Você está na página 1de 4

1

BAB I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
Kesehatan merupakan suatu keadaan kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang
sempurna. Dalam perjalanan hidup, masa remaja adalah suatu periode transisi yang
memiliki rentang dari masa kanak kanak yang bebas dari tanggung jawab sampai
mencapai tanggung jawab masa remaja. Batasan usia remaja adalah 10 sampai 20 tahun
(WHO,2002).
Dalam periode ini terjadi perubahan yang sangat pesat dalam dimensi fisik,
mental dan sosial. Masa remaja juga merupakan periode pencarian identitas diri,
sehingga remaja sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan. Umumnya proses
pematangan fisik lebih cepat dari pematangan psikologisnya. Oleh karena itu, sering
terjadi ketidakseimbangan yang menyebabkan remaja sangat sensitif dan rawan
terhadap stres (Desti,2010). Tugas tugas perkembangan pada masa remaja yang
disertai oleh berkembangnya kapasitas intelektual, stres dan harapan harapan baru
yang dialami remaja membuat remaja mudah mengalami gangguan baik berupa
gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan perilaku (IDAI,2008). Gangguan emosi
dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan tekanan yang dialami remaja akibat
perubahan fisik atau psikis, perubahan lingkungan sosial, kebimbangan mencari
identitas diri, minat dalam pendidikan, minat seks dan perilaku seks atau mulai
beradaptasi dengan lawan jenis, sehingga keadaan emosional pun sering mengalami
ketidakseimbangan (Yusuf,2004) .
Remaja pada umumnya suka mengeluh tentang sekolah, antara lain tentang
kegiatan belajar, banyaknya tugas tugas, ketakutan menghadapi ujian akhir serta minat
terhadap pendidikan jenjang yang lebih tinggi yang dapat berpengaruh terhadap gejala
stres. Stres merupakan suatu respons fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia
yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal
(Sriarti,2008).

1
Ciri khas kedewasaan wanita adalah menstruasi. Pada wanita terjadi siklus yang
berulang di dalam aksis hipotalamus, hipofisis, dan ovarium yang

menyebabkan

pematangan dan pelepasan gamet dari ovarium untuk persiapan uterus dalam kehamilan
jika terjadi fertilisasi. Namun, jika tidak terjadi konsepsi, setiap siklus berakhir dengan
perdarahan menstruasi (Heffener,2008).
Menstruasi adalah suatu proses alami seorang perempuan, yaitu proses
deskuamasi atau meluruhnya dinding rahim bagian dalam (endometrium) yang keluar
melalui vagina bersamaan dengan darah (Wiknjosastro,2007). Siklus Menstruasi adalah
jarak dimulainya menstruasi sampai menstruasi berikutnya (Sherwood,2001). Siklus
menstruasi normal berkisar antara 21 35 hari (Wikbjosastro,2007). Hanya 10 15 %
wanita yang memiliki siklus 28 hari dan lebih dari 35 hari. Jarak antara siklus yang
paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarche dan sesaat sebelum menopause
(Baso,1999).
Stres dapat menyebabkan terjadinya penekanan pada hormon GnRH, FSH, dan
LH yang dapat menyebabkan kegagalan ovulasi pada wanita sehingga terjadinya
gangguan menstruasi (Desti,2010). Faktor yang mempengaruhi ketidakteraturan siklus
menstruasi dapat dipengaruhi oleh gaya hidup, gizi, usia dan faktor stres.
Stres diketahui merupakan faktor etiologi dari banyak gangguan, antara lain
mengacaukan siklus menstruasi. Stres dan kecemasan sebagai rangsangan melalui
sistem saraf diteruskan ke susunan saraf pusat, yaitu sistem limbik, selanjutnya melalui
saraf autonom (simpatis dan parasimpatis) akan diteruskan ke kelenjar kelenjar
endokrin (Sriarti,2008). Neuroendokrin menuju hipofisis melalui sistem prontal
mengeluarkan gonadotropin dalam bentuk Folikel Stimulating Hormone (FSH) dan
Leutinizing Hormone (LH) yang nantinya akan mempengaruhi terjadinya proses
menstruasi (Sherwood,2001). Stres berkelanjutan dapat menyebabkan depresi, apabila
sense of control

