Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A.
Pengertian
1. Marasmus adalah suatu bentuk malgizi protein energi karena kelaparan,
semua unsur diet kurang. Hal ini dikarenakan masukan kalori yang tidak
adekuat, diet Faddy, penyakit usus menahun, kelainan metabolik/infeksi
menahun separti tuberkulosis. (Pincus catzel dan Ian roberts, 1991 : 106).
2. Marasmus adalah bila kekurangan kalori dalam diet yang berlangsung
lama yang akan menimbulkan gejala undernutrition yang sangat ekstrim.
(FKUI, 1985 : 361).
3. Marasmus adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan karena rendahnya
konsumsi energi kalori dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga
mengakibatkan tidak adekuatnya intake kalori yang dibutuhkan oleh
tubuh. ( Nelson, 1999 : 298 ).
4. Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat. Keadaan
ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan
penyakit infeksi. Selain faktor lingkungan, ada beberapa faktor lain pada
diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir, diduga berpengaruh terhadap
terjadinya marasmus. ( http://dokterfoto. com, diperoleh tanggal 4 Juni
2008).
B.
Etiologi
Menurut Behrman (1999: 122) etiologi marasmus antara lain:
1. Pemasukan kalori yang tidak mencukupi, sebagai akibat kekurangan
dalam susunan makanan.
2. Kebiasaan-kebiasaan makanan yang tidak layak, seperti terdapat pada
hubungan orang tua-anak yang terganggu atau sebagai akibat kelainan
metabolisme atau malformasi bawaan.
3. Gangguan setiap sistem tubuh yang parah dapat mengakibatkan terjadinya
malnutrisi.
4. Disebabkan oleh pengaruh negatif faktor-faktor sosioekonomi dan budaya
yang berperan terhadap kejadian malnutrisi umumnya, keseimbangan
nitrogen yang negatif dapat pula disebabkan oleh diare kronik malabsorpsi
protein, hilangnya protein air kemih ( sindrom neprofit ), infeksi menahun,
luka bakar dan penyakit hati.
C.
D.
Patofisiologi
Pertumbuhan yang kurang atau terhenti disertai atrofi otot dan
manghilangkan lemak di bawah kulit. Pada mulanya kelainan demikian
merupakan prosesn fisiologis. Untuk kelangsungan hidup jaringan tubuh
memerlukan energi, namun tidak didapat sendiri dan cadangan protein
digunakan juga untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut. Penghancuran
jaringan pada defisiensi kalori tidak saja membantu memenuhi kebutuhan
energi, tetapi juga untuk memungkinkan sintesis glukosa dan metabolit
esensial lainnya seperti asam amino untuk komponen homeostatik. Oleh
karena itu, pada marasmus berat kadang-kadang masih ditemukan asam
amino yang normal, sehingga hati masih dapat membentuk cukup albumin.
(Ngastiyah, 2005 : 259).
E.
Pathway
Sosial ekonomi
rendah
Malabsorbsi, infeksi
Kegagalan melakukan
anoreksia
sintetis protein dan kalori
Kurang
pengetahuan
lemah
Kerusakan integritas kulit
Resiko
infeksi
Resiko infeksi
Saluran pencernaan
Anoreksia, diare
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
pe
(Nanda, 2005-2006 ; Ngastiyah 2005 : 259)
Keterlambatan
pertumbuhan dan
perkembangan
F.
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi menurut (Markum : 1999 : 168)
defisiensi
Vitamin
A,
infestasi
cacing,
dermatis
tuberkulosis,
G. Pemeriksaan Penunjang
1.Menurut
FKUI
(1985:364)
pada
pemeriksaan
memperlihatkan :
a. Karena adanya kelainan kimia darah, maka :
1) kadar albumin serum rendah
2) kadar globumin normal atau sedikit tinggi
3) peningkatan fraksi globumin alfa 1 dan globumin gama
4) kadar globumin beta rendah
5) kadar globumin alfa 2 menetap
6) kadar kolesterol serum menurun
laboratorium
a. Laboratorium menunjukan
1) Penurunan badan albumin, kolesterol dan glukosa dalam serum
2) Kadar
globumin
dapat
normal
atau
meningkat,
sehingga
air
kemih
menunjukan
peningkatan
sekresi
H. PENATALAKSANAAN
Menurut Mansjoer (2000 : 514 517) penatalaksanan marasmus adalah :
1. Atasi / cegah hipoglikemia
Periksa gula darah bila ada hipotermia (suhu aksila < 35oC, suhu rektal
35,5oC). Pemberian makanan yang lebih sering penting untuk mencegah
kondisi tersebut.
