Você está na página 1de 14

Energi Baru dan Terbarukan ( Renewable Energy)

Latar Belakang
Semakin menipisnya cadangan sumber energi tidak terbarukan,menyebabkan biaya
untuk penambangannya akan meningkat, yang berdampak pada meningkatnya harga jual ke
masyarakat. Pada saat yang bersamaan, energi tidak terbarukan akan melepaskan emisi
karbon ke atmosfir, yang menjadi penyumbang besar terhadap pemanasan global, yang dapat
merusak lingkungan. Ketergantungan terhadap energi fosil menimbulkan setidaknya tiga
ancaman serius yakni menipisnya cadangan minyak bumi yang diketahui (bila tanpa temuan
sumur minyak baru), kenaikan/ketidakstabilan harga akibat laju permintaan yang lebih besar
dari produksi minyak, dan polusi gas rumah kaca (terutama CO2) akibat pembakaran bahan
bakar fosil.
Apa itu Energi Terbarukan?
Energi terbarukan adalah energi yang dihasilkan dari sumber alami seperti matahari,
angin, dan air yang tersedia di bumi dalam jumlah besar. Sumber akan selalu tersedia dan
tidak merugikan lingkungan. Energi terbarukan merupakan sumber energi paling bersih yang
tersedia di planet ini.
Berbagai energi terbarukan diantaranya :

Energi Solar

Matahari terletak berjuta-juta kilometer dari Bumi (149 juta kilometer) akan tetapi
menghasilkan jumlah energi yang luar biasa banyaknya. Energi yang dipancarkan oleh
matahari yang mencapai Bumi setiap menit akan cukup untuk memenuhi kebutuhan energi
seluruh penduduk manusia di planet kita selama satu tahun, jika bisa ditangkap dengan benar.
Tenaga surya bisa dimanfaatkan dengan cara-cara lain: Sel Surya (yang disebut dengan sel
fotovoltaik yang mengkonversi cahaya matahari menjadi listrik secara langsung. Pada
waktu memanfaatkan energi matahari untuk memanaskan air, panas matahari langsung
dipakai untuk memanaskan air yang dipompakan melalui pipa pada panel yang dilapisi cat
hitam.

Tenaga Angin

Pada saat angin bertiup, angin disertai dengan energi kinetik (gerakan) yang bisa melakukan
suatu pekerjaan.Contoh, perahu layar memanfaatkan tenaga angin untuk mendorongnya
bergerak di air. Tenaga angin juga bisa dimanfaatkan menggunakan baling- baling yang

dipasang di puncak menara, yang disebut dengan turbin angin yang akan menghasilkan
energi mekanik atau listrik.

Biomassa

Biomassa merupakan salah satu sumber energi yang telah digunakan orang sejak dari jaman
dahulu kala: orang telah membakar kayu untuk memasak makanan selama ribuan tahun.
Biomassa adalah semua benda organik (misal: kayu, tanaman pangan, limbah hewan &
manusia) dan bisa digunakan sebagai sumber energi untuk memasak, memanaskan dan
pembangkit listrik. Sumber energi ini bersifat terbarukan karena pohon dan tanaman pangan
akan selalu tumbuh dan akan selalu ada limbah tanaman. Ada empat jenis biomassa:
a. Bahan bakar padat limbah organik atau terurai di alam
Kayu serta limbah pertanian bisa dibakar dan digunakan untuk menghasilkan uap dan
listrik. Banyak listrik yang digunakan oleh industri menghasilkan limbah yang bisa
dipakai untuk menggerakkan mesin mereka sendiri (contoh: produsen furnitur).
b. Bahan bakar padat limbah anorganik
Tidak semua limbah adalah organik; beberapa di antaranya bersifat anorganik, seperti
plastik. Pembangkit listrik yang memanfaatkan sampah untuk menghasilkan energi
disebut pembangkit listrik tenaga sampah. Pembangkit listrik ini bekerja dengan cara
yang sama sebagai pembangkit listrik tenaga batubara, kecuali bahan bakar tersebut
bukan bahan bakar fosil tetapi sampah yang bisa dibakar.
c. Bahan Bakar Gas
Sampah yang ada di tempat pembuangan sampah akan membusuk dan menghasilkan
gas metan. Jika gas metan tersebut ditampung, maka bisa langsung dmanfaatkan
untuk dibakar yang menghasilkan panas untuk penggunaan praktis atau digunakan
pada pembangkit listrik untuk menghasilkan listrik. Metan bisa juga dihasilkan
dengan menggunakan kotoran hewan dan manusia dalam metode yang terkendali.
Biodigester adalah wadah kedap udara di mana limbah atau kotoran difermentasi
dalam kondisi tanpa oksigen melalui proses yang dinamakan pencernaan anaerob
untuk menghasilkan gas yang mengandung banyak metan. Gas ini bisa dipakai untuk
memasak, memanaskan & membangkitkan listrik. Gasifikasi adalah proses untuk
menghasilkan gas yang bisa dipakai sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik.
Dalam proses gasifikasi, biomassa dengan biaya murah, seperti batubara atau limbah
pertanian dibakar sebagian dan gas sintetik yang dihasilkan dikumpulkan dan

