Você está na página 1de 16

ANALISA PROSPEKTUS PT BANK INTERNASIONAL INDONESIA TBK

Berkedudukan di Jakarta, Indonesia


Bidang Usaha :
Usaha Jasa Perbankan
Disusun :
Dalam Rangka Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Hukum Pasar Modal
Program Studi Magister Kenotariatan

Oleh :
ELIANA, SH
NIM 11010213410137
Pengampu :
Prof. Dr. Sri Redjeki Hartono, SH
Paramita Prananingtyas, SH, LLM
PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
BAB I
TINJAUAN UMUM
Propektus adalah informasi atau dokumen penting dalam proses
penawaran umum, baik saham maupun pbligasi. Dalam propektus saham
atau lebih tepatnya prospektus perusahaan terdapat banyak informasi
yang berhubungan dengan keadaan perusahaan yang melakukan
penawaran umum.

Penawaran Perdana Saham atau Initial Public Offering merupakan


kegiatan yang dilakukan emiten untuk menjual saham baru kepada
masyarakat umum. Emiten berharap semua saham yang dilepas ke publik
dapat terserap sepenuhnya sehingga target pendapatan yang diharapkan
dapat terpenuhi. Sebaliknya, para pemodal berharap mendapatkan
keuntungan dengan membeli saham tersebut, baik berupa deviden,
capital gain maupun hal hak lain sebagai pemegang saham.
Menurut peraturan BAPEPAM, Propektus perusahaan adalah
Setiap informasi tertulis sehubungan dengan Penawaran Umum dengan
tujuan agar Pihak Lain membeli Efek. Penyusunan propektus harus
mengacu kepada hal tersebut :
1. Propektus harus memuat seluruh rincian dan fakta material mengenai
Penawaran Umum dari Emiten.
2. Propektus saham haruslah dibuat sedimikian rupa sehingga jelas dan
komunikatif.
3. Fakta - fakta dan pertimbangan pertimbangan yang paling penting
harus dibuat ringkasannya dan diungkapkan pada awal propektus.
4. Emiten, Penjamin Pelaksanaan Emisi, Lembaga Penunjang serta
Profesi

Penunjang

Pasar

Modal

bertanggung

jawab

untuk

menentukan dan mengungkapkan fakta secara jelas dan mudah


dibaca.
Beberapa bagian penting dari propektus perusahaan yang patut
mendapat perhatian dari calon investor adalah :
1. Jumlah saham yang ditawarkan
2. Nilai nominal saham dan harga penawaran
3. Bidang Usaha
4. Riwayat singkat perusahaan
5. Tujuan Go Public (Rencana Penggunaan Dana)
6. Prospek usaha dan strategi perusahaan
7. Resiko usaha
8. Kebijakan Deviden Perusahaan
9. Kinerja Keuangan Perusahaan
10. Agen agen penjual

BAB II
PEMBAHASAN PENILAIAN INVESTOR
1. Jumlah Saham Yang Ditawarkan (Penawaran Umum)
OBLIGASI SUBORDINASI BERKELANJUTAN II BANK BII
TAHAP I TAHUN 2014 Dengan Jumlah Pokok Obligasi Sebanyak
banyaknya sebesar Rp. 1.500.000.000.000,00 (satu triliun lima ratus
miliar rupiah).
Obligasi ini ditawarkan dengan nilai 100% dari nilai nominal
Obligasi Subordinasi.
Obligasi Subordinasi ini diterbitkan dengan memperhatikan
ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Subordinasi, dengan
satuan jumlah Obligasi Subordinasi yang dapat dipindahbukukan dari
satu Rekening Efek ke Rekening Efek lainnya adalah senilai Rp.1-,
(satu rupiah) sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perwaliamanatan
Obligasi Subordinasi. Setiap pemegang Obligasi Subordinasi senilai
Rp.1-, (satu rupiah) mempunyai hak untuk mengaluarkan 1 (satu)
suara dalam RUPOS dengan ketentuan pembulatan ke bawah.
Obligasi Subordinasi ini diterbitkan tanpa warkat, ditawarkan
dengan nilai 100% dari nilai nominal Obligasi Subordinasi, berjangka
waktu 7 (tujuh) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi Obligasi
Subordinasi menawarkan tingkat bunga tetap sebesar **% (** persen)
per tahun. Bunga Obligasi Subordinasi dibayarkan setiap triwulan,

sesuai dengan tanggal pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi.


Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi pertama akan dilakukan
pada tanggal 8 Oktober 2014 sedangkan pembayaran Bunga Obligasi
Subordinasi terakhir sekaligus jatuh tempo Obligasi Subordinasi
adalah pada tanggal 8 Juli 2021.
Tingkat Bunga Obligasi Subordinasi adalah sebesar **% (**
persen) per tahun, yang merupakan presentase per tahun dari nilai
nominal yang dihitung berdasarkan jumlah Hari Kalender yang lewat,
dimana 1 (satu) bulan dihitung 30 (tiga puluh) hari kalender dan 1
(satu) tahun dihitung 360 (tiga ratus enam puluh) hari kalender.
Obligasi Subordinasi harus dilunasi dengan harga yang sama
dengan jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang tertulis pada
Konfirmasi Tertulis yang dimiliki oleh Pemegang Obligasi Subordinasi
dan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Subordinasi.
Jadwal pembayaran Bunga untuk Obligasi Subordinasi adalah
sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini:
Bunga
ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Tanggal
8 Oktober
2014
8 Januari 2015

Bunga
ke15
16

Tanggal
8April 2018
8 Juli 2018
8 Oktober
2018
8 Januari 2019

8April 2015
8 Juli 2015
8 Oktober
2015
8 Januari 2016

17
18

8April 2016
8 Juli 2016
8 Oktober
2016
8 Januari 2017

21
22

8April 2017
8 Juli 2017
8 Oktober
2017
8 Januari 2018

25
26

8April 2020
8 Juli 2020
8 Oktober
2020
8 Januari 2021

27
28

8April 2021
8 Juli 2021

19
20

23
24

8April 2019
8 Juli 2019
8 Oktober
2019
8 Januari 2020

Satuan

pemindahbukuan

berarti

satuan

jumlah

Obligasi

Subordinasi yang dapat dipindahbukukan dari satu rekening efek ke


rekening efek lainnya. Satu satuan pemindahbukuan Obligasi
Subordinasi ini adalah sebesar Rp.1,- (satu rupiah) atau kelipatannya.
Jumlah minimum pemesanan pembelian / perdagangan

Obligasi

Subordinasi dalam jumlah sekurang-kurangnya Rp.5.000.000,- (lima


juta rupiah) dan/atau kelipatannya.
Obligasi Subordinasi ini tidak dijamin dengan jaminan khusus
berupa benda, pendapatan atau aset lain Perseroan dalam bentuk
apapun serta tidak dimasukkan dalam program penjaminan bank yang
dilaksanakan oleh Bank Indonesia atau lembaga penjaminan lainnya.
Seluruh kekayaan Perseroan, baik barang bergerak maupun barang
tidak bergerak, baik yang telah ada maupun yang akan ada
dikemudian hari menjadi jaminan atas semua hutang Perseroan
kepada semua kreditur yang tidak dijamin secara khusus atau tanpa
hak preferen termasuk Obligasi ini secara paripasu. Berdasarkan
pasal 1131 dan 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Indonesia.
Hak pemegang Obligasi Subordinasi adalah Pari Passu tanpa
hak istimewa dengan hak-hak kreditur subordinasi Perseroan lainnya
baik yang ada maupun yang akan ada. Pemegang Obligasi
Subordinasi memiliki hak tagih yang lebih rendah dari kreditur
istimewa, kreditur yang mempunyai hak istimewa dan kreditur
konkuren yang bukan pemegang Obligasi Subordinasi tetapi memiliki
hak tagih yang tidak lebih rendah dari pemegang saham Perseroan.
Perseroan tidak menyelenggarakan penyisihan dana pelunasan
Pokok

