Você está na página 1de 10

KONSEP MANAJEMEN DAN FUNGSI MANAJEMEN

FUNGSI DAN PENGERTIAN AKUNTANSI BIAYA


Konsep manajemen: mengambil keputusan, memberi perintah, menetapkan kebijakan,
memberi pekerjaan dan imbalan, memperkerjakan orang untuk melaksanakan kegiatan.
Tipe akuntansi di bagi menjadi 2 yaitu Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen.
Akuntansi biaya dapat diartikan Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan
penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu serta
penafsiran terhadapnya.
Informasi akuntansi biaya digunakan oleh pemakai eksternal sebagai bagian dari akuntansi
keuangan.
Informasi akuntansi biaya digunakan oleh pemakai internal sebagai bagian dari akuntansi
manajemen.
Informasi Akuntansi memiliki peran dalam melaksanakan aktivitas perusahaan seharihari. Sedangkan Informasi Akuntansi Keuangan diperlukan oleh manajemen puncak maupun
pihak luar (pemegang saham, bankir, dll). Dan informasi Akuntansi Manajemen diperlukan
oleh manajemen untuk melaksanakan dua fungsi pokok perencanaan dan pengendalian.
Konsep akuntansi biaya: BERDASARKAN FUNGSI POKOK PERUSAHAAN :
1. Biaya Produksi yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi akhir
kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai.
2. Biaya produksi dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu: biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
3. Biaya Pemasaran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka penjualan
produk selesai.
4. Biaya Administrasi dan Umum, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi
administrasi dan umum.

AKUNTANSI BIAYA
Pencatatan,penggolongan,peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan
produk atau jasa,dengan cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.
Obyek dari kegiatan akuntansi biaya adalah biaya.
Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan yaitu penentuan kos produk, pengendalian biaya, dan
pengambilan keputusan khusus.
Biaya adalah pengorbanan yang berasal dari sumber ekonomi, yang dapat diukur dalam
satuan uang,yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Cost adalah kas atau setara dengan kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang/jasa yg
diperkirakan akan membawa manfaat saat ini atau masa yg akan datang.
Costs dimaksudkan untuk mendapatkan manfaat , Cost yg sudah dimanfaatkan disebut
BEBAN, Cost yg belum menjadi beban dilaporkan sebagai ASET pada NERACA.

Klasifikasi Biaya Menurut Hubungannya dgn Produk


Biaya pabrikasi:
1. Biaya Bahan
2. Biaya Tenaga Kerja
3. Biaya Overhead Pabrik (BOP)
Biaya komersial:
1. Biaya Pemasaran
2. Biaya Administrasi dan Umum
Biaya Bahan:
1. Biaya Bahan Baku
2. Biaya Bahan Penolong
Biaya tenaga kerja:
1. BTKL
2. BTKTL
Manufacturing cost Bahan Baku, Tenaga Kerja, BOP
Non production cost marketing cost, administrative cost

BIAYA VARIABEL
biaya yang bila dikaitkan dengan volume secara per unit akan selalu tetap meskipun volume
produksi berubah-ubah,akan tetapi secara total biaya tersebut jumlahnya akan berubah sesuai dengan
proporsi perubahan aktivitas

METODE HARGA POKOK PESANAN


Karakteristik metode harga pokok pesanan meliputi
1. Tujuan produksi melayani pesanan, tergantung spesifikasi pemesan.
2. Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan
3. Biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung dihitung secara langsung untuk setiap
pesanan, sedangkan biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk/pesanan
dengan tarif yang ditentukan dimuka.
4. Total harga pokok untuk pesanan dihitung saat pesanan selesai, dng menjumlah
semua biaya untuk pesanan tersebut.

5. Harga pokok satuan pesanan tertentu dihitung dgn membagi jumlah total harga pokok
pesanan dgn jumlah satuan pesanan tersebut.
BOP (Biaya Offerhead Pabrik) Biaya Bahan Penolong, Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung,
Depresiasi Pabrik, Bahan Habis Pakai.
Media yang di gunakan dalam metode harga pokok pesanan yaitu berupa Formulir pemakaian
bahan, Kartu jam kerja, dasar tarif yang akan dilanjutkan pada Kartu harga pokok pesanan ( job
cost sheet ).

