Você está na página 1de 14

Anatomi sistem reproduksi wanita dan

pria
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sistem reproduksi laki-laki dan perempuan atau sistem kelamin laki-laki
dan perempuan terdiri dari sejumlah organ seks yang merupakan bagian dari
proses reproduksi manusia. Pada laki-laki, organ-organ reproduksi ini terletak di
luar tubuh manusia sekitar panggul wilayah. Sedangkan pada perempuan terletak
dalam panggul.
Cara organ tubuh reproduksi berkembang sangat menakjubkan. Sel benih
ovarium pada wanita maupun sel benih sperma pada laki-laki tampak pada awal
kehidupan janin. Kejadian bagaimana sel reproduksi ini digerakan ke daerah tepat
yang telah ditentukan,yaitu ovarium dan testis merupakan suatu rahasia agung dan
indah.
Ovum adalah sel benih dalam ovarium. Pada saat remaja sel benih ini
berkembang bersamaan dengan perubahan yang sangat menentukan sifat
perempuan. Organ-organ reproduksi membentuk apa yang dikenal sebagai traktus
genitalis, yang berhubungan dengan traktus urinarius. Pada wanita,meskipun
traktus genitalisnya erat berhubungan dengan traktus urinarius, tidak bersambung.
Traktus genitalis wanita bersambung dengan rongga peritoneum.
2. Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan penjelasan yang lebih
mendalam mengenai anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pada pria dan
wanita. Diharapkan mahasiswa dapat memahami konsep-konsep dan teori
mengenai sistem reproduksi pada pria dan wanita.
3. Rumusan Masalah
Apa saja bagian genetalia pria dan wanita.
Menjelaskan tentang anatomi fisiologi genetalia pria dan wanita.

BAB II
PEMBAHASAN

1. ANATOMI SISTEM REPRODUKSI WANITA


Organ Genitalia Feminina Eksterna

a.

Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari
mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium
urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.

b. Mons pubis / mons veneris


Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa pubertas
daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
c.

Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak
mengandung pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria.
Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian
bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).

d. Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut.
Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
e.

Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan
corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog
embriologik dengan penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada
clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.

f.

Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia
minora. Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium
urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan
duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.

g. Introitus / orificium vagina


Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis
bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal
terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit,
bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain,

hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan
(misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak
pada wanita pernah melahirkan / para. Hymen yang abnormal, misalnya primer
tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat
menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
h. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot
diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis
(m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra).
Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina.
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk
memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
i.

Bulbus Vestibuli
Jaringan erektil pada sisi ostium vagina dan ditutup oleh m. bulbospongiosum.
Homolog dengan bulbus penis pada pria. Bulbus vestibuli dextra dan sinistra
merupakan pengumpulan vena dibawah selaput lendir vestibulum, dekat ramus
ossis pubis. Panjangx 3-4 cm, lebarnya 1-2 cm, dan tebalnya 0,5-1 cm. Bulbus
vestibuli mengandung banyak pembuluh darah, sebagian tertutup oleh muskulus
iskio kavernosum dan muskulus konstriktor vagina. Glandula Vestibularis Major
(glandula bartholini) dibelakang bulbus vestibule.

Organ Genitalia Feminine Interna

a.

Uterus
Struktur uterus adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, dan
terletak di dalam pelvis, antara rektum di belakang dan kandung kencing di
depan. Ototnya disebut miometrium dan selaput lendir yang melapisi sebelah
dalamnnya disebut endometrium. Ligamentum latum uteri di bentuk oleh dua
lapis peritoneum, di setiap sisi uterus terdapat ovarium dan tuba uterina.
Persediaan darah didapatkan dari arteri uterina dan arteri ovaria. Panjang uterus
adalah 5 sampai 8 cm, dan beratnya 30 sampai 60 gram. Uterus terbagi atas tiga
bagian, yaitu:
- Fundus ,bagian cembung diatas muara tuba uterina.
- Badan uterus melebar dari fundus ke serviks
- Serviks,bagian bawah yang sempit pada uterus
Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan yaitu:

