Você está na página 1de 27

ASUHAN KEPERAWATAN STROKE

A. Pengertian
Stroke adalah suatu sindroma yang mempunyai karakteristik sebagai suatu serangan yang mendadak
non konvulsi dari difisit neurologi yang berhubungan secara langsung atau tidak langsung kekurangan
suplai darah kesesrebri.
B. Patofiologi
Otak sangat bergantung pd oksigen dan tdk dapat menyimpan oksigen yang disuplai. Anoxia yg terjadi
CVA, akan merubah metabolisme cerebral secara cepat dan menyebabkan kerusakansel dan kerusakan
permanen dlm 3 s/d 10'. Beberapa kondisi akan merubah persepsi cerebral yang akan menyebabkan
hypoxia a/ anoxia
Ischemia pd waktu yang singkat (<10 15') menyebabkan defisit sementara (schemia pd waktu yang lama
menyebabkan ke + sel permanen dan mengakibatkan infark cerebral dengan disertai edema cerebral.
Tipe defisit permanen focal tergantung daerah dari otak yg dipengaruhi. Daerah yg terkena tergantung pd
p. darah yg terlibat..
Gejala dari Mayor Stroke meliputi : hilang kesadaran, hemiplegia, aphasia, menurunnya lapangan
pandang, dysarthria. Berat dan permanennya dari gejala l adalah faktor yangdapat membedakan antara
little stroke dan mayor stroke.
C. Faktor Risiko
1. Penyakit jantung: MCI ( emboli dari jantung dengan arrhythmias), penyakit arteri koroner,
hipertropi ventrikel kiri, gagal jantungkongestif.
2. Diabetus militus
3. Artherosklerosis pembuluh darahintra kranial danekstrakranial.
4. Hipertensi
5. Polycythemia
6. Hipercholesterolemia
7. Perrokok
8. Pemakaian kontrasepsi pil

9. Stress emosional
10. Obesitas Riwayat keluargayang mengalami stroke
11. Usia
4. Fisiologi dan patofisiologi
Mekanisme perlindungan dari otak yang berperan meningkatkan aliran darah untuk kebutuhan nutrisi
pada saatkebutuhannyameningkat, yaitu : aanastomosis percabangan arteri dan mekanisme autoregulasi
yang dapat meningkatkan aliran darah serebral danmembantu meningkatkan jumlah glukose dan oksigen
yang dibawa oleh darah.
1. Anastomosis
Otak dapat menerima darah arteri dari anastomosis pembuluh darah dari pembuluh darah
ekstrakranial, baik dari dua pembuluh darah arteri karotis interna dan2 pembuluh darah
arteri vertebra.
2. Mekanisme autoregulasi
Oksigen dan glukose merupakan elemenyangpenting untuk metabolisme serebral, aliran darah
serebral dipertahankan

dengankecepatan secara konstan 750 ml/ menithalini

mekanisme autoregulasi dalam otak, beberapa mekanisme

terjadi karena

homeostasis sistemik dan lokal

mempertahankan kebutuhan nutrisi dan darah secara adekwat.. Mekanisme ini dapat jatuh akibat
stress,penyakit ytertentu, jika nutrisi tidak dapat dihantarkan ke jaringan serebral menyebabkan
iskemik hal ini ddisebabkanoleh embolus dan thrombus.
3.Infaction
Karena adanya thrombus dan embolus aliran darah tersumbat menyebebkan kekurangan oksigen
akan terjadi kemunduran serebral secara cepat, gejala yang

muncul sangat ditentukan lamanya.

Bila kekurangan oksigen lebih dari 1 atau 2 menit dapat menyebabkan neekrosis mikroskopis pada
otak yang kekurangan oksigen. Bila daerah subtensia
Infaction.

putih dan kelabu nekrotik disebut

4. Atherosklerosis
Lokasi yang sering terkena atherosclerosis adalah arteri karotis interna pada sinus karotis pada
leher , arteri vertebra pada pertemuan dengan subclavia , arteri vertebra pada pertemuan antara
basiler- vertebra, percabangan utama arteri serebral tengah, lengkung arteri serebral posterior
sekitar otak tengah . Perubahan awal terjadi penimbunan intimal fibrochyalline plques. Hal ini
berkembang sangat membahayakan diatas usia 30 tahun
E. Klasifikasi
1. Stroke thrombotik
Biasanya dikaitkan dengan atherosclerosis penyebabnya penyempitanlumen arteri menyebabkan
gangguan suplai darah keotak. Fase awal darithrobus tidak selalu penyumbatan komplit dan dapat
terjadi setelah beberapa jam. .terjadi biasanya selama tidur atau setelah bangun tidur.
2. Stroke embolitik
Tanda-tanda dan Gejala-gejala tergantung pada luas dan lokasi yang dipengaruhinya
. Arteri serebral yang tersumbat oloh trombus atau embolus dapat memper1i hatikan tanda
-tanda dan gejalar-gejala sebagai berikut :
1). Sindroma

arteri

cerebral

media

(middle)

Sindroma

arteri

serebral media ada'lah paling

sumbatan

pada

arteri serebral

, maka

akan

mengakibatkan

umum

jika arteri

serebral

infark massive

dari

dari

semua

tercumbat,
hemispher. Pada

jawalnya akan mengalami muntah dan koma secara cepat,

dimana

.akan

berlangsung beberapa minggu. Edema serebri akan meluas.


