Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ABSTRAK
Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman matematika
siswa pada konsep dasar Pecahan dalam Bentuk Aljabar, untuk meningkatkan
pemahaman siswa tentang Pecahan Bentuk aljabar menggunakan metode
Dicovery Learning. Karya ilmiah ini dilatarbelakangi oleh sebuah fenomena
bahwa masih banyak siswa kelas VIII yang melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan soal pecahan bentuk aljabar dikarenakan kurang faham konsep
dasar yang mengakibatkan hasil belajar siswa kurang yakni, nilainya dibawah
kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan sekolah. Penerapan Metode
Discovery Learning dilakukan melalui beberapa tahap atau langkah, yaitu: 1)
Langkah persiapan meliputi menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
yang akan dicapai, mengulang sedikit materi prasyarat, menyampaikan topiktopik yang harus dipelajari siswa, mengembangkan bahan-bahan belajar, dan
melakukan penilaian proses. 2) Pelaksanaan meliputi siswa dihadapkan pada
sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, misalnya diberikan soal awal,
mengajukan beberapa pertanyaan mengenai materi, mengelompokkan siswa
dalam beberapa kelompok, mengidentifikasi masalah, mendiskusikan masalah,
dan menarik kesimpulan. Pembelajaran menggunakan metode Discovery Learning
dapat meningkatkan semangat belajar siswa dan dapat meningkatkan pemahaman
siswa tentang konsep dasar Pecahan Bentuk Aljabar.
Kata kunci: Discovery Learning, Pecahan Bentuk Aljabar
ABSTRACT
This Scientific papers aims to determine students 'mathematical
understanding the basic concepts Fractions in Algebra Shape, to increase students'
understanding of Fractions Form Dicovery Learning algebra method. The
scientific paper is motivated by a phenomenon that is still a lot of eighth grade
students who make mistakes in solving fractional algebraic form due to lack of
schools of basic concepts that lead to student learning outcomes are less namely,
the value below the minimum completeness criteria school. Implementation
Method of Discovery Learning is done through several stages or steps, namely: 1)
Step preparation includes explaining the purpose of learning or competency to be
achieved, repeat little material prerequisites, convey topics students need to learn,
develop learning materials and assessment process. 2) The implementation
includes students are exposed to something that causes confusion, for example,
given the initial problem, ask a few questions about the material, grouping
students into groups, identify problems, discuss issues, and draw conclusions.
Discovery Learning Learning method can improve students 'enthusiasm for
learning and can enhance students' understanding of the basic concepts of Algebra
Fractions Shape.
Keywords: Discovery Learning, Fractions Algebra Shape
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, saat ini telah
berkembang sangat pesat yang membawa perubahan dalam aspek kehidupan
manusia. Berbagai permasalahan banyak yang muncul dan permasalahan itu
dapat diselesaikan dengan upaya peningkatan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Meskipun perubahan yang terjadi bermanfaat, namun juga
membawa dampak dalam persaingan global yang semakin ketat. Untuk itu,
kita perlu terus mengembangkan dan meningkatakan kualitas sumber daya
Abdul Halim Fathani, Metematika Hakikat dan Logika, ( Jogjakarta : Ar-Ruzz Media,
2012), hal. 22
7
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
8
A.S. Sudjatna, Panduan Pelajaran Matematika 3, (Jogjakarta: DIVA Press, 2008), hal.
5
9
Siska Wulansari, Belajar Mudah Matematika SD, (Yogyakarta: Gala Ilmu Semesta,
2008) , hal. 1
10
Ariesandi Setyono, Mathemagics, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007), hal.
1
agar
semua
pengetahuan
yang
disampaikan
dalam
masih
menggunakan
metode
pembelajaran
bersifat
bagi
siswa.
Bruner
dalam
metode
penemuannya
13
2.
C. Tujuan
1.
2.
KAJIAN TEORI
A. Belajar Mengajar Matematika
1.
Hakikat Matematika
15
16
Matematika
berasal
dari
kata
Yunani
17
mathein
atau
menyebutkan
beberapa
definisi
atau
pengertian
matematika, diantaranya:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
matematika
sebaiknya
tidak
disamakan
dengan
pembelajaran ilmu yang lain. Dari sinilah peran seorang guru matematika
dituntut untuk mampu menciptakan pembelajaran yang efektif, efisien
17
Moch. Masykur dan Abdul Halim Fathani, Mathematical Intelegence: Cara Cerdas
Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), hal. 42
18
Rosma Hartiny Sams, Model Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Teras, 2010),
hal. 11
19
Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia Konstansi Keadaan Masa Kini
Menuju Harapan Masa Depan, (Jakarta: Dirjen Perguruan Tinggi, Depdiknas, 2000), hal. 11
20
Herman Hudojo, Strategi Mengajar Belajar Matematika, (Malang: IKIP Malang,
1990), hal. 4
adalah
hubungan
antara
beberapa
objek
dasar
matematika.
b.
untuk
menghindarkan
berputar-putar
dalam
10
d.
dalam
matematika
dapat
membentuk
suatu
model
f.