METODE HARGA POKOK PROSES


Metode harga pokok proses dibedakan menjadi beberapa macam yang pertama Penentuan
biaya proses adalah suatu metode dimana bahan baku, tenaga kerja, dan overhead
pabrik dibebankan ke pusat biaya atau departemen. Yang kedua; PRODUK HILANG
Hilang akhir proses ataupun awal proses.
PERLAKUAN PRODUK DALAM Hilang akhir proses, dapat diasumsikan sebagai berikut :
1. Telah menikmati biaya pada departemen dimana terjadinya produk hilang.
2. Diperhitungkan dalam unit ekuivalen produksi.
3. Produk hilang akhir proses diperhitungkan ke dalam harga pokok produk produk
selesai.
4. Terjadi penambahan harga pokok produk selesai, karena diperhitungkan produk
hilang akhir proses.
Produk hilang terjadi awal proses
1. Produk hilang awal proses tidak menikmati/menyerap biaya pada departemen yang
bersangkutan.
2. Tidak dimasukkan dalam perhitungan EP
3. Tidak dibebani harga pokok
4. Jika terjadi di dept lanjutan, harus dilakukan penyelesaian harga pokok per satuan yg
diterima dari dept sebelumnya, karena jumlah pemikul biaya berkurang dan total
biaya tetap.
Produk hilang terjadi akhir proses
1.Telah menikmati / menyerap biaya pd dept ybs.
2.Masuk perhitungan EP.
3.Diperhitungkan harga pokoknya, harga pokok produk hilang dibebankan pd harga pokok
produk selesai yg dipindah ke dept berikutnya.
Perhitungan EP = PS + PHAK + PDPAK(%)

PERLAKUAN PRODUK DALAM PROSES AWAL


1. Produk dalam proses akhir periode ( PDP Akhir ) akan menjadi produk dalam proses
pada awal periode berikutnya ( PDP Awal )
2. Perhitungan harga pokok jika terdapat PDP Awal dapat dilakukan dengan dua metode
Metode rata rata dan Metode FIFO.

Metode rata-rata
Dengan merata-ratakan biaya penyelesaian persediaan awal produk dalam proses periode
sebelumnya denganbiaya periode berjalan untuk mendapatkan biaya per unit. Unit persediaan
awal menerima biaya per unit yang besarnya sama dengan unit yang baru dimulai dan
diselesaikan selama periode bersangkutan, sehingga semua unit yang ditransfer akan
memiliki biaya per unit yang sama.
1. Setiap elemen biaya produksi yang terdapat pada persediaan awal digabung dengan setiap
elemen biaya yang dikeluarkan pada periode bersangkutan.
2. Ekuivalen produksi tidak memisahkan unit produk pada persediaan awal dengan unit
produk yang masuk proses pada periode bersangkutan.
Produk Selesai + (PDP Akhir x Tingkat Penyelesaian
3. Tidak ada pembedaan produk selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya atau
gudang.

Metode FIFO
1. Harga pokok PDP Awal tidak perlu dipecah kembali ke dalam setiap elemen biaya
2. Setiap elemen biaya harga pokok PDP awal tidak langsung digabung dengan setiap
elemen biaya bahan yang bersangkutan
3. Proses produksi diangap untuk menyelesaikan terlebih dahulu PDP Awal setelah itu
baru menyelesaikan produk yang masuk bulan bersangkutan.
Rumus EP = (PDP Awal x % yang diperlukan )+ Produk current + ( PDP Akhir x %
yang sudah dinikmati )
Produk current = Produk selesai PDP Awal

OVERHEAD PABRIK TARIF TUNGGAL : ANGGARAN,


AKTUAL, DAN PEMBEBANAN
Penggolongan BOP
BOP dapat digolongkan dg 3 cara penggolongan, yaitu :
a. Penggolongan BOP berdasarkan sifatnya
b. Penggolongan BOP menurut perilakunya dalam hubungannya dg perubahan volume
kegiatan
c. Penggolongan BOP menurut hubungannya dengan departemen.
Karakteristik Overhead Pabrik

Umumnya didefinisikan sebagai :


1. Bahan baku tidak langsung.
2. Tenaga kerja tidak langsung.
3. Semua biaya pabrik lainnya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.

