Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
(-)
(+)
(+ +)
(+ + +)
(+ + + +)
urine
sebagai
bahan
pemeriksaan
untuk
Pengujian pemekatan
Glukosa
< 0,05
Urine
< 0,05
Asam amino
0,80
1,0
Amoniak
0,80
100
Urine
25
70
Kreatinin
1,5
70
Asam urat
0,7
20
H+
pH 5-8
Sampai 300
Na+
3,0
1,0
K+
1,7
15
Ca2+
0,2
Mg2+
0,15
Cl-
6,3
1,5
HPO42-
1,2 g P
25
SO42-
1,4 g S
50
HCO3-
0,3
0,2
b. Glukosa
Normal, tidak lebih dari satu gram diekstraksi setiap hari. Glukosaria
terjadi bila melebihi jumlah tersebut. Glukosaria dapat disebabkan adanya
stres dan emosi. Glukosaria tidak disebabkan oleh diabetes tetapi dapat
menunjukkan adanya diabetes.
c. Benda-benda keton
Pada keadaan normal, umumnya hanya diekskresi keton sebanyak
3-15 mg setiap hari, jumlahnya meningkat pada kelaparan, gangguan
metabolisme karbohidrat, kehamilan, dan beberapa jenis alkoholis.
(Harper, 1961)
2.7 Unsur-unsur Normal dalam Urine
a.Urea
Merupakan hasil akhir utama metabolisme protein pada mamalia.
Biasanya merupakan 80-90% dan nitrogen urine total tetap pada diet rendah,
protein urea jumlahnya rendah karena unsur nitrogen lain secara relatif tidak
dipengaruhi oleh diet. Sekresi urea meningkat seperti demam, diabetes atau
aktivitas korteks berlebih.
(Harper, 1961)
b. Amonia
Secara normal, jumlah amonia dalam urine sedikit. Namun jika
terdapat diabetes melitus maka jumlah amonia yang terkandung sangat
tinggi.
(Harper, 1961)
c. Kreatin dan kreatinin
Kreatin adalah produk pemecahan kreatin. Koefisien kreatin ini dapat
digunakan sebagai metode (indeks) mengenai jumlah urine yang
dikumpulkan dalam 24 jam. Kreatinin diukur secara kolorimeter dengan
menambahkan alkali pikrat dalam urine.
(Harper, 1961)
d. Asam urat
Asam urat adalah hasil akhir yang penting dalam oksidasi urine yang
sukar larut dalam air, tetapi membentuk garam yang larut dalam alkali. Oleh
karena itu asam urat mudah mengendap dalam urine bila dibiarkan, warna
biru diberikan asam urat bila terdapat seanofosfongisfat.
(Harper, 1961)
e. Asam amino
Asam amino yang keluar dari urine sangat sedikit karena ambang batas
urine untuk zat ini sangat tinggi.
(Harper, 1961)
2.8 Pengujian pada Urine
2.8.1 Uji gula pereduksi dengan metode benedict
Reagen benedict terdiri dari kupri sulfat, sodium karbonat, dan
sodium sitrat. Reaksinya sama dengan fehling yaitu gula pereduksinya
akan dioksidasi menjadi asam aldonat, sedangkan pereaksi benedict akan
tereduksi menjadi Cu2O dengan adanya endapan merah bata, maka
menunjukkan adanya gula pereduksi.
(Harper , 1961)
2.8.2 Penentuan kadar kreatinin urine
Kreatinin diukur secara stoikiometri dengan menggunakan asam
pikrat yang ditambahkan dalam urine. Dengan adanya kreatin, campuran
memberi warna ambar (Reaksi Jaffe) warnanya dicocokkan dengan
standar kreatinin yang juga telah diberi alkali pikrat.