digunakan untuk pemanas dan pembangkit listrik. Dengan menggunakan teknik lebih
lanjut lagi, maka gas sintetik bisa dikonversi menjadi minyak solar sintetik/bahan
bakar dari sumber hayati (biofuel) berkualitas tinggi, yang setara dengan minyak solar
yang digunakan untuk menggerakkan mesin diesel konvensional
d. Bahan Bakar Hayati Berbentuk Cair
Bahan bakar hayati adalah bahan bakar untuk kendaraan bermotor atau mesin. Bahan
bakar ini bisa digunakan sebagai tambahan atau menggantikan bahan bakar
konvensional untuk mesin. Bioethanol adalah alkohol yang dibuat melalui proses
fermentasi gula yang terkandung pada tanaman pangan (contoh: tebu, ubi kayu atau
jagung), dan digunakan sebagai tambahan untuk bensin. Biodiesel dibuat dari minyak
sayur (misal: Minyak Sawit, Jatropha Curcas, Minyak Kelapa, atau Minyak Kedelai,
atau Limbah Minyak Sayur/WVO. Biodiesel bisa digunakan sendiri atau sebagai
tambahan pada mesin diesel tanpa memodifikasi mesin.
Tenaga Air
Tenaga air adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir atau air terjun. Air yang
mengalir ke puncak baling-baling atau baling-baling yang ditempatkan di sungai, akan
menyebabkan baling-baling bergerak dan menghasilkan tenaga mekanis atau listrik.
Tenaga air sudah cukup dikembangkan dan ada banyak pembangkit listrik tenaga air
(PLTA) yang menghasilkan listrik di seluruh Indonesia.
Pada umumnya, bendungan dibangun di seberang sungai untuk menampung air di mana
sudah ada danau. Air selanjutnya dialirkan melalui lubang-lubang pada bendungan untuk
menggerakkan baling- baling modern yang disebut dengan turbin untuk menggerakkan
generator dan menghasilkan listrik. Akan tetapi, hampir semua program PLTA kecil di
Indonesia merupakan program yang memanfaatkan aliran sungai dan tidak mengharuskan
mengubah aliran alami air sungai.

Energi Panas Bumi


Energi panas bumi adalah energi panas yang berasal dari dalam Bumi. Pusat Bumi cukup
panas untuk melelehkan bebatuan. Tergantung pada lokasinya, maka suhu Bumi
meningkat satu derajat Celsius setiap penurunan 30 hingga 50 m di bawah permukaan
tanah. Suhu Bumi 3000 meter di bawah permukaan cukup panas untuk merebus air.
Kadang-kadang, air bawah tanah merayap mendekati bebatuan panas dan menjadi sangat
panas atau berubah menjadi uap. Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPB) adalah
seperti pembangkit listrik tenaga batu bara biasa, hanya tidak memerlukan bahan bakar.

