Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun
Sebagai Pedoman bagi Pegawai Negeri Sipil
dalam Penyusunan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan
Penilaian Prestasi Kerja PNS
DINAS PENDIDIKAN
Jl. Pattimura No. 5 Telp. (0321) 861827 Fax. 866791
JOMBANG
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................
A. LATAR BELAKANG ........................................................................
B. DASAR ...........................................................................................
C. TUJUAN ..........................................................................................
D. PENGERTIAN .................................................................................
E. PEJABAT PENILAI .........................................................................
1
1
2
3
3
3
BAB II
BAB III
BAB IV
PENUTUP ............................................................................................ 46
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai bentuk implementasi reformasi birokrasi untuk mewujudkan
birokrasi yang berwawasan wirausaha dan berorientasi pada pelayanan publik
serta selalu mengedepankan kepentingan pelanggan, diperlukan etos kerja yang
didukung oleh komitmen atau integritas kuat dari para Pegawai Negeri Sipil
(PNS). Etos kerja merupakan budaya moral yang dianut dan diyakini sebagai
kekuatan atau dorongan yang mendasari setiap langkah dan tindakan pegawai
dalam melakukan aktivitas yang menjadi tugas pokok dan fungsi dalam rangka
mencapai tujuan organisasi.
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan PNS (DP3) telah diimplementasikan selama 34 tahun,
dalam evaluasinya DP3 kurang dapat meningkatkan prestasi kerja dan potensi
PNS tidak dapat dikembangkan, karena sistem penilaiannya kurang objektif,
tidak terukur secara kuantitatif. Oleh karena itu Peraturan Pemerintah Nomor 10
Tahun 1979 dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan masyarakat
terhadap peningkatan pelayanan publik. Dalam reformasi birokrasi saat ini
diperlukan birokrasi yang dapat
sistem
penilaian prestasi kerja PNS yang terukur, baik secara kuantitatif dan kualitatif
yang berorientasi pada peningkatan prestasi kerja dan pengembangan potensi
PNS.
Untuk
menjawab
segala
permasalahan
dan
kelemahan
DP3,
B. DASAR
1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2011 tentang
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil;
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya;
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 14 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Penilik dan
Angka Kreditnya;
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 15 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pamong
Belajar dan Angka Kreditnya;
7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas
Sekolah dan Angka Kreditnya
8. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010
tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.
2
C. TUJUAN
Pedoman pelaksanaan penilaian prestasi kerja ini sebagai penjabaran
dari Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 dan Peraturan Kepala BKN
Nomor 1 Tahun 2013 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS, yang disusun
dengan tujuan :
1. Sebagai pedoman bagi semua Pegawai Negeri Sipil lingkup Dinas
Pendidikan, baik struktural/staf umum maupun jabatan fungsional dalam
menyusun Sasaran Kerja Pegawai (SKP).
2. Sebagai pedoman penilaian prestasi kerja PNS bagi atasan langsung.
D. PENGERTIAN
1. Penilaian Prestasi Kerja PNS
sistematis
E. PEJABAT PENILAI
1. Staf pada Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang :
adalah
Kepala
Subag/Seksi,
dan
atasan
pejabat
pejabat penilai
penilai
adalah
25. Staf pada SMK Negeri : pejabat penilai adalah Kepala Subbag Tata Usaha
SMK Negeri, dan atasan pejabat penilai adalah Kepala SMK Negeri.
26. Kepala Tata Usaha dan Guru SMP/SMA Negeri : pejabat penilai adalah
Kepala SMP/SMA Negeri, dan atasan pejabat penilai adalah Kepala Bidang
Ketenagaan Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang.
27. Kepala Subbag Tata Usaha dan Guru SMK Negeri : pejabat penilai adalah
Kepala SMK Negeri, dan atasan pejabat penilai adalah Kepala Bidang
Ketenagaan Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang.
28. Kepala SMP/SMA/SMK Negeri : pejabat penilai adalah Kepala Bidang
Ketenagaan atas rekomendasi pengawas sekolah, dan atasan pejabat
penilai adalah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang.
29. Guru DPK pada SMP/SMA/SMK/Madrasah Swasta : pejabat penilai
adalah Kepala Seksi Ketenagaan Pendidikan Menengah dan PNFI atas
rekomendasi Pengawas Sekolah/Madrasah, dan atasan pejabat penilai
adalah Kepala Bidang Ketenagaan Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang.
30. Guru DPK pada Madrasah Negeri lingkup Kementerian Agama : Pejabat
penilai adalah Kepala Madrasah tempat tugas dan atasan langsung pejabat
penilai adalah Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jombang.
31. Pengawas Sekolah : pejabat penilai adalah Sekretaris Dinas Pendidikan
atas rekomendasi Koordinator Pengawas, dan atasan pejabat penilai adalah
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang.
32. Penilik PNFI : pejabat penilai adalah Kepala Bidang PNFI, atasan pejabat
penilai adalah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang.
33. Kepala SMP/SMA/SMK DPK : pejabat penilai adalah Kepala Bidang
Ketenagaan atas rekomendasi pengawas sekolah, dan atasan pejabat
penilai adalah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang.