Gejala-geja1a dari sindroma arteri serebral media meliputi
a) Hemiplegia (flaccid pada muka,

lengan dan tungkai pada sisi ' kontralatera1).

b) Gangguan sensorik (Pada daerah yang sama sebagai hemiplegia).


c) Aphasia

(Aphasia global

jika . hemisphere dorninari yang dipen garuhi ) .

d) Homonymous hemianopsia.
e) Confusion sa.mpai komna (mungkin buruk tingkat 'kesadarannya ) .
f) Ketidak mampuan menggerakan mata terhadap sisi yang paralisis

h) Possible berstamn syndrome ( aculcu lia, alexia,anoxia jari, dan bingung bagian kiri dan kanan)
i) Kemungkinan pernapasan,cheynestokes
j) Sakit kepala
k) Paresis vasomotor
2). Sindroma arteri serebral anterior.
arteri serebral anterior merupakan yang terkecil mengalami- sumbatan, sehingga sindroma ini
merupakan hal yang tidak umun, . Jikasumbatan dibagian proximal dari artei Cummuncating ;
anterior , suplai darah tidak akan membahayakan . Jika sumbatan bagian distal tidak adekuatnya
arteri cummunicating . Adanya infark dari bagian medialdari suatu'
lobus frontal. Infrak lobus frontal medial bilateral akan terjadi jika salah satu arteri cerebral
anterior tersumbat dan jika arteri kecil yang lain dan tergantung arteri yang besar. Geja1a~geja1a
sindroma arteri serebral interior (unilateral infarction) meliputi :
a) Paralisis dari telapak kaki dan tungkai (foot droop yang menetap )
b) Gangguan dalam berjalan.
c) Paresis kontralateral dari lengan.
d) Kon-tralateral grasp reflek dan sucking reflek.
e).Hilangnya fungsi sensorik secara berlebihan pada ibu jari kaki, telapak kaki dan tungkai.
f) Abulia (ketidakmampuan melakukan kegiatan

pergerakan yang terkontrol atau membuat

keputusan).
g) Gangguan mental seperti : persevertion dan amnesia).
h) Serebral paraplegia (bila keduanya dipengaruhi) sering dikombinasi dengan taxia dan
akinetic mutism.
i) Inkontinence urin (biasanya berlangsung beberapa rninggu)
3. Sindroma Arteri serebral PosteriorSekitar 3 ssumbatan cerebral

tejadi pada arteri cerebral posterior Biasanya

akibat dari sumbatan superficial dari arteri cerebral posterior adalah contra
kontralateral homonymous
lebih dalam (daerah

pusat)

hemyanogsia . Ilka

mengenai percabangan yang

yang |ersumbat, maka akan mpmpengaruhi

serebral pendunclo, thaIarmi:, batang otak. atas. Adapun gejala-gcjala dari


sindroma

arterii posterior meliputi

Daerah Peri fer


a) Homonymous hemianopsia
b) Beberapa kelainan penglihatan seperti : Buta warna, kurang dalam

persepsi, kegagalan

melihat objek pada lokasi yang tidak central halusinasi penglihatan.


c) Berkurangnya Jika thalamus yang daya ingat.
d) Berkeringat ; Daerah Pusat dipengaruhif akan ada sensorik dari seluruh modalitas, nyeri
spontan, intentional dan hemiparesis ringan. Jika serebral penduncle yang dipengaruhi
akan ada weber's (kelumpuhan saraf oculomotor ik dengan kontralateral hemiplegia.
Jika batang otak dipengaruhi akan mempengaruhi conjungate
gaze, nystagmus dan Ketidaknormalan pupil dengan gejala-gejala lain
yang lain bcrupd tremor postural, ataxia
Sindroma arteri

karotis internal.

Pasien mengalami sumbatan arteri karotis internal dapat memperlihatkan


tidak

adanya gejala-gejala, sebab adanya sirkulasi anastommosis yang efisien.

Bagaimanapun.

ada perbedaan sindroma serebral media dan

hal ini karena pengaruh ;dari arteri optthalmic anterior

dan

karotis,
kadang-

kadang a'rteri serebral! posterior.


Gejala Sindroma arteri cardtis internal meliputi

Berulanghya ;serangan kebutaan atau peng1ihatan kabur pada ipsilateral mata


Parastesia dan' episode kelemahan lengan kontralateral . Hilangnya fungsi
sensorik secara berlebihan pada ibu jari kaki, telapak kaki dan tungkai.
Abulia (ketidakmampuan melakukan kegiatan

pergerakan yang terkontrol atau

membuat keputusan).
Gangguan mental seperti : persevertion dan amnesia).
Serebral paraplegia (bila keduanya dipengaruhi) sering dikombinasi dengan ataxia dan akinetic mutism.]
Inkontinen urin (biasanya berlangsung beberapa rninggu) .
'

Sindroma Arteri Serebral Posterior-superior


Sumbatan cerebral
dari sumbatan

terjad i pada arteri cererebral

superficial

dari

posterior.'

arteri terebral

Biasanya

akibat

posterior adalah contralateral

homonymous hemianopsia . jika mengenai percabangan yang lebih dalam


(daerah

pusat)

yang |ersumbat,

maka akan mpmpengaruhi serebral

pendunclo, ta Iarnic:, batang otal. atas. Adapun gejala-gcjala dari


sindronia

arteri posterior meliputi

Daerah Peri fer


Homonymous hemianopsia beberapa kelainan penglihatan seperti : Buta warna, kurang 'dalam
persepsi, kegagalan melihat objek pada lokasi yang tidak central halusinasi penglihatan.
Berkurangnya daya ingat. berkeringat ;

Daerah Pusat
Jika thalamus yang dipengaruhif akan ada sensorik dari seluruh modalitas, nyeri spontan,
intentional dan hemiparesis ringan.
Jika serebral penduncle yang dipengaruhi akan ada weber's (kelumpuhan saraf oculomotorik
dengan kontralateral hemiplegia.