21
11
2.
b.
c.
d.
22
Baharuddin, Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: ArRuzz Media, 2012), hal. 13
23
Agus Zainul Fitri, Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam, (Bandung: Alfabeta,
2013), hal. 196
24
Baharuddin, Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar..., hal. 30
12
f.
g.
h.
berulang-ulang.
Seperti
halnya,
perubahan
pengetahuan,
13
tingkah laku itu sendiri merupakan hasil belajar.30 Dalam proses belajar
mengajar, seorang anak dapat dikatakan sebagai subjek pelaku dimana
guru harus mampu membimbing cara anak belajar.
Belajar mengajar merupakan dua kosep yang tidak dapat
dipisahkan. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh
seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran sedangkan mengajar
menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai seorang
pengajar. Kedua konsep tersebut dapat terpadu jika terjadi interaksi
antara guru dan siswa. Interaksi guru dengan siswa memegang peranan
yang penting untuk mencapai tujuan pengajaran yang efektif.
Mengajar merupakan suatu kegiatan yang melibatkan pengajar
dan peserta didik. Disini pengajar menyampaikan pengetahuan yang
dimiliki kepada peserta didik. Peserta didik diharapkan mampu
memahami dan menguasai pengetahuan dan pandangan yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
Dalam hal mengajar matematika, pengajar mampu memberikan
intervensi yang cocok, bila pengajar itu menguasai dengan baik
matematika yang diajarkan.31 Namun sebagai seorang pengajar
penguasaan terhadap bahan saja belum cukup, pengajar harus memahami
teori belajar sehingga apa yang diajarkan terkait matematika menjadi
bermakna bagi peserta didik.
3.
Faktor intern
1) Faktor jasmaniah, yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh
2) Faktor Psikologis, yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan dan kesiapan.32
30
14
Faktor ekstern
1) Faktor keluarga, yaitu cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua dan atar belakang kebudayaan.
2) Faktor sekolah, yaitu metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pengajaran, wktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran,
keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah.
3) Faktor masyarakat, yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat,
media massa, teman begaul, bentuk kehidupan masyarakat.33
Keberhasilan dalam proses belajar mengajar matematika tidak
Pengertian
Menurut Sund discovery adalah proses mental dimana siswa
mampu
mengasimilasikan
sesuatu
konsep
atau
prinsip.
Yang
33
15
didik
memerlukan
waktu
dan
bantuan
untuk
2.
Langkah Persiapan
Langkah persiapan model pembelajaran penemuan (discovery
learning) adalah sebagai berikut:
a) Menentukan tujuan pembelajaran
36
16
b.
Pelaksanaan
1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada
sesuatu
yang
menimbulkan
kebingungannya,
kemudian
mengembangkan
dan
membantu
siswa
dalam
mengeksplorasi bahan.
2) Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah
guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan
bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan
dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan
masalah)
3)
17
18
serta
penguasaan
ketrampilan
dalam
proses
bersifat
sangat
kognitif/pengenalan siswa.
b.
Siswa
memperoleh
pengetahuan
yang
d.
e.
f.
g.
Metode ini berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai
teman teman belajar saja; membantu bila diperlukan.
4.
Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara
belajar ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui
keadaan sekitarnya dengan baik.
b.
Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.
c.
Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan
pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti
dengan teknik penemuan.
d.
Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini
terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan
perkembangan/pembentukan sikap dan ketrampilan bagi siswa.
39
19
e.
c.
d.
Jawab:
a.
b.
c.
d.
e.
+
+
+
)(
( )
3 2 + 5 + 15 2 + 8 + 15
=
5
10
40
e.
2
2
)(
2
2
)(
4 + 2 + 2
+2
2 2
)(
+ 4 2
+ 2 4
4 + + 4 2 2 4 2 4
= 2
2 4
4
20
a.
b.
c.
d.
Jawab:
a.
b.
c.
d.
)(
2 6
=
=
=
2.
e.
e.
3
3
2
2
( )
2 15 36
9 36
=
9
9
)(
) (
)(
)(
+ 15 + 6 + 30 + 2
2 + 10 2 5
4+2
+ 2 + 15 + 6 2 2 + 30 + 4
2 3 + 10
4 2 +17 +34
2 3 + 10
Perkalian
Cara mengalikan pecahan bentuk aljabar sama dengan
mengalikan pecahan biasa, yaitu:
Contoh soal:
a.
b.
c.
d.
dengan
dan
e.
21
Jawab:
a.
b.
c.
d.
=
)(
3 18+ 2 6
7
e.
b.
2 3
18
)(
40 48
7
40 48
= 2
+6 7
Pembagian
2+ 7
Contoh soal:
a.
b.
Jawab:
a.
b.
c.
dengan
:
:
:4
c.
d.
=3
2 4 2
1 2
: 4 = 3 : 1 = 3 4 = 12 = 6
, dan
22
d.
3.
sebanyak n faktor
a.
b.
c.
4.