Uap atau air panas langsung berasal dari bawah tanah dan menggerakkan turbin yang
dihubungkan dengan generator yang menghasilkan listrik. Lubang-lubang dibor ke dalam
tanah dan uap atau air panas keluar dari pipa-pipa dialirkan ke pembangkit listrik tenaga
panas bumi untuk menghasilkan listrik. Tenaga panas bumi bersifat terbarukan selama air
yang diambil dari Bumi dimasukkan kembali secara terus-menerus ke dalam tanah setelah
didinginkan di pembangkit listrik. Tidak banyak tempat di mana PLTPB bisa dibangun,
karena perlu menemukan lokasi dengan jenis bebatuan yang sesuai dengan kedalaman di
mana memungkinkan untuk melakukan pemboran ke dalam tanah dan mengakses panas
yang tersimpan.

Energi pasang surut


Dua kali sehari, air pasang naik dan turun menggerakkan volume air yang sangat banyak
saat tingkat air laut naik dan turun di sepanjang garis pantai. Energi air pasang bisa
dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik seperti halnya listrik tenaga air tetapi dalam
skala yang lebih besar. Pada saat air pasang, air bisa ditahan di belakang bendungan.
Ketika surut, maka tercipta perbedaan ketinggian air antara air pasang yang ditahan di
bendungan dan air laut, dan air laut di belakang bendungan bisa mengalir melalui turbin
yang berputar, untuk menghasilkan listrik.
Memang tidak mudah membangun penahan air pasang ini, karena pantai harus terbentuk
secara alami dalam bentuk kuala, dan hanya 20 lokasi di seluruh dunia yang telah
diidentifikasi sebagai tempat yang berpotensi untuk dimanfaatkan energi pasang surut.

Tenaga ombak
Ombak laut yang selalu beralun disebabkan oleh angin yang meniup di atas laut. Ombak
laut memiliki potensi menjadi sumber energi yang hebat jika bisa dimanfaatkan dengan
benar. Ada beberapa metode untuk memanfaatkan energi ombak. Ombak bisa ditangkap
dan dinaikkan ke bilik dan udara dikeluarkan paksa dari bilik tersebut. Udara yang
bergerak menggerakkan turbin (seperti turbin angin) yang menggerakkan generator untuk
menghasilkan listrik. Sistem energi ombak yang lain adalah memanfaatkan gerakan naik
turun ombak untuk menggerakkan piston yang bisa menggerakkan generator. Tidak
mudah untuk menghasilkan listrik dari ombak dalam jumlah besar. Lagipula
memindahkan energi tersebut ke pantai merupakan kesulitan tersendiri. Inilah sebabnya
sistem tenaga ombak sejauh ini belum lazim.

Manfaat energi terbarukan

Tersedia secara melimpah

Lestari tidak akan habis

Ramah lingkungan (rendah atau tidak ada limbah dan polusi)

Sumber energi bisa dimanfaatkan secara cuma-cuma dengan investasi teknologi yang
sesuai

Tidak memerlukan perawatan yang banyak dibandingkan dengan sumber-sumber energi


konvensional dan mengurangi biaya operasi.

Membantu mendorong perekonomian dan menciptakan peluang kerja

'Mandiri' energi tidak perlu mengimpor bahan bakar fosil dari negara ketiga

fluktuasi harga pasar terbuka bahan bakar fosil

Beberapa teknologi mudah digunakan di tempat-tempat terpencil

Distribusi Energi bisa diproduksi di berbagai tempat, tidak tersentralisir.

Kerugian dari energi terbarukan

Biaya awal besar

Kehandalan pasokan Sebagian besar energi terbarukan tergantung kepada kondisi


cuaca.

Saat ini, energi konvensional menghasilkan lebih banyak volume yang bisa digunakan
dibandingkan dengan energi terbarukan.

Energi tambahan yang dihasilkan energi terbarukan harus disimpan, karena


infrastruktur belum lengkap agar bisa dengan segera menggunakan energi yang belum
terpakai, dijadikan cadangan di negara-negara lain dalam bentuk akses terhadap
jaringan listrik.

Kurangnya tradisi/pengalaman Energi terbarukan merupakan teknologi yang masih


berkembang

Masing-masing energi terbarukan memiliki kekurangan teknis dan sosialnya sendiri.

