Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A. Pengertian
Stroke adalah suatu sindroma yang mempunyai karakteristik sebagai suatu serangan yang mendadak
non konvulsi dari difisit neurologi yang berhubungan secara langsung atau tidak langsung kekurangan
suplai darah kesesrebri.
B. Patofiologi
Otak sangat bergantung pd oksigen dan tdk dapat menyimpan oksigen yang disuplai. Anoxia yg terjadi
CVA, akan merubah metabolisme cerebral secara cepat dan menyebabkan kerusakansel dan kerusakan
permanen dlm 3 s/d 10'. Beberapa kondisi akan merubah persepsi cerebral yang akan menyebabkan
hypoxia a/ anoxia
Ischemia pd waktu yang singkat (<10 15') menyebabkan defisit sementara (schemia pd waktu yang lama
menyebabkan ke + sel permanen dan mengakibatkan infark cerebral dengan disertai edema cerebral.
Tipe defisit permanen focal tergantung daerah dari otak yg dipengaruhi. Daerah yg terkena tergantung pd
p. darah yg terlibat..
Gejala dari Mayor Stroke meliputi : hilang kesadaran, hemiplegia, aphasia, menurunnya lapangan
pandang, dysarthria. Berat dan permanennya dari gejala l adalah faktor yangdapat membedakan antara
little stroke dan mayor stroke.
C. Faktor Risiko
1. Penyakit jantung: MCI ( emboli dari jantung dengan arrhythmias), penyakit arteri koroner,
hipertropi ventrikel kiri, gagal jantungkongestif.
2. Diabetus militus
3. Artherosklerosis pembuluh darahintra kranial danekstrakranial.
4. Hipertensi
5. Polycythemia
6. Hipercholesterolemia
7. Perrokok
8. Pemakaian kontrasepsi pil
9. Stress emosional
10. Obesitas Riwayat keluargayang mengalami stroke
11. Usia
4. Fisiologi dan patofisiologi
Mekanisme perlindungan dari otak yang berperan meningkatkan aliran darah untuk kebutuhan nutrisi
pada saatkebutuhannyameningkat, yaitu : aanastomosis percabangan arteri dan mekanisme autoregulasi
yang dapat meningkatkan aliran darah serebral danmembantu meningkatkan jumlah glukose dan oksigen
yang dibawa oleh darah.
1. Anastomosis
Otak dapat menerima darah arteri dari anastomosis pembuluh darah dari pembuluh darah
ekstrakranial, baik dari dua pembuluh darah arteri karotis interna dan2 pembuluh darah
arteri vertebra.
2. Mekanisme autoregulasi
Oksigen dan glukose merupakan elemenyangpenting untuk metabolisme serebral, aliran darah
serebral dipertahankan
terjadi karena
mempertahankan kebutuhan nutrisi dan darah secara adekwat.. Mekanisme ini dapat jatuh akibat
stress,penyakit ytertentu, jika nutrisi tidak dapat dihantarkan ke jaringan serebral menyebabkan
iskemik hal ini ddisebabkanoleh embolus dan thrombus.
3.Infaction
Karena adanya thrombus dan embolus aliran darah tersumbat menyebebkan kekurangan oksigen
akan terjadi kemunduran serebral secara cepat, gejala yang
Bila kekurangan oksigen lebih dari 1 atau 2 menit dapat menyebabkan neekrosis mikroskopis pada
otak yang kekurangan oksigen. Bila daerah subtensia
Infaction.
4. Atherosklerosis
Lokasi yang sering terkena atherosclerosis adalah arteri karotis interna pada sinus karotis pada
leher , arteri vertebra pada pertemuan dengan subclavia , arteri vertebra pada pertemuan antara
basiler- vertebra, percabangan utama arteri serebral tengah, lengkung arteri serebral posterior
sekitar otak tengah . Perubahan awal terjadi penimbunan intimal fibrochyalline plques. Hal ini
berkembang sangat membahayakan diatas usia 30 tahun
E. Klasifikasi
1. Stroke thrombotik
Biasanya dikaitkan dengan atherosclerosis penyebabnya penyempitanlumen arteri menyebabkan
gangguan suplai darah keotak. Fase awal darithrobus tidak selalu penyumbatan komplit dan dapat
terjadi setelah beberapa jam. .terjadi biasanya selama tidur atau setelah bangun tidur.