Jika batang otak; dipengaruhi akan mempengaruhi

conjungategaze, nystagmus dan Ketidaknormalan pupil dengan yang loin bcrupa tremor
postural,
Sindroma arteri

karotis internal.

Arteri mengalami sumbatai\ arteri karotis internal dapat memperli-tKan tidak adanya gejalagejala, sebab adanya sirkulasi anastomisis yang efisien.
Bagaimanapun.

ada perbedaan sindroma serebral media dan

dari arteri opthalmic anterior

dan

karotis, Hal ini karena pgngaruh

kadang-kadang la'rteri serebral posterior.

'
Gejala Sindroma arteri cardtis internal meliputi

Berulanghya ;serangan kebutaan atau peng1ihatan kabur pada


ipsilateral mata.

Parastesia dan' episode kelemahan lengan kontralateral wajah dan tungkai

Hemiplegia dengan hilangnya sensurik secara komplit dan hernianopsia

Kemungkinan atropi saraf optik pada mata ipsilatera1.. Dysphasia intermittent.


Sindrama arteri cerebellar inferior posterior (Sindrama Wallenberg's)
Sindroma arteri cerebeilar inferior posterior rnempengaruhi bagian lateral dari medulla
disebabkan sumbatan arteri cerebeler inferior posterior . Gejala-gej ala meliputi

a) Dysphagia dan dysarthria


b) Hilangnya rasa nyeri dan temperatur pada bagian sisi ipsilateral dari wajah
c) Hilangnya rasa nyeri dan tempuratur pada sisi thrunk dan tungkai.
d). Nyttagmut horizintal.
e) Syndroma horner's ipsilateral.
f) Tanda-tanda cerebeilar

(ataxia dan vertigo)

6). Sindroma arteri cerebellar inferior anterior


Sumbatan pada arteri cerebellar inferior anterior juga

dik etahui sebagai sindroma pontine

inferior lateral. Gejala-gejala meliputi :


Sisi ipsilateral
a) Deafness dan tinnitus
b) Paralisis wajah
c) Hilangnya sensasi pada wajah.
d) Syndrome homer's
e) Tanda-tanda cerebellar (ataxia dan nystagmus)
Sisi kontralateral
a) Gangguan sensasi nyeri dan temperatur pada tubuhi dan tunykai.
b) Nystagmus horizontal.
Pengkajian Keperawatan
1). Riwayat Keperawatan ;
Riwayat

yang

akurat

penting

untuk

menentukan

diagnosa stroke. Perawat

mengidentifikasi aktivitas pasien saat awal stroke. Stroke iskhemik seringkali terjadi,saat tidur,
sedangkan stroke hemorrhagic terjadi selama aktivitas.- Selanjutnya
pada

pasien

atau

ke tentang perkembangan gejalanya. Selain itu perlu

beratnya masalahnya, misal gejala makin


atau

mulai

perawat

membaik (pada embolik ) .

memburuk. setelah

kejadinn

menanyakan
mengiden-tifikasi

(pada hernorrhagic )

Melalui proses wawancara sekalian mengobservasi tingkat kesadaran, ada tidoknya gangguan intelaktual
atau memori atau kesulitan bicara atau mendengar . Hal lain yong perlu dikaji adalah ada tidaknya
perubahan motorik atau sensorik, problem visual, keseimbangan tubuh^ perubahan dalam membaca atau
menulis,
Sebagai data tambahan kaji pulea adanya riwaycit trauma kepala, DM, hipertensi, penyakit jantung, anerni
, obesi tas dan sakit kepala. Perigobatan-pengobatan tedahulu yang dipakai pasien superti antikoagulan
aspirin, vasodilator. Selain data-data di atas perawat perlu melengkapi data yang lain antara lain :
pendidikan, pekerjaian, aktivitas, kebiasaan seperti merokok , diet, pola latihan,. minum alkohol.
2). Pengkajian fisik
CVA sering terjadi pada laki-laki usia lanjut ( 60 th ke atas) dengan riwayat hipertensi dan seringkali
dengan DM Disfungsi sensorimotor : masalah bicara, seringkali adanya gangguan memori dan intelektual,
Perawat perlu melakukan pemeriksaan neurologik. Gajala (tanda- tanda yang nampak ;tergantung pada
lokasi stroke.
Kaji pula tingkat kesadaran, permasalahan 'kognitif. adanya "denial", menolak konyataarn, disfungsi
prioceptif, gangguan ;fmemori, tidak bisa mengambil keputusan. Disfungsi tergantung pada hemisfer
mana yang terganggu lkerusakan Hemisphere cerebral kanan meliputi visual dan propr iosepsi , dan
seringkali tidak menyadari adanya gangguan disorientasi waktu dan ternpat* Kerusakan pada hemisfer
kiri, meliputi gangguan bahasa, matematik, dan analitik yaitu afasia, aleksia dan agrafia
Pemeriksaan motorik membantu kita untuk menentukan lokasi hemisfer , mana yang rusak. Hemiplesi
atau hemiparase . kanan menunjukkan adanya stroke pada hemisfer cerebral kiri, Hemiplegi atau
hemipafe^e kiri merupakan indikasi adanya CVA hemiGfer kanan. fcaji pula kekuatan otot. Pasien yang
Hipotoni atau lemah ' tidak mampu uniuk melawan tahanah/grayi tasi f } dan ekstremitas cenderung jatuh,
ekstre-rnitas terasa berat dan tonus otqt menjadi tidak adekuat, sehingga keseimbangan tidak terjaga.
Hipertonik cenderung menyebabkan posisi terfiksir atau kontraktur pada ekstremitas. ROM (lingkup
gerak sendi ) terbatas/berkurang , dan subluksasi bahu seringkali terjadi. Peagkajian motorik yang lain
meliputi proprioseptif , kepala, keseimbangan'
rdinasi, dan gerakan* Kelemahan otot dan disfungsi kogni-tif biasanya menunjukkan spastiksitas
inkontinensia bowel dan bladder.
Pemeriksaan sensorik untuk menilai rangsangan sentunan dan nyeri. Kaji respon terhadap rangsang