34. Kepala TK DPK : pejabat penilai adalah Kepala UPTD Pendidikan
Kecamatan atas rekomendasi Pengawas Sekolah, dan atasan pejabat
penilai adalah Kepala Bidang Ketenagaan Dinas Pendidikan Kabupaten
Jombang.
BAB II
PROSES PENYUSUNAN SKP
A. SASARAN KERJA PEGAWAI (SKP)
Sasaran Kerja Pegawai (SKP) merupakan target kerja yang akan
dilakukan oleh PNS selama satu tahun. SKP sebagai bentuk kontrak kerja
antara PNS dengan atasan langsung. Atas dasar SKP yang telah dibuat sendiri
oleh PNS dan disetujui oleh atasan langsung sebagai penilai, selanjutnya atasan
langsung dapat menilai prestasi kerja pegawai, dengan membandingkan target
atau kontrak kerja dalam SKP dengan realita pekerjaan yang telah dicapai
dalam satu tahun.
Setiap PNS wajib menyusun SKP berdasarkan Rencana Kerja Tahunan
Instansi dan mengacu pada SKP atasan langsung. Dalam menyusun SKP harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Jelas : kegiatan yang dilakukan harus dapat diuraikan secara jelas, apa
yang akan dilakukan.
2. Dapat diukur : kegiatan yang dilakukan harus dapat diukur secara
kuantitatif dalam bentuk angka, seperti jumlah satuan, jumlah hasil, dan lainlain. Kegiatan juga harus dapat diukur secara kualitatif seperti hasil kerja
sempurna, tidak ada kesalahan, tidak ada revisi, dan pelayanan kepada
masyarakat memuaskan, dan lain-lain.
3. Relevan : kegiatan yang dilakukan harus berdasarkan lingkup tugas jabatan
masing-masing.
4. Dapat dicapai : kegiatan yang dilakukan harus disesesuaikan dengan
kemampuan PNS.
5. Memiliki Target Waktu : Kegiatan dilakukan harus dapat ditentukan
waktunya.
SKP yang disusun harus disetujui dan ditetapkan oleh atasan langsung
selaku pejabat penilai, tetapi jika SKP karena suatu hal tidak disetujui oleh
atasan langsung, maka keputusannya diserahkan kepada atasan pejabat penilai
dan bersifat final. SKP ditetapkan oleh pejabat penilai setiap awal tahun yaitu
pada awal bulan Januari. Jika terjadi perpindahan pegawai setelah bulan
Januari, maka yang bersangkutan tetap menyusun SKP pada awal bulan sesuai
C. UNSUR-UNSUR SKP
1. Kegiatan Tugas Jabatan : Mengacu pada penetapan kinerja atau rencana
kerja tahunan. Dalam melaksanakan kegiatan tugas jabatan pada prinsipnya
pekerjaan dibagi habis dari tingkat jabatan tertinggi sampai dengan jabatan
terendah secara hierarki.
2. Jabatan Fungsional : satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi
nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seseorang pejabat fungsional
dalam rangka pembinaan karier yang bersangkutan ditetapkan dengan jumlah
angka kredit yang akan dicapai. Oleh sebab itu pejabat fungsional tertentu
harus menetapkan target angka kredit yang akan dicapai dalam satu tahun.
kereja.
Apabila
kegiatan
tugas
jabatan
tersebut
dibiayai
atau
D. PENYUSUNAN SKP
1. SKP Tugas Jabatan Struktural
Penyusunan SKP ini dibuat dari tingkat jabatan yang tertinggi sampai
dengan tingkat jabatan terendah secara hierarki dan harus dijabarkan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi, wewenang, tanggung jawab dan uraian
tugasnya yang secara umum ditetapkan dalam struktur organisasi dan tata
kerja (SOTK) dengan memperhatikan rencana kerja tahunan (RKT).
Dalam melaksanakan tugas jabatan pada prinsipnya pekerjaan dibagi habis
dari tingkat jabatan tertinggi sampai dengan tingkat jabatan terendah, secara
hierarki, yang dijabarkan sebagai berikut :
10
dan
kredit yang
direncanakan
dalam
satu
tahun.
Angka
kredit
11
sebagaimana
dimaksud,
berdasarkan
peraturan
perundangan
yang
12
E. FORMULIR SKP
Formulir
PNS terdiri dari tiga bagian yaitu : 1) Bagian I Identitas Pejabat Penilai, 2)
Bagian II Identitas PNS yang dinilai, 3) Bagian III Kegiatan Tugas Jabatan yang
meliputi jenis pekerjaan dan target kegiatan yang akan dilakukan selama satu
tahun. Sedangkan target kegiatan yang akan dilakukan terdiri dari a) angka
kredit (khusus diisi pejabat fungsional) b) kuantitas/output, c) kualitas/mutu, d)
waktu dan e) biaya. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan format SKP :
FORMULIR SASARAN KERJA
PEGAWAI NEGERI SIPIL
NO
I. PEJABAT PENILAI
NO
Nama
Nama
NIP
NIP
Pangkat/Gol. Ruang
Pangkat/Gol. Ruang
Jabatan
Jabatan
Unit Kerja
Unit Kerja
TARGET
NO
ANGKA
KREDIT
KUANT/
OUTPUT
KUAL/
MUTU
WAKTU
BIAYA
Pejabat Penilai
_________________________
NIP.