Obligasi

Subordinasi

dengan

pertimbangan

untuk

mengoptimalkan penggunaan dana hasil emisii sesuai dengan tujuan


rencana penggunaan dana emisi.
2. Nilai Nominal Saham dan Harga Penawaran

Jumlah pokok Obligasi Subordinasi yang diterbitkan ini adalah


sebesar Rp. 1.500.000.000.000,00 (satu triliun lima ratus miliar
rupiah), dengan satuan Pemindah bukuan dengan jumlah sekurangkurangnya sebesar Rp. 5.000.000,00 (lima juta Rupiah) atau
kelipatannya. Harga Penawaran 100% (seratus persen) dari jumlah
pokok Obligasi.
3. Bidang Usaha
Bergerak dalam bidang Usaha Jasa Perbankan. Berkedudukan
di Jakarta Pusat, Indonesia.
4. Riwayat Singkat Perusahaan
PT Bank Internasional Indonesia Tbk didirikan 15 Mei 1959.
Setelah mendapatkan izin sebagai bank devisa pada 1988, BII
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
(sekarang Bursa Efek Indonesia atau BEI) pada 1989. Sejak menjadi
perusahaan publik, BII telah tumbuh menjadi salah satu bank swasta
terkemuka di Indonesia.
Pada 30 September 2008, Maybank Offshore Corporate Services
(Labuan) Sdn. Bhd. (MOCS), anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya
oleh

Malayan

Banking

Berhad

(Maybank),

menyelesaikan

pengambilalihan 100% saham Sorak Financial Holdings Pte, Ltd, pemilik


55,51% saham BII. Pada Desember 2008, MOCS menyelesaikan
penawaran

tender

untuk

sisa

saham

BII

dan

meningkatkan

kepemilikannya.
BII adalah salah satu bank terbesar di Indonesia dengan jaringan
internasional yang memiliki 303 cabang termasuk lima cabang Syariah,
serta 893 ATM dan 15 CDM (Cash Deposit Machines) BII di seluruh
Indonesia, dan juga sudah terkoneksi dengan lebih dari 20.000 ATM yang
tergabung dalam Jaringan ATM Prima, ATM Bersama, ALTO, Cirrus dan
jaringan MEPS di Malaysia dan sekaligus terhubung dengan lebih dari

2.800 ATM Maybank di Malaysia dan Singapura serta memiliki kantor


cabang luar negeri di Mauritius, Mumbai dan Cayman Islands. Per 30
September 2010, total simpanan nasabah sebesar Rp55 triliun dan aset
sebesar Rp72 triliun. BII menyediakan serangkaian jasa keuangan melalui
kantor cabang dan jaringan ATM, Phone Banking dan Internet Banking. BII
telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan aktif di sektor
UKM/Komersial, Konsumer dan Korporasi. BII menyediakan produk dan
jasa untuk perusahaan berskala menengah dan komersial serta
menyediakan kepada individu produk-produk kartu kredit, KPR, deposito,
pinjaman dan layanan wealth management. Sedangkan layanan untuk
nasabah korporasi adalah pinjaman, trade finance, cash management,
kustodian dan foreign exchange.

5. Tujuan Go Public (Rencana Penggunaan Dana)


Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran

Umum

Berkelanjutan Obligasi Subordinasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya


emisi, seluruhnya akan dipergunakan untuk meningkatkan aset
produktif dalam rangka pengembangan usaha Perseroan, terutama
untuk penyaluran kredit. Obligasi Subordinasi ini akan diperhitungkan
sebagai Modal Pelengkap (Tier 2) sesuai dengan Peraturan Bank
Indonesia Nomor.15/12/PBI/2013 tentang kewajiban Penyediaan
Modal Minimum Bank Umum untuk memperkuat struktur pendanaan
jangka panjang Perseroan.
6. Prospek Usaha dan Strategi Perusahaan
Perseroan merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia
dengan didukung 432 kantor domestik yang terdiri dari 12 kantor
wilayah, 79 kantor cabang, 327 kantor pembantu, 7 kantor kas, 5
kantor cabang syariah dan 2 kantor cabang pembantu mikro syariah
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia serta 2 kantor cabang luar
negeri yang berlokasi di Mauritius dan Mumbai. Selain kantor
domestik, Perseroan juga memiliki 274 layanan syariah per 31 Maret