atau kemampuan untuk mengatasi stres seseorang kurang baik

(Desti,2010).
Berdasarkan survei yang dilakukan pada siswa kelas XII di SMA Negeri 64
Jakarta, peneliti menemukan gejala stres. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,

antara lain dengan kurikulum sistem moving class. Sistem moving class dapat menjadi
latihan para siswa untuk berperilaku disiplin atau menjaga komitmen untuk masuk
kelas. Kegiatan siswa dari pagi sampai sore. Pada hari Sabtu dilaksanakan
ekstrakurikuler. Jadwal belajar yang begitu padat terkadang membawa stres bagi siswa
karena siswa merasa lelah dan jenuh akibat seharian belajar. Gaya hidup modern,
dimana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat membawa tuntutan baru
bagi siswa untuk dapat menguasainya dengan cepat dan tepat, sementara banyak
orangtua siswa yang selalu menuntut agar anaknya berprestasi di sekolah serta kelas XII
ini yang akan berhadapan dengan ujian nasional dan ujian akhir sekolah serta ujian
masuk perguruan tinggi yang akan dilaksanakan.
Berdasarkan data beberapa hasil studi diketahui bahwa sebnayak 34% pelajar
perawat di Kusyu University mengalami menstruasi tidak teratur akibat stres (Onimura
dan Yamaguchi, 1996), penelitian lainnya di Jepang, terdapat 63% pelajar mahasiswi
mengalami menstruasi tidak teratur (Yamamoto dkk, 2009). Menurut penelitian yang
dilakuan oleh Desti Nur pada mahasiwa tingkat IV kebidanan di Universitas Sebelas
Maret terdapat hubungan antara stres dengan pola menstruasi.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan timbul keinginan untuk mengetahui
lebih lanjut dan apakah ada pengaruh stres dengan siklus menstruasi di kalangan siswa
kelas XII di SMA Negeri 64 Jakarta.
I. 2. Perumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran tingkat stres pada remaja kelas XII di SMA Negeri 64
Jakarta?
2. Apakah tingkat stres tersebut berpengaruh terhadap siklus menstruasi pada
remaja kelas XII di SMA Negeri 64 Jakarta ?

I. 3. Tujuan Penelitian
I. 3. 1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran tingkat stres dan siklus menstruasi serta kaitan keduanya

I. 3. 2. Tujuan Khusus :
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1.

Mengetahui gambaran tingkat stres pada remaja kelas XII IPA dan IPS di SMA
Negeri 64 Jakarta

2.

Mengetahui gambaran siklus menstruasi pada remaja kelas XII di SMA Negeri 64
Jakarta

3.

Mengetahui hubungan tingkat stres terhadap siklus menstruasi pada remaja kelas
XII di SMA Negeri 64 Jakarta

4.

Mengetahui apakah ada perbedaan tingkat stres antara kelas IPA dan IPS pada
remaja kelas XII di SMA Negeri 64 Jakarta

I. 4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk
1. Subjek Penelitian
Mengetahui tingkat stres pada remaja tersebut, agar mengetahui bagaimana cara
memanajemenkan stres tersebut agar stres tersebut tidak berdampak negatif, seperti
mengikuti edukasi tentang penanggulangan stres atau relaksasi cara mengatasi stres.
2.Institusi
Sebagai data yang menggambarkan angka tingkat stres pada remaja kelas XII di
institusi tersebut, sehingga diharapkan dapat dilakukan cara mengendalikan dan
manajemen stres agar masalah tersebut tidak sampai menyebabkan gangguan lebih
lanjut. Dengan cara memberikan edukasi berupa pendekatan sosial atau dengan
keagamaan.
3.Diri Sendiri
Untuk menambah wawasan tentang ilmu kedokteran khususnya tentang hubungan
tingkat stres dan siklus menstruasi serta untuk mengaplikasikam ilmu pengetahuan yang
telah didapat khususnya ilmu CRP (Community Research Program).

Você também pode gostar