proprioseptif dan rangsang taktlk secara bersamaan dengan integrasi kortikal. pasien dengan stroke bisa
tidak mampu menulis, tidak , bisa membaca, agnosia, apraksia
Perawat juga menilai adanya indikasi " neglect Syndrome khususnya stroke pada hernisfer kanan.
Syndrome ditandar, bahwa pasien tidak menyadari adanya paralisis pada sisitubuhnya, dan seringkali
merasa dirinya baik dan duduk dengan tegak dikursi
Pemeriksaan panting yang lain adalah sistim penglihatan Pupil menjadi abnormal, ptosis, luas pandang
berkurang atau ada pallor dan petechiac pada konjungtiva . "Amaorosi fugax", merupakan perjalanan
kebutaan monokuler, hasil dari iskhemi retina yang disebabkan oleh insufisiensi arteri karotis.
Hemianopsia, homonymous hemianopia perlu dikaji pula pada klien.
Perawat perlu pula mengkaji ulang syaraf krania1 khususnya terhadap kerusakan N.V, VII, IX, X, dan XII.
Kerusakan pada syaraf-syaraf tersebut dapat menyebabkan kesulitan (mengunyah (V), paresis muka (VII),
disfagia (IX dan X), tidc\k ada "gagguan reflex" (IX),atau gangguan pergerakan.1idah (XII).
Untuk melengkapi pemnriksaan nourologik, perawnt melengkapi seluruh pemeriksaan fisik khususnya
sistim kardiak. Klien dengan stoke embalik seringkali terjadi murmur, aritmia, atau hipertensi. Pada
umumnya pasien datang kerumah sakit dengan tekanan darah 180-200/110~120 mmHg
3). Pemeriksaan psikososial
Pada umumnya klien stroke berusia di atas 6O t&hun dengan-hipertensi dan kelemahan motorik.
Masalah lain yaitu pada kognitif, dan memori serta hal-hal lain sebagaimana diungkap di atas.
Perawat mengkaji reaksi klien terhadap sakaitnya khususnya pada "body image'1, konsep diri, dan
kemampuan ADL. Identifikasi pula mekanisme, "coping" klien.
Kaji pekerjaan dan status ekonomi, karena gejala sisa stroke mempengaruhi pola hidup. Pasien-pasien
biasanya cemas setelah sembuh akan berkurang penghasilannya juga untuk biaya sakitnya.
Kaji pula emosi pcisien khususnya yang terkait dengan lobus frontal. emosi yang tak terkontrol
4). Pemeriksaan diagnostik
a) Pemeriksaan laboratorium
Sebetulnya tidak terdapat gambaran yang pasti pada hasil laboratorium, Namun hasil 1aboratoriurn
seperi meningkatnya Ht dan Hb berkaitan dengan stroke berat. Meningkatnya sel darah putih

menunjukkan adanya infeksi, kemungkinan adanya endakkarditis bakterial sub akut atau respon stres.
Bila dalam lumbal fungsi ditemukan tingginya se1 darah merah dalam cairan screbospiral maka ha1
torsebut merupakan indikasi pendarahan subarakhroid.

b) Pemeriksaan radiologi
CT membantu untuk menentukan diagnosa stroke. Tujuan utama pada scanning ini adalah menentukan
ada tidaknya pendarahan atau aneurysim cerebral. Bila stroke makin meningkat; pada CT berikutnya
namnpak adanya edema dan nampak adanya edema dan nekrosis jaringan. Pemeriksaan angiografi di
lakukan untuk melihat status pembuluh darah serobral.
c) Pemeriksaan diagnostik lain
MRI juga membantu menegakkan diagnosa stroke : Pemeriksaan lain adalah : EEG, EKG, echo ,
angiographi.
5. Diagnosa Keperawatan
Klien dengan CVA datang ke RS dengan hemiplegi, menurunnya berbagai sensori/persepsi, dan
disfunqsi kognitif.
Adapun diagnosa keperawatan yang sering timbul adalah :
l) Gangguan perfusi jaringan serebral sehubungan dengan tidak

adekuatnya suplai darah serebral,

meningkatnya tekanan intra kranial, menurunnya'oksigennasi serebral


;
2) Tidak efektifnya pola nafas sehubungan dengan obstruksi jalan nafas, meningkatnya tekanan intra
karnial
3) Tidak efektifnya jalan nafas sehubungan dengan obstrukisi jalan nafas, refleks .batuk tidak adekuat
4) Gangguan mobilitas fisik sehubungan dengan menurunnya
kesadaran, paresis/plegi .
5) Perubahan nutrisi : kureng dari kebutuhan dehubungan ;dengan disfagia, kesulitan menelan, dan
menurunnya .nafsun makan
6) Gangguan integritas kulit sehubungan dengan'. perubahan sensorik imobilisasi, inkontinensia,
perubahah status nutrisi .

