Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh:
Kelompok VI
Rinny Cahyaneng
I1B110012
Tussy Indrawati
I1B110023
Reza Pahlevi
I1B110204
Firyal Afifah J
I1B110203
Nisya Andesita
I1B110008
Muhammad Alfian
I1B110033
Istia Arisandy
I1B110024
Muhammad Sujana
I1B109012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan
Karunia-Nya makalah yang membahas tentang Keperawatan Maternitas II yang berjudul
Asuhan Keperawatan Bayi dari Ibu yang Diabetes Mellitus ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada pengajar mata
kuliah Keperawatan Maternitas II, serta semua pihak yang terlibat dalam pembuatan
makalah ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari semua
pihak. Semoga makalah ini dapat menambah ilmu dan bermanfaat bagi kita semua, serta
dengan disusunnya makalah ini penulis berharap dapat menjadi sumber bacaan baru
sehingga bermanfaat bagi kita semua. Amin.
TIM PENYUSUN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dari beberapa penelitian epidemologis di Indonesia didapatkan prevalensi
Diabetes Mellitus sebesar 1,5-2,3% pada penduduk usia lebih dari 15 tahun. Diperkirakan
angka kejadian DM dalam kehamilan adalah 0,3-0,7%. Wijono melaporkan rasio 0,18% di
RSCM di Jakarta.
Pada tahun terakhir ini terjadi peningkatan kejadian DM dengan sebab yang belum
jelas, tetapi faktor lingkungan dan faktor predisposisi genetik memegang pengaruh.
Kehamilan sendiri merupakan baban baik dari pihak ibu hamil seperti kenaikan kortisol,
maupun dari plasenta janin yang mengeluarkan steroid dan human placental lactogen yang
menyebabkan resistensi insulin dengan akibat gangguan toleransi glukosa. Penyakit ini
menyebabkan perubahan metabolik dan hormonal pada penderita yang dipengaruhi
kehamilan serta persalinan. Sudah jelas bahwa metabolisme glukosa dipengaruhi oleh
kehamilan, hal ini terbukti dengan meningkatnya lactat dan piruvat dalam darah, akan
tetapi kadar gula puasa tidak meningkat. Diagnosis diabetes sering dibuat untuk pertama
kali dalam masa kehamilan karena penderita datang untuk pertama kalinya ke dokter atau
diabetesnya menjadi tambah jelas oleh karena kehamilan.
Diabetes mellitus dalam kehamilan masih merupakan masalah yang memerlukan
penanganan kusus karena angka kematian perinatal yang relative tinggi. Sebelum tahun
1922, tidak ada bayi dari ibu yang menderita DM dalam kehamilan dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya . dalam dua dekade terakhir ini angka kematian perinatal pada
DMG telah dapat ditekan, sejak ditemukan insulin oleh Banting dan Best tahun 1921. dari
laporan peneliti menyebutkan dengan penurunan kadar glukosa darah penderita DMG,
maka angka kematian perinatal juga akan menurun.
Angka lahir mati terutama pada kasus dengan diabetes mellitus yang tidak
terkendali dapat terjadi 10 kali dibandingkan kehamilan normal. Angka kematian perinatal
bayi dengan ibu DM gestasional sangat tergantung pada keadaan hiperglikemia ibu. Di
klinik yang maju sekalipun angka kematian dilaporkan 3-5% dengan angka morbiditas
fetal 4%. Sedangkan angka kematian fetal di bagian perinatologi FK UI/RSCM dari tahun
1994-1995 adalah 5/10.000 kelahiran.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah Asuhan Keperawatan Bayi dari Ibu
yang Diabetes Mellitus adalah:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dari diabetes mellitus dalam kehamilan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh diabetes terhadap kehamilan
3. Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi
4. Mahasiswa mampu menjelaskan manifestasi klinis
5. Mahasiswa mampu menjelaskan morbiditas dan mortalitas prenatal
6. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan janin & neonatus
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Definisi diabetes mellitus dalam kehamilan ialah gangguan toleransi glukosa
berbagai tingkat yang terjadi (atau pertama kali dideteksi) pada kehamilan. Batas ini tanpa
melihat dipakai/tidaknya insulin atau menyingkirkan kemungkinan adanya gangguan
toleransi glukosa yang mendahului kehamilan
Diagnosis diabetes sering dibuat untuk pertama kali dalam kehamilan karena
penderita untuk pertama kali datang kepada dokter atau diabetesnya menjadi lebih jelas
oleh kehamilan. Diabetes menunjukkan kecendrungan menjadi lebih berat dalam kehamilan
dan keperluan akan insulin meningkat.
nifas.