2014. Perseroan juga telah tekoneksi dengan lebih dari 35.000 ATM
yang tegabung dalam jaringan ATM Prima, ATM BERSAMA, ALTO,
CIRRUS, dan Malaysian Electronic Payment System (MEPS) dan
sekaligus juga terhubung dengan lebih dari 2.800 ATM Maybank di
Malaysia dan Singapura.
Perseroan menyediakan serangkaian jasa keuangan melalui
kantor cabang dan jaringan ATM, phone banking, mobile banking dan
internet banking.
Unit Usaha Syariah Perseroan berhasil meraih beberapa
penghargaan pada tahun 2013 kategori Most Profitable Bank untuk
kategori Unit Usaha Syariah dengan aset diatas Rp.500 miliar dari
Karim Business Consulting, Syariah Terbaik 2013 Unit Usaha Syariah
dalam kategori aset Rp.1 triliun sampai Rp.5 triliun dari Investor,
Peringkat Ketiga Best Overall untuk Unit Usaha Syariah dalam
Banking Service Excellence Award dari Infobank dan MRI.
Layanan Wealth Management Perseroan pada saat ini telah
hadir pada cabang-cabang Platinum Access yang berada di berbagai
lokasi di Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Bogor, Solo,
Makassar, Denpasar, Palembang dan Medan.
Dalam

menjalankan

kegiatan

usahanya,

Perseroan

menempatkan layanan pada nasabah sebagai unsur penting dalam


pencapaian target finansial, yang pada akhirnya membangun loyalitas
nasabah dan menghasilkan pertumbuhan pendapatan. Dengan
dukungan dari seluruh jajaran manajemen dan karyawan, Perseroan
senantiasa berusaha untuk mencapai standar layanan prima dengan
tujuan menjadi bank swasta terkemuka di Indonesia dengan tingkat
profabilitas yang optimal.
Pada saat ini Perseroan menjalankan kegiatan usahanya
melalui 4 (empat) Strategic Business Unit yang dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Retail Banking

2) Business Banking
3) Global Banking
4) Unit Usaha Syariah (UUS)

7. Resiko Usaha
a. Risiko usaha yang berkaitan dengan usaha Perseroan
Risiko Kredit
Risiko Likuiditas
Risiko Pasar
Risiko Hukum
Risiko Reputasi
Risiko Operasional
Risiko Kepatuhan
Risiko Strategis
b. Risiko investasi yang berkaitan dengan Sektor
Indonesia
Risiko Persaingan
Risiko Sumber Daya Manusia
Risiko Perubahan Kebijakan Pemerintah
Risiko Bencana Alam
Risiko Perubahan Status Ekonomi, Sosial,

Perbankan

Politik

dan

Keamanan.
c. Risiko terkait dengan kegiatan usaha Anak perusahaan
Risiko Pembiayaan
Risiko Pendanaan
Risiko Persaingan
Risiko Operasional
Risiko Teknologi
Risiko Tingkat Ketersediaan dan Permintaan Atas Kendaraan
Bermotor.
d. Risiko Investasi bagi Investor Pemegang Obligasi Subordinasi
Pembeli Obligasi Subordinasi dalam hal ini bertindak
sebagai investor akan menghadapi risiko gagal bayar atas pokok
terutang pada saat jatuh tempo atau pembayaran bunga, jika
Perseroan mengalami kesulitan keuangan. Selain itu, risiko yang
mungkin dihadapi oleh investor adalah tidak likuidnya Obligasi

Subordinasi

yang

ditawarkan

pada

Penawaran

Umum

Berkelanjutan yang antara lain disebabkan oleh karena tujuan


pembelian Obligasi Subordinasi sebagai investasi jangka panjang.
8. Kebijakan Deviden Perusahaan
Kebijakan
perusahaan

terhadap

pemegang

Obligasi

Subordinasi tidak dijelaskan pada Prospektus Ringkas ini. Penjelasan


lebih lanjut dapat dilihat pada Bab XVII Prospektus Awal.
9. Kinerja Keuangan Perusahaan
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013,
pendapatan

bunga-bersih

konsolidasian

adalah

sebesar

Rp.