(Harper , 1961)
2.8.3 Uji adanya protein
Protein dapat ditemukan dengan memanaskan urine lebih baik,
setelah
disentrifus
untuk
menghilangkan
sedimen,
kemudian
ditambahkan asan asetat encer. Suatu awan putih atau endapan yang
menetap setelah penambahan asam menunjukkan bahwa dalam urine
terdapat protein. Pada pengukuran kuantitatif protein diendapkan dengan
asam siklo asetat dan kemudian dipisahkan untuk analisis baik secara
kolorimetri maupun analisis.
(Harper , 1961)
2.9 Komposisi urine
Urine terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme
(seperti urea), garam terlarut, damn materi organik. Cairan dan materi
pembentuk urine berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urine
berubah sepanjang proses reabsorbsi ketika molekul yang penting bagi tubuh
ginjal
adalah mengekskresikan
zat-zat
sisa
yang
komposisinya
mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1.200 g garam, dan 150 g glukosa.
Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urine
sekunder yang komposisinya sangat berbeda dengan urine primer. Pada
urine sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi.
Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun
bertambah, misalnya ureum dari 0,03% dalam urine primer dapat
mencapai 2% dalam urine sekunder.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam
amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa
osmosis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus
distal.
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang
mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang
dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan
sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi
warna dan bau pada urine.
(Anonim, 2008)
2.14 Siklus Urea
Siklus urea adalah alur terjadinya urea. Kelebihan asam amino yang tidak
digunakan dalam proses metabolisme akan dioksidasi guna memperoleh energi.
Biasanya kandungan atom karbon dan hidrogen lambat laun akan membentuk
CO2 dan H2O. Kandungan atom nitrogen akan mengalami berbagai proses hingga
menjadiurea untuk diekresi. Setiap metabolisme memiliki lintasan metabolisme
masing-masing lengkap dengan perangkat enzimatiknya.
Pada eukariotik, siklus urea merupakan bagian dari nitrogen yang meliputi
reaksi konversi amonia menjadi urea. Siklus ini ditemukan pertama kali oleh
Hans Krebs dn Kort Hanselit pada tahun 1932. Pada mamalia siklus urea terjadi
didalam hati. Produk urea kemudian dikirimkan kan ke organ ginjal dieksresi.
Dua jenjang reaksi pada siklus urea terjadi didalam mitokondria.
Ringkasan siklus urea adalah :
8,2-10,0
(Mulyono, 2001)
dengan
melarutkan
BaCO3
dalam
asam
2.15.18
K2C2O4
Sifat fisik : berbentuk kristal
tidak berwarna
Sifat kimia : beracun, dapat menyebabkan iritasi
METODE PENELITIAN
-kaki tiga
-gelas ukur
-pipet tetes
-drop plate
-spatula
-kertas saring
-pengaduk
-corong
-pemanas listrik
-erlenmeyer
-penangas air
-cawan porselin
3.1.2
Bahan
-sampel urine
-akuades
-phenolftalein
-fenol merah
-reagen benedict
-CH3COOH 0.1 M
-NaOH 2 M
-tepung kedelai
-HNO3 pekat
-amonium sulfat
-NaCO3
padat
-NH4OH
-BaCl2
-K2C2O3
-HCl pekat
-amonium molibdat
hasil
2.5 mL Aquades
Tabung reaksi
penambahan 1 mL asam pikrat jenuh
penambahan 1 mL NaOH 2M
pengamatan perubahan warna
hasil
c. Percobaan WEYL
2.5 mL urine
Tabung reaksi
penambahan 5 tetes sodium nitroprusid
penambahan NaOH hingga larutan bersifat alkalis
penambahan tetes demi tetes CH3COOH
pengamatan perubahan warna