Selama kehamilan
Selama persalinan
berhubungan
Sepsis
memanjang
eklampsia,
Kontrol
dengan
pre-eklampsia
rendahnya
mortalitas
puerperalis
laktasi
Distosia bahu
perinatal
tindakan operatif
prematur.
dengan
Insidens
meningkat
lahir
meningkat Perdarahan
disproporsi
Selama nifas
postpartum
jalan
Meningkatnya
morbiditas
meternal
C. PATOFISIOLOGI
Diabetes pada ibu hamil dapat menyebabkan berbagai gangguan pada bayi yang
dilahirkannya. Gangguan tersebut antara lain :
Hipoglikemia. Ibu diabetes akan mengalami hiperglikemia. Hiper glikemia ibu ini juga
menyebabkan hiperglikemia pada janin (difusi lelalui plasenta). Bila glukosa dapat
berdifusi melalui plasenta, sebaliknya insulin ibu tidak dapat ditransfer kejanin. Hal ini
menybabkan pangkreas janin terangsang untuk memproduksi insulin sendiri. Hasilnya
adalah hiperinsulinemia pada janin. Segera setelah lahir terjadi pemutusan aliran darah
ibu kejanin, akibatnya suplai glukosa dari ibu juga terhenti. Namun, insulin masih tetap
diproduksi oleh pancreas bayi sebagai adaptasi terhadap kondisi hiperglikemia
sebelumnya. Hal ini yang menyebabkan hipoglikemia pada bayi yang baru lahir.
Makrosomia. Bayi dari ibu diabetes cenderung lebih besar dan montok daripada bayi
yang lahir normal. Mekanisme yang menyebabkan janin ini tumbuh berlebih belum
diketahui dengan pasti. Akan tetapi, dari beberapa penelitian didapatkan ada kolerasi
positif antara tingkat makrosomia janin pada ibu yang tidak mengalami konflikasi
penyakit
vaskuler.
Hal
tersebut
dimungkinkan
karena
hiperglikemia
dan
Respiratory distress syindrome (RDS). Bayi dari ibu diabetes mempunyai risiko tinggi
mengalami RDS. Hal ini berkaitan dengan imaturitas paru sebagai akibat
hiperinsulinemia janin. Hiperinsulinemia menghambat produksi surfaktan karena
hiperinsulinemia empengaruhi perbandingan lesitin dengan spingomielin yang
merupakan unsur utama pembentukan surfaktan.
Anomaly congenital. Bayi dari ibu diabetes mempunyai risiko tiga kali lebih besar
untuk mengalami cacat bawaan. Satu penelitian mengindikasi bahwa kadar glikosilat
hemoglobin yang lebih tinggi pada pasien non-gestasional diabetes yang berhubungan
dengan adanya cacat bawaan yang umum seperti hidrosefalus. Kadar gula darah yang
meningkat selama trimester pertama dihubungkan dengan banyaknya kelainan
malformasi fetal, seperti kelainan jantung bawaan.
Hiperbilirubinemia.
Hiperbilirubinemia
ini
bisa
terjadi
dihubungkan
dengan
makrosomia, trauma kelahiran dan pendarah akibat trauma kelahiran dan prematuritas
(fungsi hepar imatur).
Hipokalsemia.Hipokalsemia ini akibat ktidak normalan pada kadar kalsium ibu yang
disalurkan pada janin. Kadar kalsium dalam darah ibu yang tinggi selama kehamilan
(diabetes) direspon oleh janin berupa hipoparatiroid yang kemudian menyebabkan hipo
kalsemia.
Trauma lahir. Hal ini terjadi akibat tubuh bayi dari ibu diabetes yang melebihi ukuran
normal sehingga sering terjadi penyulit pada proses persalinan.