5.800.847 juta, mengalami kenaikan sebesar 9,2% dibanding


pendapatan usaha untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember
2012

sebesar

Rp.5.313.735

juta.

Hal

ini

disebabkan

oleh

meningkatnya jumlah kredit dan pembiayaan konsumen yang


disalurkan pada berbagai macam segmen, serta keberhasilan
Perseroan memperbaiki komposisi dana murah.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013,
pendapatan bunga kredit dan piutang pembiayaan konsumen
meningkat sebesar Rp.1.240.826 juta atau 14,3% dibandingkan untuk
tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Sedangkan beban
bunga untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 meningkat
sebesar Rp.1.230.662 juta atau 29,5% dibandingkan untuk tahun yang
berakhir pada 31 Desember 2012.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013,
jumlah kredit konsolidasian Perseroan (termasuk piutang pembiayaan
konsumen) tercatat sebesar Rp.102.029.615 juta, tumbuh 26,0%
dibandingkan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012.
Sedangkan jumlah simpanan nasabah konsolidasian untuk tahun
yang

berakhir

pada

31

Desember

2013

adalah

sebesar

Rp.107.239.558 juta, meningkat sebesar 24,8% dari Rp.85.946.647


juta untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012.

Pendapatan operasional lainnya merupakan pendapatan nonbunga yang terutama diperoleh dari kegiatan layanan transaksi
perbankan

yang

semakin

berkembang,

termasuk

pendapatan

administrasi dari kredit dan piutang pembiayaan konsumen, aktivitas


perbankan ritel, pendapatan kembali piutang yang dihapusbukukan,
administrasi kartu kredit, pendapatan transfer, jasa bank dan layanan
perbankan lainnya. Layanan perbankan lainnya merupakan fee yang
diperoleh

dari

pendapatan

transfer/kiriman

uang

antarbank,

pendapatan pembayaran premi asuransi, layanan gaji, pendapatan


kustodian, pendapatan dari penyewaan safe deposit box, layanan
pembayaran tagihan, pengisian pulsa, advisory fee dan komisi
reksadana. Total pendapatan operasional lainnya konsolidasian untuk
tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 adalah sebesar
Rp.2.277.660 juta, mengalami peningkatan sebesar Rp.183.751 juta
atau 8,8% dari Rp.2.093.909 juta untuk tahun yang berakhir pada 31
Desember 2012.
Beban operasional lainnya konsolidasian (di luar penyisihan
kerugian penurunan nilai atas instrumen keuangan bersih dan
pemulihan kerugian atas aset non-produktif) merupakan beban non
bunga yang terdiri atas beban umum dan administrasi, pemulihan nilai
efek-efek yang diperdagangkan bersih serta beban tenaga kerja.
Kerugian atas aset non-produktif untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2013 tercatat sebesar Rp.4.966.650 juta,
emningkat Rp.403.633 juta atau 8,8% dibandingkan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Seiring dengan ekspansi
bisnis Perseroan, beban umum dan administrasi untuk tahun yang
berakhir pada 31 Desember 2013 tercatat sebesar Rp.2.638.844 juta,
mengalami peningkatan sebesar 12,4% dari Rp.2.348.677 juta untuk
tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012. Peningkatan tersebut
terutama disebabkan oleh meningkatnya investasi sehubungan
dengan perluasan jaringan kantor, perluasan jaringan dan infrastruktur