__________________________
NIP.
13
Pejabat Penilai
langsung
yang
meliputi
nomor,
nomor,
nama,
nip,
pangkat
Kegiatan
Kolom 1 Nomor
: diisi
nomor
urut
kegiatan
yang
akan
: Diisi
jumlah
angka
kredit
yang
akan
Kolom 5 Kualitas/Mutu
Kolom 6 Waktu
Kolom 7 Biaya
F. PENANDATANGANAN SKP
Penyusunan SKP yang telah dilaksanakan oleh PNS dengan formulir
yang telah ditetapkan dalam Peraturan Kepala BKN Nomor 1 Tahun 2013,
disampaikan kepada atasan langsung sebagai pejabat penilai untuk disepakati
kedua belah pihak sebagai kontrak kerja. Dalam hal SKP yang telah disusun
oleh PNS dan tidak disetujui oleh atasan langsung atau pejabat penilai, maka
keputusannya diserahkan pada atasan pejabat penilai dan keputusannya
bersifat final.
14
BAB III
PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS
A. PENILAIAN SKP (60%)
1. Jabatan Struktural
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (P2KPNS) dilaksanakan
oleh pejabat penilai sekali dalam satu tahun (akhir Desember tahun yang
bersangkutan atau akhir Januari tahun berikutnya) yang terdiri atas unsur
SKP dengan bobot 60% dan perilaku kerja dengan bobot 40%. Penilaian
SKP dilakukan dengan membandingkan antara SKP dengan realisasi
pekerjaan selama satu tahun. Selanjutnya capaian nilai SKP dinyatakan
dengan angka dan sebutan sebagai berikut :
a) 91 keatas
: Sangat Baik
b) 76 90
: Baik
c) 61 75
: Cukup
d) 51 60
: Kurang
e) 50 kebawah
: Buruk
2. Aspek Kualitas
()
=
100
( )
()
15
3. Aspek Waktu
Untuk menghitung SKP dari aspek waktu, terlebih dahulu harus
mengetahui persentase tingkat efisiensi waktu dengan rumus sebagai
berikut :
1,76 () ()
100
()
= 76 {[
1,76 () ()
100] 100}
()
1,76 () ()
0 100
()
Contoh 1:
Seorang PNS bernama Dra. Inul Daratisti, MM. Jabatan sebagai
Kepala
Bidang
Ketenagaan
Dinas
Pendidikan
Kabupaten
1,76 () ()
100
()
1,76 6 5
100
6
5,56
=
100
6
=
= ,
Contoh 2:
Seorang PNS bernama Akmal, S.Sos. Jabatan sebagai Kepala seksi
Kepegawaian
17
= 100% [
()
100%]
()
2
= 100% [ 100%]
4
= 100% [50%]
= %
1,76 () ()
100] 100}
()
1,76 4 2
= 76 {[
100] 100}
4
5,04
= 76 {[
100] 100}
4
= 76 {[126] 100}
= 76 {26}
=
4. Aspek Biaya
Untuk menghitung SKP dari aspek biaya, terlebih dahulu harus
mengetahui persentase tingkat efisiensi biaya dengan rumus sebagai
berikut :
()
100%]
()
1,76 () ()
100
()
18
= 76 {[
1,76 () ()
100] 100}
()
1,76 () ()
0 100
()
Contoh 3:
Seorang PNS bernama Dra. Inul Daratisti, MM. Jabatan sebagai Kepala
Bidang Ketenagaan Dinas Pendidikan Kabupaten Sukagembira, (Eselon
IIIb). Pada awal tahun yang bersangkutan menyusun SKP dengan
atasan langsungnya sesuai dengan penetapan kinerja/RKT tahun 2014
antara lain melakukan kegiatan menyusun rencana penetapan penilaian
angka kredit guru tahun 2015 dengan target biaya Rp. 10.000.000,- dan
realisasi biaya untuk pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp.
8.000.000,-.
Penyelesaian:
Sebelum menghitung capaian SKP, terlebih dahulu harus dihitung
Persentase efiensi biaya sebagai berikut:
= 100% [
()
100%]
()
8.000.000
= 100% [
100%]
10.000.000
= 100% [80%]
= 20%
1,76 () ()
100
()
= 96
Contoh 4:
Seorang PNS bernama Dra. Inul Daratisti, MM. Jabatan sebagai Kepala
Bidang Ketenagaan Dinas Pendidikan Kabupaten Sukagembira, (Eselon
IIIb). Pada awal tahun yang bersangkutan menyusun SKP dengan
atasan langsungnya sesuai dengan penetapan kinerja/RKT tahun 2014
antara lain melakukan kegiatan menyusun rencana penetapan penilaian
angka kredit guru tahun 2015 dengan target biaya Rp. 10.000.000,- dan
realisasi biaya untuk pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp.
6.000.000,-.
Penyelesaian:
Sebelum menghitung capaian SKP, terlebih dahulu harus dihitung
Persentase efiensi biaya sebagai berikut:
= 100% [
()
100%]
()
6.000.000
= 100% [
100%]
10.000.000
= 100% [60%]
= 40%
= 76 {[
1,76 () ()
100] 100}
()
= 76 {[116] 100}
= 76 16
= 60
20
Contoh 5:
Seorang PNS bernama Dra. Inul Daratisti, MM. Jabatan Kepala Bidang
Ketenagaan Dinas Pendidikan Kabupaten Sukagembira (Eselon III/b).