7) Gangguan pola eliminasi urin: inkontinen fungsional


Perencanaan
1. Gangguan perfusi serebral b.d inadekwat suplai darah serebral
Tujuan

: Perfusi jaringan serebral adekwat

Tindakan :
a. Kaji status neurologi : status mental, pupil,gerakan mata, fungsi seneorik dan motorik,GCS
b. Monitor Tanda vital tiap 4 jam
c. Pertahankan jalan napas, tingkatkan aliran darah vena otak dengan elevasi kepala
d. Berikan safety temat tidur
e. Program terapi mencegah pembekuan darah dengan heparin
f. Program obat diuretika untuk menurunkan cairan
g. Program terapi steroid untuk mencegah edema otak
h. Periksa laboratorium: PTT,PT,Elektrolit.
i. Program terapi mencegah pembekuan darah dengan heparin
j. Program obat diuretika untuk menurunkan cairan
a. Meningkatnya status neurologi
b. Tekanan darah terjaga
2. Tidak efektifnya pola napas
3. Tidak efektifnya bersihan jalan napas
Tujuan

: Jalan napas adekwat, ventilasi pulmoner efektif, terhindar dari hypoxia.

Tindakan
a.

Kaji kemampuan pasien mempertahankan jalan napas tetap terbuka

b. Posisi semi fowler, penghisapan sekresi


c. Monitor pernapasan : irama ,frekwensi, kedalaman tiap 1-4 jam
d. Auskultasi suara napas tiap 4 jam, monitor gas darah, berikan oksigen
e. Kaji tanda-tanda hypoxia
f. Berikan bronchodilator, monitor intake out put cairan

Kriteria evaluasi
a. Pertukaran udara paru adekwat
b. Frekuensi napas antara 12- 20 kali/ menit
c. Nilai gas darah normalm tidak ada tanda hypoxia
Diagnose Keperawatan
4. Gangguan mobilitas fisik b.d paresis, penurunan kesadaran
Tujuan

: Pasien mempertahankan kekuatan otot, terhindar dari komplikasi

Tindakan

a. Kaji fungsi motorik dan sensasi dan refleks


b. Jaga kelurusan tubuh sikap anatomis
c. Alih posisi 2 jam sekali
d. Latihan ROM tiap 2-4 jam bila tak ada indikasi
e. Latih pasien menggunakan trapezebar diatas kepala untuk melakukan gerakan sendiri
f. Bantu pasien ambulasi, kerja sama dengan fisioterapi,occupational therapist
Kriteria evaluasi
a. Berdiri dari kursi dan melakukan ambulasi
b. Terhindar dari penekanan dan atropi otot dan kontraktur
Diagnose Keperawatan
4. Perubahan nutrisi kurang yang diperlukan tubuh
Tujuan

: Nutrisi optimal, cairan terpenuhi

Tindakan :
a. Kaji gangguan refleks menelan
b. Monitor intake out put
c. Berikan cairan intra vena ( sesuai terapi)
d. Berikan makanan dan minuman melalui nasogastrik
e. Bantu beri makanan melalui mulut bila ada indikasiKaji makanan yang disukai
f. Konsultasi ahli gizi

Trombus

Atherosclerosis pd arteri intrakranial dan ekstrakranial

Arteritis yg disebabkan px collagen (autoimmune) a/ bacterial arteritis

Hypercoogulability seperti polycytemia

Thrombosis vena cerebral

Emboli

Kerusakan katup pd RHD

Myocardiac infaction

Artrial fibrilation

Bacterial endocarditis dan non bacterial endocorditis

Hemorrhage

Hypertensive intracerebral hemorrhage

Sub arachnoid hemorrhage

Ruptur anurisma

Arteriovenous malformation

Hipoksia umum
Hipotensi berat, cardiopulmonary arrest, depresi berat pd cardiac output yg disebabkan arrhythmias
Hipoksia local

Spasme arteri cerebral subacrachnoid hemorrhage

Vasokontriksi arteri cerebral migraine headaches

Sindroma art serebral anteriar

Foot droop tetap

Gang dalam berjalan

Paresis kontralateral bag lengan

Hilang fs sensorik pd kaki

Abulia

Gang mental : persevertion, amnesia

Afaksia, akinetic

Inkonstinensia urine
Sindrom art serebral posterior

Homonymous hemianopsia

Gang visual : buta warna, ketajaman

Daya ingat

Berkeringat

Nyeri spontan, tremor, hemiparesis

Kelumpuhan M.occulomotorius dan kontra lateral hemiplegia

Jika batang otak dipengaruhi akan terjadi nystagmus, pupil tak normal dan fremor postural,

Ataksia
Pengkajian
Data subyektif
1. Pasien tidak mengerti px oleh gejala-gejalanya
2. Karakteristik dr gejala-gejala dr serangan
3. Adanya sakit kepala dan lokasi
4. Adanya bbrp defisit sensori
5. Kemampuan penglihatan; adanya diplopia; penglihatan kabur
6. Kemampuan berfikir secara baik
7. Adanya bbrp gejala lain secara bersamaan
Data obyektif
1. Kekuatan motorik; paresis oleh plegia pd umumnya
2. Prbh'an tk kesadaran
3. Tanda2 pe tek intracranial
4. Status pernafasan

