Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pembimbing:
Dr. ERLINA SUTJIADI, Sp.KJ (K)
PSIKOPATOLOGI
Definisi
I. Kesadaran :
Tingkat Kesadaran
A. GANGGUAN KESADARAN
1.
2.
5.
A. GANGGUAN KESADARAN
6. Koma Vigil : koma dimana pasien tampak tertidur
tetapi segera dapat dibangunkan ( juga dikenal
sebagai mutisme akinetik )
7. Keadaan temaram (twilight state) : gangguan
kesadaran dengan halusinasi
B. GANGGUAN ATENSI
(perhatian)
B. GANGGUAN ATENSI
(perhatian)
1. Distraktibilitas : ketidakmampuan untuk
memusatkan atensi
2.
Inatensi selektif : hambatan hanya pada hal-hal
yang menimbulkan kecemasan
3. Hipervigilensi : atensi & pemusatan yang
berlebihan pada semua stimuli internal dan
eksternal, biasanya sekunder dari keadaan
delusional atau paranoid
4. Keadaan tak sadarkan diri (trance) :
atensi yang terpusat dan kesadaran yang
berubah.
C. GANGGUAN SUGESTIBILITAS
Kepatuhan dan respon yang tidak kritis
terhadap gagasan atau pengaruh
1. Folie a deux ( atau folie a trois ): penyakit
emosional yang berhubungan antara dua
(atau tiga) orang
2. Hipnosis : modifikasi kesadaran yang
diinduksi secara buatan yang ditandai
dengan peningkatan sugestibilitas
II. EMOSI
Suatu kompleks keadaan perasaan dengan
komponen Psikis, somatik, dan perilaku yang
berhubungan dengan Afek dan mood
A. AFEK
Ekspresi emosi yang terlihat, mungkin tidak konsisten
dengan emosi yang dikatakan pasien
1.
2.
3.
A. AFEK
4.
5.
6.
B. MOOD
Suatu emosi yang meresap dan dipertahankan, yang
dialami secara subjektif dan dilaporkan oleh pasien dan
Terlihat oleh orang lain, contohnya adalah depresi, elasi,
Kemarahan
1.
Mood disforik : mood yang tidak menyenangkan
2.
Mood eutimik : mood dalam rentang normal menyatakan
tidak adanya mood yang tertekan atau melambung
3.
Mood yang meluap-luap (expansive mood) : ekspresi
perasaan seseorang tanpa pembatasan, seringkali
dengan penilaian yang berlebihan terhadap kepentingan
atau makna seseorang
4.
Mood yang iritabel (irritable mood): dengan mudah
diganggu atau dibuat marah
B. MOOD
5.
6.
7.
8.
B. MOOD
2.
3.
4.
6.
7.
9.
10.
11.
4.
2. Katatonia
c. Stupor katatonik : penurunan aktivitas
motorik yang nyata sering kali sampai titik
imobilitas dan tampaknya tidak menyadari
sekeliling
d. Rigiditas katatonik : penerimaan postur
yang kaku yang disadari, menentang usaha
untuk digerakkan
2. Katatonia
e.
f.
8.
9.
Overaktivitas :
d.
e.
f.
g.
Overaktivitas :
h.
h. Kompulsi
IV. Berpikir
Aliran gagasan, simbol dan asosiasi yang
diarahkan oleh tujuan dimulai oleh suatu
masalah atau suatu tugas dan mengarah pada
kesimpulan yang berorientasi kenyataan, jika
terjadi urutan yang logis, berfikir adalah normal,
para praksis (tergelincir dari logis yang
termotivasi secara tidak disadari juga disebut
pelesetan menurut freud) dianggap sebagai
bagian dari berpikir yang normal
A.
1.
2.
A.
3.
4.
A.
A.
2.
3.
2.
3.
3. Waham
a. Waham yang kacau (bizzare delusion):
keyakinan palsu yang aneh, mustahil dan sama
sekali tidak masuk akal (sebagai contoh orang dari
angkasa luar telah menanamkan suatu elektroda
pada otak pasien)
b. Waham tersistematisasi: keyakinan yang
palsu yang digabungkan oleh suatu tema atau
peristiwa tunggal (sebagai contoh pasien dimatamatai oleh agen rahasia,mafia,atau boss)
3. Waham
c.
d.
e.
3. Waham
f.
g.
3. Waham
h.
i.
3. Waham
j.
j. Waham Pengendalian
8.
9.
11. Fobia
Fobia sederhana: rasa takut yang jelas
terhadap objek atau situasi yang jelas (sebagai
contohnya rasa takut terhadap laba-laba atau ular)
a.
11. Fobia
Agorafobia: rasa takut terhadap tempat yang
terbuka
e. Panfobia: rasa takut terhadap segala sesuatu
f. Klaustrofobia: rasa takut terhadap tempat yang
tertutup
g. Xenofobia: rasa takut terhadap orang asing
h. Zoofobia: rasa takut terhadap binatang
d.
V. Bicara
Gagasan, pikiran, perasaan yang diekspresikan
melalui bahasa; komunikasi melalui penggunaan
kata-kata dan bahasa
A. Gangguan Bicara
1.
2.
3.
4.
A. Gangguan Bicara
5.
6.
7.