Pada awal tahun yang bersangkutan menyusun SKP dengan atasan
langsungnya sesuai dengan penetapan kinerja/RKT tahun 2014 antara
lain melakukan kegiatan penilaian Angka Kredit Guru tahun 2015
dengan target sebagai berikut:
a. Aspek kuantitas/output
= 500 dokumen
b. Aspek Kualitas
= 100
c. Aspek Waktu
= 12 Bulan
d. Aspek Biaya
= Rp. 75.000.000,-
= 500 Dokumen
b. Aspek kualitas
= 90
c. Aspek Waktu
= 8 Bulan
d. Aspek Biaya
= Rp. 72.000.000,-
500
100
500
= 100
()
( ) = () 100
=
90
100
100
= 90
= 100% [
100%]
()
8
= 100% [
100%]
12
= 100% 66,67%
= 33,33%
21
Jadi tingkat efisiensi waktu adalah 33,33% atau Lebih dari 24%,
sehingga untuk penghitungan Capaian SKP aspek waktu adalah
sebagai berikut:
= 76 {[
1,76 () ()
100] 100}
()
1,76 12 8
= 76 {[
100] 100}
12
13,12
= 76 {[
100] 100}
12
= 76 {[109,33] 100}
= 76 {9,33}
= 66,67
1,76 () ()
100
()
= 80
22
2. Jabatan Fungsional
Perhitungan penilaian SKP jabatan fungsional pada prinsipnya sama dengan
jabatan struktural, hanya karena jabatan fungsional dalam menyusun SKP
mengacu pada tugas pokok dan fungsi dengan target angka kredit yang
direncanakan dicapai dalam satu tahun, sehingga nilai kualitas atau mutu
pada unsur utama menggunakan hasil penilaian kinerja guru (PKG),
sedangkan jabatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berrlaku. Selanjutnya nilai tersebut akan mempengaruhi realisasi angka
kredit yang diperoleh. Penilaian kualitas pada unsur penunjang, angka kredit
yang diperoleh menggunakan tabel lampiran peraturan menteri yang
mengatur jabatan fungsionalnya masing-masing.
Contoh 6:
Seorang Guru PNS bernama Dra. Hamidah, MM. Jabatan Guru Pertama
dengan golongan IIIb. Pada awal tahun yang bersangkutan menyusun SKP
dengan atasan langsungnya sesuai dengan tupoksi dan angka kredit yang
akan dicapai dalam satu tahun berdasarkan Permenegpan dan RB 16/2009.
jumlah angka kredit komulatif naik pangkat ke golongan III/c dibutuhkan
angka kredit minimal 50, yang berasal dari unsur utama 38 dan unsur lainnya
12. Jika Hamidah menargetkan naik pangkat 4 tahun maka jumlah angka
kredit yang harus dicapai setiap tahun adalah 9,5 dari unsur utama. SKP
disusun sbb :
a. Angka Kredit yg akan dicapai
= 9,5
b. Aspek kuantitas/output
c. Aspek Kualitas
= 100
d. Aspek Waktu
= 12 Bulan
b. Aspek Kuantitas/output
c. Aspek kualitas
= 92 (nilai PKG)
d. Aspek Waktu
= 12 Bulan
23
Penyelesaian:
Pada soal tersebut diatas, diketahui bahwa Target Angka Kredit untuk
golongan III/b adalah 9,5. Selanjutnya untuk menentukan Realisasi Angka
Kredit berdasarkan nilai PKG yaitu 92 (Baik) adalah sebagai berikut:
92
9,50
100
= 0,92 9,50
= 8,74
1
100
1
= 100
92
100
100
= 92
Aspek ketiga yaitu aspek waktu. Sama halnya dengan jabatan struktural,
terlebih dahulu harus dihitung tingkat efisiensi waktu pelaksanaan kegiatan
tersebut dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
()
= 100% [
100%]
()
12
= 100% [
100%]
12
= 100% 100%
= 0%
Dari hasil perhitungan persentase efisiensi waktu adalah 0% atau kurang dari
24%, sehingga perhitungan SKP aspek waktu adalah sebagai berikut:
24
1,76 () ()
100
()
1,76 12 12
100
12
9,12
=
100
12
=
= 0,76 100
= 76
Dari hasil perhitungan di atas, bila dimasukkan dalam formulir SKP adalah
sebagai berikut:
FORMULIR SASARAN KERJA
PEGAWAI NEGERI SIPIL
NO
I. PEJABAT PENILAI
NO
Nama
Nama
Dra. Hamidah, MM
NIP
196311121994031001
NIP
196402022000032002
Pangkat/Gol. Ruang
Pembina, III/d
Pangkat/Gol. Ruang
Jabatan
Kepala Sekolah
Jabatan
Guru Pertama
Unit Kerja
SMPN 1 Sooko
Unit Kerja
SMPN 1 Sooko
TARGET
NO
1
1
2
MELAKSANAKAN
PEMBELAJARAN/BIMBINGAN
ANGKA
KREDIT
KUANT/
OUTPUT
3
9,50
KUAL/
MUTU
Lap
100
WAKTU
BIAYA
6
12
7
Bln
Pejabat Penilai
_________________________
NIP.
