Você está na página 1de 5

ANALISIS PERENCANANA PAJAK PENGAHSIL DI PT UBN ( 2012-2-00-258-AK)

Tujuan penelitian:
1. Mengevaluasi kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan yang telah
dilakukan oleh PT UBN
2. Menganalisa biaya-biaya dalam laporan keruangan yang dapat dijadikan
acuan dalam melakukan perencanaan pajak
3. Memberikan masukan mengenai perencanaan pajak yang efektif sesuai
dengan peraturan perpajakn yang berlaku kepada perusahaan dalam
memenuhi kewajiban perpajakannnya.
Bab II
I.

Dasar Perpajakan

Pengertian Pajak
Berdasarkan Undang Undanga KUP Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1, pajak adalah
kontribusi wajib kepada Negara, selanjutnya menurut-menurut, terakhir Dari
pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa cirri-ciri yang melekat
pada pengertian pajak, adalah sebagai berikut: ada 4 poin
Fungsi Pajak
Menurut Mardiasmo ada 2 fungsi pajak
Pengelompoka Pajak
Mengacu pada Waluyo, pajak dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok,
Menurut golongan ada 2. Menurut Sifat ada 2, Menurut pemungutnya ada 2
Sistem Pemungutan Pajak
Sistem pemungutan pajak menurut Mardiasmo ada 3
II.

Pajak Penghasilan

Pengertian Penghasilan
Berdasarkan Undang Undang PPh No 36 Tahun 2008 pasal 4 ayat 1
Subjek dan Objek Pajak Penghasilan
Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan No 36 Tahun 2008 tentang PPh, Subjek
pajak penghasilan sebagai berikut: ada 4 poin

Menurut ketentuan Pasal 4 ayat (1) UU No. 36 tahun 2008 tentang PPh, yang
menjadi objek pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan
ekonomis, termasuk :
Yang dikecualiakan dari objek pajak adalah
Biaya Fiskal Dan Nonfiskal
Tarif Pajak Penghasilan
Penghasilan dan Biaya yang Bersifat Final
Kredit Pajak Penghasilan
Kompensasi Kerugian Fiskal
Surat Pemberitahuan
Surat Setoran Pajak
III.

Manajemen Pajak

Perencanaan Pajak
Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan
Pengendalian Pajak
Motivasi Dilakukannya Perencanaan Pajak
Tahap Perencanaan Pajak
Strategi Perencanaan Pajak
Rekonsiliasi Fiskal
Menurut Sukrisno (2009:218), Rekonsiliasi Fiskal adalah Proses penyesuaian atas
laba komersial yang berbeda dengan ketentuan fiscal untuk menghasilkan
penghasilan neto atau laba yang sesuai dengan ketentuan perpajakan. Dalam
penyusunan laporan keuangan fiscal, laporan keuangan komersial yang dibuat
harus disesuaikan terlebih dahulu sebeulum menghitun apjak yang terutang.
Perbedaan antara laporan keuangan komersial dan fiscal dapat dikelompokakkan
menjadi dua yaitu
1. Perbedanan waktu
2. Perbedanan Tetap
BAB IV
1. Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan

Perusahaan sebagai wajib pajak memilki perbedaan kepentingan dengan


pemerintah mengenai perpajakan. Perushaaan menginginkan pajak yang seminimal
mungkin sedangkan pemerintah menginginkan penerimaaan pajak yang
semaksimal mungkin guna penyelenggarana pemerintah. Hal ini mendorong
perushaan untk melakukan manajemen pajak guna meminimalkan pajak yang harus
dibayar dengan tidak melanggar undang-undang perpajakan yang beraku.
Salah satu tujuan dari manejmen pajak adalah menerapkan peraturan perpajakan
secara benar yaitu dengan melakukan pemenuhan kewajiban perpajakan tepat
waktu dan benar, pelaksanaan kewajiban pembukuan. Dan dengan memperhatikan
fakto-faktor internal dan eksternal
Dengan memahami dan melaksanakan kewajibdan perpajakan dengan benar sesuai
dengan peraturan, maka perusahaan akan terhinfdar dari sanksi administarsi
berupa bunga, kenaikan, dan/atau denda maupun sanksi pidan berupa kurunagna
atau penjara.
Pengetahuan dan pemahaman mengenai pemenuhan kewajiban perpajakan sangat
penting untuk menghindari pemborosan dana yang dikeluarkan untuk membayar
sanksi-sanksi yang dapat dikenakan apabila perusahaan tidak melaksanakaan
pemenuhan kewajjiban perpajakan dengan semestinya. Apabila perushaan dapat
melaksanakan kewajiban perpajkaan dengan baik dana benar, dan auntuk
pembayan sanksi tersebut sebenarnya dapat dialokasikan untuk investasi atau
peningkatan produktivitas perushaan.
Berikut ini pemenuhan kwajiban perpajakan yang dialakukan perushaan dalam
penyetoran dan penyamaian SPT tahunanan Tahun
Tabel. Pemenuhan Kewajiban Penyetoran dan Penyampaian SPT Tahunan PT
Tanggal penyetoran
Batas Penyetoran
Setor teoat waktu
Tanggal Pelaporan
Batas Pelaporan
Lapor tepat waktu