(
(
)
)
=
=
(
(
)(
2
)(
)
)
+2 +2 +4
3 3 +9
+4 +4
6 +9
, tentukan faktor
23
Jadi,
.41
tentukan
=
)(
PEMBAHASAN
A. Pemahaman Matematika Siswa pada Konsep Dasar Pecahan dalam
Bentuk Aljabar
Belajar mengajar merupakan dua kosep yang tidak dapat dipisahkan.
Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh seseorang sebagai
subjek yang menerima pelajaran sedangkan mengajar menunjuk pada apa
yang harus dilakukan oleh guru sebagai seorang pengajar. Kedua konsep
tersebut dapat berjalan efektif jika terjadi interaksi antara guru dan siswa.
Tingkat pemahaman matematika seorang siswa lebih dipengaruhi oleh
pengalaman siswa itu sendiri. Sedangkan pembelajaran matematika
merupakan usaha membantu siswa mengkonstruksi pengetahuan melalui
proses belajar mengajar di kelas. Seorang guru memiliki kewajiban dalam
mengatasi kesulitan yang dialami siswa pada proses belajarnya. Kesulitan
tersebut dapat berupa kesalahan yang terlihat ketika siswa menyelesaikan soal
yang diberikan.
Kebanyakan dari siswa memiliki perbedaan dalam memahami
pelajaran matematika. Terkadang mereka dapat cepat memahami materi yang
41
Nuniek Avianti Agus, Mudah Belajar Matematika 2 Untuk Kelas VIII Sekolah
Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, 2007), hal. 12-17
24
yang terjadi
dan kesalahan
42
Kesalahan konseptual
42
25
+4
( )
( )
+12+7
43
)+
)
12 +
4
2 + 7 + 12
+ 12 + 7
=
2 4 3
2 3 4
26
)(
)(
c.
(
(
)(
)(
)
)
(
(
)(
)(
)(
)(
)
)
27
d.
=
=
(
(
2.
Kesalahan prosedural
)(
(
(
)(
)(
)(
)
)
28
a.
b.
lembar
jawaban
siswa
masih
melakukan
kesalahan
c.
29
30
d.
7
3
1 =14
7 =4
(14 35 21) = 12
(14 56) = 12
14 12 = 56
2 = 56
=
= 28
lembar
jawaban
siswa
masih
melakukan
kesalahan
31
Kesalahan memfaktorkan.
Diberikan sebuah soal, yaitu
Sederhanakanlah!
(
)(
)(
menuliskan
faktor
dari
Dapat dilihat dari siswa melakukan perkalian pun juga salah. Dari
sisni dapat dikatakan bahwa siswa tidak mahir dalam melakukan
pemfaktoran. Selain itu, siswa juga kurang mahir melakukan
manipulasi langkah penyelesaian. Untuk pembahasan soal tersebut
sebagai berikut:
(
(
(
)
)
(
(
)(
)(
)
)
32
=
=
)(
(
(
)(
)
)(
)(
)
)
B. Penggunaan
Metode
Discovery
Learning
dalam
Meningkatkan
33
kegiatan
menghimpun
informasi,
membandingkan,
Langkah Persiapan
a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan
dicapai serta mengidentifikasi karakteristik siswa dengan mengulang
sedikit materi prasyarat
b) Guru menyampaikan topik-topik yang harus dipelajari siswa
Misalnya, operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian,
perpangkatan dan penyederhanaan Pecahan Bentuk Aljabar
c) Guru mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa pemberian
soal diawal pelajaran, diskusi kelompok, dan pemberian tes/ kuis
pada akhir pelajaran
d) Guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa melalui
proses pembelajaran dikelas
2.
Pelaksanaan
a.
34
1)
2)
3)
b.
c.
d.
e.
:
) (
f.
35
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Siswa memiliki tingkat pemahaman matematika
yang berbeda-beda
Dalam
materi
Pecahan
dalam
Bentuk
Aljabar
juga
harus
mampu
memilih
dan
menggunakan
metode
pemahaman
matematika
siswa
adalah
dengan
36
DAFTAR RUJUKAN
Agus, Nuniek Avianti. 2007. Mudah Belajar Matematika 2 Untuk Kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Fathani, Abdul Halim dan Moch. Masykur. 2009. Mathematical Intelegence:
Cara Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Fathani, Abdul Halim. 2012. Metematika Hakikat dan Logika. Jogjakarta : ArRuzz Media
Fitri, Agus Zainul. 2013. Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam. Bandung:
Alfabeta
Hamalik, Oemar. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
37
38
dalam
Implementasi
Kurikulum
2013.
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2014/06/modelpembelajaran-discovery-learning-kurikulum-2013.html,
diakses
22
September 2014
Sahriah, Sitti. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Matematika Materi Operasi Pecahan Bentuk Aljabar Kelas VIII SMP
Negeri
Malang.
http://jurnal-
online.um.ac.id/data/artikel/artikel9EEC8FEB3F87AC825C375098E4
5CB689.pdf diakses 24 Oktober 2014