__________________________
NIP.
25
1
1
AK
MELAKSANAKAN PROSES
PEMBELAJARAN/BIMBINGAN
9,50
RALISASI
AK
Kuant/
Output
Kual/
Mutu
Waktu
Biaya
8,74
Lap
100
12
Bln
Kuant/
Output
Kual/
Mutu
Waktu
Biaya
10
11
12
Keg
92
12
Bln
PENG
HITUNGAN
NILAI
CAPAIAN
SKP
13
14
268
(100+92+76)
89,33
_____________________________
NIP.
.
26
Contoh 7:
Seorang Guru PNS bernama Drs. Husnaidi, Jabatan Guru Pertama dengan
golongan III/b, dan aktif sebagai pengurus dalam organisasi PGRI Kabupaten
dan memiliki Kartu Anggota. Pada awal tahun yang bersangkutan menyusun
SKP dengan atasan langsungnya sesuai dengan tupoksi dan angka kredit
yang akan dicapai dalam satu tahun berdasarkan Permenpan 16/2009.
jumlah angka kredit kumulatif naik pangkat sejumlah 50 yang berasal dari
unsur penunjang 5, jika Drs. Husnaidi menargetkan naik pangkat 4 tahun
maka jumlah angka kredit yang harus dicapai setiap tahun adalah 1,25 dari
unsur penunjang. SKP disusun sbb :
a. Angka Kredit yg akan dicapai
= 1,25
b. Aspek kuantitas/output
= 1 Kegiatan
c. Aspek Kualitas
= 100
d. Aspek Waktu
= 12 Bulan
b. Aspek Kuantitas/output
= 1 Kegiatan
c. Aspek kualitas
= 100
d. Aspek Waktu
= 12 Bulan
Penyelesaian:
=
=
/
/
100
1,25
100
= 1,25
1
100
1
= 100
27
100
100
100
100
Aspek ketiga yaitu aspek waktu. Sama halnya dengan jabatan struktural,
terlebih harus dihitung tingkat efisiensi waktu pelaksanaan kegiatan tersebut
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
()
= 100% [
100%]
()
12
= 100% [
100%]
12
= 100% 100%
= 0%
Dari hasil perhitungan persentase efisiensi waktu adalah 0% atau kurang dari
24%, sehingga perhitungan SKP aspek waktu adalah sebagai berikut:
=
1,76 () ()
100
()
1,76 12 12
100
12
9,12
=
100
12
=
= 0,76 100
= 76
Dengan demikian Penilaian Capaian SKP pada akhir tahun adalah: Angka
Kredit 1, aspek kuantitas = 100, aspek kualitas = 80 dan aspek waktu = 76,
Jadi Total penghitungan capaian SKP = 100 + 100 + 76 = 276 : 3 = 92 (Baik).
Dari hasil perhitungan di atas, bila dimasukkan dalam formulir SKP adalah
sebagai berikut:
28
I. PEJABAT PENILAI
NO
Nama
Nama
Drs. Husnaidi
NIP
196311121994031001
NIP
196602122000031006
Pangkat/Gol. Ruang
Pembina, III/d
Pangkat/Gol. Ruang
Jabatan
Kepala Sekolah
Jabatan
Guru Pertama
Unit Kerja
SMPN 1 Sooko
Unit Kerja
SMPN 1 Sooko
TARGET
NO
ANGKA
KREDIT
1,25
KUANT/
OUTPUT
KUAL/
MUTU
WAKTU
BIAYA
Keg
100
12
Bln
Pejabat Penilai
_________________________
NIP.
__________________________
NIP.
29
AK
RALISASI
AK
Kuant/
Output
Kual/
Mutu
Waktu
Biaya
MELAKSANAKAN PROSES
PEMBELAJARAN/BIMBINGAN
MELAKSANAKAN PENUNJANG
TUGAS GURU
1,25
a.
1,25
Keg
b.
........................................
100
1,25
12
Bln
Kuant/
Output
Kual/
Mutu
Waktu
Biaya
10
11
12
Keg
100
12
Bln
PENG
HITUNGAN
NILAI
CAPAIAN
SKP
13
14
276
92
276
(100+100+76)
92
92,00
_____________________________
NIP.
.
30
: Sangat Baik
b. 76 90
: Baik
c. 61 75
: Cukup
d. 51 60
: Kurang
e. 50 kebawah
: Buruk
Orientasi pelayanan
NO
NILAI
URAIAN
3
Selalu
dapat
menyelesaikan
tugas
pelayanan sebaik-baiknya dengan sikap
sopan dan sangat memuaskan baik
pelayanan internal maupun eksternal
organisasi
Pada umumnya dapat menyelesaikan
tugas pelayanan dengan baik dan sikap
sopan serta memuaskan baik pelayanan
internal maupun eksternal organisasi.
Adakalanya dapat menyelesaikn tugas
pelayan dengan cukup baik dan sikap
cukup sopan serta cukup memuaskan baik
untuk pelayanan internal maupun eksternal
organisasi.
Kurang dapat menyelesaikan tugas
pelayanan dengan baik dan sikap kurang
sopan
serta
kurang
memuaskan
pelayanan internal maupun eksternal
organisasi.
