Você está na página 1de 10

APA ITU HEMODIALISIS ?

Hemodialisis (cuci darah) adalah sebuah terapi . Kata ini berasal dari kata haemo yang berarti
darah dan dialisis yang berarti dipisahkan. Hemodialisis merupakan salah satu dari Terapi
Penggganti Ginjal, yang digunakan pada penderita dengan penurunan fungsi gingjal, baik akut
maupun kronik. Perinsip dasar dari Hemodialisis adalah dengan menerapkan proses dufusi dan
ultrafiltrasi pada ginjal buatan, dalam membuang sisa-sisa metabolisme tubuh. Hemodialisis
dapat dikerjakan untuk sementara waktu (misalnya pada Gagal Ginjal Akut) atau dapat pula
untuk seumur hidup (misalnya pada Gagal Ginjal Kronik). Pada dasarnya untuk dapat dilakukan
Hemodialisa memerlukan alat yang disebut ginjal buatan (dialiser), dialisat dan sirkuit darah.
Selain itu juga diperlukan akses vaskuler.
HAL- HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SAAT PROSES HEMODIALISA
I. Pra Hemodialisa
A. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menyiapkan mesin HD :
v Mesin diperiksa harus dalam keadaan siap pakai.
v Hubungkan mesin dengan aliran listrik.
v Hubungkan mesin dengan saluran air.
v Drain line ditempatkan di saluran pembuangan tidak dalam keadaan tersumbat.
v Jerigen tempat cairan dialisat terisi sesuai jumlah yang dibutuhkan untuk satu kali dialisa.
B. Menyiapkan dialisat
Dialisat adalah cairan yang digunakan pada proses HD, terdiri dari camuran air dan elektrolit
yang mempunyai konsentrasi hampir sama dengan serum normal dan mempunyai tekanan
osmotic yang sama dengan darah.
Fungsi Dialisat :
v Mengeluarkan dan menampung cairan serta sisa-sisa metabolisme dari tubuh.
v Mencegah kehilangan zat-zat vital dari tubuh selama dialisa
Dialisat :
v Dialisat konsentrat
Berisi larutan pekat, sebelum dipakai harus dicampur kontinyu dalam perbandingan tertentu oleh
mesin.

Mudah pemakaiannya.
Kesalahan pengenceran sangat kecil.
Sulit transport dan penyimpanan.
v Bentuk kering atau puyer.
Mudah menyimpan.
Sulit mendapatkan komposisi yang benar.
Kandung Cairan Dialist :
Dialisat mengandung macam-macam garam / elektrolit / zat antara lain :
1. NaCl / Sodium Chloride.
2. CaCl2 / Calium Chloride.
3. Mgcl2 / Magnesium Chloride.
4. NaC2H3O2 3H2O / acetat atau NaHCO3 / Bilkarbonat.
5. KCl / potassium chloride, tidak selalu terdapat pada dialisat.
6. Dextrose.
Menyiapkan / mencampur Dialisat
1. Batch Sistem
Sebelum HD dimulai, dialisat disiapkan dulu dalam suatu tempat dengan jumlah tertentu sesuai
kebutuhan.
2. Proportioning system.
Adalah system penyediaan dialisat dimana dialisat dibuat / dicampur secara otomatis oleh mesin
selama HD berlangsung.
- DBC / Dialysate Batch Concentrate dan air dicampur dengan perbandingan tertentu.
- Biasanya perbandingan air : DBC adalah 34 : 1.
C. Menyiapkan Air
Air untuk dialisat seharusnya tidak mengandung zat / elektrolit / mikroorganisme dan benda
asing lainnya karena itu untuk mendapatkan air yang ideal untuk dialysis maka dilakukan
tindakan pengolahan air / water treatment.

Pengolahan air / water treatment :


1. Saringan / filter
a. Penyaring sedimen, untuk menyaring partikel.
- Pre filter (100 U)
- Sebelum masuk ke mesin HD (5 U)
- Sebelum masuk selang dialyzer (1 U)
b. Penyaring penyerap / adsorption filter
- Arang / carbon : untuk menyerap zat-zat chlorine bebas, chloraming, bahan organic atau
pyrogen.
- Besi : untuk menyerap besi dan mangan.
Alat ini harus sering dibersihkan atau diganti secara berkala.
2. Sistem Reverse Osmosis
Air dengan tekanan cukup tinggi dialirkan melalui alat yang mempunyai membran semi
permeable sehingga dihasilkan air yang murni bebas (kesadahan / CaCO kurang dari 1,8 mg/L).
Sistem pengolahan air ini cukup mahal, sehingga tidak semua unit HD dapat memilikinya.
D. Menyiapkan Alat-alat dan Obat-obatan
1. Peralatan kedokteran
Tensimeter dan stetoscope
Timbangan berat badan
Tabung oksigen lengkap
Alat KG
Slym Zuiger
Tromol (duk, kassa, klem)
Bak spuit, kom kecil
Korentang dan tempatnya
Klem-klem (besar dan kecil)