D. MANIFESTASI KLINIS
Bayi cenderung montok dan besar akibat bertambahnya lemak tubuh. Gejala klinis
yang sering ditemukan dan merupakan cirri khas bayi hipoglikemia adalah tremor, lertargi,
malas minum, serta gejala lain yaitu hiperpnea, apnea, sianosis, pernafasan berat, kejang,
apatis, hipotonin, iritabilitas, tangisan melengking. Pada pemeriksaan diagnostik akan
ditemukan peningkatan kadar gula darah, kadar kalsiun serum <7mg/ml>
perdersen
menyebutkan
bahwa
hiperglikemia
maternal
merangsang
Komplikasi dari persalinan pervaginam pada bayi makrosomia bisa dihindari bila ukuran
janin diketahui lebih dulu dengan pemeriksaan USG. Persalinan pervaginam harus
dipertimbangkan baik-baik mengingat besarnya resiku terjadinya distosia bahu. Namun
demikian bila dipertimbangkan tindakan seksio kaisar dikerjakan untuk berat janin lebih
dari 4000 gram maka angka seksio kaisar akan mencapai 50% pada ibu diabetes yang
tergantung insulin.
4. Malformasi congenital
Malformasi kongenital merupakan salah satu penyebab utama dari mortalitas pernatal
pada kehamilan dengan diabetes, yaitu sekitar 30 sampai 40% dari semua mortalitas
perinatal. Insidens malformasi kongenital sekitar 7,5 12,9 % dari kehamilan dengan
diabetes. Berbagai macam malformasi kongenital yang bisa terjadi dapat dilihat dari
tabel berikut ini.
Tabel 1. Malformasi kongenital pada bayi dari ibu diabetes
Kardiovaskuler
Skeleta
Genitourinaria
Gastrointestinalis
- Transposisi
- Anensefali
- Sindroma
- Ginjal absen
- Fistula
pembuluh darah
- Ensefalokel
regresi
(sindroma
besar
- Meningomielokel
kaudal
potter)
- Defek septum
- Mikrosefali
ventrikel
- Spina
bifida
- Defek septum
- Ginjal
polikistik
trakheoesofageal
- Atresia
cerna
- Anus imperforata
- Ureter ganda
atrium
- Ventrikel kiri
hipoplastik
- Anomali aorta
saluran
Hiperglikemia maternal yang terjadi selama masa kritis dari organogenesis (usia
kehamilan dibawah 9 minggu) dihubungkan dengan adanya peningkatan frekuensi
malformasi. Hemoglobin glikosilat banyak dipakai sebagai indikator dalam pengawasan
hiperglikemia selama organogenesis. Dari perconaan lainnya di peroleh hasil bahwa
hiperglikemia dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada yolk sec, gangguan
metabolisme mio-inositol, dan bersama-sama dengan defisiensi asam arakhidonat
ditemukan dapat menyebabkan defek kongenital.
Hipoglikemia
pada
percobaan
binatang
mampu
menyebabkan
terjadinya
6. Gangguan neurobehavioral
Katonuria meternal, khususnya bila manifes bisa trimesster III, dihubungkan dengan
rendahnya IQ dan gangguan neuropsikiatri, walaupun hal ini dipertentangkan. Dan
gangguan tersebut baru bisa diketahui setelah umur 4-5 tahun dengan permeriksaan yang
teliti.
normal, kadar kortisol rendah sampai kehamilan 35 minggu, meningkat tajam pada
kehamilan 36 minggu dan tetap tinggi kadarnya sampai kehamilan 39 minggu. Pada
5,6
kehamilan dengan diabetes, penigkatan kortisol lambat atau bahkan tidak meningkat.
,9
2. Penatalaksanaan postnatal
Oleh karena sebagian besar bayi yang dilahirkan dari ibu diabetes menderita asfiksia
dengan derajat yang berbeda-beda, maka prosedur resusitas tergantung derajat
asfiksianya. Dan jika ada asfiksia, maka resusitas harus segera dilaksanakan. Kadar
glukosa neonatus sudah diperiksa dalam 1 jam pertama kelahiran diulangi tiap jam
selama 4 jam dan selanjutnya pada 6 jam kemudia. Bila ditemukan adanya hipoglikemia,
segera diterapi.
1. Pengkajian
Data Subyektif
Biodata atau identitas pasien
Bayi meliputi : Nama tempat tanggal lahir jenis kelamin
Orangtua meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau kebangsaan, pendidikan,
penghasilan pekerjaan, dan alamat.
