Você está na página 1de 14

II.

Metode
Pelaksanaan
Pekerjaan
Pengukuran

Kegiatan SID Pengendalian


Banjir Kolong Kepoh Sampai
Bukit Poa (Bagian Hulu)
di Kota Pangkalpinang

2.1. PENGUKURAN PETA


SITUASI 1 : 5.000
Pemasangan Patok Kayu, BM dan CP

Patok kayu usuran 5/7, penjang 40 cm telah dipotong


dan diruncingkan di base camp.
Penomoran patok dilakukan estela patok dipasang
dengan baik. Pemberian nomor patok disesuaikan
dengan kode pada peta kerja dan urutan nomor patok di
lapangan.
Patok dibuat muncul dipermukaan setinggi 10 cm dan
pada radius 20 cm dari patok, dibersihkan untuk
memudahkan pencarian.
Patok dipasang dengan interval sesuai dengan
kebutuhan alat ukur yang digunakan, dalam hal ini akan
digunakan Thedolite T2 untuk pengukuran sudut dan
EDM WILD untuk pengukuran jarak, sehingga jarak ukur
akan berkisar antara 200-500 meter.

LAPORAN

II -

13

a. Pemasangan Patok Kayu :

Halaman

2.1.1.

PENGUKURAN
3-1

b. Pemasangan BM dan CP
Pemasangan BM dilakukan di lokasi yang telah disetujui
pengawas lapangan.
Patok BM terbuat dari beton bertutang, dipasang sebanyak
4 (empat) buah dan dipasang ditempat yang tidak
terganggu. Bagian BM yang muncul di permukaan tanah
setinggi 40 cm ukuran 30 x 30 cm. Sistem penamaan BM
adalah BM NW2, BS.1 dan BS.2, tebih jelasnya posisi
masing-masing BM tersebut dan keterangan lebih lengkap
terdapat pada lembar (Deskripsi BM).
Pengukuran kerangka dasar horizontal dilakukan dengan
metoda poligon dimaksudkan untuk mengetahui posisi
horizontal koordinat (x, y).

LAPORAN

II -

Bentuk pilar beton (BM) berukuran 20x20x100 cm,


bagian-bagian yang menonjol di atas permukaan tanah
adalah 20 cm dan yang tertanam adalah 80 cm, dengan
ring beton 15x15 cm.
Pilar beton diusahakan dipasang pada tempat yang
aman dan stabil keadaan tanahnya, juga lokasinya
mudah dicari kembali.
Pada waktu dibuat, pilar beton diberi kode dan nomor
yang teratur.
Pada setiap BM akan dipasang 1 BM tambahan yang
saling terlihat yang akan dipakai sebagai orientasi
azimuth.
Pilar beton yang sudah dipasang, dibuatkan fotonya
dengan gambar berwarna yaitu pandangan jauh dan
pandangan dekat, lengkap dengan sketsa lokasi, dan
keterangan tanggal pemasangan pilar beton tersebut.
Patok terbuat dari kayu ukuran 5/7 atau bambu bulat,
panjang 50 cm, ditanam 40 cm dan bagian atasnya 10
cm diberi cat merah dan paku payung.
Patok dipasang sepanjang/ melingkupi batas areal
Kolong yang berfungsi sebagai kerangka pengukuran.
Apabila kerangka ini tertalu besar agar dibuat menjadi
beberapa ring/loop sesuai kebutuhan/ petunjuk direksi.
Patok dipasang sesuai kebutuhan alat ukur yang
digunakan.
BM akan dipasang sebelum dilakukan pengukuran, BM
dipasang di tempat dipasang CP pendamping untuk
orientasi arah dan memudahkan cross check. Setiap BM

Halaman

13

Pemasangan patok dan pilar beton dilakukan berdasarkan


ketentuan seperti yang tertuang dalam kerangka acuan
kerja dan Dokumen Kontrak sebagai berikut :

PENGUKURAN
3-2

Bentuk dan konstruksi sesuai lampiran.