Gunting
Bengkok
Gelas ukuran
Zeil / karet untuk alas tangan
Sarung tangan
Kassa
Plester / band aid
Verband
2. Alat-alat khusus
Dyalizer
Blood line
AV fistula
Dialisat pekat
Infus set
Spuit 1 cc, 3 cc, 20 cc.
Conducturty meter
3. Obat-obatan
Lidocain, novocain
Alcohol, betadin
Heparin, protamin
Sodium bikarbonat
Obat-obatan penyelamat hidup
4. Lain-lain
Surat izin dialysis
Formulir hemodialisa

Treveling hemodialisa
Traveling dialysis
Formulir-formulir : laboratorium, radiology dan lain-lain
E. Menjalankan Mesin HD
1. Periksa saluran listrik dan saluran air
2. Hubungkan slang water inlet ke kran air dan slang water outlet ke lubang pembuangan
3. hubungkan kabel power dengan stop kontak
4. siapkan cairan dialisat dalam jerigen sebanyak yang dibutuhkan, perhatikan cairan yang
diperlukan apakah standar atau free potassium
5. Hidupkan mesin dengan posisi rinse selama 15 menit, bila mesin mengandung formalin, maka
posisi rinse lebih lama (30 menit)
6. Setelah rinse selesai, masukan slang untuk concentrate ke dalam jerigen dialisat.
7. Lampu temperatur, lampu conductivity dan lampu concentrate di mesin akan warna merah,
tunggu lampu 2 tersebut sampai warna hijau.
8. Pindahkan tombol ke posisi dialisa bila lampu sudah berwana hijau.
9. Mesin HD siap digunakan.
F. Menyiapkan Sirkulasi Darah
Yaitu menyiapkan dialyzer dan blood lines pada mesin HD
Hal-hal yang harus dilakukan :
1. Soaking yaitu melembabkan dialyzer (hubungkan dialyzer dengan sirkulasi dialisat).
2. Rinsing yaitu membilas dialyzer dan blood lines
3. Priming yaitu dialyzer dan blood lines.
G. Menyiapkan pasien
1. Persiapan mental
Memberitahu pada pasien bahwa akan dilakukan HD
Memberi penjelasan dan motivasi mengenai proses HD dan komplikasi yang mungkin terjadi
selama HD.

2. Persiapan fisik
Menimbang berat badan
Observasi keadaan umum
Observasi tanda-tanda vital
;span style="Times New Roman","serif"font-family:";" > Mengatur posisi
3. Mengisi izin hemodialisa
Izin / persetujuan HD
Harus tertulis
Pasien dan keluarga harus mendapatkan infomasi yang jelas tentang HD
Izin HD merupakan dasar pertanggung jawaban yang sah bagi dokter kepada pasien dan
keluarga.
Surat izin HD disimpan pada rekam medis
II. PROSES PELAKSANAAN HEMODIALISA
1) Menyiapkan sarana hubungan sirkulasi
Untuk menghubungkan sirkulasi darah dari mesin dengan sirkulasi sistemik dilakukan dengan :
a. Cara Sementara
Yaitu punksi V femoralis untuk inlet dan untuk outlet dapat dipilih salah satu vena di tangan.
b. Cara permanent
Yaitu dengan membuat shunt antara lain
c mino shunt
seribner shunt
2) Antikoagulansia
Yaitu obat yang diperlukan untuk mencega pembekuan darah selama HD. Obat yang digunakan
adalah heparin.
Pemakaian heparin :
Intermiten : diberikan selama 1 jam