2. Stroke embolitik
Tanda-tanda dan Gejala-gejala tergantung pada luas dan lokasi yang dipengaruhinya
. Arteri serebral yang tersumbat oloh trombus atau embolus dapat memper1i hatikan tanda
-tanda dan gejalar-gejala sebagai berikut :
1). Sindroma
arteri
cerebral
media
(middle)
Sindroma
arteri
sumbatan
pada
arteri serebral
, maka
akan
mengakibatkan
umum
jika arteri
serebral
infark massive
dari
dari
semua
tercumbat,
hemispher. Pada
dimana
.akan
(Aphasia global
d) Homonymous hemianopsia.
e) Confusion sa.mpai komna (mungkin buruk tingkat 'kesadarannya ) .
f) Ketidak mampuan menggerakan mata terhadap sisi yang paralisis
h) Possible berstamn syndrome ( aculcu lia, alexia,anoxia jari, dan bingung bagian kiri dan kanan)
i) Kemungkinan pernapasan,cheynestokes
j) Sakit kepala
k) Paresis vasomotor
2). Sindroma arteri serebral anterior.
arteri serebral anterior merupakan yang terkecil mengalami- sumbatan, sehingga sindroma ini
merupakan hal yang tidak umun, . Jikasumbatan dibagian proximal dari artei Cummuncating ;
anterior , suplai darah tidak akan membahayakan . Jika sumbatan bagian distal tidak adekuatnya
arteri cummunicating . Adanya infark dari bagian medialdari suatu'
lobus frontal. Infrak lobus frontal medial bilateral akan terjadi jika salah satu arteri cerebral
anterior tersumbat dan jika arteri kecil yang lain dan tergantung arteri yang besar. Geja1a~geja1a
sindroma arteri serebral interior (unilateral infarction) meliputi :
a) Paralisis dari telapak kaki dan tungkai (foot droop yang menetap )
b) Gangguan dalam berjalan.
c) Paresis kontralateral dari lengan.
d) Kon-tralateral grasp reflek dan sucking reflek.
e).Hilangnya fungsi sensorik secara berlebihan pada ibu jari kaki, telapak kaki dan tungkai.
f) Abulia (ketidakmampuan melakukan kegiatan
keputusan).
g) Gangguan mental seperti : persevertion dan amnesia).
h) Serebral paraplegia (bila keduanya dipengaruhi) sering dikombinasi dengan taxia dan
akinetic mutism.
i) Inkontinence urin (biasanya berlangsung beberapa rninggu)
3. Sindroma Arteri serebral PosteriorSekitar 3 ssumbatan cerebral
akibat dari sumbatan superficial dari arteri cerebral posterior adalah contra
kontralateral homonymous
lebih dalam (daerah
pusat)
hemyanogsia . Ilka
persepsi, kegagalan
karotis internal.
Bagaimanapun.
dan
karotis,
kadang-
membuat keputusan).
Gangguan mental seperti : persevertion dan amnesia).
Serebral paraplegia (bila keduanya dipengaruhi) sering dikombinasi dengan ataxia dan akinetic mutism.]
Inkontinen urin (biasanya berlangsung beberapa rninggu) .
'
superficial
dari
posterior.'
arteri terebral
Biasanya
akibat
pusat)
yang |ersumbat,
Daerah Pusat
Jika thalamus yang dipengaruhif akan ada sensorik dari seluruh modalitas, nyeri spontan,
intentional dan hemiparesis ringan.
Jika serebral penduncle yang dipengaruhi akan ada weber's (kelumpuhan saraf oculomotorik
dengan kontralateral hemiplegia.
conjungategaze, nystagmus dan Ketidaknormalan pupil dengan yang loin bcrupa tremor
postural,
Sindroma arteri
karotis internal.
Arteri mengalami sumbatai\ arteri karotis internal dapat memperli-tKan tidak adanya gejalagejala, sebab adanya sirkulasi anastomisis yang efisien.