lainnya dalam rangka mengantisipasi pertumbuhan bisnis serta


pemasaran produk untuk menyediakan layanan dan kenyamanan
yang leboh bagi para nasabah.
Pemulihan kerugian atas aset non-produktif konsolidasian
untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 mengalami
penurunan sebesar Rp.356.059 juta atau 31% dari Rp.1.147.263 juta
untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 menjadi
Rp.791.204 juta untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013,
meskipun portofolio kredit meningkat sebesar 26% pada 31 Desember
2013 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Jumlah aset konsolidasian Perseroan pada tanggal 31
Desember 2013 adalah sebesar Rp. 140.546.751, meningkat sebesar
Rp. 24.773.843 juta, meningkat 21,4% dibandingkan pada tanggal 31
Desember 2012 yang sebesar Rp.115.722.908 juta. Peningkatan
tersebut didukung oleh pertumbuhan simpanan nasabah sebesar
24,8% yang kemudian disalurkan dalam bentuk aset produktif berupa
kredit

yang

diberikan

dan

piutang

pembayaran

konsumen,

penempatan pada BI dan bank lain, investasi keuangan dan efek-efek


yang diperdagangkan serta aset produktif lainnya.
Jumlah giro pada Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember
2013 sebesar Rp.9.249.766 juta, meningkat sebesar 18,8% yang
disebabkan penambahan saldo Giro pada Bank Indonesia sepanjang
tahun 2013. Emngingat saldo ini merupakan jumlah cadangan
minimum yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia yang dihitung
berdasarkan jumlah rata-rata simpanan nasabah pada periode
tertentu. Kenaikan Giro pada Bank Indonesia ini seiring dengan
peningkatan simpanan dana pihak ketiga dalam mata uang Rupiah.
Perseroan tidak mendapatkan imbalan bunga yang berasal dari
transaksi ini.
Jumlah efek-efek yang diperdagangkan pada tanggal 31
Desember 2013 sebesar Rp.489.942 juta, mengalami penurunan
sebesar Rp.1.158.121 juta atau 70,3% karena adanya penjualan SUN

mata uang Rupiah dan Dollar Amerika Serikat masing-masing sebesar


Rp.834 miliar dan Rp.582 miliar.
Jumlah investasi keuangan pada tanggal 31 Desember 2013
sebesar Rp.13.217.337 juta, meningkat 53,3%. Kenaikan ini terutama
dikarenakan pembelian obligasi yakni Surat Utang Negara (SUN),
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Obligasi Korporasi dalam mata
uang

Rupiah

masing-masing

sebesar

Rp.1.192.559

juta,

Rp.1.210.536 juta, dan Rp.844.241 juta. SUN dalam mata uang asing
jugamengalami peningkatan sebesar Rp.1.525.889 juta. Pembelian
obligasi tersebut terutama pada kuartal ketiga tahun 2013 pada saat
turunnya harga obligasi secara signifikan karena kenaikan yield
Obligasi Pemerintah dan SBI.
Jumlah Liabilitas konsolidasian Perseroan 31 Desember 2013
sebesar Rp.128.138.350 juta, dimana 84% merupakan simpanan
nasabah, diikuti dengan surat berharga yang diterbitkan sebesar 6%,
obligasi subordinasi sebesar 2%, liabilitas lain-lain sebesar 6% dan
pinjaman diterima sebesar 2%. Jumlah liabilitas konsolidasian pada
tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar 20,8% atau sebesar
Rp.22.032.935 juta dibandingkan pada tanggal 31 Desember 2012
yang sebesar Rp.106.105.415 juta.
Pada tanggal 31 Desember 2013 total simpanan nasabah
konsolidasian Perseroan tercatat sebesar Rp.107.239.558 juta,
meningkat 24,8% dari sebesar Rp.85.946.647 juta pada tanggal 31
Desember

2012,

didukung

oleh

pertumbuhan

semua

produk

simpanan nasabah. Deposito meningkat sebesar 23,6%, giro


meningkat sebesar 20,4% dan tabungan meningkat 31,3%.
Pada tanggal 31 Desember 2013 jumlah ekuitas konsolidasian
Perseroan sebesar Rp.12.408.401 juta, meningkat sebesar 28,4%
dibandingkan pada tanggal 31 Desember 2012 yang sebesar
Rp.9.667.493 juta. Peningkatan ekuitas ini terutama berasal dari
Penawaran

Umum

Terbatas

VI

tahun

2013

yang

mencapai

Rp.1.500.000 juta serta dari perolehan laba bersih pada tahun 2013
sebesar Rp.1.545.101 juta.
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013, 2012,
2011,

Capital

Expenditure

Perseroan

masing-masing

sebesar

Rp.290.001 juta, Rp.254.109 juta dan Rp.246.502 juta.