ANGKA
SEBUTAN
91-100
sangat baik
76-90
baik
61-75
cukup
51-60
kurang
31
NO
ASPEK
YANG
DINILAI
NILAI
URAIAN
ANGKA
SEBUTAN
50 kebawah
buruk
91-100
sangat baik
76-90
baik
61-75
cukup
51-60
kurang
50 kebawah
buruk
Selalu
berusaha
dengan
sungguhsungguh menegakkan ideologi negara
pancasila, Undang- Undang Dasar Negar
Repiblik Indonesia tahu 1945, Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia(NKRI),
Bhinekha Tunggal ika dan rencana
rencana pemerintah dengan tujuan untuk
dapat melaksanakan tugasnya secara
berdaya guna dan berhasil guna serta
mengutamakan kepentingan kedinasan
daripada kepentingan pribadi dan / atau
golongan sesuai dengan tugas, fungsi dan
tanggung
jawabnya
sebagai
unsur
aparatur negara terhadap morganisasi
tempat dimana ia bekerja.
91-100
sangat baik
Integritas
Komitmen
32
NO
ASPEK
YANG
DINILAI
NILAI
URAIAN
3
Pada
umumnya
berusaha
dengan
sungguh- sungguh menegakkan ideologi
negara pancasila, Undang- Undang Dasar
Negar Repiblik Indonesia tahu 1945,
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia(NKRI), Bhinekha Tunggal ika
dan rencana rencana pemerintah dengan
tujuan
untuk
dapat
melaksanakan
tugasnya secara berdaya guna dan
berhasil guna serta mengutamakan
kepentingan
kedinasan
daripada
kepentingan pribadi dan / atau golongan
sesuai dengan tugas, fungsi dan tanggung
jawabnya sebagai unsur aparatur negara
terhadap morganisasi tempat dimana ia
bekerja.
Adakalanya berusaha dengan sungguh
sungguh menegakkan ideologi negara
pancasila , Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
Bhineka Tunggal Ika dan rencana rencana
pemerintah dengan tujuan untuk dapat
melaksanakan tugasnya secara berdaya
guna
dan
berhasil
guna
serta
mengutamakan kepentingan kedinasan
daripada kepentingan pribadi dan / atau
golongan sesuai dengan tugas, fungsi dan
tanggung
jawabnya
sebagai
unsur
aparatur negara terhadap morganisasi
tempat dimana ia bekerja.
Kurang berusaha dengan sungguhsungguh menegakkan ideologi pancasila ,
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), Bhineka
Tunggal Ika dan rencana rencana
pemerintah dengan tujuan untuk dapat
melaksanakan tugasnya secara berdaya
guna
dan
berhasil
guna
serta
mengutamakan kepentingan kedinasan
daripada kepentingan pribadi dan/atau
golongan sesuai dengan tugas, fungsi dan
tanggung
jawabnya
sebagai
unsur
aparatur negara terhadap morganisasi
tempat dimana ia bekerja.
ANGKA
SEBUTAN
76-90
baik
61-75
cukup
51-60
kurang
33
NO
ASPEK
YANG
DINILAI
NILAI
URAIAN
3
Disiplin
ANGKA
SEBUTAN
50 kebawah
buruk
91-100
sangat baik
76-90
baik
61-75
cukup
51-60
kurang
34
NO
ASPEK
YANG
DINILAI
NILAI
URAIAN
3
kerjasama
kepemimpi
nan
Tidak
pernah
mentaati
peraturan
perundang-undangan dan/atau peraturan
kedinasan yang berlaku dengan rasa tidak
tanggung jawab, mentaati ketentuan jam
kerja serta tidak mampu menyimpan
dan/atau memelihara barang-barang milik
negara yang dipercayakan kepadanya
dengan kurang baik serta tidak masuk atau
terlambat masuk kerja dan lebih cepat
pulang dari ketentuan jam kerja tanpa
alasan yang sah lebih dari 31 (tiga puluh
satu) hari kerja.
Selalu mampu bekerjasama dengan rekan
kerja, atasan,bawahan baik didalam
maupun
diluar
organisasi
serta
menghargai dan menerima pendapat
orang lain, bersedia menerima keputusan
yang diambil secara sah yang telah
menjadi keputusan bersama .
Pada umumnya mampu bekerjasama
dengan rekan kerja, atasan,bawahan baik
didalam maupun diluar organisasi serta
menghargai dan menerima pendapat
orang lain, bersedia menerima keputusan
yang diambil secara sah yang telah
menjadi keputusan bersama .
Adakalanya mampu bekerjasama dengan
rekan kerja, atasan, bawahan baik didalam
maupun
diluar
organiusasi
serta
adakalanya menghargai dan menerima
pendapat orang lain, kadang-kadang
bersedia menerima keputusan yang
diambil secara sah yang telah menjadi
keputusan bersama.
Kurang mampu bekerjasama dengan
rekan kerja, atasan,bawahan baik didalam
maupun
diluar
organisasi
serta
menghargai dan menerima pendapat
orang lain, kurang bersedia menerima
keputusan yang diambil secara sah yang
telah menjadi keputusan bersama .