Karakteristik Overhead Pabrik


1. bagian yg tidak terlihat dari produk jadi.
2. Overhead dapat bersifat tetap, variabel, dan semivariabel

Langkah-langkah penentuan tarif BOP:


1. Menyusun anggaran BOP
dalam menyusun anggaran BOP harus diperhatikan tingkat kapasitas yg akan dipakai
sbg dasar penaksiran BOP. Jenis kapasitas yg dapat dipakai :
- kapasitas teoritis
- kapasitas normal
- kapasitas sesungguhnya yg diharapkan
2. Memilih dasar pembebanan BOP
Faktor-faktor yg harus dipertimbangkan dlm memilih dasar pembebanan :
- jenis BOP yg dominan jumlahnya dalam departemen produksi.
- sifat-sifat BOP tsb dan erat hubungan sifat-sifat tsb dg dasar pembebanan yg akan
dipakai.
3. Menghitung tarif BOP
BOP yang dianggarkan
tarif BOP
Taksiran dasar pembebanan

Pembebanan BOP ke Produk atas Dasar Tarif


1. Metode Full Costing
2. Metode Variable Costing

DEPARTEMENTALISASI BIAYA OVERHEAD PABRIK


adalah pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang disebut departemen atau pusat
biaya yg dibebani BOP
Tujuan Departemenisasi Biaya Overhead Pabrik
Tujuan utama departemenisasi biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:
1. Untuk Pembebanan biaya overhead pabrik dengan adil dan teliti
2. Untuk pengendalian BOP yang lebih baik
3. Untuk pembuatan keputusan oleh manajemen
Jadi langkah-langkah yang dilakukan dalam penentuan dan penggunaan departemenisasi tarip
biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut
1. Penentuan besarnya tarip biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi.
2. Pembebanan biaya overhead pabrik pada produk atau pesanan pada setiap departemen
produksi.
3. Pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya.
4. Perhitungan, analisa, dan perlakuan selisih biaya overhead pabrik untuk setiap
departemen produksi.
Penentuan Tarip Biaya Overhead Pabrik untuk Setiap Departemen Produksi tahap-tahap yang
harus dilakukan sebagai berikut
1. Menyusun budget atau anggaran setiap elemen biaya overhead pabrik yang
dikelompokkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.
2. Mengadakan penelitian pabrik (factory survey) pada awal periode yang akan
digunakan untuk distribusi dan alokasi biaya overhead pabrik, serta perhitungan tarip
biaya overhead pabrik.
3. Distribusi setiap elemen biaya overhead pabrik yang dibudgetkan., kepada setiap
departemen di dalam pabrik, baik departemen produksi maupun departemen
pembantu.
4. Alokasi biaya overhead pabrik yang dibudgetkan dari departemen pembantu tertentu
ke dapartemen produksi dan departemen pembantu lainnya.
5. Perhitungan tarip biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi.

DEPARTEMENTALISASI BIAYA OVERHEAD PABRIK


adalah pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang disebut departemen atau pusat
biaya yg dibebani BOP
Tujuan Departemenisasi Biaya Overhead Pabrik
Tujuan utama departemenisasi biaya overhead pabrik adalah Untuk Pembebanan biaya
overhead pabrik dengan adil dan teliti, Untuk pengendalian BOP yang lebih baik dan Untuk
pembuatan keputusan oleh manajemen.
Jadi langkah-langkah yang dilakukan dalam penentuan dan penggunaan departemenisasi tarip
biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut
1. Penentuan besarnya tarip biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi.
2. Pembebanan biaya overhead pabrik pada produk atau pesanan pada setiap departemen
produksi.
3. Pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya.
4. Perhitungan, analisa, dan perlakuan selisih biaya overhead pabrik untuk setiap
departemen produksi.
Penentuan Tarip Biaya Overhead Pabrik untuk Setiap Departemen Produksi tahap-tahap yang
harus dilakukan sebagai berikut
1. Menyusun budget atau anggaran setiap elemen biaya overhead pabrik yang
dikelompokkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.
2. Mengadakan penelitian pabrik (factory survey) pada awal periode yang akan
digunakan untuk distribusi dan alokasi biaya overhead pabrik, serta perhitungan tarip
biaya overhead pabrik.
3. Distribusi setiap elemen biaya overhead pabrik yang dibudgetkan., kepada setiap
departemen di dalam pabrik, baik departemen produksi maupun departemen
pembantu.
4. Alokasi biaya overhead pabrik yang dibudgetkan dari departemen pembantu tertentu
ke dapartemen produksi dan departemen pembantu lainnya.
5. Perhitungan tarip biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi.

