Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
21..
Definisi
Sindrom hepatorenal (SHR) adalah gangguan fungsional ginjal
reversibel yang terjadi pada seseorang dengan sirosis hati lanjut atau
kegagalan
hati
fulminan.1
Sindrom
hepatorenal
ditandai
dengan
berkurangnya laju filtrasi glomerulus (GFR) dan aliran plasma renal (RPF)
tanpa adanya penyebab lain dari disfungsi ginjal.1,2 Sindrom hepatorenal
bersifat fungsional dan progresif. Sindrom hepatorenal merupakan suatu
gangguan fungsi ginjal pre renal, yaitu disebabkan adanya hipoperfusi
ginjal, namun dengan hanya perbaikan volume plasma saja ternyata tidak
dapat memperbaiki gangguan fungsi ginjal ini.2,3
Berdasarkan International Ascites Club
(1994),
sindrom
hepatorenal adalah sindroma klinis yang terjadi pada pasien penyakit hati
kronis dan kegagalan hati lanjut serta hipertensi portal yang ditandai oleh
penurunan fungsi ginjal dan abnormalitas yang nyata dari sirkulasi arteri
dan aktivitas sistem vasoaktif endogen.4 Karakteristik khas dari sindrom
hepatorenal adalah vasokonstriksi yang kuat dari sirkulasi ginjal disertai
vasodilatasi arteriol yang luas pada sirkulasi di luar ginjal yang
menyebabkan penurunan resistensi vaskular sistemik total dan hipotensi.
2.2.
Epidemiologi
Sekitar 20% pasien sirosis hepatis dengan asites disertai fungsi
ginjal yang normal akan mengalami sindrom hepatorenal (SHR) setelah 1
tahun dan 39% setelah 5 tahun perjalanan penyakit. 3 Gines dkk
melaporkan kemungkinan insiden SHR pada pasien sirosis hepatis
mencapai 18% pada tahun pertama dan akan meningkat hingga 39% pada
tahun ke lima.1,5 Pasien dengan peritonitis bakterial spontan memiliki
kesempatan sepertiga untuk mengalami perkembangan menjadi SHR.5
2.3.
menyebabkan
sirkulasi
splanikus
terhindar
dari
efek
Vasokonstriksi Renal
Pada fase awal dari sirosis hepatis dekompensata, perfusi ginjal masih
dapat dipelihara dalam batas normal, karena adanya peningkatan
sintesis dari faktor-faktor vasodilatasi. Akan tetapi, pada fase lanjut,
perfusi ginjal tidak dapat dipelihara lagi karena adanya vasodilatasi
sistemik yang luar biasa dan penurunan volume efektif arterial.
Penurunan volume efektif arterial ini dapat menyebabkan aktivasi
progresif dari mediator baroreseptor dan vasokonstriktor disertai
dengan penurunan produksi vasodilator renal.5,8
Angiotensin II
Norepineprine
Neuropeptida Y
Endothelin
Adenosine
Cyteinyl leukotrine
F2-isoprostanes
Vasodilator
-
Prostaglandin
Nitric oxide
Natriuretic peptide
Kallikrein-kinin
Faktor Vasokonstriktor
Sistem renin angiotension dan sistem saraf simpatis merupakan
mediator utama yang mempunyai efek vasokonstriksi sirkulasi ginjal pada
sindrom hepatorenal.4 Aktifitas dari sistem vasokonstriksi ini meningkat
pada penderita dengan sirosis dan asites, terutama penderita dengan
sindrom hepatorenal dan berkolerasi terbalik dengan aliran darah ginjal
dan laju filtrasi glomerulus.4,6,7
Selain itu, penelitian yang dilakukan terhadap pasien dengan SHR
menunjukkan
bahwa
konsentrasi
plasma
endothelin-1
meningkat.
kontribusi
pada
vasokonstriksi
sirkulasi
ginjal
dan
menggunakan
dan
berbagai
faktor
prediktif
memungkinkan
untuk
memastikan perkembangan sindrom hepatorenal pada pasien nonazotemik dengan sirosis dan asites. Pada SHR tipe 1, faktor-faktor
presipitasi diidentifikasi pada 70-100% pasien dengan SHR, dan lebih dari
satu kejadian dapat terjadi pada satu pasien.1 Di bawah ini tabel faktorfaktor presipitasi dan prediktif pada pasien sirosis dan asites yang
berkaitan dengan SHR.
Tabel 2. Faktor Presipitasi dan Prediktif pada Pasein dengan Sirosis dan
Asites yang Berkaitan dengan Perkembangan Sindrom Hepatorenal2
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis penderita sindroma hepatorenal ditandai dengan
kombinasi antara gagal ginjal, gangguan sirkulasi, dan gagal hati. Gagal
ginjal dapat timbul secara perlahan atau progresif dan biasanya diikuti
dengan retensi natrium dan air, yang menimbulkan asites, edema dan
dilutional hyponatremia, yang ditandai oleh ekskresi natrium urin yang
rendah dan pengurangan kemampuan buang air (oliguri anuria).