10. Agen Agen Penjual
Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Subordinasi:
a.
b.
c.
d.

PT HSBC Securities Indonesia


PT Indopremier Securities
PT Mandiri Sekuritas
PT Maybank Kim Eng Securities (Terafiliasi)

BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan

Pembahasan

Penilaian

Investor

diatas

yang

dirangkum pada Ringkasan Propektus tersebut, dengan ini investor


memutuskan untuk berminat serta tertarik untuk berinvestasi pada PT
Pegadaian (Persero), dengan alasan sebagai berikut :
a. Jumlah saham yang ditawarkan sangat besar, sehingga para investor
yakin dengan persiapan serta niat yang besar perseroan untuk
mengembangkan perusahaan menuju perusahaan yang Go Public.
b. Nilai Nominal Saham dan Harga Penawaran, mudah untuk dijangkau
untuk dimiliki oleh para investor, sehingga Investor dari kalangan
manapun bisa mengikut sertakan sahamnya ke dalam perseroan ini.

c. Bidang Usaha yang ditawarkan oleh perseroan kepada investor


sangat penting, dimana bidang usaha tersebut bersifat primer pada
era globalisasi ini, tingkat kebutuhan akan penunjang komunikasi
semakin meningkat, serta permintaan dan penawaran pun bertambah,
oleh karena itu Bidang Usaha pada perseroan ini sangat Prioritas.
d. Riwayat singkat perusahaan yang dipaparkan dalam propektus
ringkas ini menunjukkan riwayat perseroan yang sehat, dimana
perjalanan

perseroan

dalam

dunia

bisnis

mengalami

banyak

kemajuan serta kestabilan perusahaan, dalam menjaga mutu dan


kualitas perusahaan, dengan itu tujuan dari pada perseroan menuju
Go Public, untuk lebih bisa mengembang perseroan dengan sebesar
besarnya.
e. Tujuan Go Public (rencana penggunaan dana) untuk melancarkan
sejumlah

agenda

perusahaan

dan

mengembangkan

bisnis

perusahaan secara lebih cepat dan efisien, dengan mengedepankan


aspek

profesionalisme

serta

demi

kemajuan

bersama,

maka

perseroan membuka lebar pintu kepada Investor untuk menanamkan


sahamnya di perusahaan ini, agar kesuksesan bersama tercapai.
f. Prospek Usahanya lebih realistis dan Strategi perusahaan cukup
sistematis untuk menunjukkan kinerja kedepannya menjadi lebih maju
dan berkembang.
g. Resiko usaha meskipun dua faktor yaitu Resiko Investasi yang
berkaitan dengan kegiatan Usaha dan Resiko Investasi yang
berkaitan dengan Obligasi, Investor menilai tidak menimbulkan
kerugian yang signifikan atau terlalu besar untuk perusahaan.
h. Kebijakan deviden perusahaan yang akan diberikan kepada para
Investor ketika akan menanamkan sahamnya di perseroan ini, maka
investor

akan

mendapatkan

Kebijakan

perusahaan

terhadap

pemegang Obligasi berupa hak hak para investor yang akan


diutamakan.
i. Kinerja keuangan

perusahaan

untuk perkembangan

keuangan

perusahaan paling tidak untuk tiga tahun terakhir. Dengan mengetahui

data keuangan masa lalu tersebut dapat dibuat suatu perkiraan (trend
analysis) untuk tahun tahun berikutnya tetap stabil.
j. Perseroan mengajak agen agen penjual yang terpercaya dan
terdaftar, sehingga dalam Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi
diharapkan berjalan dngan lancar, ada lima Emisi Obligasi diantaranya
yaitu :
1)
2)
3)
4)

PT HSBC Securities Indonesia


PT Indopremier Securities
PT Mandiri Sekuritas
PT Maybank Kim Eng Securities (Terafiliasi)

Você também pode gostar