2. Atasi/cegah hipotermia
Bila suhu rektal < 35,5oC
a. Segera beri makanan cair/fomula khusus.
b. Hangatkan anak dengan pakaian atau selimut sampai menutup kepala.
3. Atasi/cegah dehidrasi
Lakukan pemberian cairan infus dengan hati-hati dengan tetesan pelanpelan untuk mengurangi beban sirkulasi dan jantung.
4. Koreksi gangguan keseimbang elektrolit
Pada marasmus berat terjadi kelebihan natrium tubuh, walaupun kadar
natrium plasma rendah.
a) Tambahkan Kalium dan Magnesium dapat disiapkan dalam bentuk
cairan dan ditambahkan langsung pada makanan. Penambahan 20 ml
larutan pada 1 liter formula.
5. Obati / cegah infeksi dengan pemberian antibiotik
6. Koreksi defisiensi nitrien mikro, yaitu dengan :
Berikan setiap hari :
1). Tambahkan multivitamin.
2). Asam folat 1 mg/hari (5 mg hari pertama).
3). Seng (Zn) 2 mg/KgBB/hari.
4). Bila berat badan mulai naik berikan Fe (zat besi) 3 mg/KgBB/hari.
I.
Pencegahan
Tindakan pencegahan terhadap marasmus menurut (Lubis, U.N.http:
//www.cermin dunia kedokteran. diperoleh tanggal 4 Juni 2008) dapat
ASUHAN KEPERAWATAN
MARASMUS
A.
Pengkajian
.1 Identitas
a. Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan & kontak dengan
klien
panggilan klien, tujuan waktu, tempat, pertemuan, dan topik yang akan
dibicarakan.
b. Usia dan nomor Rekam Medik.
c. Mahasiswa menuliskan sumber data yang di dapat.
.2 Alasan Masuk
.a Tanyakan kepada klien / keluarga yang datang :
.b Apa yang menyebabkan klien / keluarga datang ke rumah sakit ini?
.3 Focus pengkajian marasmus menurut Mi Ja Kim adalah :
a. Data Subjektif
1) Rasio berat badan
a) Kehilangan BB dengan asupan makan yang adekuat.
b) BB 20% atau lebih dibawah BB ideal untuk tinggi badan &
bentuk tubuh yang normal.
2) Tinggi aktivitas
Berkurangnya aktivitas tampak pada kebanyakan kasus marasmus.
Anak tampak lesu dan tidak bergairah & pada anak yang lebih tua
terjadi penurunan produktivitas kerja.
3) Masukan atau intake nutrisi
a) Melaporkan asupan makan yang tidak adekuat kurang dari
jumlah harian yang dianjurkan.
b) Melaporkan / terlihat kurang makan.
4) Diet
Melaporkan perubahan dalam hal merasakan makanan.
5) Pengetahuan tentang nutrisi
Memperlihatkan / terobservasi kurangnya pengetahuan dalam
perilaku peningkatan kesehatan.
b. Data Objektif
1) Data umum
a) Perubahan rambut
Warnanya lebih muda (coklat, kemerah-merahan dan lurus,
panjang, halus, mudah lepas bila ditarik).
b) Warna kulit lebih muda
Seluruh tubuh / lebih sering pada muka, mungkin menampakan
warna lebih muda daripada warna kulit anak sehat.
c) Tinja encer
Disebabkan gangguan penyerapan makan, terutama gula.