Tidak pernah mampu bekerjasama
dengan rekan kerja, atasan,bawahan baik
didalam maupun diluar organisasi serta
tidak menghargai dan menerima pendapat
orang lain, tidak bersedia menerima
keputusan yang diambil secara sah yang
telah menjadi keputusan bersama .
Selalu bertindak tegas dan tidak memihak
memberikan
teladan
yang
baik,
kemampuan menggerakkan tim kerja untuk
mencapai kinerja ya ng tinggi, mampu
menggugah semangat dan menggerkkan
bawahan dalam melaksanakan tugas serta
mampu mengambil keputusan dengan
cepat dan tepat.
ANGKA
SEBUTAN
50 kebawah
buruk
91-100
sangat baik
76-90
baik
61-75
cukup
51-60
kurang
50 kebawah
buruk
91-100
sangat baik
35
NO
ASPEK
YANG
DINILAI
NILAI
URAIAN
3
ANGKA
SEBUTAN
76-90
baik
61-75
cukup
51-60
kurang
50 kebawah
buruk
Tugas Tambahan
2
3
Nilai
1
2
3
36
Contoh 8:
Seorang PNS bernama Kosasih, SE. Jabatan fungsional umum pada Sub
Bagian Keuangan Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang, yang bersangkutan
diberikan tugas tambahan oleh atasan langsungnya untuk menjadi Bendahara
Dinas. Dalam hal demikian maka pada akhir tahun yang bersangkutan dapat
diberikan nilai tugas tambahan sebesar 1 (satu) sebagai bagian dari capaian
nilai SKP.
D. PENILAIAN KREATIVITAS
Apabila seorang PNS pada tahun berjalan menemukan sesuatu yang baru dan
berkaitan dengan tugas pokoknya serta dibuktikan dengan surat keterangan
sebagai berikut:
1. Unit kerja setingkat eselon II
2. Pejabat Pembina Kepegawaian; atau
3. Presiden
Dibuat menurut dengan format di bawah ini. Maka pada akhir tahun yang
bersangkutan dapat diberikan nilai kreativitas paling tinggi 12 (dua belas)
dengan menggunakan pedoman sebagai berikut:
No.
Kreativitas
Nilai
12
Penilaian kreativitas tidak bersifat kumulatif dan dinilai yang paling tinggi,
sehingga PNS tidak dapat memperoleh 2 (dua) nilai kreativitas dan nilainya tidak
dapat dijumlahkan.
37
SURAT KETERANGAN
MENEMUKAN SESUATU YANG BARU (KREATIVITAS)
1. Yang bertanda tangan di bawah ini:
a. Nama
b. NIP
c. Pangkat/Golongan Ruang
d. Kabatan
e. Unit Kerja
f.
Instansi
b. NIP
c. Pangkat/Golongan Ruang
d. Kabatan
e. Unit Kerja
f.
Instansi
12
Nama ............................
NIP.
*) coret yang tidak perlu
38
Contoh 9:
Seorang PNS bernama Mardudin, SE. Jabatan Kepala Sub Bagian Akuntansi
dan Pelaporan, pada pertengahan tahun yang bersangkutan membut aplikasi
Sistem Akuntansi dan Pelaporan berbasis Teknologi Informasi dan dapat
bermanfaat bagi unit kerjanya serta dapat diaplikasikan untuk mempercepat
pelaksanaan tugas jabatan yang dibuktikan dengan surat keterangan dari kepala
unit kerja setingkat pejabat struktural eselon II. Disamping itu, Sdr. Mardudin,
SE. juga membuat sistem pengendalian dan pembayaran gaji Pegawai Negeri
Sipil, untuk menjamin ketepatan jumlah dan waktu penerimaan gaji bagi PNS
dan dibuktikan dengan surat keterangan dari Pejabat Pembina Kepegawaian.
Dalam hal demikian maka PNS yang bersangkutan pada akhir tahun dapat
diberikan nilai kreativitas 6 (enam) dan bukan nilai kumulatif 9 (Sembilan)
sebagai bagian dari nilai capaian SKP.
39
AK
RALISASI
AK
Kuant/
Output
Kual/
Mutu
Wakt
u
Biaya
12 Bln
1.000.000
4,24
4,34
Kuant/
Output
Kual/
Mutu
Waktu
Biaya
PENG
HITUNGA
N
10
11
12
13
14
89,29
12 Bln
900.000
351,29
87,82
270,12
90,04
MELAKSANAKAN PROSES
PEMBELAJARAN/ BIMBINGAN
4,75
Keg
100
4,90
a.
4,75
Keg
100
12 Bln
4,19
Keg
88,24
12 Bln
264,24
b.
Menyusun Kurikulum
0,15
Keg
100
12 Bln
0,15
Keg
100
12 Bln
276,00
MELAKSANAKAN PENGEMBANGAN
KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
5,00
5,00
a.
1,00
30 Jam
100
12 Bln
1,00
30 Jam
100
12 Bln
276,00
b.
Menyusun PTK
4,00
1 Keg
100
12 Bln
4,00
100
12 Bln
276,00
1,50
1,50
a.
0,75
1 Keg
100
12 Bln
0,75
Keg
100
12 Bln
276,00
b.
0,75
1 Keg
100
12 Bln
0,75
Keg
100
12 Bln
276,00
JUMLAH
16,15
15,08
Keg
276,00
Keg
276,00
1.173,41
NILAI
CAPAIAN
SKP
92,00
276,00
361,86
a.