1. Endometrium, mempunyai dua bagian yaitu stratum fungsionale yang mengalami


perubahan sesuai dengan siklus menstruasi dan stratum basale.
2. Myometrium
3. Perimetrium, merupakan peritoneum yang menutupi uterus. Kelateral
melanjutkan diri kedalam ligamentum latum.
Fungsi uterus yaitu, untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama
perkembangan.sebutir ovum setelah keluar dari ovarium diantarkan melalui tuba
uterina ke uterus.Sewaktu hamil secara normal berlangsung selama kira-kira 40
minggu, uterus bertambah besar, dindingnya menjadi tipis, tetapi lebih kuat dan
membesar sampai keluar pelvis masuk ke dalem rongga abdomen pada masa
pertumbuhan fetus. Pada waktu saatnya tiba dan mulas tanda melahirkan mulai,
uterus berkonstraksi secara ritmis dan mendorong bayi dan plasenta keluar
kemudian kembali ke ukuran normalnya melalui proses yang dikenal sebagai
involusi.
b. Vagina (liang kemaluan atau liang senggama)
Vagina adalah tabung berotot yang dilapisi membran dari jenis epitelium
bergaris yang khusus, dialiri pembuluh darah dan serabut saraf secara berlimpah.
Panjang vagina yaitu, dari vestibula hingga uterus(rahim). Permukaan anterior
vagina menyentuh basis kandung kencing dan uretra, sedangkan dinding
posteriornya menyentuh rektum dan kantong rekto-vaginal (ruang douglas).
Seperampat sebelah bawah vagina menyentuh badan perineum.
Sturktur vagina, dinding vagina terdiri atas tiga lapis, antara lain lapisan
dalam adalah selaput lender (membran mukosa) yang dilengkapi lipatan-lipatan
atau rugae, sehingga mempunyai rupa seakan-akan ditutupi papilla (selaput lendir
vagina teerdiri atas sel epitel gepeng berlapis), lapisan luar adalah lapisan berotot
yang terdiri atas serabut longitudinal dan melingkar,dan diantara kedua lapisan ini
terdapat sebuah lapisan dan jaringan erektil terdiri atas jaringan areoler, pembuluh
darah, dan beberapa serabut otot tak bergaris.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan
lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan).
Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus
urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan
lateralis di sekitar cervix uteri. Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik
daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap
stimulasi orgasmus vaginal.
c.

Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus
dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama:
otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar

di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium
uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks,
dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan
(nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah
pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang.
Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar
mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein
kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan
mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.
d. Corpus uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada
ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium
berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal,
anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding
cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormonhormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior,
fundus uteri berada di atas vesica urinaria.
Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi
selama pertumbuhan dan perkembangan wanita.
e.

Ligamenta penyangga uterus


Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum
cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum
infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.

f.

Salping / Tuba Falopii


Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba
kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari
ovarium sampai cavum uteri. Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular
(longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia.
Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars
infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding
yang berbeda-beda pada setiap bagiannya (gambar).

g. Pars isthmica (proksimal/isthmus)


Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba
pengendali transfer gamet.
h. Pars ampularis (medial/ampula)

Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula /


infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di
dinding tuba bagian ini.
i.

Pars infundibulum (distal)


Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya,
melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi menangkap ovum
yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam
tuba.

j.

Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).

k.

Ovarium
Kedua ovarium adalah kelenjar berbentuk biji buah kenari, terletak di
kanan dan kiri uterus, di bawah uba uterina, dan terikat di sebelah belakang oleh
ligamentum latum uteri. Ovarium berisi sejumlah besar ovum belum matang, yang
disebut oosit primer. Setiap oosit dikelilingi sekelompok sel folikel pemberi
makanan. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan
dan dikeluarkan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi.
Pematangan folikel graaf dan pengeluaran ovum disebut ovulasi. Bila
folikel graaf sobek, maka terjadi sedikit perdarahan, terjadi penggumpalan darah
di dalam ruang folikel, dan sel-sel yang berwarna kuning yang berasal dai dinding
folikel tumbuh masuk ke dalam gumpalan itu dan membentuk korpus luteum atau
badan kuning. Bila ovum yang keluar itu di buahi, korpus luteum tumbuh terus
sampai beberapa bulan, menjadi sangat besar, dan mulai atrofik setelah kia-kira5
sampai 6 bulan kemudian. Bila ovum tidak di buahi, korpus luteum bertahan
hanya sampai 12 sampai 14 hari, sampai tepat sebelum permulaan masa
menstruasi berikutnya, kemudian menjadi atrofik dan diganti jaringan perut.
2. ANATOMI SISTEM REPRODUKSI PRIA

Organ Genetalia Masculine Externa


a. Penis
Penis terdiri jaringan kavernosa (erektil) dan dilalui uretra. Ujung penis
disebut glans. Glands penis ini mengandung jaringan erektil dan berlanjut ke
korpus spongiosum. Glans dilapisi lapisan kulit tipis berlipat, yang dapat ditarik
ke proksimal disebut preputium (kulit luar), preputium ini dibuang saat dilkukan
pembedahaan (sirkumsisi). Penis berfungsi sebagai penetrasi. Penetrasi pada
wanita memungkinkan terjadinya deposisi semen dekat serviks uterus.


1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.

b.