Besi penulangan telah distel di base camp
Papan estacan BM telah distel di base camp
Bahan campuran dibawa dari base camp
Setelah kering 2 (dua) hari dari pencetakan BM di
lapangan, dilakukan pembukaan papan estacan,
penyempurnaan permukaan BM (finishing), kemudian
dilakukan pembuatan foto BM dan sketsa detail sekitar
lokasi BM untuk deskripsi BM

Pengukuran Poligon/ Kerangka Horizontal


Maksud dilakukan pengukuran poligon adalah untuk
mendapatkan koordinat titik-titik poligon (x,y). Dalam
pengukuran trce, metoda yang dilakukan yaitu pengukuran
poligon yang kedua ujungnya tertutup atau terikat (diikat pada
titik tetap yang ada).
Adapun kegiatan pengukuran poligon terdiri dari :

Pengamatan Matahari
Pengukuran Sudut Horizontal
Pengukuran Jarak

LAPORAN

II -

a. Pengamatan matahari akan dilakukan pada BM besar


(sesuai petunjuk direksi) dengan menggunakan alat
ukur Theodolite T2 dengan dilengkapi dengan lensa
hitam.
b. Arah target untuk azimuth matahari akan dibidikan
pada BM Cecil (dengan ukuran: 10x10x10) cm dan
apabila pengamatan di titik simpul maka orientasi arah
ke target akan dibidikan kedua arah, yaitu ke arah jarur
yang bersangkutan.
c. Sebelum pengamatan dimulai, lonceng (arloji) yang
akan digunakan dicocokan lebih dulu dengan siaran RRI
setempat
d. Waktu pengamatan akan dilakukan :
Pagi antara jam 07.00 s/d jam 09.00 waktu setempat
Sore antara jam 15.30 s/d jam 17.30 waktu setempat
e. Uraian pengamatan

13

1. Pengamatan Matahari

Halaman

2.1.2.

akan difoto, dibuat deskripsinya, diberi nomor dan kode


sesuai petunjuk Direksi.
Pemasangan BM akan direncanakan kerapatannya dan
mendapat persetujuan direksi, sehingga memenuhi
persyaratan pada kerangka setiap 2,5 km dan pada tiap
titik simpul.

PENGUKURAN
3-3

Alat dipasang di titik A dan terget penglihatan


azimuth dipasang di titik B. Pengamatan dilakukan di
pagi atau sore hari dalam batas sudut miring ke arah
matahari 5 sampai 36.
Alat pada posisi biasa diarahkan ke matahari (M), atur
bayangan
matahari
menyinggung
garis
siku
diafragma kwadran I kemudian catat sudut miring/
zenith sudut horizontal dan waktu pada saat
bayangan matahari menyinggung garis diafragma.

Arahkan bidikan teropong ke titik P kemudian baca


arah bidikan horizontal.
Alat posisi luar bisa dilakukan (2) tetapi bayangan
pada kwadran III, kemudian dilakukan kegiatan (3).
Ulangi (2), (3) dan (4) pada kwadran II dan IV, maka
satu seri pengematan telah selesai jika cuacanya
memungkinkan pengamatan seri kedua.
Hitunglah azimuth matahari dan azimuth AB dari tiap
seri pengamatan didapatkan azimuth AB rata-rata :

@1 + @2
dimana :
@1= hasil seri I
@2= hasil seri II

2. Pengukuran Sudut

II -

Halaman

13

a. Pengukuran sudut dilakukan dengan alat Theodolite T2


b. Sistem bacaan dengan cara satu seri bacaan (biasa dan
luar biasa), besarnya sudut langsung dihitung di
lapangan
untuk
mengetahuio
tingkat
ketelitian
pembacaan
c. Untuk target dalam pengukuran sudut akan duginakan
paku diatas patok atau benang unting-unting yang telah
centring.
d. Uraian pengukuran sudut :

LAPORAN

D
PENGUKURAN
3-4

e. Uraian pengamatan sudut :


Alat ditempatkan di titik B, target di titik A dan C.
Teropong dalam posisi biasa dibidikan ke titik A,
kemudian baca sudut horizontal Al, kemudian putar
alat mengarah ke titik C, baca sudut horizontal Cl.
Putar teropong hingga posisi luar biasa kemudian
arahkan ke titik C, baca sudut horizontal C2,
kemudian arahkan teropong ke titik A, baca sudut
horizontal A2.

Hitung ketelitian bacaan sudut.


