalisis masalah, dan meneliti hasil
evaluasi terkait konsep permutasi dan
kombinasi.
Setelah penyampaian mengenai
materi konsep permutasi dan kombinasi
selesai, guru memberikan contoh-contoh
soal dan menjawabnya secara bersamasama dengan siswa yang sesuai dengan
langgkah-langkah problem solving yang
dijelaskan pada bab sebelumnya. Misalnya
guru memberikan soal dalam satu
kelompok terdiri dari 17 orang siswa yaitu
10 orang pria dan 7 wanita, dipiih 2 pria
dan 3 wanita. Banyaknya cara pemilihan
adalah....?
Langkah
pertama
adalah
mengetahui
apa
masalahnya
(Understanding the problem) tentang apa
yang diminta oleh soal. Dilihat dari soal,
yang diminta adalah berhubungan dengan
konsep kombinasi. Hal ini terlihat dari soal
yang meminta bagaimana banyaknya cara
pemilihannya, Karena dalam soal tidak
disebutkan cara pemilihanya tidak boleh
ada
yang
berulang
maka
dapat
disimpulkan bahwa cara pemilihannya
menggunakan konsep kombinasi. Karena
pada kombinasi AB=BA (satu kejadian)
sedangkan pada permutasi AB BA (dua
kejadian), karean tidak memahami apa
yang diminta soal disilah sering terjadi
kesalahan siswa.
Langkah kedua adalah merancang
rencana penyelesaian (Devising a plann)
tentang apa yang diminta dari soal dengan

Seminar Problem Pembelajaran Matematika


menuliskan apa saja yang diketahui dalam
soal. Dalam soal diketahui bahwa :
a. Banyaknya kelompok terdiri dari
17 orang (n = 10)
b. Tersedia 10 orang pria dipilih 2
(
Banyaknya cara pemilihan 2 pria
adaalah
c. Tersedia 7 wanita dipilih 3
(
Banyak cara pemilihan 3 wanita
adalah
Langkah
ketiga
adalah
melaksanakan
rencana
penyelesaian
(Carrying out the plann) berdasarkan dari
langkah yang kedua yaitu mulai
menyelesaikan dan menghitung apa yang
diminta soal sebagai berikut :
Banyaknya cara pemilihan 2 pria dan 3
wanita adalah :
(

Jadi, banyaknya cara pemilihan adalah


1.575 cara
Langkah keempat adalah melihat
kambali (Looking back) apakah langkahlangkah penyelesaian soalnya sudah
dilaksanakan
semua
dan
langkahlangkanya sudah tepat atau belum serta
apabila terjadi kesalahan, pada tahap
keempat
inilah
siswa
mengecek
pekerjaanya.
Selain menggunakan metode
ceramah
dan
Problem
Solving,
pembelajaran permutasi dan kombinasi
juga
dilakukan
dengan
membetuk
kelompok belajar. Pembetukan kelompik
belajar ini terdiri dari 4 sampai 6 orang
tiap kelompok. Kemudian pengajar
memberikan soal-soal kepada masingmasing kelompok dengan tipe soal yang

Pembelajaran Konsep Permutasi dan Kombinasi Dengan Menggunakan SPBM

Hadi Purnanto
berbeda untuk mengindentifakasi masalah
dalam soal dan mencari solusinya
berdasarkan pejelesan langkah-langkah
problem solving polya yang telah di
jelaskan sebelumnya. misalnya Soal-soal
yang diberikan yatu :
1. Soal untuk kelompok satu yaitu
terdapat 5 bola merah, 4 bola
putih, 3 bola biru dan 2 bola
hijau. Ada berapa cara bola-bola
itu
dapat
disusun
secara
berdampingan ?
2. Soal untuk kelompok dua yaitu
sebuah perpustakaan mempunyai
3 buku berbeda dalam bahasa
inggris dan 2 buku berbeda dalam
bahasa arab. Jika hanya ada 5
tempat tetapi buku semua bahasa
harus ada, tentukan banyaknya
kemungkinan
susunan
buku
tersebut ?
3. Soal untuk kelompok tiga yaitu
seorang
anak
diperbolehkan
memilih 3 buah mainan dari
sebuah rak yang didalamnya
terdapat 15 mainan yang berbedabeda. Dalam berapa cara anak
tersebut
dapat
memilih
mainannya ?
4. Soal untuk kelompok empat yaitu
dalam sebuah kartu bridge tedapat
13 pasang kartu merah hati. jika
diambil 3 kartu sekaligus harus
berjumlah

10.
Berapa
kemungkinan banyaknya susunan
kartu tersebut ?
Setelah soal diberikan kepada
masing-masing kelompok,
kemudian
setiap kelompok mendiskusikan soal yang
diberikan kemudian perwakilan dari
kelompok
mempresentasikan
hasil
jawabannya didepan kelas selanjutnya
dilakukan sesi tanya jawab dan apabila
jawabannya tidak sesuai maka pengajar
segera memberikan penjelasan.
Setelah presentasi dilakukan,
untuk mengevaluasi apakah peserta didik
benar-benar paham dan bisa membedakan
pengaplikasian konsep permutasi dan
kombinasi, pengajar memberikan soal