hasil
2.5 mL urine
Tabung reaksi
Kertas saring
Pembasahan dengan
AgNO3
Hasil
Penambahan dengan
campuran dalam
drop plate
Pengamatan
perubahan warna
Hasil
residu
Filtrat urine
pengambilan 5 ml filtrat
2.5 ml filtrat
urine
Tabung reaksi
pemanasan diatas penangas air
penambahan 3-5 tetes
CH3COOH 2M
pengamatan perubahan
hasil
3.2.2
filtrat
tabung I
tabung II
tabung II
pengamatan perubahan
pemanasan
pengamatan perubahan
hasil
hasil
Perlakuan
Hasil
Ket
kemerahan
-pengocokan, pendiaman
Aquades
-3 mL akuades + 4 tetes fenol
- 1 mL urine + 5 mL Benedict
- pemanasan
kehijauan
merah + Na2CO3 2%
-penambahan CH3COOH
-pemanasan hingga 60oC
-penambahan tepung kedelai
-pengocokan, pendiaman
2
-5 mL akuades + 1 mL asam
pikrat jenuh + 1 mL NaOH 2 M
b. Percobaan WEYL
-5 mL urine + 5 tetes Na-
nitropusid
-penambahan NaOH hingga
alkalis
-penambahan beberapa tetes
4
CH3COOH
Tes Adanya Asam Urat dan
Garamnya
a. Percobaan Muroksid
AgNO3
-penetesan dengan campuran 5
tetes urine + 5 tetes Na2CO3 2%
5
-pengocokan
-penambahan 3 tetes Na-nitropusid
5% + 2 mL NH4OH jenuh
-pemanasan
-pengamatan
pudar jernih
kertas saring
Tes Adanya Klorida
-2 ml urine + 2 tetes HNO3 pekat+
2 tetes larutan AgNO3
-pengamatan
berlebih
-Urine wanita juga terbentuk endapan
-pemanasan
-penyaringan
-pengamatan
Tes Adanya Sulfat
-2 mL urine + 1 tetes HCl pekat + 3
tetes BaCl2
-pengamatan
- Terbentuk endapan
V. HIPOTESA
Pada percobaan ini senyawa-senyawa dan unsur-unsur sekarang yang
terkandung dalam protein. Identifikasi meliputi senyawa organik serta senyawa
anorganik dalam urine. Identifikasi senyawa organik dalam urine yang akan
dilakukan adalah pemecahan ureum oleh urease, tes adanya gula pereduksi, tes
kreatinin yaitu percobaan JAFFE dan WEYL, tes asam urat dan garamnya, yaitu
percobaan muroksid dan reduksi perak (SCHIFF), tes senyawa keton, tes protein.
Sedangkan identifikasi senyawa anorganik dalam urine meliputi tes adanya
ammonia, adanya klorida, tes adanya fosfat dan kalsium, dan tes adanya sulfat.
Dari beberapa identifikasi yaitu tes gula pereduksi akan menunjukkan kekeruhan
atau endapan merah bata jika terdapat gula pereduksi. Uji positif untuk senyawa
keton yaitu adanya warna jingga, uji positif adanya protein jika timbul endapan,
tes pemecahan ureum oleh urease dengan adanya warna merah muda, pada
percobaan WEYL adanya cincin merah dan endapan yang banyak, tes muroksid
dengan uji positif adanya warna kecoklatan, uji positif SCHIFF terbentuk cincin
perak. Sedangkan untuk tes adanya amonia uji positifnya adalah warna merah
muda pada kertas saring, uji positif adanya klorida yaitu adanya endapan keruh
dan akan larut jika penambahan NH4OH berlebih, uji positif untuk tes fosfat yaitu
adanya endapan kuning, uji positif tes kalsium yaitu timbul endapan atau
kekeruhan yang tidak larut, uji positif adanya sulfat adalah dengan adanya
endapan keruh.
VI PEMBAHASAN
Percobaan identifikasi senyawa dalam urine ini bertujuan untuk mengetahui
unsur-unsur yang terkandung dalam urine. Urine atau air seni atau air kencing
adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan
dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Sampel yang digunakan adalah urine
Insuasana basa
(merah)
HIn
Suasana asam
(kuning)
(Anonim, 2008)
Perubahan pH ini untuk menandai pH optimum enzim urease bekerja
optimal. Fenol merah merupakan indikator dengan range pH 6,0-8,4
dan pada suasana asam membentuk warna kuning, (Underwood, 1986).