Bagaimanapun.
dan
'
Gejala Sindroma arteri cardtis internal meliputi
yang
akurat
penting
untuk
menentukan
mengidentifikasi aktivitas pasien saat awal stroke. Stroke iskhemik seringkali terjadi,saat tidur,
sedangkan stroke hemorrhagic terjadi selama aktivitas.- Selanjutnya
pada
pasien
atau
mulai
perawat
memburuk. setelah
kejadinn
menanyakan
mengiden-tifikasi
(pada hernorrhagic )
Melalui proses wawancara sekalian mengobservasi tingkat kesadaran, ada tidoknya gangguan intelaktual
atau memori atau kesulitan bicara atau mendengar . Hal lain yong perlu dikaji adalah ada tidaknya
perubahan motorik atau sensorik, problem visual, keseimbangan tubuh^ perubahan dalam membaca atau
menulis,
Sebagai data tambahan kaji pulea adanya riwaycit trauma kepala, DM, hipertensi, penyakit jantung, anerni
, obesi tas dan sakit kepala. Perigobatan-pengobatan tedahulu yang dipakai pasien superti antikoagulan
aspirin, vasodilator. Selain data-data di atas perawat perlu melengkapi data yang lain antara lain :
pendidikan, pekerjaian, aktivitas, kebiasaan seperti merokok , diet, pola latihan,. minum alkohol.
2). Pengkajian fisik
CVA sering terjadi pada laki-laki usia lanjut ( 60 th ke atas) dengan riwayat hipertensi dan seringkali
dengan DM Disfungsi sensorimotor : masalah bicara, seringkali adanya gangguan memori dan intelektual,
Perawat perlu melakukan pemeriksaan neurologik. Gajala (tanda- tanda yang nampak ;tergantung pada
lokasi stroke.
Kaji pula tingkat kesadaran, permasalahan 'kognitif. adanya "denial", menolak konyataarn, disfungsi
prioceptif, gangguan ;fmemori, tidak bisa mengambil keputusan. Disfungsi tergantung pada hemisfer
mana yang terganggu lkerusakan Hemisphere cerebral kanan meliputi visual dan propr iosepsi , dan
seringkali tidak menyadari adanya gangguan disorientasi waktu dan ternpat* Kerusakan pada hemisfer
kiri, meliputi gangguan bahasa, matematik, dan analitik yaitu afasia, aleksia dan agrafia
Pemeriksaan motorik membantu kita untuk menentukan lokasi hemisfer , mana yang rusak. Hemiplesi
atau hemiparase . kanan menunjukkan adanya stroke pada hemisfer cerebral kiri, Hemiplegi atau
hemipafe^e kiri merupakan indikasi adanya CVA hemiGfer kanan. fcaji pula kekuatan otot. Pasien yang
Hipotoni atau lemah ' tidak mampu uniuk melawan tahanah/grayi tasi f } dan ekstremitas cenderung jatuh,
ekstre-rnitas terasa berat dan tonus otqt menjadi tidak adekuat, sehingga keseimbangan tidak terjaga.
Hipertonik cenderung menyebabkan posisi terfiksir atau kontraktur pada ekstremitas. ROM (lingkup
gerak sendi ) terbatas/berkurang , dan subluksasi bahu seringkali terjadi. Peagkajian motorik yang lain
meliputi proprioseptif , kepala, keseimbangan'
rdinasi, dan gerakan* Kelemahan otot dan disfungsi kogni-tif biasanya menunjukkan spastiksitas
inkontinensia bowel dan bladder.
Pemeriksaan sensorik untuk menilai rangsangan sentunan dan nyeri. Kaji respon terhadap rangsang
proprioseptif dan rangsang taktlk secara bersamaan dengan integrasi kortikal. pasien dengan stroke bisa
tidak mampu menulis, tidak , bisa membaca, agnosia, apraksia
Perawat juga menilai adanya indikasi " neglect Syndrome khususnya stroke pada hernisfer kanan.
Syndrome ditandar, bahwa pasien tidak menyadari adanya paralisis pada sisitubuhnya, dan seringkali
merasa dirinya baik dan duduk dengan tegak dikursi
Pemeriksaan panting yang lain adalah sistim penglihatan Pupil menjadi abnormal, ptosis, luas pandang
berkurang atau ada pallor dan petechiac pada konjungtiva . "Amaorosi fugax", merupakan perjalanan
kebutaan monokuler, hasil dari iskhemi retina yang disebabkan oleh insufisiensi arteri karotis.