Aplikasi EBT Dunia


EBT di dunia sudah bukan merupakan sesuatu yang langka, dalam pembangunan
berkelanjutan EBT merupakan hal yang mutlak harus dikembangkan. Perkembangan EBT di
dunia sejalan dengan kemajuan teknologi dan kesadaran terhadap keharusan adanya
konservasi lingkungan.

Gambar 1 Perkembangan Kebijakan Renewable Energy di berbagai Negara (Renewable Global Status Report 2014)

Gambar 2 Renewable Electric Power Global Capacity, Top Regions/Countries, 2013. (Renewable Global Status Report 2014)

Waste to Energy
Teknologi WTE mengkonversi limbah menjadi berbagai macam bentuk bahan bakar
yang dapat digunakan untuk supply energi. Feedstock limbah ini dapat terdiri dari municipal
solid waste (MSW); limbah agricultural limbah industri, bahkan gas yang diproduksi oleh
landfill. Energi dapat dihasilkan dari limbah yang sudah dikonversi menjadi bahan bakar
solid, biogas ataupun syngas, panas dan uap dari limbah yang telah diinsenerasi. Teknologi
WTE advanced dapat digunakan untuk memproduksi biogas ( metana dan karbon dioksida),
syngas (hidrogen dan karbon monoksida), biofuel cair ( ethanol dan biodiesel), ataupun
oksigen murni yang dapat dikonversi lebih lanjut sebagai listrik. Penyisihan material yang
dapat direcyle merupakan aspek yang penting sehingga energi didapatkan hanya dari materimateri residu.

Terdapat berbagai macam teknologi WTE, tetapi pada dasarnya dapat digambarkan
oleh gambar 3.

Gambar 3 Berbagai Teknologi WTE (e-renewables.com)

Gambar 4 Berbagai EBT lain sebagai opsi teknologi dari WTE (e-renewables.com)

Kisah sukses dari teknologi Waste-to-Energy (WtE), salah satunya adalah

di

Alkmaar plant, yang mendistribusikan panas pada AZ football club stadium. Panas dialirkan
memalui jaringan perpipaan yang digunakan untuk memanaskan air di shower dan juga untuk
menghangatkan stadium. Ini membuat AZ football adalah salah satu dari sekian banyak klub
sepakbola di Belanda yang tetap dapat berlatik walaupun musim dingin.
Di Amerika Serikat, sekitar 2.500 MW listrik dihasilkan setiap tahunnya dari 35 juta
ton sampah (17% dari total sampah dihasilkan). Lebih dari 80% volume sampah di Denmark
dan 60% di Jepang juga diproses di fasilitas WTE. Akibat pola pikir ini pemerintah maupun
masyarakat mau mengangani sampah secara maksimal.

Potensi EBT khususnya WTE di Indonesia


Indonesia sesungguhnya memiliki potensi sumber energi terbarukan dalam jumlah
besar. Beberapa diantaranya bisa segera diterapkan di tanah air, seperti: bioethanol sebagai
pengganti bensin, biodiesel untuk pengganti solar, tenaga panas bumi, mikrohidro, tenaga
surya, tenaga angin, bahkan sampah/limbah pun bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Hampir semua sumber energi tersebut sudah dicoba diterapkan dalam skala kecil di tanah air.
Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) Indonesia yang cukup besar diantaranya,
mini/micro hydro sebesar 450 MW, Biomass 50 GW, energi surya 4,80 kWh/m2/hari, energi
angin 3-6 m/det dan energi nuklir 3 GW. Saat ini pengembangan EBT mengacu kepada
Perpres No. 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Dalam Perpres disebutkan
kontribusi EBT dalam bauran energi primer nasional pada tahun 2025 adalah sebesar 17%
dengan komposisi Bahan Bakar Nabati sebesar 5%, Panas Bumi 5%, Biomasa, Nuklir, Air,
Surya, dan Angin 5%, serta batubara yang dicairkan sebesar 2%. Untuk itu langkah-langkah
yang akan diambil Pemerintah adalah menambah kapasitas terpasang Pembangkit Listrik
Mikro Hidro menjadi 2,846 MW pada tahun 2025, kapasitas terpasang Biomasa 180 MW
pada tahun 2020, kapasitas terpasang angin (PLT Bayu) sebesar 0,97 GW pada tahun 2025,
surya 0,87 GW pada tahun 2024, dan nuklir 4,2 GW pada tahun 2024. Total investasi yang
diserap pengembangan EBT sampai tahun 2025 diproyeksikan sebesar 13,197 juta USD.