Penambahan natrium karbonat berfungsi untuk mencapai pH yang
diinginkan yaitu pH enzim urease bekerja optimum pada suasana basa
dengan pH 7,4. (Kusnawidjaya,1987). Pencapaian pH tersebut ditandai
dengan perubahan warna. Penambahan asam asetat akan menghasilkan
larutan berwarna kuning, baik pada urine maupun akuades. Fungsi
asam asetat adalah untuk memberikan suasana asam lalu dipanaskan
agar
mencapai
suhu
optimal
enzim
urease
yaitu
370C.
(Kusnawidjaya,1987).
Pada suhu optimal, enzim akan bekerja secara optimal pada
proses pemecahan ureum. Kemudian penambahan
tepung kedelai
urease
H 2N
NH 2
2NH3
CO2
H 2O
(Kusnawidjaya, 1987)
6.1.2
C
H
OH
HO
OH
H
OH
HO
OH
OH
OH
OH
CH 2OH
Cu2+
H 2O
Cu2O
CH2 OH
(Martoharsono, 1993)
H+
6.1.3
OH
HN
O2N
H
N
NO 2
NH2+
C
CH 2
CH3
NO 2
NH2
CH 2
CH 3
OH
NH
CH3
CH2 COOH
H2N
NO 2
NO 2
(Martoharsono, 1993)
Setelah ditambahkan asam pikrat, urine dan aquades menghasilkan
warna kuning pekat pada sampel urine dan warna kuning terang pada
akuades. Kemudian ditambah dengan NaOH untuk pengkondisian
suasana basa dan membentuk kreatinin rantai lurus. Setelah
ditambahkan NaOH urinemenghasilkan warna jingga kemerahan pada
dan pada aquades berwarna kuning.Terbentuknya warna jingga kuning
ini menunjukkan uji positif yang merupakan tanda telah terpecahnya
kreatinin dalam urine menjadi kreatinin dan garam asam pikrat.
(Harper, 1961). Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil
bahwa pada kedua sampel urine positif mengandung kreatinin.
urine.
Sampel
yang
digunakan
adalah
urine
setelah
H
N
C
H
N
HN
CH 3
HN
C
HN
CH2
CH 3
Fe(CN)5 NO.2H2 O
NH
2Na+
NH
CH2 COOH
(Martoharsono, 1993)
6.1.4
N
C
H
N
HNO3
C
N
H
HO
OH
NO2
C
OH
(Martoharsono, 1993)
6.1.1
oxidase
CH 3
C
CH 3
Fe(CN)5NO2-
OH -
-NH 4OH
(NC)5Fe
O
C
H
4CH 3
N 2O
(Kusnawidjaya,1987)
Dari hasil percobaan didapatkan hasil sampel urine tersebut berwarna
kuning keruh. Hal ini menandakan bahwa dalam sampel urine tersebut
negatif tidak mengandung gugus keton.
6.1.2
teh
secara
berlebihan.
Prinsip
percobaan
ini
C
NH 2
H 2O,H+
COOH
CHCHO2NH 2
R
NH 2CHCOOH
R
(Kusnawidjaya,1987)
ini adalah reduksi NH4+ menjadi NH3. Urine ditambah kan pp pada
sampel untuk menunjukan perubahan pH dan asam menjadi basa.
Karena pada suasana basa reaksi reduksi dapat terjadi, kemudian
dilakukan penambahan Na2CO3 yang bertujuan untuk membentuk NH3.
Uji positif percobaan ini adalah terbentuknya warna merah muda pada
kertas saring.