Hemianopsia, homonymous hemianopia perlu dikaji pula pada klien.
Perawat perlu pula mengkaji ulang syaraf krania1 khususnya terhadap kerusakan N.V, VII, IX, X, dan XII.
Kerusakan pada syaraf-syaraf tersebut dapat menyebabkan kesulitan (mengunyah (V), paresis muka (VII),
disfagia (IX dan X), tidc\k ada "gagguan reflex" (IX),atau gangguan pergerakan.1idah (XII).
Untuk melengkapi pemnriksaan nourologik, perawnt melengkapi seluruh pemeriksaan fisik khususnya
sistim kardiak. Klien dengan stoke embalik seringkali terjadi murmur, aritmia, atau hipertensi. Pada
umumnya pasien datang kerumah sakit dengan tekanan darah 180-200/110~120 mmHg
3). Pemeriksaan psikososial
Pada umumnya klien stroke berusia di atas 6O t&hun dengan-hipertensi dan kelemahan motorik.
Masalah lain yaitu pada kognitif, dan memori serta hal-hal lain sebagaimana diungkap di atas.
Perawat mengkaji reaksi klien terhadap sakaitnya khususnya pada "body image'1, konsep diri, dan
kemampuan ADL. Identifikasi pula mekanisme, "coping" klien.
Kaji pekerjaan dan status ekonomi, karena gejala sisa stroke mempengaruhi pola hidup. Pasien-pasien
biasanya cemas setelah sembuh akan berkurang penghasilannya juga untuk biaya sakitnya.
Kaji pula emosi pcisien khususnya yang terkait dengan lobus frontal. emosi yang tak terkontrol
4). Pemeriksaan diagnostik
a) Pemeriksaan laboratorium
Sebetulnya tidak terdapat gambaran yang pasti pada hasil laboratorium, Namun hasil 1aboratoriurn
seperi meningkatnya Ht dan Hb berkaitan dengan stroke berat. Meningkatnya sel darah putih
menunjukkan adanya infeksi, kemungkinan adanya endakkarditis bakterial sub akut atau respon stres.
Bila dalam lumbal fungsi ditemukan tingginya se1 darah merah dalam cairan screbospiral maka ha1
torsebut merupakan indikasi pendarahan subarakhroid.
b) Pemeriksaan radiologi
CT membantu untuk menentukan diagnosa stroke. Tujuan utama pada scanning ini adalah menentukan
ada tidaknya pendarahan atau aneurysim cerebral. Bila stroke makin meningkat; pada CT berikutnya
namnpak adanya edema dan nampak adanya edema dan nekrosis jaringan. Pemeriksaan angiografi di
lakukan untuk melihat status pembuluh darah serobral.
c) Pemeriksaan diagnostik lain
MRI juga membantu menegakkan diagnosa stroke : Pemeriksaan lain adalah : EEG, EKG, echo ,
angiographi.
5. Diagnosa Keperawatan
Klien dengan CVA datang ke RS dengan hemiplegi, menurunnya berbagai sensori/persepsi, dan
disfunqsi kognitif.
Adapun diagnosa keperawatan yang sering timbul adalah :
l) Gangguan perfusi jaringan serebral sehubungan dengan tidak
Tindakan :
a. Kaji status neurologi : status mental, pupil,gerakan mata, fungsi seneorik dan motorik,GCS
b. Monitor Tanda vital tiap 4 jam
c. Pertahankan jalan napas, tingkatkan aliran darah vena otak dengan elevasi kepala
d. Berikan safety temat tidur
e. Program terapi mencegah pembekuan darah dengan heparin
f. Program obat diuretika untuk menurunkan cairan
g. Program terapi steroid untuk mencegah edema otak
h. Periksa laboratorium: PTT,PT,Elektrolit.
i. Program terapi mencegah pembekuan darah dengan heparin
j. Program obat diuretika untuk menurunkan cairan
a. Meningkatnya status neurologi
b. Tekanan darah terjaga
2. Tidak efektifnya pola napas
3. Tidak efektifnya bersihan jalan napas
Tujuan
Tindakan
a.