Tugas Tambahan
b.
Kreativitas
6
97,47
Sangat Baik
40
Nama
NIP
No.
Tanggal
Uraian
Nama/NIP dan
Paraf Pejabat
Penilai
2. Dalam hal seorang PNS pindah dari instansi pemerintah yang satu kepada
instansi yang lain, maka buku catatan penilaian perilaku kerja dikirimkan oleh
pimpinan instansi lama kepada pimpinan instansi baru.
Contoh 10:
Seorang PNS bernama Saiful bekerja pada Dinas Pendidikan Kabupaten
Jombang. Selanjutnya yang bersangkutan pindah instansi ke UPTD
Pendidikan Kecamatan Jombang. Dalam hal demikian, maka buku catatan
penilaian perilaku kerja Sdr. Saiful, dikirimkan oleh Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten
Jombang
kepada
Kepala
UPTD
Pendidikan
Kecamatan
Jombang.
41
3. Dalam hal seorang PNS pindah unit organisasi tetapi masih tetap dalam
instansi yang sama, maka hanya buku catatan penilaian perilaku kerja saja
yang dikirimkan oleh pimpinan unit organisasi yang lama kepada pimpinan
unit organisasi yang baru.
Contoh:
Uraian
2 Januari 2014
s.d. 30 Juni 2014
Jumlah
Nilai Rata-Rata
= 509
= 84,83 (Baik)
42
43
I.
KETETUAN LAIN-LAIN
1. PNS yang tidak menyusun SKP dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai disiplin
PNS.
2. Ketentuan dalam kewajiban menyusun SKP berlaku juga bagi Calon PNS.
3. SKP bagi calon PNS disusun dan disetujui oleh Pejabat Penilai sejak yang
bersangkutan secara difinitif ditempatkan dalam suatu unit kerja sesuai
dengan Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas.
4. Penilaian prestasi kerja bagi PNS yang diperbantukan/dipekerjakan pada
Sekolah Swasta Penilaian dilakukan oleh pejabat penilai sebagaimana diatur
Bab I Huruf E Pedoman ini, PNS yang bersangkutan tetap menyusun SKP
dan pada akhir tahun dinilai SKP dan perilaku kerjanya.
5. Dalam hal atasan langsung selaku Pejabat Penilai lowong atau belum terisi,
maka pejabat penilainya adalah pejabat yang lebih tinggi secara hierarki.
6. Dalam hal atasan Pejabat Penilai lowong atau belum terisi, maka atasan
pejabat penilainya adalah atasan pejabat yang lebih tinggi secara hierarki.
7. Dalam hal atasan langsung selaku Pejabat Penilai dan Atasan Pejabat
Penilai lowong atau belum terisi, maka Pejabat Penilai dan atasan Pejabat
Penilai adalah pejabat yang lebih tinggi secara hierarki.
8. Dalam hal Bupati dan Wakil Bupati kosong, dan terdapat pejabat Bupati,
maka pejabat tersebut adalah Pejabat Penilai dan/atau Atasan Pejabat
Penilai yang tertinggi dalam lingkungannya masing-masing.
9. Apabila pimpinan instansi atau Pejabat Pembina Kepegawaian lowong, maka
penilaian prestasi kerja dilakukan sebagai berikut:
a. Dalam hal pimpinan instansi atau Pejabat Pembina Kepegawaian kosong
atau belum terisi tetapi terdapat jabatan Wakil Bupati, maka pejabat
tersebut adalah Pejabat Penilai dan/atau Atasan Pejabat Penilai yang
tertinggi dalam lingkungannya masing-masing.
b. Dalam
hal
tidak
terdapat
jabatan
wakil
pada
instansi
tersebut
10. Untuk
kelancaran
penilaian
prestasi
kerja
PNS,
Pejabat
Pembina
45
BAB IV
PENUTUP
Pedoman penyusunan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan Penilaian Prestasi
Kerja PNS ini,
Pendidikan baik yang dinilai maupun pejabat penilai. Dengan pedoman ini
diharapkan terbangun pemahaman konsep yang sama terhadap penilaian prestasi
kerja PNS sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian
Negara Nomor 1 Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS.
Penilaian Prestasi Kerja PNS model ini, diharapkan dapat menjamin
objektivitas pembinaan PNS yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan
sistem akrier, yang dititik beratkan pada sistem prestasi kerja. Penilaian ini
diarahkan sebagai bentuk pengendalian perilaku kerja produktif yang dipersyaratkan
untuk mencapai hasil kerja yang disepakati.
Dengan dasar prinsip objektif, terukur, akuntabel, partisipatif dan transparan
ini semoga dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat memotivasi kerja PNS
kearah yang lebih baik pula.
46
Pertanyaan:
1. Buatlah Sasaran Kerja Pegawai tersebut dalam lembar kerja yang sudah
disediakan oleh panitia;
2. Buatlah perhitungan Penilaian Prestasi Kerja PNS sesua dengan data tersbut
diatas;
3. Buatlah Penilaian Prestasi Kerja PNS sesuai dengan format Penilaian Prestasi
Kerja PNS yang telah disediakan oleh panitia;
48
49