SPt Tahun 2013


27 April 214
30 April 2014 (sebelum pelaporan)
Ya
28 april 2014
30 April 2014
Ya

Dalam penyabapain PST Tahunan 2013, PT UBN telah melaksanakan kewajiban


perpajkan secara tepat waktu sehingga tidak dikenakan sanksi dan dapat
menghemat sumber daya perusahaan.
Selain perencanaan pajak untuk menghindari sanksi administrasi, langkah yang
harus dialkukan adlaah dengan melakukan koreksi fiscal atas laporan laba rugi
perushaan sesuai dengan undang-undangan perpajakan guna menentukan
besarnya jumlah pajak yang terutang. KOreksi fiscal dilakukan akarena terdapat

perbedaan perhitungan laba perusahan secar akomersial yang berdasarkan Standar


Akuntansi Keungan dan Laba secara fiscal yang ddasarkan oleh peraturan
perpajakan yang berlakau.
2. Analisis Pendapatan dan Biaya Serta Rekonsiliasi Fiskal Laporan Laba Rugi
Dalam perpajkan, tidak semua pendapatan diakui sebagai pendapatan dan tidak
semua biaya dapat dijadikan pengurang penghasilan untuk menghitung besarnya
pajak terutang. Hal ini dikarenakan perbedaan pengakuan pendapatan dan biaya
dalam laporan laba rugi fiscal berdasarkan peraturan perpajakan dan laporan aba
rugi komersial yang berdasarkan Standar Akuntansi Keungan. Oleh sebab itu,
dilakukan koreksi fiscal positirf dan negative atas laporan laba rugi komersial
sehingga menghasilkan laporan laba rugi fiscal yang menjadi dasar penrhitungan
pajak terutang. Koreksi fiscal positif merupakan koreksi yang mengakibatkan
pengurangan biaya yang telah diakui dalam laporan keuangan komersial sehingga
menyebabkan penambahan pengahsilan secara fiscal, sedangkan kroreksi negative
merupakan koreksi yang menimbulkan pemabahan biaa yang diakuan secara fiscal
sehingga menyebabkan penurunan penghalian secara fiscal.
PT UBN memperoleh pendapatn yang diakenanakan pajak besfifak final dan
pendapat yang dikenakan pajak tidak final. Perusahan tidak dapat meminsahkan
pengeluaran untu memperoleh pendapatan final maupun tidak final. Berdasrkan
Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S-338/PJ/31/204 tentang Penegasan mengenai
Biaya yang dapat dikurangkan dari pengahsilan Brut dalam mengitung penghasilan
kena pajak, alokasi pembebanan pengeluaran atau yang merupakan biaya bersama
(jointcost), apablaa tidak dapat dipisahkan secara jelas seuai pengeluaran biaya
yang sebenarnya terjadi untuk masing-masing penghasilan dapat dialkukan secara
proposional berdasarkan perbandingan jumlah pengahsilan bruto, jam kerja, atau
jam pakai, atau cara perbandingan lainnya yang reevan dan lazim. Oleh sebeb itu,
pembebenanan biaya untuk PT UBN dialokasikan secara porporsional yaitu dengan
membandingkan pengasilan usahan yang dikenakan pajak tidak final dan total
penghasilan usaha.
Dalam rangka melakukan perencananan pajak pada PT UBN maka perlu diklakukan
analisa setiap objek pengahsilan dan biaya-biaya yang dikerluarkan ileh perusahaan
guna mengamati objek mana yang dapat dimanfaatka untuk memperkecil jumalah
pajak yang harus dibayar dengan tidak melanggagar UU Perpajkaan.
2.1Analisis Pendapatan dan Biaya dan Rekonsiliasi Fiskal Tahun 2013
2.1.1 Analisis dan Rekonsiliasi Fiskal oleh Perusahaan
Objek pendapatn PT UBN tahun 2013 anatara lain meliputi:
Beberapa Biaya yang dikeluarkan oleh PT UBN anatara lain :
2.1.2 Analisis dan Rekonsiliasi Fiskal oleh Penulis
Secara garis besar, penulis setuju dengan rekonsiliasi fiscal yang
diakukalan perusahan karena telah sesuai dengan undnag-unahagn
perpjakan, namun terdapay beberapa koreksi fiscal ang belum

sesuai dengan peratuaran perapajakn. Koreksi tersebut antara lain


terdapat diakun berikut ini;
3. Perencanaan Pajak yang Dapat Dilakukan PT
Dengan melakukan koreksi positif dan negated pada laporan laba rugi perusahaan,
maka terdapat perbedaan dalam pelaporan laba kena pajak yang menjadi dasar
pengenaan pajak penghasilan. Untuk mngurangi kenaikan dasar pengenaan pajak
ini, maka biaya-baiaya yang telah dikeluarkan perusahan harus dimaksimalkan
pembenand ena dengan tidak melanggar perutaran perpajakn.
Perencanaan pajak yang dapat dialkukan oleh PT UBN anatara lain :
1. Biaya listrik, air, telepon
2. Biaya entertainment (daftar nominative SE-27/PJ.22/1986
3. Biaya rumah sakit
Perencanana pajak yang dpat dilakukan adalah dengan memberikan
tunjangan kesehatan secara rutin kepada karyaman, Dengan memberikan
tunjangan kesehatan bagi karyawan, maka tunjangan ini akan menjadi objek
PPH pasal 21 bagi karyawan dan merupakan biaya bagi perusahaan.
4. Rekonsiliasi Fiskal Sebelum dan Sesudah Perencanaan Pajak

Você também pode gostar