Continous : terus-terusan selama HD berjalan


Minimal : diberikan pada waktu menyiapkan sirkulasi darah
Regional : pada ABL diberikan heparin pada BL diberikan protamin
Dosis heparin : 1000 unit / jam
Dosis awal : diberikan pada waktu punksi ke sirkulasi sisemik dan pada waktu darah mulai
ditarik.
Dosis selanjutnya diberikan ke sirkulasi ekstra corporeal
III. POST HEMODIALISA
A. Persiapan Untuk mengakhiri HD
o Alat/obat yang disiapkan
o Deppers
o Bethadin
o Plester
o Alat penekan
o Sarung tangan
o Ember
B. Hal-hal yang dilakukan setelah HD selesai
Setelah HD selesai maka mesin harus dibersihkan baik bagian diluar maupun dalam. Cara
membersihkan :
1. Bagian luar mesin
Seluruh permukaan dan slang dialisat bagian luar dilap dengan larutan chlorine 0,5 % lalu dilap
basah dan dikeringkan.
2. Bagian dalam mesin
Disesuaikan dengan protocol pembersihan masing-masing tipe mesin
Proses Hemodialisis
Mekanisme proses pada mesin hemodialisis, darah pompa dari tubuh masuk kedalam mesin
dialisis lalu dibersihkan pada dializer(ginjal buatan), lalu darah pasien yang sudah bersih

dipompakan kembali ketubuh pasien. Mesin dialisis yang paling baru dipasaran telah dilengkapi
oleh sistim koputerisasis dan secara terus menerus memonitor array safty-critical parameter,
mencangkup laju alir darah dan dialysate, tekanan darah, tingkat detak jantung, daya konduksi,
pH dll. Bila ada yang tidak normal, alarem akan berbunyi. dua diantara mesin dialisis yang
paling besar adalah fresenius dan gambro. Dalam hemodialisis memerlukan akses
vaskular(pembulu darah) hemodalisis (AVH) yang cukup baik agar dapat diperoleh aliran darah
yang cukup besar, yaitu diperlukan kecepatan darah sebesar 200 300 ml/menit secara kontinu
selama hemodialis 4-5 jam. AVH dapat berupa kateter yang dipasang dipembulu darah vena di
leher atau paha yang bersifat temporer. Untuk yang permanen dibuat hubungan antara arteri dan
vena, biasanya di lengan bawah disebut arteriovenous fistula, lebih populer bila disebut(brescia)
cimino fistula. kemudian darah dari tubuh pasien masuk kedalam sirkulasi darah mesin
hemodialisis yang terdiri dari selang inlet/arterial (ke mesin) dan selang outlet/venous (dari
mesin ketubuh). kedua ujungnya disambung ke jarum dan kanula yang ditusuk kepembulu darah
pasien. Darah setelah melalui selang inlet masuk kedialisar. Jumlah darah yang menempati
sirkulasi darah di mesin berkisar 200ml. Dalam dialiser darah dibersihkan, sampah-sampah
secara kontinu menembus membran dan menyebrang ke kompartemen dialisat. di pihak lain
cairan dialisat mengalir dalam mesin hemodialisis dengan kecepatan 500ml/menit masuk
kedalam dialiser pada kompartemen dialisat. Cairan dialidat merupakan cairan yang pekat
dengan bahan utama elektr;it dan glukosa , cairan ini dipompa masuk kemesin sambil dicampur
dengan air bersih yang telah mengalami proses pembersihan yang rumit (water treatment).
Selama proses hamodialisis, darah pasien diberi heparin agar tidak membeku bila berada diluar
tubuh yaitu dalam sirkulasi darah mesin.
Prinsip hemodialisis sama seperti metoda dialisis. Melibatkan difusi zat terlarut ke sembrang
suatu selaput semi permiabel. Prinsip pemisahan menggunakan membran ini terjadi pada
dializer. Darah yang mengandung sisa-sisa meabolisme dengan konsentrasi yang tinggi
dilewatkan pada membran semipermiabel yang terdapat dalam dializer, dimana dalam dilizer
tersebut dialirkan dialisate dengan arah yang berlawanan(counter current).
Driving force yang digunakan adalah pebedaan konsentrasi zat yang terlarut berupa racun seperti
partikel-partikel kecil, seperti urea, kalium, asam urea, fosfat dan kelebihan klorida pada darah
dan dialysate. Semakin besar konsentrasi racuntersebut didalam darah dan dialysate maka proses
difusi semakin cepat. berlawanan dengan peritoneal dialysis, dimana pengankutan adalah antar
kompartemen cairan yang statis, hemodialisis bersandar apda pengangkutan konvektif dan
menggunakan konter mengalir, dimana bila diasylate mengalir kedalam berlawanan arah dengan
mengalir extracorporeal sirkuit. metoda ini dapat meningkatkan efektivitas dialisis.
Dialysate yang digunakan adalah larutan ion mineral yang sudah disterilkan. urea dan sisa
metabolisme lainya, seperti kalium dan fosfat, berdifusi ke dalam dialysate.
Selain itu untuk memisahkan yang terlarut adalam darah digunakan prinsip ultrafiltrasi. driving
force yang digunakan pada ultrafiltrasi ini adalah perbedaan tekanan hidrostatik antara darah dan

