Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KELOMPOK 4:
Akhmad Iskandar Zulkarnain
(11.6526)
Merisa Widyasari
(11.6783)
(11.6858)
Kelas: 4SE4
SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai populasi terbesar di dunia yaitu
sekitar 240 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk yang besar tersebut, tentunya harus diimbangi
dengan jumlah lapangan kerja yang memadai. Namun, yang terjadi di Indonesia kini
tingginya jumlah penduduk tak sebanding dengan lapangan kerja yang ada. Hal ini membuat
semakin banyak orang memutar otak untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi semakin sulitnya kondisi
perekonomian adalah dengan memulai usaha sendiri atau biasa disebut wiraswasta. Ada
berbagai jenis usaha yang bisa dilakukan mulai usaha kecil, usaha menengah, hingga usaha
dengan skala besar. Penentuan skala usaha ini tentunya dengan memperhatikan modal yang
yang ada dan keuntungan dari investasi tersebut.
Kehadiran PKL kota-kota besar merupakan solusi cepat pada saat situasi sulit seperti
sekarang, di saat lapangan kerja semakin terbatas. Mereka adalah pelaku bisnis yang secara
mandiri mampu menghidupi keluarganya, dan juga bagi orang lain, tidak menjadi beban
negara.
Keberadaan pedagang kaki lima kini semakin marak. Hampir disetiap ruas jalan terdapat
para pedagang yang menjajakan dagangannya. Pedagang kaki lima atau yang sering disebut
PKL adalah mereka yang melakukan kegiatan usaha dagang perorangan atau kelompok yang
dalam menjalankan usahanya menggunakan tempat-tempat fasilitas umum, seperti trotoar dan
pingir jalan umum. Pedagang yang menjalankan kegiatan usahanya dalam jangka tertentu
dengan menggunakan sarana atau perlengkapanyang mudah dipindahkan, dibongkar pasang,
dan mempergunakan lahan fasilitas umum sebagai tempat usaha.
Untuk melakukan suatu usaha perlu adanya penilaian terhadap investasi yang akan
direalisasikan. Menilai investasi berguna untuk meninjau sejauh mana perkembangan dana
yang telah direalisasikan agar dapat memanajemen keuangan usaha dengan baik. Banyak
perusahaan yang menutup usahanya karena salah dalam menganalisis suatu keuangan untuk
mengoperasikan suatu usaha. Maka dalam mengendalikan usaha haruslah melakukan
perencanaan yang baik terhadap manajemen keuangan.
Seperti di tempat lain, di kawasan Otista III juga banyak terdapat PKL yang rata-rata
berjualan pada malam hari. Dalam penelitian ini kami akan meneliti keberadaan PKL yang
berada di kawasan jembatan Otista III. PKL yang kami teliti adalah PKL yang menjajakan
makanan ringan yaitu mendoan&tahu, cakwe&kue bantal, serta keripik. Tujuan penelitian
adalah menilai bagaimana perkembangan investasi yang telah dilaksanakan oleh pelaku usaha
apakah usahanya dapat dikatakan layak untuk tetap beroperasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan urain latar belakang maka rumusan masalah makalah ini adalahA.
1. Apakah usaha mendoan&tahu, cakwe&kue bantal, serta keripik dapat dilanjutkan?
2. Usaha manakah yang terbaik untuk dilakukan investasi?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kelayakan usaha mendoan&tahu,
cakwe&kue bantal, serta keripik.
1.4 Manfaat
1. Manfaat Akademis
Dapat meningkatkan wawasan dan menambah pengetahuan yang berkaitan dengan studi
kelayakan bisnis.
2. Manfaat bagi pemilik usaha
Bagi pemilik usaha, diharapkan analisis kelayakan investasi dapat menjadi alat bantu pemilik
usaha dalam mengambil keputusan apakah usaha dapat dilanjutkan atau tidak.
BAB II
LANDASAN TEORI
Keterangan :
NCFt = net cash flow bulan ke-t
Co
Variance NCF:
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada Tahun 2015 di kawasan jembatan Otista III. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode survey. Data primer diperoleh dari proses
wawancara kepada responden dan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dan
laporan yang terkait dengan penelitian ini.