Gbr'an klinik sangat bervariasi, tergantung daerah yg dipengaruhi


Tanda2 dan gejala2 fokal yg paling umum t'jadi pd ggn aliran yg melalui arteri middle cerebral
1. Kontralateral paralysis atau paresis
2. Kontralateral hilangnya sensori
3. Hilangnya sensori dan motorik, paling nyata pd muka, leher dan ektermitas atas
4. Dyshosia oleh aphasia, terjadi jika hemisphere lebih dominan dipengaruhi (hemisphere kiri pada sisi
kanan pasien)
5. Masalah2 perceptual yg terkena, perubahan dlm berfikir dan tingkah laku
6. Kontralateral homonymous hemianopsia
Aphasia : ggn bahasa yg disebabkan kerusakan daerah untuk mengontrol bahasa dr otak. Hal ini bisa
seluruh daerah dr bahasa, wicara, membaca menulis dan mengerti
Ketidaknormalan dapat terjadi secara bervariasi, yi :
1. Sensori aphasia
Ketidakmampuan mengerti ucapan kata (Receptive aphasia)
2. Motor aphasia
Ketidakmampuan menggunakan simbol2 dr wicara (ekpressive aphasia)
3. Global aphasia
Ketidakmampuan mengerti ucapan Kata2 maupun berbicara

Test dioagnostik

Ct scan

Lumbal fungsi

Cerebral angiogram TIA

Perawat fase akut


Tujuan utama pd fase ini ad/ mencegah komplikasi CVA langsung, immobility dan ketergantungan, dan
dari hilangnya fungsi yg disebabkan focal defisit
Fungsi motor

CVA sering mengakibatkan paralisis

Lihat pd perubahan fs motorik

Nutrisi

Cairan harus dibatasi untuk beberapa jam pertama stlh CVA untuk mencegah edema otak

Pd pasien coma oleh kesulitan menelan NGT atau intravena

Aktivitas

Ketenangan dan istirahat penting sekali untuk CVA yg tidak dlm keadaan cukup serius

Untuk mencegah deformitas, dapat dimulai selama keadaan akut yg meliputi, pengaturan posisi dr
tungkai dan ROM exercise
Tindakan ini dapat dilakukan secara teratur untuk menghindari, statis sirkulasi, pneumonia hypostatic
dan dekubitus

Eliminasi

Out put urin dapat dicatat untuk beberapa stlh CVA

Retensi urin dapat terjadi, tetapi lebih kemungkinan besar pasien incotinence bed pan/urinal dapat
diberikan segera setelah makan dan interval teratur untuk memulai bladder traning

Fecol incontinence yg umum t'jadi pd CVA bbrp pasien dapat berkembang menjadi konstipasi dan
impaction secara cepat

Supositoria (Dulcolax) dapat diberikan agar feses tetap lembek

Pemberian enema (Glyserin hangat) dapat diberikan jika terjadi impaction

Perawatan pada fase rehabilitasi


Perawat ad/ anggota penting dr team rehabilitasi. Ada 3 tujuan keperawatan yi :
1. Mencegah lebih lanjut kerusakan
2. Mempertahankan kemampuan yg ada
3. Mengembalikan fungsi yg ada
Intervensi yg dilakukan meliputi :
1.

Latihan pasif untuk merangsang sirkulasi dan dapat menolong menghidupkan jalannya
neuromuskuler

2.

Latihan aktif dimulai sesegera mungkin

3.

Memperhatikan untuk tungkai yg tidak pengaruhi untuk dipertahankan

4.

Ambulasi awal memberikan tonus vasomotor, pengaruh psikologi yg pasif pd pasien dan keluarga

Membantu dalam kenyamanan dan ADL


1. Memberikan dukungan emosional
2. Mengkompensasi problem perceptual yg dialami
3. Mengevaluasi kemampuan dlm ADL dan membantu/ melatih P dlm ADL sampai dapat dilakukan
sendiri
Pengajaran
Pengajaran untuk pasien CVA sama dengan pd pasien dengan masalah motorik
Evaluasi
Diskripsi pertanyaan evaluasi sama dengan pasien disfungsi motorik
Analisa data dan perencanaan
Dx. keperawatan

Tidak efektifnya jalan nafas

Kecemasan

Perubahan dlm eliminasi (feses) konstipasi

Prbh'an dlm kenyamanan ; nyeri

Ggn dlm komunikasi verbal

Ggn dlm pengelolaan pemeliharaan rumah

Kurangnya pengeth

Ggn mobilitas fisik

Kurangnya perawatan diri sendiri, kebersihan perseorangan, eliminasi memakai dan menukar pakaian

Perubahan konsep diri

Perubahan persepsi sensori l; visual, kinesthetic, tactile

Disfungsi sexual

Pot ggn integritas kulit

Perubahan perfusi jaringan ; cerebral

Perubahan dlm pola eliminasi urin

Tujuan pasien yg diharapkan


1.

Pasien memperoleh kemajuan thdp ketergantungan pd ADL

2.

Pasien dapat menjelaskan th/ yg diberikan

3.

Pasien dapat menunjukkan aktifitas untuk mempertahan kan fungsi

4.