Cl A1 = B1 (sudut biasa).
C2 A2 = B2 (sudut luar biasa).
Periksa apakah B1 B2 < 5.
Jika dipenuhi maka bacaan sudut dalam satu
seritersebut dinyatakan baik, dan dapat dilanjutkan.
Jika B1 B2 > 50, maka harus dilakukan usuran ulang
seri kedua, demikian seterusnya sampai didapatkan
toleransi B1 B2 < 5.
Jika ternyata salah penutup kring sudut ternyata <
10.n, maka kemungkinan terjadi kesalahan pada
pengukuran diatas sehingga harus segera dilakukan
pengukuran ulang sampai salah penutup kring sudut :
10.n, dimana n adalah jumlah titik ukur pada kring
yang bersangkutan.

D3
D2
D1

LAPORAN

II -

Halaman

a. Pengukuran jarak untuk poligon dilakukan alat ukur


jarak EDM WILD sejenis.
b. System pengukuran akan dilakukan pergi-pulang
dengan dua kali bacaan dan dengan titik nol yang
berada.
c. Selisih bacaan jarak akan diusahakan tidak lebih dari 1
cm dalam 75 cm dengan ketelitian 1/7500.
d. Untuk daerah yang berbukit-bukit, system pengukuran
jarak akan dilakukan sebagai berikut :
Dimana : D = d1 + d2 + d3

13

3. Pengukuran Jarak

PENGUKURAN
3-5

Pengukuran Water Pass


1. Ketentuan Peralatan
Alat yang digunakan adalah alat NI-2 yang dalam
keadaan baik
Jarak bidik dari alat ke rambu maksimum 50 m
Alat yang digunakan bebas dari hitungan koleksi garis
fisir
Rambu ukur yang baik dan benar

Pengukuran dilakukan double stand dan pergi pulang.


Pembacaan benang dilakukan lengkap, benang atas,
benang tengah, dan benang bawah untuk stand I dan
stand II.
Penempatan alat ukur diusahakan ditengah-tengah
antara rambu muka dan rambu belakang, atau setidaktidaknya jumlah jarak ke muka sama dengan jumlah
jarak ke belakang.
Jumlah berdiri alat dalam satu seksi pergi pulang dibuat
pada BM yang telah dipasang pada setiap bangunan
dan jika jarak BM tidak mungkin ditempuh dalam satu
hari dipasang BM (10 x 10 x 10)cm diantara kedua BM
yang telah ada.
Pengukuran pergi-pulang diselesaikan dalam satu hari,
dan jika refraksi udara mempengaruhi garis bidik maka
pengukuran dihentikan.
Perencanaan data ditulis dengan ball-point warna hitam
agar dapat di foto copy dengan jelas dan tidak mudah
dihapus.

II -

3. Kontrol Bacaan di Lapangan


Bacaan benang :

BA - BB
BT =
mm

2
2
LAPORAN

13

2. Pelaksanaan Pengkuran

Halaman

2.1.3.

PENGUKURAN
3-6

Jika tidak dipenuhi, segera dilakukan bacaan ulang


sampai hasil bacaan memenuhi ketentuan tersebut
diatas.
Bada tinggi stand I dan stand II
H1 H2 < 2mm
Jika tidak dipenuhi segera dilakukan bacaan stand III
sampai ditemukan pasangan yang memenuhi ketentuan
tersebut diatas.
Jumlah jarak
dm - db < D
D x F < 2 mm
Adapun F adalah kesalahan garis visir/m.

4. Kontrol Hitungan di Base Camp

Pengukuran Situasi Detail


a. Daerah Kolong yang terletak di daerah pedataran.
b. Pengukuran situasi detail dibuat mengikuti :
Semua jalan desa, jalan setapak.
Semua anak sungai dan lembah.
Semua punggung.
Semua saluran induk, sekunder, tersier dan kuarter.
Batas-batas fungsi tanah, misalnya batas sawah, batas
kampung dan lain-lain.
detail

pada

waktu

c. Kerapatan jalur ukur dilakukan agar dalampeta 1 : 5000,


jarak antara titik ukur ke titik ukur maksimum 250 cm.
d. Untuk kelengkapan bentuk detail lapangan akan dilakukan
pengukuran zeislag.
e. Pengkuran jalur ray dilakukan dengan cara voorstral.

LAPORAN

13

Dengan
demikian
interpolasi
penggambaran relatif kecil.