Responden yang diwawancarai:
1. Pedagang cakwe di daerah otista 3
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Usaha
a. Usaha yang diteliti semuanya berada di kawasan jembatan Otista III. Usaha pertama
adalah usaha mendoan dan tahu. Usaha ini di mulai bulan Oktober tahun 2009 di. Modal awal
yang digunakan untuk usaha ini adalah sebesar Rp3.880.000,00 dengan rincian:
Gerobak
: Rp3.100.000,00
Kompor
: Rp200.000,00
Wajan
: Rp120.000,00
Tabung gas 3kg: Rp110.000,00
Saringan
: Rp30.000,00
Jerigen
: Rp30.000,00
Peralatan
: Rp70.000,00
Jepitan
: Rp40.000,00
Nampan
: Rp20.000,00
Kursi
: Rp110.000,00
Tempat adonan : Rp20.000,00
Lampu
: Rp30.000,00
Selanjutnya ditampilkan rincian untuk bahan baku, pengeluaran, omzet, dan
keuntungan.
Bahan baku:
Tepung terigu
Tempe
: Rp84.000,00 /hari
: Rp75.000,00/hari
Tahu
: Rp152.000,00/hari
Cabe
: Rp25.000,00/hari
Kubis
: Rp18.000,00/hari
Wortel
: Rp16.000,00/hari
Tauge
: Rp14.000,00/hari
Bumbu
: Rp50.000,00/hari
Plastik
: Rp5.500,00/hari
Gas
: Rp20.000,00/hari
Minyak
: Rp44.000,00/hari
Kertas minyak
: Rp6.000,00/hari
Pengeluaran:
Listrik
: Rp25.000,00/ bulan
Retribusi
: Rp100.000,00/ bulan
Keamanan
: Rp15.000,00/bulan
Nitip gerobak : Rp100.000,00/ bulan
Omzet : Rp750.000/ hari
Saat bulan Ramadhan omzet naik menjadi Rp1.000.000,00/hari.
Keuntungan: Rp250.000/hari
Keuntungan saat bulan Ramadhan menjadi Rp400.000,00/hari.
b. Usaha kedua adalah usaha cakwe dan kue bantal. Usaha ini di mulai bulan September
tahun 2010. Modal awal yang digunakan untuk usaha ini adalah sebesar Rp2.700.000,00
dengan rincian:
Gerobak
: Rp2.000.000,00
Peralatan lain : Rp700.000,00
Selanjutnya ditampilkan rincian untuk bahan baku, pengeluaran, omzet, dan
keuntungan.
Bahan baku:
Tepung terigu : Rp75.000,00 /hari
Gula
: Rp12.000,00 / hari
Garam
: Rp3.000,00k/hari
Gas
: Rp7.000,00/ hari
Minyak
: Rp22.000,00/hari
Pengeluaran:
Listrik
: Rp25.000,00/ bulan
Retribusi
: Rp100.000,00/ bulan
Keamanan
: Rp15.000,00/bulan
Nitip gerobak : Rp100.000,00/ bulan
Omzet
: Rp300.000,00/ hari
Omzet saat bulan Ramadhan naik menjadi Rp360.000,00/hari
Keuntungan
: Rp200.000,00/ hari
Keuntungan saat ramadhan naik menjadi Rp250.000,00/ hari
c. Usaha ketiga adalah usaha keripik. Usaha ini di mulai bulan Desember tahun 2012.
Modal awal yang digunakan untuk usaha ini adalah sebesar Rp4.000.000,00 dengan rincian:
Gerobak
: Rp2.500.000,00
Alat produksi : Rp1.500.000,00
Selanjutnya ditampilkan rincian untuk bahan baku, pengeluaran, omzet, dan
keuntungan.