Distribusi Elemen Biaya Overhead Pabrik


o Distribusi biaya overhead pabrik adalah pembagian setiap elemen biaya overhead
pabrik ke setiap departemen yang ada di dalam pabrik, baik departemen produksi
maupun departemen pembantu.
o Untuk kepentingan distribusi biaya overhead pabrik elemen biaya overhead pabrik
dikelompokkan menjadi:

(1)

Biaya overhead pabrik langsung departemen


Biaya overhead pabrik langsung departemen adalah elemen biaya
overhead pabrik yang terjadinya atau manfaatnya dapat langsung diikuti
jejaknya pada departemen produksi atau departemen pembantu tertentu. Jenis
biaya ini tidak menimbulkan masalah dalam distribusinya pada setiap
departemen, karena dapat langsung dibudgetkan atau kalau biaya
sesungguhnya dapat langsung dikumpulkan untuk setiap departemen yang
bersangkutan.

(2)

Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen.


Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen adalah elemen biaya
overhead yang terjadinya atau manfaatnya tidak dapat langsung diikuti
jejaknya pada departemen produksi atau departemen pembantu tertentu, atau
elemen biaya overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati bersama oleh
beberapa departemen di dalam pabrik.

Metode Alokasi bertahap tidak timbal balik :


1. BOP departemen pembantu selain di alokasikan ke dept produksi juga dialokasikan ke
departemen pembantu lain. Tapi tdak ada transfer antar departemen pembantu.
2. Harus ditentukan urutan atau tahapan alokasi biaya departemen pemb
3. Dalam metode ini dipakai anggapan bahwa suatu departemen pembantu yang
biayanya sudah habis dialokasikan tidak lagi memperoleh alokasi biaya dari
departemen pembantu lainnya,
4. Dalam menyusun tabel alokasi biaya departemen pembantu, di mana departemen
produksi diletakkan sebelah kiri dan departemen pembantu diletakkan pada sebelah
kanan, departemen pembantu yang dialokasikan pertama diletakkan pada kolom yang
paling kanan

Metode Alokasi Kontinyu


Dalam metode alokasi kontinyu merupakan metode alokasi terus menerus dengan cara
menutup dan membuka kembali rekening biaya departemen pembantu..
Tahap-tahap dalam alokasi biaya departemen. pembantu sebagai berikut :
1. Menentukan dasar alokasi dan urutan alokasi biaya departemen pembantu.
2. Diadakan alokasi biaya departemen pembantu putaran ke satu, sesuai dengan urutan
alokasi yang sudah ditentukan dan sifatnya timbal balik.
3. Apabila alokasi putaran ke satu selesai, dilanjutkan putaran kedua dengan cara yang
sama dan seterusnya pada putaran berikutnya
4. Apabila biaya departemen pembantu sudah habis atau jumlahnya menjadi relatif
sangat kecil, proses alokasi diberhentikan, sisa biaya dapat langsung dialokasikan ke
departemen produksi.
Metode Alokasi Aljabar
1. Metode alokasi aljabar, seperti halnya metode alokasi kontinyu, merupakan metode
alokasi bertimbal balik.
2. Jumlah biaya departemen pembantu yang dialokasikan adalah biaya departemen
pembantu yang bersangkutan setelah menerima alokasi biaya dari departemen
pembantu lainnya yang diperhitungkan secara timbal balik, untuk menentukan jumlah
biaya tersebut digunakan persamaan aljabar.
3. Hasil alokasi dari metode aljabar apabila tidak ada pengaruh dari selisih pembuatan
akan sama dengan metode alokasi kontinyu, apabila ada selisih pembulatan hasil
alokasinya akan mendekati metode alokasi kontinyu, hal ini disebabkan putaran
alokasi pada metode alokasi kontinyu diganti dengan presamaan aljabar.
Dasar Pembebanan BOP Unit Produksi, Jam Mesin, Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga
Kerja, Jam Tenaga Kerja

TUGAS RESUME
AKUNTANSI BIAYA

Disusun oleh:

Alexander Patria Tata Hutama


AKUNTANSI
201312004

Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi


Universitas Katolik Widya Karya Malang
Jalan Bondowoso 2 Malang
Januari 2015

Você também pode gostar