II -

Halaman

2.1.4.

Salah satu penutup ukuran pergi-pulang toleransi yang


diijinkan ( 10 D km) mm. Setiap ukuran yang tidak
memenuhi toleransi isi segera dilakukan pengukuran
uang.
Salah penutup kring toleransi yang diizinkan ( 10 D
km) mm. Jika kring tidak memenuhi toleransi tersebut
dilakukan pengukuran ulang.

PENGUKURAN
c
3-7

f.

Dalam data ukur akan dilengkapi sketsa topografi dan letak


titik detail.
g. Semua jalur ukur dan zeislag secara bertahap diplot di
lapangan di atas kertas milimeter, untuk mengetahui
kerapatan titik ukur dan kelengkapan detail.

Perhitungan Data Ukur


Setelah proses pengukuran
perhitungan data ukur, yaitu :

Perhitungan disertai sketsa arah pengukuran agar mudah


pemeriksaanya.
Stasiun pengamat matahari dicantumkan pada sketsa.

Hitungan poligon dan waterpass


dilakukandengan peralatan Bowditch,
peralatan kwadrat kecil.
Pada gambar sketsa kerangka utama
hitungan sebagai berikut.
Pada gambar sketsa kerangka utama
hitungansebagai berikut :
o
o
o

dilakukan

kerangka utama
Metode Dell atau
dicantumkan hasil
dicantumkan hasil

Salah penutup sudut poligon


Salah linier poligon beserta harga toleransinya
Salah penutup waterpass beserta harga toleransinya

Perhitungan dilakukan dalam sistem proyeksi yang sudah


ada sesuai dengan data referansi/awal pengukuran.
Ketelitian peta/ gambar.
Semua tanda silang untuk grid koordinat tidak boleh
mempunyai kesalahan lebih dari 0,3 mm diukur dari titik
kontrol horizontal terdekat.
Titik kontrol vertikal, posisi horizontalnya tidak boleh
mempunyai kesalahan lebih dari 0,6 mm diukur dari garis
atau titik kontrol horizontal terdekat.
90% dari bangunan penting seperti bandung, dam,
jembatan, saluran dan anak sungai tidak mempunyai
kesalahan lebih dari 0,6 mm diukur dari garis grid atau titik

LAPORAN

13

maka

II -

selesai,

Halaman

2.1.5.

PENGUKURAN
3-8

2.1.6.

kontrol horizontal terdekat. Sisanya 5 % tidak boleh


mempunyai kesalahan lebih dan 1,2 mm.
Pada sambungan lebar peta satu dengan yang lain, garis
kontur, bangunan, saluran dan sungai harus tepat
tersambung.

Uji Petik
Uji petik atau Cross Check akan dilakukan untuk pengukuran
poligon, waterpass dan situasi. Adapun pelaksanaan dilakukan
bersama sama dengan Direksi/ Pengawas Lapangan, sedang
jalur pengukuran untuk poligon dan waterpass dipilih sesuai
dengan petunjuk Direksi Lapangan.

2.2. PENGUKURAN SALURAN DAN BANGUNAN


1. Rencana Jalur Ukur
Kerangka ukur untuk pengukuran
trace
saluran
dilaksanakan pada bagian tanggul saluran, patok titik
ukur poligon dan waterpass dipasang pada tanggul dan
diusahakan tetap pada tanggul kiri atau tetap pada
tanggul kanan.
Rencana ujung-ujung saluran umumnya tidak bertemu,
agar pengkuran poligon dan waterpass menjadi kringkring tertutup, maka dilakukan pengukuran pengikatan.

Untuk menunjang pekerjaan pemetaan situasi skala 1 :


5000, rencana jalur kerangka ukur akan ditetapkan
pada batas-batas Kolong yang akan dipetakan, misalnya
sungai, jalan dll.

Sesuai dengan hasil peninjauan lapangan dan penjelasan


pengawas lapangan, bahwa tidak ada BM yang telah
dipasang disekitar trace saluran yang akan diukur,
sehingga untuk keperluan pekerjaan fisik yang akan
datang diperlukan pemasangan BM.