Kriteria evaluasi
a. Pertukaran udara paru adekwat
b. Frekuensi napas antara 12- 20 kali/ menit
c. Nilai gas darah normalm tidak ada tanda hypoxia
Diagnose Keperawatan
4. Gangguan mobilitas fisik b.d paresis, penurunan kesadaran
Tujuan
Tindakan
Tindakan :
a. Kaji gangguan refleks menelan
b. Monitor intake out put
c. Berikan cairan intra vena ( sesuai terapi)
d. Berikan makanan dan minuman melalui nasogastrik
e. Bantu beri makanan melalui mulut bila ada indikasiKaji makanan yang disukai
f. Konsultasi ahli gizi
Trombus
Emboli
Myocardiac infaction
Artrial fibrilation
Hemorrhage
Ruptur anurisma
Arteriovenous malformation
Hipoksia umum
Hipotensi berat, cardiopulmonary arrest, depresi berat pd cardiac output yg disebabkan arrhythmias
Hipoksia local
Abulia
Afaksia, akinetic
Inkonstinensia urine
Sindrom art serebral posterior
Homonymous hemianopsia
Daya ingat
Berkeringat
Jika batang otak dipengaruhi akan terjadi nystagmus, pupil tak normal dan fremor postural,
Ataksia
Pengkajian
Data subyektif
1. Pasien tidak mengerti px oleh gejala-gejalanya
2. Karakteristik dr gejala-gejala dr serangan
3. Adanya sakit kepala dan lokasi
4. Adanya bbrp defisit sensori
5. Kemampuan penglihatan; adanya diplopia; penglihatan kabur
6. Kemampuan berfikir secara baik
7. Adanya bbrp gejala lain secara bersamaan
Data obyektif
1. Kekuatan motorik; paresis oleh plegia pd umumnya
2. Prbh'an tk kesadaran
3. Tanda2 pe tek intracranial
4. Status pernafasan
Test dioagnostik
Ct scan
Lumbal fungsi
Nutrisi
Cairan harus dibatasi untuk beberapa jam pertama stlh CVA untuk mencegah edema otak
Aktivitas
Ketenangan dan istirahat penting sekali untuk CVA yg tidak dlm keadaan cukup serius
Untuk mencegah deformitas, dapat dimulai selama keadaan akut yg meliputi, pengaturan posisi dr
tungkai dan ROM exercise
Tindakan ini dapat dilakukan secara teratur untuk menghindari, statis sirkulasi, pneumonia hypostatic
dan dekubitus
Eliminasi
Retensi urin dapat terjadi, tetapi lebih kemungkinan besar pasien incotinence bed pan/urinal dapat
diberikan segera setelah makan dan interval teratur untuk memulai bladder traning
Fecol incontinence yg umum t'jadi pd CVA bbrp pasien dapat berkembang menjadi konstipasi dan
impaction secara cepat
Latihan pasif untuk merangsang sirkulasi dan dapat menolong menghidupkan jalannya
neuromuskuler
2.
3.
4.
Ambulasi awal memberikan tonus vasomotor, pengaruh psikologi yg pasif pd pasien dan keluarga
Kecemasan
Kurangnya pengeth
Kurangnya perawatan diri sendiri, kebersihan perseorangan, eliminasi memakai dan menukar pakaian
Disfungsi sexual
2.
3.
4.
Pasien dapat menunjukkan kemampuan untuk komunikasi dlm keadaan terbatas karena proses px
Pasien dapat menjelaskan obat2an yg diberikan; efek samping, efek yg diharapkan, waktu, dosis
dan caranya
Tujuan umum pd fase ini ad/ mempertahankan kelangsungan hidup dan mencegah kerusakan otak
lebih lanjut
Mengkaji neurologic yg dilakukan pd interval yg teratur untuk mendeteksi perubahan yg terjadi,
selain itu juga komplikasi
Mencatat adanya indikasi peningkatan tek intrakranial, kemudian melaporkannya
Monitoring
a. Mengkaji status neurologi meliputi : kemampuan bergerak, tingkat orientasi, kewaspadaan dan
cek pupil
b. Mengkaji tingkatan dan karakter drainage
2.