A. Gangguan Bicara
8. Bicara yang keras atau lemah secara berlebihan:
hilangnya modulasi volume bicara normal; dapat
mencerminkan berbagai keadaan patologis mulai
dari psikosis sampai depresi sampai ketulian
9. Gagap: pengulangan atau perpanjangan suara atau
suku kata yang sering, menyebabkan gangguan
kefasihan bicara yang jelas
10. Kekacauan: bicara yang aneh dan disritmik, yang
mengandung semburan yang cepat dan menyentak
B. Gangguan Afasik
Gangguan dalam pengeluaran bahasa
1. Afasia motorik: gangguan bicara yang
disebabkan oleh gangguan kognitif dimana
pengertian adalah tetap tetapi kemampuan untuk
bicara adalah sangat terganggu; bicara terhentihenti, susah payah, dan tidak akurat
2. Afasia sensoris: kehilangan kemampuan organik
untuk mengerti arti kata; bicara adalah lancar dan
spontan, tetapi membingungkan dan yang bukanbukan
3. Afasia nominal: kesulitan untuk menemukan
nama yang tepat untuk suatu benda
B. Gangguan Afasik
Afasia sintatikal: ketidakmampuan untuk
menyusun kata-kata dalam urutan yang tepat
5. Afasia logat khusus: kata-kata yang
dihasilkan seluruhnya neologistik; kata-kata
yang bukan-bukan diulangi dengan berbagai
intonasi dan nada suara
6. Afasia global: kombinasi afasia yang sangat
tidak fasih dan afasia fasih yang berat
4.
VI. Persepsi
A. Gangguan Persepsi
1.
1. Halusinasi
Halusinasi hipnagogik: persepsi sensori
yang palsu yang terjadi saat akan tertidur
biasanya dianggap sebagai fenomena
yang nonpatologis
b. Halusinasi hipnopompik: persepsi palsu
yang terjadi saat terbangun dari tidur,
biasanya dianggap tidak patologis
c. Halusinasi dengar (auditoris): persepsi
bunyi yang palsu, biasanya suara tetapi
juga bunyi-bunyi lain, seperti musik,
merupakan halusinasi yang paling sering
pada gangguan psikiatrik
a.
1. Halusinasi
d. Halusinasi visual: persepsi palsu tentang
penglihatan yang berupa citra yang berbentuk
(sebagai contohnya, orang) dan citra yang tidak
berbentuk (sebagai contohnya, kilatan cahaya),
paling sering pada gangguan organik
e. Halusinasi cium (oflaktoris): persepsi membau
yang palsu, paling sering pada gangguan organik
f. Halusinasi kecap (gustatoris): persepsi tentang
rasa kecap yang palsu, seperti rasa kecap yang
tidak menyenangkan yang disebabkan oleh
kejang, paling sering pada gangguan organik
1. Halusinasi
g.
1. Halusinasi
I.
1. Halusinasi
k.
1. Halusinasi
m. Sinestesia: sensasi atau halusinasi yang
disebabkan oleh sensasi lain (sebagai contohnya,
suatu sensasi auditoris yang disertai atau dicetuskan
oleh suatu sensasi visual, suatu bunyi dialami
sebagai dilihat, atau suatu penglihatan dialami
sebagai didengar)
n. Trailing phenomenon: kelainan persepsi yang
berhubungan dengan obat-obat halusinogen dimana
benda yang bergerak dilihat sebagai sederetan citra
yang terpisah dan tidak kontinu
7.
8.
1.
2.
3.
2. Paramnesia
c. Konfabulasi: pengisian kekosongan ingatan secara
tidak disadari oleh pengalaman yang dibayangkan
atau tidak nyata yang dipercaya pasien tetapi tidak
mempunyai dasar kenyataan, paling sering
berhubungan dengan patologi organik
d.
2. Paramnesia
e. Deja entendu: ilusi pengenalan auditoris
f. Deja pense: ilusi bahwa suatu pikiran baru
dikenali sebagai pikiran yang sebelumnya telah
dirasakan atau diekspresikan
g. Jamais vu: perasaan palsu tentang
ketidakkenalan terhadap situasi nyata yang
telah dialami oleh seseorang
VII. Intelegensia
A. Retardasi mental:
B. Demensia
Pemburukan fungsi intelektual organik dan
global tanpa pengaburan kesadaran
1. Diskalkulia (akalkulia): hilangnya
kemampuan untuk melakukan perhitungan
yang tidak disebabkan oleh kecemasan atau
gangguan konsentrasi
2. Disgrafia (agrafia): hilangnya kemampuan
untuk menulis dalam gaya yang kursif,
hilangnya struktur kata
3. Aleksia: hilangnya kemampuan membaca
yang sebelumnya dimiliki, tidak disebabkan
oleh gangguan ketajaman penglihatan
VII. Intelegensia
C. Pseudodemensia: gambaran klinis yang
menyerupai demensia yang tidak disebabkan
oleh suatu kondisi organik; paling sering
disebabkan oleh depresi (sindroma demensia
dari depresi)
D. Berpikir konkret: berpikir harafiah, penggunaan
kiasan yang terbatas tanpa pengertian nuansa;
pikiran satu-dimensional
E. Berpikir abstrak: kemampuan untuk mengerti
nuansa arti; berpikir multidimensional dengan
kemampuan menggunakan kiasan dan hipotesis
dengan tepat
X. Pertimbangan (judgment)
Kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan
untuk bertindak secara tepat didalam situasi tersebut
A. Pertimbangan kritis: kemampuan untuk menilai, melihat dan
memilih berbagai pilihan didalam suatu situasi