Riwayat kesehatan
Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal pada kasus
makrosomia yaitu :
Keadaan
ibu
selama
merokokketergantungan
hamil
obat
dengan
anemia,
obatan atau
hipertensi,
dengan penyakit
pola
makan,
seperti
diabetes
Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak teratur dan
periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan.
Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan (kehamilan postdate atau
preterm).
Riwayat natal
Komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat dengan permasalahan pada
bayi baru lahir. Yang perlu dikaji :
Kala II : Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian obat penenang
(narkose) yang dapat menekan sistem pusat pernafasan.
Agar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (0-3) asfiksia berat,
AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan.
Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untuk aterm 2500 gramlingkar
kepala kurang atau lebih dari normal (34-36 cm).
Pola nutrisi
Yang perlu dikaji pada bayi dengan makrosomia merupakan pola makan dan
nutrisi/pemenuhan nutrisi dan cairan, muntah aspirasi, cairan, kalori dan juga untuk
mengkoreksi dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian
obat intravena.
Kebutuhan parenteral.
Kebutuhan nutrisi enteral BB < 1250 gram = 24 kali per 24 jam BB 1250-< 2000 gram
= 12 kali per 24 jam
Dan untuk tiap harinya sampai mencapai 180 200 cc/kg BB/hari
Pola eliminasi
Yang perlu dikaji pada neonatus adalah
Kebiasaan ibu mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan kalori dan lemak.
Hubungan psikologis
Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan rawat gabung dengan ibu jika kondisi
bayi memungkinkan. Hal ini berguna sekali dimana bayi akan mendapatkan kasih sayang
dan perhatian serta dapat mempererat hubungan psikologis antara ibu dan bayi. Lain halnya
dengan makrosomia karena memerlukan perawatan yang intensif dan monitoring.
Data Obyektif
Keadaan umum
Pada neonatus dengan makrosomia, keadaannya lemah dan hanya merintih. Keadaan
akan membaik bila menunjukkan gerakan yang aktif dan menangis keras. Kesadaran
neonatus dapat dilihat dari responnya terhadap rangsangan.
Adanya BB yang stabil, panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran
lingkar kepala dapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik.
Tanda-tanda Vital
Neonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penanganan asfiksia benar, tepat dan
cepat. Untuk bayi preterm beresiko terjadinya hipothermi bila suhu tubuh < 36C dan
beresiko terjadi hipertermi bila suhu tubuh > 37C.Sedangkan suhu normal tubuh antara
36,5C 37,5C, nadi normal antara 120-140 kali per menit respirasi normal antara 40-60
kali permenit, sering pada bayi post asfiksia berat pernafasan belum teratur.
Pemeriksaan Fisik
Kulit
Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada bayi makrosomia
terdapat lanugo dan verniks di lipatan-lipatan kulit.
Kepala
Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-ubun besar
cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial.
Mata
Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding conjunctiva, warna sklera
tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap cahaya.
Hidung
Tidak terdapat pernafasan cuping hidung dan penumpukan lendir.
Mulut
Bibir berwarna merah, ada lendir atau tidak.
Telinga
Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan
Leher
Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek
Thorax
Bentuk simetris, tidak terdapat tarikan intercostal, perhatikan suara wheezing dan ronchi,
frekwensi bunyi jantung lebih dari 100 kali per menit.
Abdomen
Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 2 cm dibawaharcus costae pada garis papilla
mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya asites atautumor, perut cekung adanya
hernia diafragma, bising usus timbul 1 sampai 2 jam setelah masa kelahiran bayi.
Umbilikus
Tali pusat normal, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda tanda infeksi pada
tali pusat.
Genitalia
Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak muara uretra pada
neonatus laki laki, neonatus perempuan lihat labia mayor dan labia minor, adanya sekresi
mucus keputihan, kadang perdarahan.
Anus
Perhatikan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta warna dari faeses.
Ekstremitas
Warna merah, gerakan lemah/kuat, akral dingin/hangat, perhatikan adanya patah tulang
atau adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tanganserta jumlahnya.