Gambar 5 Target Capaian EBT Indonesia (Renewable Global Status Report 2014)

Gambar 6 Potensi EBT Indonesia (esdm.go.id)

Waste to energy erat kaitannya dengan residu dari proses produksi tertentu yang identik
dengan residu sebagai biomassa. Terdapat sejumlah opsi teknologi yang tersedia untuk
mengolah berbagai jenis biomassa menjadi sumber energi terbarukan. Teknologi konversi
dapat melepaskan energi secara langsung, dalam bentuk panas atau listrik atau mengubahnya
ke bentuk lain, seperti biofuel atau biogas.
Sumber potensi limbah biomassa di Indonesia berasal dari: Sektor kehutanan: 15.450.000
m3/tahun; Tanaman perkebunan: 64 juta ton / tahun; Pertanian: 144,5 ton / tahun dan limbah
padat perkotaan: 4.135.450 ton / tahun. Sebagai contoh, kelapa sawit. Tanaman ini adalah
tanaman yang serbaguna. Minyak kelapa sawit digunakan untuk produksi etanol dan metanol.
Tandan buah minyak sawit & seratnya dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk tungku,
dan juga sebagai kompos dan pupuk. Cangkang buah kelapa sawit dapat dikonversi ke arang
briket untuk digunakan dalam industri semen dan pembangkit listrik. Limbah cair dari
pemerosesan minyak sawit efluen dapat dikonversi menjadi Biogas dan digunakan untuk
bahan bakar mesin biogas untuk menghasilkan listrik.

Munisipal solid waste (MSW) di kota - kota besar merupakan limbah kota yang utamanya
adalah berupa biomassa, menjadi masalah yang serius karena mengganggu lingkungan adalah
potensi energi yang bisa dimanfaatkan dengan baik. Limbah biomassa padat dari sektor
kehutanan, pertanian, dan perkebunan adalah limbah pertama yang paling berpotensi
dibandingkan misalnya limbah limbah padi, jagung, ubi kayu, kelapa, kelapa sawit dan tebu.
Besarnya potensi limbah biomassa padat di seluruh Indonesia adalah 49.807,43 MW. Dengan
pemutakhiran teknologi budidaya tanaman, dimungkinkan pengembangan hutan energi untuk
pengadaan biomasa sesuai dengan kebutuhan dalam jumlah yang banyak dan berkelanjutan.

Gambar 7 Proses Konversi Biomassa menjadi Biofuel (Buku Panduan Energi Terbarukan PNPM Mandiri)

Selain limbah biomassa padat, energi biogas bisa dihasilkan dari limbah
kotoran hewan, misalnya kotoran sapi, kerbau, kuda, dan babi juga dijumpai di seluruh

provinsi Indonesia dengan kuantitas yang berbeda-beda. Pemanfaatan energi biomassa dan
biogas di seluruh Indonesia sekitar 167,7 MW yang berasal dari limbah tebu dan biogas
sebesar 9,26 MW yang dihasilkan dari proses gasifikasi. Biaya investasi biomassa adalah
berkisar 900 dollar/kW sampai 1.400 dollar/kW dan biaya energinya adalah Rp 75/kW-Rp
250/kW.

Gambar 8 Potensi Energi Terbarukan dari Beberapa Sumber Biomassa (Buku Panduan Energi Terbarukan PNPM Mandiri)

Konversi biomassa ke biofuel bukanlah proses yang netral karbon, proses ini
menimbulkan beberapa emisi selama transportasi dan pengolahan, namun jika dibandingkan
dengan standar emisi dari bahan bakar fosil, ada penurunan nyata dalam jumlah emisi
penggunaan biofuel selama peralatan, pengolahan dan pengelolaan dilakukan secara benar
dan berkelanjutan.