Reaksi phenolftalein (PP) adalah:
OH
OH
OH
H2O
OH
OH
H3O+
Fenolftalein
O-
C
C
H3O+
In2-, merah
(Underwood, 1986)
Saat penambahan PP terbentuk warna merah muda. Hal
tersebut menunjukan suasana basa, karena PP akan memberikan warna
bening pada suasana asam. Selanjutnya dilakukan pemanasan yang
dilakukan bertujuan untuk mempercepat reaksi. Pada kertas saring
ditetesi dengan indikator PP yang bertujuan untuk mengetahui adanya
gas yang bersifat basa yang timbul selama proses pemanasan. Gas yang
bersifat basa tersebut dapat merubah warna kertas saring yang telah
ditetesi indikator PP menjadi merah muda. sehingga dapat diketahui
bahwa sampel urine yang digunakan mengadung amonia karena
terdapat warna merah muda pada kertas saring.
Reaksi yang terjadi:
Na2CHO3
NaCH2O3
NH4HCO3
(NH4)CO3
6.2.2
urine.
Sampel
yang
digunakan
adalah
urine
setelah
6.2.3
mengandung fosfat
Reaksi yang terjadi:
HPO42- + 12MoO42- + 3NH4+ + 23H+ (NH3)[P(Mo3O4)4] +
12H2O
6.2.4
dan
BaCl2.
Penambahan
HCl
pekat
bertujuan
untuk
b. Senyawa Anorganik
Amonia, klorida, fosfat dan kalsium serta sulfat
7.1.2
a. Pemecahan ureum oleh urease pada sampel urine didapat uji positif
terbentuk perubahan warna kuning kemerahan
b. Tes adanya gula pereduksi juga memberi uji positif pada sampel urine
yaitu berwarna biru kehijauan.
c. Tes
adanya
kreatinin
pada
percobaan
JAFFE
sampel
urine
f. Tes adanya amonia pada sampel urine memberi uji positif yaitu
berwarna merah muda pada kertas saring.
g. Tes adanya klorida dan tes adanya sulfat pada sampel urine memberi
uji positif.
h. Tes adanya fosfat dan kalsium memberi uji positif adanya kalsium
yaitu endapan keruh, dan uji negatif pada fosfat yaitu larutan bening.
i. Tes adanya sulfat memberi kan uji positif yaitu endapan putih.
7.2 Saran
7.2.1
7.2.2
7.2.3
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM BIOKIMIA
PERCOBAAN III
URINE : IDENTIFIKASI SENYAWA DALAM URINE
Disusun Oleh:
Anjar Adidharma
24030110130065
24030110120028
Kustiyaningsih
24030110130061
24030110120044
Linda Karlina
24030110110039
Irma Yunitasari
24030110120021
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
Daftar Pustaka
LEMBAR PENGESAHAN
Semarang, 13 Desember 2012
Praktikan
Anjar Adidharma
24030110130065
Linda Karlina
24030110110039
Irma Yunitasari
24030110120021
Kustiyaningsih
24030110130061
Mengetahui,
Asisten
Dharma P
J2C009046
ABSTRAK
senyawa organik dalam urine adalah pemecahan ureum oleh urease dalam
uji sampel mengalami uji positif, tes adanya gula pereduksi dalam uji ini
sample positif berwarna biru kehijauan, tes adanya kreatinin pada JAFFE
sampel positif berwarna kuning, pada percobaan WEYL uji positif karena
berwarna kuning, tes adanya asam urat dan garamnya pada percobaan
muroksid dan reduksi perak (SCHIFF) uji positif karena terbentuknya
becak coklat, tes adanya senyawa keton uji ini negatif karena warna tetap
kuning keruh, tes adanya protein uji ini negatif karena tidak terbentuk
endapan. Sedangkan tes adanya senyawa anorganik adalah tes adanya
amonia positif karena adanya warna merah muda pada kertas saring, tes
adanya klorida menunjukan uji positif karena endapan nya larut, tes
adanya fosfat dan kalsium positif pada uji kalsium dan negatif pada uji
fosfat, tes adanya sulfat positif karena adanya endapan putih.