Sesuai kebutuhan kelengkapan data trace untuk


keperluan desain up-granding, maka pemasangan patok
dilakukan sebagai berikut :

LAPORAN

Halaman

II -

3. Rencana Pemasangan Patok Kayu

13

2. Rencana Distribusi Mark (BM)

PENGUKURAN
3-9

Gambar 2

Gambar 1

P.

P.13
P.12

P.3
P.1

P.14

p.2

P.15

P.11

Untuk bagian saluran yang relatif lurus, patok dipasang


tiap interval 50 m pada tiap batas bagian tubuh saluran
yang mengalami kerusakan berat sehingga mutlak diupgrade (gambar 1).
Untuk bagian saluran yang relatif berbelok, patok
dipasang tiap interval maksimum 25 m atau pada batas
bagian tubuh saluran yang akan diup-grade (gambar 2).
Pengukuran Sudut
a.
b.

Pengukuran sudut dilakukan dengan alat Theodolite T2.


Sistem bacaan dengan cara satu seri bacaan (biasa dan
luar biasa), besarnya sudut langsung dihitung di
lapangan
untuk
mengetahuio
tingkat
ketelitian
pembacaan.

c.

Untuk target dalam pengukuran sudut akan duginakan


paku diatas patok atau benang unting-unting yang telah
centring.
Uraian pengukuran sudut :

d.

e.

II -

13

Halaman

2.2.1.

Uraian pengamatan sudut :


Alat ditempatkan di titik B, target di titik A dan C.

LAPORAN

PENGUKURAN
3-10

Teropong dalam posisi biasa dibidikan ke titik A,


kemudian baca sudut horizontal Al, kemudian putar
alat mengarah ke titik C, baca sudut horizontal Cl.
Putar teropong hingga posisi luar biasa kemudian
arahkan ke titik C, baca sudut horizontal C2,
kemudian arahkan teropong ke titik A, baca sudut
horizontal A2.
Hitung ketelitian bacaan sudut.
Cl A1 = B1 (sudut biasa).
C2 A2 = B2 (sudut luar biasa).
Periksa apakah B1 B2 < 5.
Jika dipenuhi maka bacaan sudut dalam satu
seritersebut dinyatakan baik, dan dapat dilanjutkan.
Jika B1 B2 > 50, maka harus dilakukan usuran ulang
seri kedua, demikian seterusnya sampai didapatkan
toleransi B1 B2 < 5.
Jika ternyata salah penutup kring sudut ternyata <
10.n, maka kemungkinan terjadi kesalahan pada
pengukuran diatas sehingga harus segera dilakukan
pengukuran ulang sampai salah penutup kring sudut :
10.n, dimana n adalah jumlah titik ukur pada kring
yang bersangkutan.
Pengukuran Jarak

c.
d.

Selisih bacaan jarak akan diusahakan tidak lebih dari 1


cm dalam 75 cm dengan ketelitian 1/7500.
Untuk daerah yang berbukit-bukit, system pengukuran
jarak akan dilakukan sebagai berikut :

d.
3

d. 2

d.
1

13

b.

Pengukuran jarak untuk poligon dilakukan alat ukur


jarak EDM WILD sejenis.
System pengukuran akan dilakukan pergi-pulang
dengan dua kali bacaan dan dengan titik nol yang
berada.

II -

a.

Halaman

2.2.2.

D
LAPORAN

PENGUKURAN
3-11

Dimana : D = d1 + d2 + d3
Pengukuran Water Pass
Ketentuan Peralatan

Pelaksanaan Pengkuran

c.

Pengukuran dilakukan double stand dan pergi pulang.


Pembacaan benang dilakukan lengkap, benang atas,
benang tengah, dan benang bawah untuk stand I dan
stand II.
Penempatan alat ukur diusahakan ditengah-tengah
antara rambu muka dan rambu belakang, atau setidaktidaknya jumlah jarak ke muka sama dengan jumlah
jarak ke belakang.
Jumlah berdiri alat dalam satu seksi pergi pulang
diusahakan genap.
Ujung seksi ukuran pergi pulang dibuat pada BM
yang telah dipasang pada setiap bangunan dan jika
jarak BM tidak mungkin ditempuh dalam satu hari
dipasang BM (10 x 10 x 10) cm diantara kedua BM
yang telah ada.