Penis terdiri dari:


Akar (menempel pada didnding perut)
Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di ujung
glans penis. Dasar glans penis disebut korona.
Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang
mulai dari korona menutupi glans penis.
Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:
2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak
bersebelahan.
Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra. Jika rongga
tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami
ereksi).
Skrotum
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi
testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena
agar sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih
rendah dibandingkan dengan suhu tubuh.
Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang
sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih
dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat).

Organ Genetalia Masculine Interna


a.

Testis
Testis merupakan sepasang struktur berbentuk oval,agak gepeng dengan
panjang sekitar 4 cm dan diameter sekitar 2.5 cm. Testis berada didalam skrotum
bersama epididimis yaitu kantung ekstraabdomen tepat dibawah penis. Biasanya
testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan.
Testis menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing
Hormone (LH) juga hormon testosterone. Fungsi testis, terdiri dari :
1.Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus
seminiferus.
2.Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial.
3.Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula
seminalis.Alat kelamin laki-laki terbagi atas 3 bagian :
b. Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis.
Panjangnya 45 cm yang berawal dari ujung bawah epididimis, saluran ini berjalan
ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus

c.

d.

e.

f.

ejakulatorius. Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan


bersama-sama vas deferens dan membentuk korda spermatika.
Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis.
Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan
saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.
Uretra memiliki 2 fungsi:
1. Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih
2. Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.
Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat merupakan organ dengan sebagian strukturnya merupakan
kelenjar dan sebagian lagi otot dengan ukuran sekitar 2,3 x 3,5 x 4,5 cm. Biasanya
ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan dengan pertambahan usia.
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan
mengelilingi bagian tengah dari uretra. Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang
bercampur secret dari testis, perbesaran prostate akan membendung uretra dan
menyebabkan retensi urin.
Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar
yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
1. Lobus posterior
2. Lobus lateral
3. Lobus anterior
4. Lobus medial
Fungsi Prostat:
Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk
menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina.
Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5
cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.
Vesikula seminalis.
Merupakan sepasang struktur berongga dan berkantung-kantung pada dasar
kandung kemih di depan rectum. Masing-masing vesicular memiliki panjang 5 cm
dan menempel lebih erat pada kandung kemih daripada pada rectum. Vesikula
seminalis memproduksi sekitar 50-60 % dari total volume cairan semen.
Komponen penting pada semen yang berasal dari vesukula seminalis adalah
fruktosa dan prostaglandin. Cairan lainnya yang membentuk semen berasal dari
vas deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis.
Fungsi Vesika seminalis :
Mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian
besar cairan semen
Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya 6 m terletak sepanjang atas tepi
dan belakang dari testis. Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat,

spermatozoa melalui duktuli eferentis merupakan bagian dari kaput (kepala)


epididimis. Duktus eferentis panjangnya 20 cm, berbelok-belok dan membentuk
kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis tempat spermatozoa disimpan,
masuk ke dalam vas deferens.
Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma
sebelum di ejakulasi, dan memproduksi semen.
g. Duktus Deferens
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus
ini berjalan masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang
kandung kemih akhirnya bergabung dengan saluran vesika seminalis dan
selanjtnya membentuk ejakulatorius dan bermuara di prostate. Panjang duktus
deferens 50-60 cm.

3. SIKLUS MENSTRUASI
Menstruasi disebut juga haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat
luruhnya dinding sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung
pembuluh darah. Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima pelekatan
embrio. Jika tidak terjadi pelekatan embrio, maka lapisan ini akan luruh,
kemudian darah keluar melalui serviks dan vagina. Pendarahan ini terjadi secara
periodik, jarak waktu antara menstruasi yang satu dengan menstruasi berikutnya
dikenal dengan satu siklus menstruasi.
Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari.
Hari pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi.
Siklus ini terdiri atas 4 fase, yaitu:
1. Fase menstruasi
Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus
luteum menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron. Turunnya
kadar esterogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium
yang disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase
menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang keluar selama
menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter.
2. Fase pra-ovulasi
Fase pra-ovulasi disebut juga dengan fase poliferasi. Hormon pembebas
gonadotropin yang dikeluarkan hipotalamus akan memacu hipofise untuk
mengeluarkan FSH. FSH singkatan dari folikel stimulating hormon. FSH memacu
pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mengeluarkan hormon
esterogen. Adanya esterogen menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi)
dinding endometrium. Peningkatan kadar esterogen juga menyebabkan serviks
untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk
menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.
3. Fase ovulasi

Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada
hari ke 14. Peningkatan kadar esterogen menghambat pengeluaran FSH,
kemudian hipofise mengeluarkan LH. LH singkatan dari luternizing hormon.
Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel,
peristiwa ini disebut ovulasi.
4. Fase pasca ovulasi
Fase ini berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun
panjang siklus menstruasi berbedabeda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu
14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang) yang
telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan menjadi korpus luteum.
Korpus luteum mengeluarkan hormon progesteron dan masih mengeluarkan
hormon esterogen namun tidak sebanyak ketika berbentuk folikel. Progesteron
mendukung kerja esterogen untuk mempertebal dan menumbuhkan pembuluhpembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk
menerima pelekatan embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika tidak
terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang
hanya sedikit mengeluarkan hormon, sehingga kadar progesteron dan esterogen
menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya menstruasi demikian
seterusnya.
Gambar siklus menstruasi
4. HORMON-HORMON REPRODUKSI WANITA
a. GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi
hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon
gonadotropin (FSH / LH ).
b. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap
GnRH. Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel
granulosa di ovarium wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis).
Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar
3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim
inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.
c. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH
berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan
juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama
fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum
pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron.

Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi


setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat
cepat dan singkat. (Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig
testis).
d. Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di
ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar
adrenal melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di
testis. Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta.
Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada
berbagai organ reproduksi wanita.
Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium.
Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir
serviks.
Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina.
Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara.
Juga mengatur distribusi lemak tubuh. Pada tulang, estrogen juga
menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi tulang. Pada
wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat
diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.
e. Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium,
sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di
plasenta.
Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase
sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus
berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.
f. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas
(plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu
(sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar
1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar
10.000 mU/ml).
Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan
produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal.
Mungkin juga memiliki fungsi imunologik.
Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda
kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).
g. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin

Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan


produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut
mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.
Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human
Placental Lactogen). Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama
pada masa laktasi / pascapersalinan.
Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus,
sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan
pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea.
Hipotalamus
Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah
talamus. Tiap inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis
sebgai hipofisis posterior (neurohipofisis).
Menghasilkan hormon-hormon pelepas : GnRH (Gonadotropin Releasing
Hormone), TRH (Thyrotropin Releasing Hormone), CRH (Corticotropin
Releasing Hormone) , GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone), PRF
(Prolactin Releasing Factor). Menghasilkan juga hormon-hormon penghambat :
PIF (Prolactin Inhibiting Factor).
Pituitari / hipofisis
Terletak di dalam sella turcica tulang sphenoid. Menghasilkan hormonhormon gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu perangsang
pertumbuhan dan pematangan folikel (FSH Follicle Stimulating Hormone) dan
hormon lutein (LH luteinizing hormone).
Selain hormon-hormon gonadotropin, hipofisis menghasilkan juga
hormon-hormon metabolisme, pertumbuhan, dan lain-lain.

5. HORMON REPRODUKSI PADA LAKI-LAKI


FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi
menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi
sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
b. LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi
sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.
c. Testosteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus
seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk
membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit
sekunder.
Testosteron bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama
organ seks sekundernya. Efek hormon testoteron pada pria:
a.

Sebelum lahir:
1. Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna
2. Mendorong penurunan testis ke skrotum
Efek reproduksi
1. Pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi
2. Penting dalam spermatogenesis
d. Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel
sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron
dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus.
Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
e. Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme
testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis.
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi
spermatozoa. Berlangsung 64 hari. Spermatogonia berkembang menjadi
spermatozit primer. Spermatozit primer menjadi spermatozit sekunder.
Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir
spermatogenesis adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran
spermatozoa adalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan ekor.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem reproduksi wanita dan pria terdiri dari organ genetalia externa dan
interna, organ wanita untuk pembentukan keturunan, vagina, uterus, dan ovarium.
Vagina adalah tabung berotot yang dilapisi membran dari jenis epitelium bergaris
yang khusus dialiri pembuluh darah dan serabut saraf secara berlimpah. Uterus
adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, terletak di dalam pelvis
antara rektum di belakang dan kandung kencing di depan. Ovarium memiliki tiga
fungsi yaitu produksi ova, produksi estrogen, dan produksi progesteron. Eestrogen
dan progesterone digunakan untuk pengaturan menstruasi. Sedangkan organ
reproduksi pada pria berfungsi untuk ejakulasi atau pengeluaran sperma.
Kriktik Dan Saran
Makalah ini jauh dari kesempurnaan.Dengan dibuatnya makalah ini
diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan pembaca. Selanjutnya

pembuat makalah mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan


makalah ini untuk kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Anjarwati, Andari, Desi. 2012. Modul Asuhan Kebidanan. Stikes Aisyiyah
Yogyakarta.
Heffner, Linda. 2008. Sistem Reproduksi. Jakarta: Erlangga
Gibson, John. 1995. Anatomi dan Fisiologi Modern Untuk Perawat. Jakarta: EGC
file:///C:/Users/user/Downloads/anatomi/anatomi-fisiologi-sistemreproduksi_9118.html

Você também pode gostar