Bahan baku
: Rp350.000,00 / hari
Pengeluaran:
Listrik
: Rp25.000,00/ bulan
Retribusi
: Rp100.000,00/ bulan
Keamanan
: Rp15.000,00/bulan
Omzet
: Rp505.000/ hari
Saat bulan Ramadhan omzet naik menjadi Rp600.000,00/hari.
Keuntungan: Rp150.000/hari
Keuntungan saat bulan Ramadhan menjadi Rp200.000,00/hari.
4.2 Penghitungan
4.2.1 NPV
Tabel 1 Usaha Mendoan dan Tahu
Usaha Mendoan
No
Bulan
Mei 2014
Keuntungan
r*
DF
7890000 0,006458 0,993583
Juni 2014
7818682,566
Juli 2014
10201074,96
Agustus 2014
5262723,576
September 2014
5383885,202
Oktober 2014
7023410,612
November 2014
7312920,201
Desember 2014
8424753,815
Jumlah
Cash inflow
7839370,731
59266821,66
Di mana :
r = 0,0775 yang berasal dari BI rate. Karena dalam penelitian kali ini kita menggunakan data per bulan, maka
suku bunga dibagi 12. Oleh karena itu,r* = 0,006458.
Dapat disimpulkan bahwa usaha mendoan dan tahu ini dapat dilanjutkan karena dapat
memberikan keuntungan yang lebih besar daripada hanya ditabung.
Nilai keuntungan usaha mendoan paling besar adalah bulan Juli karena bulan ini
bertepatan dengan bulan Ramadhan. Pada bulan Ramadhan konsumsi masyarakat cenderung
meningkat terhadap makanan. Sementara itu, nilai keuntungan bulan Agustus dan September
menurun karena pada bulan tersebut mahasiswa STIS libur dan pulang ke rumah masingmasing sehingga jumlah konsumen ikut menurun juga. Setelah dua bulan menurun, bulan
Oktober keuntungan naik kembali karena perkuliahan mahasiswa STIS dimulai.
Tabel 2 Usaha Cakwe
Usaha Cakwe
No
Bulan
Mei 2014
Keuntungan
r*
DF
5526000 0,006458 0,993583
Juni 2014
5376331,47
Juli 2014
6170669,48
Agustus 2014
4502552,39
September 2014
4802890,4
Oktober 2014
5152104,63
November 2014
4973741,67
Desember 2014
5129886,74
Jumlah
Cash inflow
5490540,26
41598717,04
Di mana :
r = 0,0775 yang berasal dari BI rate. Karena dalam penelitian kali ini kita menggunakan data per bulan, maka
suku bunga dibagi 12. Oleh karena itu,r* = 0,006458.
cenderung meningkat terhadap makanan. Sementara itu, nilai keuntungan bulan Agustus dan
September menurun karena pada bulan tersebut mahasiswa STIS libur dan pulang ke rumah
masing-masing sehingga jumlah konsumen ikut menurun juga. Setelah dua bulan menurun,
bulan Oktober keuntungan naik kembali karena perkuliahan mahasiswa STIS dimulai.
Tabel 3 Usaha Keripik
Usaha Kripik
No
Bulan
Mei 2014
Keuntungan
r*
DF
4790000 0,006458 0,993583
Juni 2014
4659618,903
Juli 2014
1716527,037
Agustus 2014
3313566,696
September 2014
4473660,006
Oktober 2014
4589269,674
November 2014
4382972,434
Desember 2014
4388090,488
Jumlah
Cash inflow
4759263,093
32282968,33
Di mana :
r = 0,0775 yang berasal dari BI rate. Karena dalam penelitian kali ini kita menggunakan data per bulan, maka
suku bunga dibagi 12. Oleh karena itu,r* = 0,006458.
Dari ketiga usaha tersebut, terlihat usaha yang memiliki NPV paling tinggi adalah
mendoan. Hal ini berarti dari ketiga usaha tersebut, yang paling menjanjikan berdasarkan
nilai NPV-nya adalah usaha mendoan. Sedangkan nilai NPV yang paling kecil adalah dari
usaha keripik. Dimana usaha ini menghasilkan keuntungan yang lebih paling kecil daripada
usaha lainnya di sisi lain modalnya paling besar.
