Você está na página 1de 17

Alergi

Susu Sapi
Magister Ilmu Gizi
Dosen Pengampu : Prof. dr. Edi Dharmana,
PhD, Sp.ParK
Oleh:
Anugrah Novianti, Sukma Sahreni, Amelia Eka
Damayanty, Dewi Marfuah Kurniawati, Waisaktini
Margareth

Pendahuluan

Berdasarkan data dari World Allergy


Organization (WAO) 2011 menunjukkan
bahwa prevalensi alergi terus
meningkat dengan angka 30-40 persen
dari total populasi dunia.
Di Indonesia, beberapa peneliti juga
memperkirakan bahwa peningkatan
kasus alergi mencapai 30 persen per
tahunnya (pdpersi.co.id, 2012)

Perbedaan CMA pada Milk intolerance


dan Lactose intolerance

Th-2

Patofisiologi

Patofisiologi

Diagnosis
Riwayat Alergi
Riwayat atopi dalam keluarga
Pemeriksaan serum IgE
Skin prick test
Patch test
Gold Standar : double blind placebo
controlled challenge

Double blind placebo controlled food challenge


Double blind placebo controlled cows milk
challenge

Skin Prick Test & Patch


Test

Komposisi Protein Susu sapi

Klasifikasi

Reaksi cepat : muncul segera


setelah mencerna protein susu sapi
Urtikaria
Angio-edema
Muntah
Dermatitis atopi

Reaksi lambat : muncul setelah


berjam - jam atau berhari - hari
Dermatitis atopi berat
Sindrom enterocolitis
Enteropati

Manifestasi Klinis
Ringan-Sedang

Saluran Cerna
Regurgitasi dan
muntah
Diare
Konstipasi
Kolitis
Kolik / Nyeri abdomen
Kulit
Dermatitis Atopi
Angio-edema
Urtikaria
Bibir Bengkak

Saluran Napas
Rhinitis
Konjungtivitis
Wheezing

Iritabilitas

Manifestasi Klinik
Berat

Saluran cerna

Kulit

Dermatitis berat/
dermatitis eksudat

Saluran napas

Gagal fungsi
Enteropati
Anemia defisiensi besi

Edema laring

Reaksi Anafilaksis

Penatalaksanaan
Nutris
i
Seim
bang

ASI

Obat
Anti
Alergi

Susu
Kedel
ai
Susu
Formula
Terhidro
lisa

Hindar
kan
dari
Alerge
n

Non-Mediasi IgE pada CMA


(hipersensitifitas tipe Lambat)
Non IgE- mediasi reaksi cendrung lambat,
dengan onset dari gejala yang terjadi sekitar
1 jam sampai beberapa hari setelah konsumsi
susu sapi. Menurut Hence, ini dikenal dengan
hipersensitivitas tipe lambat. Gejala yang
umumnya terjadi adalah gejala pada
gastrointestinal. Meliputi :
mual,
bloating,
ketidaknyamanan intestinal, dan
diare.

Non-Mediasi IgE pada CMA


(hipersensitifitas tipe Lambat).. (2)
Pada Non IgE- mediasi reaksi menunjukan
hasil yang negative pada hasil dari skin prick
test dan RAST (Radio Allegosorbant Test),
dikarenakan tidak adanya IgE yang bersirkulasi.

Reaksi tipe-1 T helper cell (Th1) ;


Aktivasi komplemen dan cell mast
menginduksi perubahan pada otot polos
dan pergerakan intestinal.

Patofisiologi
Non-IgE Mediated

Kesimpulan

Protein susu sapi merupakan protein asing yang


pertama kali dikenal oleh bayi, sehingga ASS sering
diderita pada bayi usia dini.
Pencegahan terjadinya ASS harus dilakukan sejak
dini, saat sebelum terjadi sensitisasi terhadap
protein susu sapi, yaitu sejak intrauterin.
Alergi susu sapi yang sering timbul dapat
memudahkan terjadinya alergi makanan lain di
kemudian hari bila sudah terjadi kerusakan saluran
cerna yang menetap. Oleh karena itu tata laksana
ASS yang tepat sangat diperlukan untuk mencegah
alergi.

THANK YOU..

Você também pode gostar