Pasien dapat menunjukkan kemampuan untuk komunikasi dlm keadaan terbatas karena proses px

Pasien dapat menjelaskan obat2an yg diberikan; efek samping, efek yg diharapkan, waktu, dosis
dan caranya

Pasien dapat merencanakan untuk pelayanan tindak lanjut

Pasien dapat menjelaskan pentingnya pergantian posisi sesering mungkin

Kulit tetap utuh

Pasien dapat secara aman mengkompensasi penglihatan yg berkurang, hilangnya persepsi

motorik dan sensorik


Implementasi
Membantu mencapai tujuan th/ :
Implementasi
Membantu mencapai tujuan th/ :
Perawatan fase awal

Tujuan umum pd fase ini ad/ mempertahankan kelangsungan hidup dan mencegah kerusakan otak
lebih lanjut
Mengkaji neurologic yg dilakukan pd interval yg teratur untuk mendeteksi perubahan yg terjadi,
selain itu juga komplikasi
Mencatat adanya indikasi peningkatan tek intrakranial, kemudian melaporkannya

Memberikan obat2 untuk me tek intrakranial, dexamethason (decadron)


Untuk mencegah lebih lanjut thrombosis atau emboli, heparin dapat diberikan jika penyebab CVA ad/
thrombosis a/ emboli, bukan cerebral hemorrhage

1. INTRA CEREBRAL HEMORRAGE


Perdarahan intra cerebral
Perdarahan sub arachnoid
Perdarahan pada jaringan itu
Perdarahan dari pembuluh darah permukaan otak
Perdarahan dari dasar otak berupa cerebral hemorrage
Penyebab cerebral hemorrage
Berry aneurysms
Fungsirorm aneurysms
Myotic aneurysms
Arteriovenous malformations
Rupture cerebral arterioles
Patofisiologi
Beberapa penyebab p'darahan subarachnoid - intra cerebral
1. Letak berry aneurisme pada bag inferior cirlewillis
2. Penghubung antara A carotis interna dan A comonican posterior
Ruptur pembuluh darah menyebabkan gangguan aliran darah pada daerah tertentu; ischemic focal dan
infark jar otak
Perdarahan mendadak dapat mengakibatkan tek intra kranial dan kesadaran dengan bertambahnya
berat otak
Darah mrp agent berbahaya karena dapat mengiritasi p'darah meningen dan otak
Darah mengeluarkan bahan vaso cative dapat spasme arteri perfusi cerebral
Pengkajian stroke
Gejala-gejala
Sakit kepala dengan tiba-tiba
Photophobia
Kuku kuduk
Neusea dan muntah
Hilang kesadaran
Kejang
Respiratory distress
Shock

Analisa data dan perencanaan lihat pd CVD (stroke)


Tujuan pasien yg diharapkan sama dengan CVD ditambah : sebagai berikut :
1. Pasien tdk berkembang TIK
2. Komplikasi tdk berkembang akibat imobilisasi
3. Pasien memperhatikan kebutuhan pembedahan dan faktor yg relevan
4. Pasien dapat memperlihatkan beberapa pembatas dl aktivitas
Implementasi
1. Membantu tu/ therapi
2. Mempertahankan ketenangan (P) agar mencegah bertam bah perdarahan
3. Berikan antifibrinolisis agent (amicar)
Zat antilysis fibrin
Pengajaran
1. Kebutuhan rasa aman
a. Selalu mengunci kursi roda pd saat memindah pasien
b. Mengecek kondisi dan perubahan mata sesering mungkin
c. Menyadari tingkat perubahan aktifitas sebelum pergerakan
d. Melindungi tungkai yg paralisis dari luka
e. Memberitahu pemakaian sepatu yg pas untuk ambulasi
2. Perawatan kulit
a. Melihat secara teratur permukaan kulit
b. Perlunya alih posisi
c. Pemindahan berat badan
d. Tidak menggunakan lapisan hangat, botol air panas atau air panas yang berlebihan untuk mandi
3. Kebutuhan aktifitas
a. Tingkat pergerakan
b. Posisi yg tepat
c. Perubahan posisi sesering mungkin
4. Obat-obatan
a. penggunaan obat-obatan, efek samping, dosis dan waktu
b. melaporkan efek samping ke dokter
c. pentingnya agar tidak mengkoordinasi obat dengan obat-obat yg lain a/ alkohol
5. Nutrisi - diet
a. Makan mknn yg mudah ditoleransi
b. Tindakan untuk me kesulitan menelan
c. Menggunakan alat bantu khusus untuk makan
6. Aktifitas hidup sehari-hari
a. Mengajarkan tehnik mandi, memakai dan melepas pakaian
b. Mengajarkan bab dan bak

d. Pentingnya intake cairan yg adekuat


e. Tindak lanjut perawatan
f. Metode untuk mengurangi perasaan frustasi
PERAWATAN POST OPERATIVE PD PSN DENGAN PEMBEDAHAN INTRACRANIAL
1.

Monitoring
a. Mengkaji status neurologi meliputi : kemampuan bergerak, tingkat orientasi, kewaspadaan dan
cek pupil
b. Mengkaji tingkatan dan karakter drainage

2.

Pergerakan
a. Perubahan posisi diperbolehkan, kecuali pd pasien dengan tumor otak yang luas yg blm
diangkat, pasien tdk boleh dirubah2 posisinya
b. Untuk pembedahan infratentorial tempat tidur harus datar oleh hanya ditinggikan sedikit dan
sebuah bantal kecil diletakkan dibawah tengkuk leher. Flexsi leher harus dihindari
c. Untuk pembedahan supratentorial bag. Kepala dr tempat tidur ditinggikan 300
d. Ambulasi awal dianjurkan utk mencegah komplikasi dari bed rest, observasi secara cermat untuk
tanda-tanda postural hypotension dan bag kepala dari TT dapat ditinggikan secara bertahap2 psn
dapat duduk sebelum berdiri
Menurunkan tek intrakranial
a. Aktifitas kep diperolehkan pd psn, bila dilakukan antara istirahat pasien
b. Menghindari batuk dan muntah
c. Suction dapat dilakukan hanya bila diperlukan dan dilakukans cr hati2

3.