Pengukuran pergi pulang diselesaikan dalam satu


hari, dan jika refraksi udara mempengaruhi garis bidik
maka pengukuran dihentikan.
Perencanaan data ditulis dengan ball point warna
hitam agar dapat di foto copy dengan jelas dan tidak
mudah dihapus.

Kontrol Bacaan di Lapangan

Bacaan benang :

BA - BB
BT =
mm

13

b.

Alat yang digunakan adalah alat NI-2 yang dalam


keadaan baik.
Jarak bidik dari alat ke rambu maksimum 50 m.
Alat yang digunakan bebas dari hitungan koleksi garis
fisir.
Rambu ukur yang baik dan benar.

II -

a.

Halaman

2.2.3.

2
LAPORAN

PENGUKURAN
3-12

Jika tidak dipenuhi, segera dilakukan bacaan ulang


sampai hasil bacaan memenuhi ketentuan tersebut
diatas.

d.

Bada tinggi stand I dan stand II


H1 H2 < 2mm
Jika tidak dipenuhi segera dilakukan bacaan stand III
sampai
ditemukan
pasangan
yang
memenuhi
ketentuan tersebut diatas.

Jumlah jarak
dm - db < D
D x F < 2 mm
Adapun F adalah kesalahan garis visir/ m.

Kontrol Hitungan di Base Camp

Pengukuran Cross (Profil memanjang dan melintang)

Penampang as saluran.
Penampang tebing/tanggul kiri-kanan.
Letal bangunan sepanjang saluran, elevasi dihitung
dan hasil sipat datar dan jarak dihitung dari bacaan
pita ukur.

Telah kami uraikan pada bagian pemasangan patok


kayu, bahwa untuk kerangka usuran dipasang patok di
bagian tanggul/tebing saluran tiap 50 m pada bagian
lurus dan 25 m pada bagian belokan serta pada setiap
bangunan Kolong. Untuk penentuan koordinat dan
elevasi titik tersebut dilakukan pengukuran poligon
dan
waterpass
dengan
cara
yang
sesuai
untukkebutuhan profil memanjang.
Pengukuran profil melintang dilakukan setiap 50 m
untuk saluran yang lurus dan 25 m untuk saluran yang

LAPORAN

13

Untuk kebutuhan perencanaan saluran, pada gambar


profil memanjang akan tampak :

II -

a.

Halaman

2.2.4.

Salah satu penutup ukuran pergi-pulang toleransi yang


diijinkan ( 10 D km) mm. Setiap ukuran yang tidak
memenuhi toleransi isi segera dilakukan pengukuran
uang.
Salah penutup kring toleransi yang diizinkan ( 10 D
km) mm. Jika kring tidak memenuhi toleransi tersebut
dilakukan pengukuran ulang.

PENGUKURAN
3-13

berbelok dan minimal 3 buah untuk tiap bangunan


kolong
Kerapatan titik profil melintang disesuaikan terhadap
perubahan evaluasi permukaan tanah tiap 0,25 m agar
bentik di lapangan dapat di gambar dengan baik.
Kerapatan
serta
ketepatan
pengambilan
titik
penampang
melintang
Sangay
penting
untuk
kebenaran hitungan volume galian dan timbunan.
Dengan cara optis dan untuk daerah yang relatif datar
diukur dengan cara sipat datar (diukur dengan pita
ukur baja).
Pengukuran dengan cara Tachimetri
o

Alat ukur ditempatkan centring, horizontal diatas


patok tempat mengukur profil, kemudian dicatat
tinggi alat, azimuth ke arah profil melintang
saluran.
Rambu dipasang pada titik profil, dibaca benang
(atas, tengah dan bawah) dan sudut miring.

P.30

Alat ukur ditempatkan horizontal di luar patok dan


pita ukur baja dipasang melintang ke arah aliran
sungai.
Alat pembidik rambu di atas patok dan kemudian
membidik rambu yang ditempatkan pada titik
detail, elevasi dihitung dan hasil sipat datar dan
jarak dihitung dari bacaan pita ukur.
Dapat juga alat ukur ditempatkan horizontal dan
centring di atas patok, kemudian diukur tinggi garis
bidik dan bacaan benang ke rambu di titik detail
profil melintang.

II -

13

Pengkuran dengan sipat datar :

Halaman

LAPORAN

PENGUKURAN
3-14

Você também pode gostar