No
1
Diagnosa Keperawatan
Tujuan/Kriteria
sekunder
Rencana Tindakan
terhadap teridentifikasi
dan
teratasi
dokter
Kriteria :
Dokumentasikan tujuan
pengkajian pada catatan
Bayi
mengalami
Laporkan gejala-gejala
tidak
cedera
yang
tak
teridentifikasi
/tak
shift
sisa neurologis
jam
Implementasikan
pertahankan
popok
khusus,
sesuai pesanan
dan
bebat,
dll
Lakukan
pemantauan
Bayi
laporkan nilai-nilai di
mempertahan-
lakukan
elektrolit dalam
serum
rentang normal
pesanan
Bayi
mampu
mencapai
dan
kadar
glukosa
darah
normal
glukosa
segera
Observasi
sesuai
terhadap
mempertahankan
tes
pernafasan
Lakukan
pemberian
jam
formula
usia
dengan
atau
air
dextrose 5 % sampai 10
% sesuai pesanan, ikuti
jadual
pemberian
makan
Observasi
gejala
terhadap
perdarahan
Pertahankan pemberian
glukosa
parenteral
sesuai pesanan
Kolaborasi
pemberian
hidrokortison
pemberian
bila
glukosa
tidak efektif
Berikan
suhu
lingkungan normal
Berikan
suplemen
elektrolit
sesuai
pesanan
Kurang
pengetahuan
berhubungan
dengan
orang
Kriteria:
dan
gejala
hipoglikemia
untuk
dilaporkan
orang terdekat
mampu
kepada
Tekankan
pentingnya
mengungkapka
pemberian
makan
n gejala
teratur
hipoglikemia
dengan
Diskusikan
Tekankan
pentingnya
pada bayi
Orang tua/orang
dan
terdekat mampu
kehamilan selanjutnya
memenuhi
kebutuhan
baik
Ajarkan
obat-obatan
untuk
pemberian
bila
khusus bayi
diindikasikan termasuk
nama,
tujuan,
dosis,
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Diabetes mellitus dalam kehamilan menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas
perinatal. Dengan pengawasan maternal yang baik. Khususnya dalam mengotrol glukosa
darah ibu, morbiditas dan mortalitas perinatal makin rendah.
Walaupun penyebab
DAFTAR PUSTAKA
1.
Curremt Obstetric & Gynecologic Diagnosis & Treatment. 7 ed. Norwalk Connecticut
: Appleton & Lange, 1991 ; 364-327
th
2.
3.
Prawirohardjo S, ed. Ilmu Kebidanan. Edisi kedua. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka,
1981 : 480-488
th
4.
Cunningham FG, MacDonald PC, Gant NF. William Obstetrics 18 ed. London :
Prentice Hall International Inc, 1989 : 816-822
nd
5.
OSullivan MJ, Skyler JS, Raimer KA, Abu-Hamad A. Diabetes and Pregnancy. 2 ed.
Norwalk Connectocut : Appleton & Lange, 1992 : 357-375
6.
Lin CC, Hibbard J. Current Consept and Practice in Improving Fetal Outcome in
Diabetic Prenancies. In : RATHI M, ed. Cureent Perinatology. New York Berlin
Heidelberg : Springer Verlag, 1989 : 99-141
7.
Abdi A, Hermanto. Hasil akhir Pernatal dan kadar gula post partum penderita diabetes
mellitus gestasi . Majalah Obstet Ginekol, 1992 : 2 : 250-262
8.
9.
London MB, Gabbe SG. Fetal Surveillance Mellitus. Clinical Obstet Gynecol, 1991 :
535-543
10. Staf Pengajar IKA, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Bagian IKA FKUI,
1985 : 1067-1119
11. Cousin L.Etiology and Prevention of Cengentital Anomalies among Infants of Overt
Diabetic Women. Clinical Obstet Gynecol 1991 : 481-493
12. Hollingsworth DR. Maternal Metabolism in Normal Pregnancy and Pregnancy
Complicated by Diabetes Mellitus. Clinical Obstet Gynecol, 1985 : 28 : 457-472
13. Combs CA, Kitzmiller JL. Diabetic Nephropathy and Pregnancy. Clinical Obstet
Gynecol, 1991 : 34 : 505-515
14. Hay Jr WW, Sparks JW. Pacental, Fetal and Neonatal Carbohydrate Metabolism.
Clinical Obstet Gynaecol, 1985 : 28 : 473-485
15. Gold S, Platt L. Antepartum Testing in Diabetes. Clinical Obstet Gynecol, 1985 : 28 :
516-527