dialyzer. Tekanan darah yang lebih tinggi dari dialyzer memaksa air melewati membran. Jika
tekanan dari dialyzer di turunkan maka kecepatan ultrafiltrasi air dan darah akan meningkat.
Jika kedua proses ini digabungkan, maka akn didapatkan darah yang bersih setelah dilewatkan
melalui dialyzer. Prinsip inilah yang digunakan pada mesin hemodialisis modern, sehingga
keefektifitasannya dalam menggantikan peran ginjal sangat tinggi.
Indikasi HD
A. Segera
Encephalopathy, pericarditis, neouropati perifer, hiperkalemi dan asidosis metabolic, hipertensi
maligna, edema paru, oligouri berat atau anuri.
B. Dini atau profilaksis
1. Sindroma uremia, penyakit tulang, gangguan pertumbuhan.
2. Laboratoriun abnormal : asidosis metabolic, azotemia (kreatinin 8 12 mg%, BUN 100 120
mg%, CCT kurang dari 5 10 mL.menit)
Kapan Harus Dilakukan Hemodialisis?
Cuci darah dilakukan jika gagal ginjal menyebabkan:
Kelainan fungsi otak (ensefalopati uremik)
Perikarditis (Peradangan kantong jantung)
Asidosis (peningkatan keasaman darah) yang tidak memberikan respon terhadap pengobata
lainnya.
Gagal Jantung
Hiperkalemia (kadar kalium yang sangat tinggi dalam darah)
Komplikasi Hemodialisis
Menurut Tisher dan Wilcox (1997) serta Havens dan Terra (2005) selama tindakan hemodialisa
sering sekali ditemukan komplikasi yang terjadi, antara lain :
1) Kram otot
Kram otot pada umumnya terjadi pada separuh waktu berjalannya hemodialisa sampai mendekati
waktu berakhirnya hemodialisa. Kram otot seringkali terjadi pada ultrafiltrasi (penarikan cairan)
yang cepat dengan volume yang tinggi.
2) Hipotensi

Terjadinya hipotensi dimungkinkan karena pemakaian dialisat asetat, rendahnya dialisat natrium,
penyakit jantung aterosklerotik, neuropati otonomik, dan kelebihan tambahan berat cairan.
3) Aritmia
Hipoksia, hipotensi, penghentian obat antiaritmia selama dialisa, penurunan kalsium,
magnesium, kalium, dan bikarbonat serum yang cepat berpengaruh terhadap aritmia pada pasien
hemodialisa.
4) Sindrom ketidakseimbangan dialisa
Sindrom ketidakseimbangan dialisa dipercaya secara primer dapat diakibatkan dari osmol-osmol
lain dari otak dan bersihan urea yang kurang cepat dibandingkan dari darah, yang mengakibatkan
suatu gradien osmotik diantara kompartemen-kompartemen ini. Gradien osmotik ini
menyebabkan perpindahan air ke dalam otak yang menyebabkan oedem serebri. Sindrom ini
tidak lazim dan biasanya terjadi pada pasien yang menjalani hemodialisa pertama dengan
azotemia berat.
5) Hipoksemia
Hipoksemia selama hemodialisa merupakan hal penting yang perlu dimonitor pada pasien yang
mengalami gangguan fungsi kardiopulmonar.
6) Perdarahan
Uremia menyebabkan ganguan fungsi trombosit. Fungsi trombosit dapat dhnilai dengan
mengukur waktu perdarahan. Penggunaan heparin selama hemodialisa juga merupakan factor
risiko terjadinya perdarahan.
7) Ganguan pencernaan
Gangguan pencernaan yang sering terjadi adalah mual dan muntah yang disebabkan karena
hipoglikemia. Gangguan pencernaan sering disertai dengan sakit kepala. Infeksi atau peradangan
bisa terjadi pada akses vaskuler.
8 ) Pembekuan darah
Pembekuan darah bisa disebabkan karena dosis pemberian heparin yang tidak sesuai ataupun
kecepatan putaran darah yang lambat.
http://duniakeriwul.blogspot.com/2012/03/hemodialisis.html

Você também pode gostar