Seminar Problem Pembelajaran Matematika


sebanyak 3 kepada masing-masing siswa
dengan 1 bobot soal mudah, 1 bobot soal
sedang dan 1 bobot soal yang sulit.
Misalnya soal-soal yang diberikan adalah :
1. Dalam sebuah meja makan terdiri
dari 6 kursi membetuk lingkaran.
Berapa banyaknya cara mengisi
kursi meja makan tersebut?
2. Dalam sebuah kartu terdiri dari 25
kartu bridge. 10 jenis kartu sekop
sembarang, 6 jenis kartu wajik
sembarang, 4 jenis kartu keriting
sembarang dan sisanya kartu
merah hati sembarang. Berapa
banyak cara pengambilan 5 kartu
sembarang sekaligus yang terdiri
dari 2 kartu merah hati
sembarang, 2 kartu sekop
sembarang dan 1 kartu wajik
sembarang ?
3. Seseorang mempunyai tiga judul
buku, berturut-turut banyaknya 5
buah, 4 buah dan 2 buah. Orang
tersebut akan membagikan bukubuku itu kepada 10 orang
berbeda. Jika setiap orang
memperoleh 2 buku yang
berbeda. Dengan berapa cara
pembagian itu dapat dilakukan ?
C. HASIL
BELAJAR
SISWA
TERHADAP
PEMBELAJARAN
PERMUTASI DAN KOMBINASI
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan Bambang Widarta, dkk dan
Sugiono (2004) dalam Made Wena (2013 :
66), strategi Pembelajaran dengan
mengggunakan strategi pembelajaran
berbasis
masalah
(SPBM)
dalam
pembelajaran matematika secara signifikan
dapat meningkatkan hasil pembelajaran
siswa, dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa, dan mampu meningkatkan
kinerja dan pengetahuan tim Guru dalam
pembelajaran. Kemudian peneltian yang
dilakukan Ardhana, dkk (2003) dalam
Made Wena (2013 : 96), Strategi
pembelajaran berbasis masalah (SPBM)
dalam pembelajaran matematika dapat

Pembelajaran Konsep Permutasi dan Kombinasi Dengan Menggunakan SPBM

Hadi Purnanto
mengembangkan pemecahan masalah
matematika siswa.
Berdasarkan
penelitaianpenelitian diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa Setelah dilakukan pejelasan dengan
metode ceramah secara jelas mengenai
konsep permutasi dan kombinasi serta
penjelasan tentang strategi pembelajaran
berbasis masalah (SPBM) ternyata dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pemahamannya terhadap konsep permutasi
dan kombinasi sehingga siswa dapat
membedakan konsep permutasi dan
kombinasi dalam menyelessaikan soal.

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Penyebab siswa tidak memahami
konsep permutasi dan kombinasi
adalah sebagai berikut :
a. Siswa
tidak
memahami
konsep
permutasi
dan
kombinasi secara matang
b. Siswa
tidak
mehamami
pokok masalah dari soal-soal
yang diberikan

DAFTAR RUJUKAN
[1] Hudojo, Herman. 1990. Strategi
mengajar belajar matematika. Malang
: IKIP Malang.
[2] Hudojo,
Herman.
2003.
Pengembangan
Kurikulum
dan
Pembelajaran Matematika. Jakarta :
JICA IMSTEP.
[3] Sulistiyono, et, all,. 2007. Matematika
SMA dan MA untuk kelas XI semester
1 program IPA. Jakarta : Esis.
[4] Wena,
Made.
2013.
Strategi
pembelajaran inovatif kontemporer

Seminar Problem Pembelajaran Matematika


c.

2.

Siwa tidak mehami konsep


perkalian dan pembagian
pada notasi faktorial
Strategi pembelajaran berbasis
masalah (SPBM) dapat dijadikan
solusi pada pembelajaran konsep
permutasi dan kombinasi serta
dapat
meningkatkan
dan
memahamkan siswa pada materi
permutasi dan kombinasi.

B. SARAN
Berdasarkan penjelasan diatas, maka
saran yang dapat disampaikan adalah
sebagai berikut :
1. Bagi guru yang ingin membantu
siswa untuk meningkatkan dan
memahamkan siswa mengenai
permutasi dan kombinasi bisa
menerapkan strategi pembelajaran
berbasis masalah (SPBM) yang
lebih menarik dan jelas
2. Bagi siswa dengan menggunakan
strategi pembelajaran berbasis
masalah
(SPBM)
dapat
meningkatkan
minat
belajar
dengan penjelasan yang menarik
dan jelas agar menambah hasil
belajar
siswa
tersebut.

suatu
tinjauan
konseptual
operasional. Jakarta : Bumi Aksara.
[5] Suyitno, Imam. Memahami tindakan
pembelajaran : Cara mudah dalam
perencanaan penelitiaan tindakan
kelas (PTK). Bandung : Refika
Aditama.
[6] Nasution. 2012. Kurikulum dan
Pengajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
[7] N.K., Roestiyah. Strategi Belajar
Mengajar. 1998. Jakarta : Rineka
Cipta.

Pembelajaran Konsep Permutasi dan Kombinasi Dengan Menggunakan SPBM

Você também pode gostar