4.

Memberikan perlindungan keamanan psn


a. Memberikan penghalang TT jika itu diperlukan
b. Mempertahankan agar penghalang TT tetap tertutup

5.

Mekan keseimbangan elektrolit


a. Mengukur berat jenis urin utk mengetahui intoke dan out put. Sering dilakukan tes gula dan
aseton, jika psn mendapat steroid
b. Pemberian diet segera mungkin, kaji untuk kesulitan menelan atau tdk adanya reflek menelan
c. Memonitor elektrolit untuk tanda2 ketidakseimbangan
Evaluasi
Sama dengan pasien CVA, namun ada bbrp penambahan pertanyaan yi :
1).
Apakah status neurologinya stabil
2).
Apakah psn kooperatif dengan aktifitas yg dibatasi
3).
Apakah psn dlm keadaan tenang
4).
Apakah psn secara verbal mengerti pembatasan aktifitas
5).
Apakah psn mengerti secara verbal pembedahan yi direncanakan

PENYAKIT ALZHEIMER'S
1. Pengertian
Peny alzheimer's adalah suatu kelainan degeneratif yg mempengaruhi sel2 otak dan menyebabkan
gangguan fungsi intelektual
Paling umum menyebabkan dimentia pada usia tua
Dapat mempengaruhi wanita dan laki-laki (sama prosentasenya)
Pada umumnya seseorang didiagnosa dlm usia pertengahan akhir (40 tahun)
2. Etiologi
Etiologi dari peny ini tdk diketahui
Peny ini memperlihatkan adanya pengurangan secara menyeluruh neurotrans mitter di hipocampus
dan kortek, khsususnya semoatostatin dan choline acetyltransferase
Faktor predisposisi peny alzheimer's
Adalah : genetik dan faktor lingkungan yg belum diketahui

3. Gejala klinik
Tahap 1
Gangguan mental ringan
Mudah lupa
Gangguan untuk mengambil keputusan
Kurangnya inisiatif
Kurangnya spintanitas
Tahap 2
Bingung
Agitasi
Mudah tersinggung
Kegelisahan
Incontinence urin dan feses
Perlu secara konstan perhatian
Tahap 3
Ketidakmampuan total untuk merawat diri
Ketidakmampuan dlm komunikasi
Incontinence total

Patofisiologi
Perubahan dlm otak pd pasien peny alzheimer's secara jelas pd kortek cerebral
Perubahan yg pertama terlihat adanya "plaques" secara mikroscopic pada jar otak
Plaques ini terdiri dari suatu inti yang dikelilingi oleh utaian dari bahan serat (serabut)
Ditambah dengan adanya degenerasi dari beberapa serabut saraf kecil (neurofibrils) yang berjalan
melalui badan sel-sel saraf
Perubahan patologis yg terjadi pada otak seseorang peny alzheimer's
Meliputi : pelebaran ventrikel, hilang berat otak dan hilangnya neuron2 pada basal genglia, substansia
nigra dan kortek (neuron yg tangkap untuk fs cerebral yg lebih tinggi spt mengingat kognitif dan
berpikir)
Pengkajian
Data subjektif
1. Pengetahuan pasien tentang peny nya
2. Bagian dari status mental dari pemeriksaan neurologis
3. Timbulnya dari gejala2
Data objektif
1. Kemampuan pasien dlm ADL
2. Tingkah laku : petunjuk adanya agitasi, kegelisahan
3. Adanya incontinence
Kondisi-kondisi lain yg dapat menyebabkan hilangnya daya ingat :
1. Anemia pernisiosa
2. Reaksi obat
3. Ketidakseimbangan hormonal
4. Depresi
5. Penggunaan obat dan alkohol
6. Tumor otak
7. Meningitis kronis
8. Trauma kepala
9. Peny picks
10. Peny parkinson dengan dementia
Pemeriksaan diagnostik
Tidak ada pemeriksaan diagnostik spesifik untuk peny alzheimer's namun yg sering dilakukan yaitu
pemeriksaan ct scan dan tes neuropsikologi yang berhubungan dengan perubahan kemampuan berpikir

Analisa data dan perencanaan


Diagnosa keperawatan
Sama dengan pasien multiple sclerosis, namun perlu ditambahkan :
Potensial luka
Gangguan pola tidur
Potensial untuk melakukan tindakan kekerasan
Tujuan pasien yg diharapkan
Sama dengan pasien multiple sclerosis, namun perlu ditambahkan mengenai tujuan "keamanan perlu
dipertahankan"
Implementasi
1. Membantu mencapai tujuan terapi
Tidak ada terapi yg dapat menyembuhkan atau menghentikan peny alzheimer's
Perawatan ditujukkan langsung thdp :
Mempertahankan nutrisi
Mengendalikan hawa nafsu
Hyorasi
Keamanan
Berikan dukungan thdp pasien dan keluarga
Obat2an yang diberikan untuk mengurangi kecemasan, agitasi dan perubahan tingkah laku
2. Keamanan
Salah satu intervensi yg paling utama yatu memberikan perhatian dlm keamanan sebab pasien
mudah lupa dan pasien dengan kondisi seperti ini sering melakukan tindakan membahayakan
Intervensi yg dilakukan :
Mengunci pintu dan jendela dengan double kunci
Mengontrol kompor gas pd malam hari
Mengamati pasien setiap waktu
3. Evaluasi
Sama dengan m.s namun (+) masalah keamanan

Você também pode gostar