d) Adanya ruam bercak bersepih
Noda warna gelap pada kulit, bila terkelupas meninggalkan
warna kulit yang sangat muda / bahkan ulkus di bawahnya.
e) Gangguan perkembangan & pertunbuhan
f) Hilangnya lemak di otot & bawah kulit karena makanan kurang
mengandung kalori dan protein.
g) Adanya perut yang membuncit atau cekung dengan gambaran
usus yang jelas.
h) Adanya anemia yang berat
Kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi, asam
folat dan berbagai vitamin.
i) Mulut dan gigi
Adanya tanda luka di sudut-sudut mulut.
j) Kaji adanya anoreksia, mual.
B.
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang kurang.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status nutrisi.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun.
4. Keterlambatan tumbuh kembang berhubungan dengan malnutrisi.
5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, diit, perawatan, dan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi.
C.
Fokus Intervensi
1. Diagnosa : Ketidakseimbangan nutisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang kurang.
NOC
Kriteria hasil :
a
Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan berat badan ideal
sesuai dengan tinggi badan.
Skala Nilai :
1
: jarang menunjukkan
: kadang-kadang menunjukkan
: sering menunjukkan
: selalu menunjukkan
Kriteria hasil :
a. Integritas kulit yang baik bias dipertahankan.
b. Tidak ada luka / lesi pada kulit.
c. Perfusi jaringan baik.
d. Menunjukan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah
terjadinya cedera berulang.
: jarang menunjukkan
: kadang menunjukkan
: sering menunjukkan
: selalu menunjukkan
: Risk Control
Kriteria hasil :
a. Kenali faktor resiko infeksi
b. Mengubah gaya hidup untuk mengurangi resiko.
c. Monitor perubahan status kesehatan.
d. Mendorong gaya hidup status kesehatan (dari status kesehatan yang
buruk ke status kesehatan yang baik).
e. Menunjukan perilaku hidup sehat.
Skala Nilai :
1
: jarang dilakukan
: kadang dilakukan
: sering dilakukan
: selalu dilakukan
: Neglect Recorvery
Kriteria hasil :
a. Nutrisi adekuat.
b. Mendapatkan diet yang dianjurkan.
c. Pertumbuhan & perkembangan dalam batas normal.
d. Kemampuan kognitif dalam batas yang sesuai.
e. Mendapat perawatan yang sesuai.
Skala Nilai :
1
: jarang menunjukkan
: kadang menunjukkan
: sering menunjukkan
: selalu menunjukkan
NIC : Management behavior
Intervensi :
1.Gunakan suara yang lembut dan pelan dalam berbicara dengan pasien.
2. Tingkatkan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuan.
3. Diskusikan dengan keluarga untuk membuat dasar kognitif prainjury.
4. Buat rutinitas untuk pasien.
5. Hindari untuk menyudutkan pasien.
6. Hindari untuk membantah pasien.
Kriteria hasil :
a. Menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis, dan
program pengobatan.
b. Mampu malaksanakan prosedur yang dijelaskan.
c. Mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat / tim
kesehatan lainnya.
Skala Nilai :
1
: jarang dilakukan
: kadang dilakukan
: sering dilakukan
: selalu dilakukan
NIC
Intervensi
D.
Evaluasi
1 Diagnosa : Ketidakseimbangan nutisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang kurang.
Kriteria hasil :
Skala
a. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan 5
berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan.
b. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi.
c.
d.
Menunjukan
pemahaman
dalam
proses 5
5
Mampu
melindungi
kulit
dan
Skala
5
c.
d.
Skala
5
b.
c.
d.
5
Kemampuan kognitif dalam batas yang 5
sesuai.
e.
pemahaman
tentang
Skala
penyakit, 5
c.
DAFTAR PUSTAKA
Behrman, R. E. 1999. Ilmu Kesehatan Anak:Nelson, Edisi 15, vol 1.
Jakarta:EGC
Johnson, Marion dkk. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC). Mosby
Lubis,
N.
U.
2002.
Penatalaksanaan
Busung
Lapar
Pada
Balita.