Pergerakan
a. Perubahan posisi diperbolehkan, kecuali pd pasien dengan tumor otak yang luas yg blm
diangkat, pasien tdk boleh dirubah2 posisinya
b. Untuk pembedahan infratentorial tempat tidur harus datar oleh hanya ditinggikan sedikit dan
sebuah bantal kecil diletakkan dibawah tengkuk leher. Flexsi leher harus dihindari
c. Untuk pembedahan supratentorial bag. Kepala dr tempat tidur ditinggikan 300
d. Ambulasi awal dianjurkan utk mencegah komplikasi dari bed rest, observasi secara cermat untuk
tanda-tanda postural hypotension dan bag kepala dari TT dapat ditinggikan secara bertahap2 psn
dapat duduk sebelum berdiri
Menurunkan tek intrakranial
a. Aktifitas kep diperolehkan pd psn, bila dilakukan antara istirahat pasien
b. Menghindari batuk dan muntah
c. Suction dapat dilakukan hanya bila diperlukan dan dilakukans cr hati2
3.
4.
5.
PENYAKIT ALZHEIMER'S
1. Pengertian
Peny alzheimer's adalah suatu kelainan degeneratif yg mempengaruhi sel2 otak dan menyebabkan
gangguan fungsi intelektual
Paling umum menyebabkan dimentia pada usia tua
Dapat mempengaruhi wanita dan laki-laki (sama prosentasenya)
Pada umumnya seseorang didiagnosa dlm usia pertengahan akhir (40 tahun)
2. Etiologi
Etiologi dari peny ini tdk diketahui
Peny ini memperlihatkan adanya pengurangan secara menyeluruh neurotrans mitter di hipocampus
dan kortek, khsususnya semoatostatin dan choline acetyltransferase
Faktor predisposisi peny alzheimer's
Adalah : genetik dan faktor lingkungan yg belum diketahui
3. Gejala klinik
Tahap 1
Gangguan mental ringan
Mudah lupa
Gangguan untuk mengambil keputusan
Kurangnya inisiatif
Kurangnya spintanitas
Tahap 2
Bingung
Agitasi
Mudah tersinggung
Kegelisahan
Incontinence urin dan feses
Perlu secara konstan perhatian
Tahap 3
Ketidakmampuan total untuk merawat diri
Ketidakmampuan dlm komunikasi
Incontinence total
Patofisiologi
Perubahan dlm otak pd pasien peny alzheimer's secara jelas pd kortek cerebral
Perubahan yg pertama terlihat adanya "plaques" secara mikroscopic pada jar otak
Plaques ini terdiri dari suatu inti yang dikelilingi oleh utaian dari bahan serat (serabut)
Ditambah dengan adanya degenerasi dari beberapa serabut saraf kecil (neurofibrils) yang berjalan
melalui badan sel-sel saraf
Perubahan patologis yg terjadi pada otak seseorang peny alzheimer's
Meliputi : pelebaran ventrikel, hilang berat otak dan hilangnya neuron2 pada basal genglia, substansia
nigra dan kortek (neuron yg tangkap untuk fs cerebral yg lebih tinggi spt mengingat kognitif dan
berpikir)
Pengkajian
Data subjektif
1. Pengetahuan pasien tentang peny nya
2. Bagian dari status mental dari pemeriksaan neurologis
3. Timbulnya dari gejala2
Data objektif
1. Kemampuan pasien dlm ADL
2. Tingkah laku : petunjuk adanya agitasi, kegelisahan
3. Adanya incontinence
Kondisi-kondisi lain yg dapat menyebabkan hilangnya daya ingat :
1. Anemia pernisiosa
2. Reaksi obat
3. Ketidakseimbangan hormonal
4. Depresi
5. Penggunaan obat dan alkohol
6. Tumor otak
7. Meningitis kronis
8. Trauma kepala
9. Peny picks
10. Peny parkinson dengan dementia
Pemeriksaan diagnostik
Tidak ada pemeriksaan diagnostik spesifik untuk peny alzheimer's namun yg sering dilakukan yaitu
pemeriksaan ct scan dan tes neuropsikologi yang berhubungan dengan perubahan kemampuan berpikir