Gangguan sirkulasi sistemik yang berat ditandai dengan tekanan arteri
yang rendah, peningkatan cardiac output, dan penurunan total tahanan
pembuluh darah sistemik.4 Pada pasien sirosis hepatis, 80% kasus SHR
disertai asites, 75% disertai ensefalopati hepatic, dan 40% disertai ikterus.3
Tabel 3. Gangguan Hemodinamik yang Sering Ditemukan pada Sindrom
Hepatorenal4
Cardiac output meninggi
Tekanan arterial menurun
Total tahanan pembuluh darah sistemik menurun
Total volume darah meninggi
Aktivasi sistem vasokonstriktor meninggi
Tekanan portal meninggi
Portosystemic Shunt
Tekanan pembuluh darah splanik menurun
Tekanan pembuluh darah ginjal meninggi
Tekanan arteri brachial dan femoral meninggi
Tahanan pembuluh darah otak meninggi
Diagnosis
Tidak ada tes yang spesifik untuk diagnostik sindrom hepatorenal.
Diagnosis SHR selalu dibuat setelah eksklusi gangguan-gangguan lain
yang dapat menyebabkan gagal ginjal pada pasien sirosis. 8 Kriteria
diagnostik yang dianut sekarang adalah berdasarkan International Ascites
Clubs Diagnostic Criteria of Hepatorenal Syndrome.
Kriteria Tambahan
1. Volume urin < 500 ml / hari
2.
3.
4.
5.
menyingkirkan
Pseudohepatorenal
Syndrome.
Pseudohepatorenal
Medikamentosa,
misalnya
metoksifluran,
halotan,
sulfonamid,
Penatalaksanaan Umum
SHR sebagian besar dipacu oleh ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit pada pasien sirosis hepatis.3 Oleh karena itu, pasien sirosis
hepatis sangat sensitif dengan perubahan keseimbangan cairan dan
elektrolit, maka hindari pemakaian diuretik agresif, parasentesis asites, dan
restriksi cairan yang berlebihan.3
- Terapi suportif berupa diet tinggi kalori dan rendah protein.
- Koreksi keseimbangan asam basa
- Hindari penggunaan OAINS
- Peritonitis bakterial spontan pada SHR harus segera diobati sedini dan
-
seadekuat mungkin.
Pencegahan ensefalopatik hepatik juga harus dilakukan dalam rangka
mencegah SHR.
Hemodialisa belum pernah secara formal diteliti pada pasien SHR,
namun tampaknya tidak cukup efektif dan efek samping yang cukup
berat, misalnya hipotensi, koagulopati, sepsis, dan perdarahn saluran
cerna.3,4
4.2.
Pengobatan Medikamentosa
Vasodilator
berkaitan
dengan
tekanan arterial,
Portosystemic shunt
Akhir-akhir ini telah diperkenalkan suatu metode nonbedah dari
kompresi portal yaitu Transjugular intrahepatic portosystemic shunt
(TIPS).4 Sebelumnya digunakan sebagai terapi alternatif untuk pasien
sirosis hepatis dengan perdarahan dari varises esofagus atau lambung yang
tidak menanggapi pengobatan endoskopik dan medis.4,5 Intervensi ahli
radiologi akan menempatkan shunt portacaval side to side yang
menghubungkan
vena
portal
dan
vena
hati
dalam
parenkim hati.5
TIPS mengurangi tekanan portal dan mengembalikan sebagian
volume darah yang terakumulasi di sirkulasi splanknikus ke sirkulasi
sistemik. Hal ini akan menekan renin-angiotensin-aldosteron dan sistem
saraf simpatik dan mengurangi efek vasokonstriktor pada sirkulasi ginjal.5
Keuntungan metode ini dibanding dengan operasi portocaval
shunt adalah penurunan mortalitas akibat operasi. Komplikasi yang paling
sering pada pasien yang mendapat pengobatan dengan TIPS adalah
hepatic encephalophaty dan obstruksi dari stent. Beberapa laporan yang
melibatkan sejumlah pasien cendrung memperlihatkan bahwa prosedur ini
meningkatkan fungsi ginjal pada pasien sirosis hati dengan SHR yang
tidak dapat lagi untuk dilakukan transplantasi hati.4
Hubungan antara penurunan tekanan portal yang diinduksi oleh
insersi TIPS dan perubahan yang bermanfaat dalam faktor-faktor
neurohumoral, fungsi ginjal pada pasien sirosis, dan asites refraktori.
Mekanisme TIPS pada efek tersebut masih spekulatif, namun mungkin
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Sherlock, Sheila, James Dooley. Disease of The Liver and Billiary System.
UK: Blackwell Science; 2002. Hal 140-143.
10.
11.