4.2.2 Resiko Secara Relatif
Untuk membandingkan prospek keuntungan antarusaha dapat menggunakan nilai
coefficient of variance(CV). Dimana nilai CV merupakan perbandingan antara nilai standar
deviasi net cash flow dengan expected value net cash flow (ENCF).
Kripik
Mendoan
Cakwe
Cash flow
Probabilita
Cash flow
Probabilita
Cash flow
Probabilita
4445475,64
0,125
5128538.28
0,125
7322505,8
0,125
4065438,92
0,125
4690758.56
0,125
6821668,703
0,125
1398898,52
0,125
5028840.35
0,125
8313454,09
0,125
2522375,86
0,125
3427463.67
0,125
4006126,369
0,125
3180940,76
0,125
3415035.97
0,125
3828145,159
0,125
3047998,2
0,125
3421809.3
0,125
4664651,332
0,125
2719057,48
0,125
3085552.03
0,125
4536704,407
0,125
2542750,48
0,125
2972596.39
0,125
4881860,769
0,125
Usaha Kripik
ENCF =
Standar Deviasi =
0,2583306
Usaha Cakwe
ENCF = 5350250
Standar Deviasi = 483278,6094
0,090328229
Usaha Mendoan
ENCF = 7623750
Standar Deviasi = 1635716,859
0.214555417
Dari hasil perhitungan ENCF dan CV ketiga usaha tesebut. Apabila
investor
menginginkan cash flow yang lebih tinggi dengan risiko yang lebih tinggi, maka usaha
mendoan adalah pilihan yang terbaik. Jika investor meninginkan risiko yang lebih kecil,
maka sebaiknya ia memilih investasi pada usaha cakwe.
4.2.3 Profitability Index ( PI )
Profitabilitas Indeks adalah criteria lain dalam pengukuran rencana investasi. Dengan
melihat perbandingan antara PV dengan biaya investasi. Jika nilai PI lebih besar dari 1
menunjukkan NPV yang positif sehingga proyek dapat dilanjutkan,
Usaha Kripik
= 8,070742082
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan :
1. Pada ketiga usaha yaitu, usaha kripik, cakwe, dan mendoan diperoleh nilai net present
value yang positif masing-masing sebesar Rp28.282.968,33, Rp38.898.717,04, dan
investor
menginginkan cash flow yang lebih tinggi dengan risiko yang lebih tinggi, maka usaha
mendoan adalah pilihan yang terbaik. Jika investor meninginkan risiko yang lebih kecil,
maka sebaiknya ia memilih investasi pada usaha cakwe
5.2 Saran
Beberapa saran yang penulis sampaikan :
1. Bagi pemerintah, agar segera memberikan investasi,pengawasan, dan kebijkan yang
mendukung berkembangnya usaha mikro. Sehingga perkembangannya semakin cepat dan
dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
2. Bagi Investor, agar memberikan investasi dan pengembangan sumber dana bagi
pengusaha mikro. Agar usaha mikro semakin berkembang dan menghasilkan keuntungan
yang maksimum.
3.
Bagi pengusaha, agar senantiasa ikut mengembangkan kreativitas dalam berusaha
4. Bagi pengusaha yang ingin memlilih usaha mana yang akan dikembangkan, kami
sarankan untuk memilih investasi di usaha mendoan saja, walaupun risikonya lebih tinggi
dibanding usaha yang lain, tetapi keuntungannya lebih besar jika mereka berusaha sebesar
mungkin untuk mengatasi risiko tersebut.
5. Bagi pengusaha yang memiliki keuntungan yang lebih tinggi, yaitu dalam penelitian
ini,usaha mendoan. Maka, kami sarankan agar usaha tersebut diluaskan, dibuka cabang di
tempat yang strategis dan mudah dijangkau pembeli.
Daftar Pustaka
http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2012/10/25/pedagang-kaki-lima-di-jakarta
504285.html
Yulianto, M.A. 2011. Dasar-dasar Operation Research Untuk Pengambilan Keputusan.
Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.
Lampiran