Tantangan dan Hambatan


Setidaknya ada empat kendala utama dalam pengembangan EBT di Indonesia.
Pertama, adalah masalah keekonomian dan tarif. Hingga saat ini, belum ada kata sepakat
mengenai harga antara pelaku usaha dengan pemerintah (PT PLN). Contohnya, permintaan
tarif geothermal (panas bumi) dari pelaku usaha geothermal mencapai USD 4 per
kiloWatt/hour (kWh). Angka ini tentu saja yang lebih tinggi dari listrik yang dihasilkan dari
sumber energi minyak (diesel) dan batu bara.
Kedua, masalah finansial dan investasi. Saat ini, berinvestasi di industri EBT
membutuhkan dana yang lebih besar dari berinvestasi di industri konvensional (migas dan
pertambangan). Financing investment yang diperlukan bisa dua kali lipat dari konsensional.

PT PLN berencana membangun pembangkit listrik berbasis EBT dengan target sekitar
18.000 MW hingga 2020. Komposisi pembangkit listrik EBT, yaitu panas bumi sekitar
10.000 MW, yang mulai dibangun dalam periode 2017 - 2022. Selain itu, PT PLN akan
bangun pembangkit hidro, baik yang small scale maupun yang large scale, sekitar 7.000 MW.
Sisanya, yaitu biomass, biogas, dan EBT lain sekitar 1.000 MW.
Sementara itu, PT PLN akan berjasama dengan General Electric (GE) untuk
membangun pembangkit listrik EBT berskala kecil atau biomasa. "Harganya sekitar USD 1618 sen, lebih murah dari minyak yang USD 38 sen. Metodenya menggunakan power
combustion dan didesain hybrid dengan solar. Masalah peraturan dan kebijakan pemerintah
juga menjadi kendala. Selain panas bumi yang termasuk dalam pertambangan, masalah
perijinan yang tidak terintegrasi dengan rencana. Terakhir, faktor penghambat lainnya adalah
masalah sumber daya manusia dan teknologi.
Selain hambatan yang ada di Indonesia, masih terdapat tantangan dilihat dari
teknologi yang ingin diterapkan untuk EBT terutama WTE, yaitu rentang penggunaan yang
terbatas, kebanyakan teknologi WTE didesain untuk menangani satu atau beberapa tipe dari
limbah. Terkadang, proses pemisahan secara sempurna bahan-bahan limbah sulit terjadi. Dan
komposisi yang tepat dari sebuah sumber limbah sulit diterapkan. Untuk penggunaan jangka
panjang, WTE diharapkan dapat lebih adaptif terhadap berbagai sumber limbah.
Hal lain yang menjadi tantangan adalah penanganan gas yang terbentuk dari proses
yang menggunakan teknologi termal, seringkali megandung tar dan partikulat yang harus
terlebih dahulu disisihkan untuk mendapatkan gas yang bersih dan efektif digunakan sebagai
bahan bakar. Selain itu, efisisensi konversi dari berbagai teknologi yang ada terkadang masih
sangat rendah, energi yang digunakan tidak sebanding dengan output yang dihasilkan.
Contohnya, banyak site di India yang terpaksa di-shutdown karena dinilai tidak ekonomis
ketika subsidi dari pemerintah dicabut.

Daftar Pustaka
Buku Panduan Energi Terbarukan PNPM Mandiri
Renewable Global Status Report 2014
www.esdm.go.id
www.e-renewables.com/documents/Waste/Waste%20to%20Energy%20%20The%20Basics.pdf
www.geoenergi.co/read/policy-regulation/2045/inilah-empat-faktor-penghambat-industriebt/#.VJaJxri8A

www.r-e-a.net/pdf/energy-from-waste-guide-for-decision-makers.pdf
www.wteindonesia.com/success-stories/5-alkamaar-waste-to-energy-netherlands

Você também pode gostar