Você está na página 1de 24

STRATEGI HUMAS DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

KOTA BANDUNG MELALUI Unit Pelayanan Pengaduan


Masyarakat (UPPM) DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN
INFORMASI MENGENAI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA
BANDUNG KEPADA PUBLIK

Anggun Nur Lestari 210110110


UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI KEHUMASAN
BANDUNG
2013

LATAR
BELAKANG

Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung sebagai


salah satu bagian Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Kota Bandung dalam lingkup wilayah Provinsi Jawa Barat
yang
mempunyai
tugas
melaksanakan
urusan
pemerintahan dan pembangunan daerah berdasarkan asas
otonomi dan tugas perbantuan urusan dibidang komunikasi
dan informatika. Dalam tugasnya mendukung dan
melaksanakan visi DISKOMINFO Terwujudnya masyarakat
informasi Jawa Barat melalui penyelenggaran komunikasi
dan Informatika yang efektif dan efisien. Salah satu usaha
untuk mewujudkan pelaksanaan pelayanan informasi
publik dengan menerapkan berbagai strategi. Dengan
adanya komunikasi, informasi cepat tersampaikan,
khususnya informasi mengenai kebijakan Pemerintah Kota
Bandung yang disampaikan kepada masyarakat Kota
Bandung melalui strategi Humas dalam pelayanan
informasi publik.

Seiring dengan pesatnya laju kebutuhan


informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat
Jawa Barat maka dengan ini Pemerintah
Provinsi Jawa Barat berkewajiban untuk
mengfasilitasi kebutuhan tersebut
yang
sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara (Meneg
PAN)
Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003,
memberikan pengertian pelayanan publik
yaitu segala kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan
publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
penerima pelayanan maupun pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam pengabdianya terhadap pelayanan umum


kepada masyarakat diutamakan pula mewujudkan
dalam memberikan pelayanan informasi kepada
masyarakat melalui sarana media komunikasi UPPM
( Unit Pelayanan Pengaduan Masyarakat) Sebagai
fasilitas yang dapat meningkatkan kepercayaan
masyarakat mengenai kebijakan Pemerintah Kota
Bandung. Melalui UPPM Sebagai Fungsi Mediator
dan Publisitas ini masyarakat secara leluasa bisa
menyampaikan aspirasi, pendapat dan pengaduan
bahkan mendapatkan informasi dan kejelasan
tentang berbagai kebijakan Pemkot Bandung.

Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Perencanaan Strategi Humas
Dinas
Komunikasi Dan Informatika Kota Bandung Melalui Unit Pelayanan
Pengaduan Masyarakat (UPPM) Dalam Memberikan Pelayanan
Informasi Mengenai Kebijakan Pemerintah Kota Bandung Kepada
Publik?
Untuk mengetahui
Proses Kegiatan Strategi Humas Dinas
Komunikasi Dan Informatika Kota Bandung Melalui Unit Pelayanan
Pengaduan Masyarakat (UPPM) Dalam Memberikan Pelayanan
Informasi Mengenai Kebijakan Pemerintah Kota Bandung Kepada
Publik?
Untuk mengetahui Evaluasi Standar Pelayanan Unit Pelayanan
Pengaduan Masyarakat (UPPM) menurut Strategi Humas Dinas
Komunikasi Dan Informatika Kota Bandung Dalam Memberikan
Pelayanan Informasi Mengenai Kebijakan Pemerintah Kota
Bandung Kepada Publik?

Ruang Lingkup penelitian


Dalam hal ini ruang lingkup penelitian
yang akan diteliti yaitu Strategi Humas
Dinas Komunikasi Dan Informatika Kota
Bandung
Melalui
Unit
Pelayanan
Pengaduan Masyarakat (UPPM) Dalam
Memberikan
Pelayanan
Informasi
Mengenai Kebijakan Pemerintah Kota
Bandung Kepada Publik Sebagai Fungsi
Mediator dan Publisitas.

Kerangka Teoritis
Penelitian
yang
digunakan
adalah
deskriptif dengan pendekatan kualitatif
yang diukur dan dianalisis menggunakan
Proses Public Relations, sesuai dengan
konteks permasalahan pelayanan publik
pada
pemerintahan
Kota
Bandung.
Dengan pokok masalah penelitiannya
sebagai berikut:

Prosedur Pelayanan
Waktu penyelesaian
Produk pelayanan
Sarana dan Prasarana

Kemudian akan dianalisis dengan


menggunakan Proses Public Relations menurut
Cutlip and Center, proses kerja PR meliputi :
Fact Finding : Mendefinisikan permasalahan
Planning : Berdasarkan pada rumusan masalah,
dibuat strategi perencanaan dan pengambilan
keputusan
Communicating : Dalam tahap ini PRO harus
mengkomunikasikan pelaksanaan program
Evaluating : Tahap ini melakukan penilaian
terhadap hasil-hasil pelaksanaan program dari
perencanaan, pelaksanaan program,
pengkomunikasian, sampai keberhasilan atau
kegagalan yang terjadi dari program tersebut.

Kerangka
KONSEPTUAL
Rex Harlow (1978) A Model forPublic Relations Education for
Professional Practices (dalam Rosady Ruslan, h.16)
Public Relations adalah
fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan,
pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan
publiknya, menyangkut aktifitas komunikasi, pengertian,
penerimaan dan kerjasama;
melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/
permasalahan, membantu manajemen untuk mampu
menangapi opini publik;
mendukung manajemen dalam mengikuti dan
memanfaatkan perubahan secara efektif;
bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam
mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian
serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai
sarana utama.

Henslow (1999) menyatakakan


bahwa program humas adalah upaya
perencanaan strategis dalam
menangani publik untuk mencapai
tujuan organisasi. Dalam program
humas kata-kata berikut ini menjadi
konsepnya:
Disengaja, terencana, dan upaya yang
berkesinambungan
Menciptakan dan memelihara
Pengertian bersama

Empat peran utama humas menurut


(Dozier dan Broom. 1995) dalam
konsepnya adalah sebagai berikut
Teknisi komunikasi (Communication
technician)
Kebanyakan praktisi masuk ke bidang ini
sebagai teknisi komunikasi. Deskripsi kerja
dalam lowongan pekerjaan biasanya
menyebutkan keahlian komunikasi dan
jurnalistik, sebagai syarat.
Pakar Perumus (Expert Prescriber)
Humas membantu mencarikan solusi dalam
penyelesaian masalah yang berhubungan
dengan public.

Fasilitator
Proses
Pemecahan
Masalah (Problem Solving Process
Facilitator)
Humas
bertindak sebagai membantu
proses pemecahan masalah. Mulai dari ide
sampai
pada
proses
pelaksanaan
penyelesaian kasus.

Fasilitator Komunikasi
(Communication Facillitator)
Humas bertindak sebagai komunikator atau
mediator untuk membantu medengar apa
yang menjadi keinginan dan harapan
publik. Biasanya dilakukan melalui contact
maupun surat dari publik.

4 Tahap Perencanaan program kerja HumasScott M.


Cutlip & Allen H. Center (Prentice Hall), Inc. 1982 :
139).
1. Penelitian dan Mencari (Research Fact Finding)
Pada tahap ini akan ditetapkan suatu fakta dan
informasi atas pencarian masalah yang berkaitan
langsung dengan kepentingan organisasi, yaitu Whats
our problem? (Apa yang menjadi problem kita).
2. Perencanaan dan mengambil Keputusan (Planning
Decision)
Dalam tahap ini sikap, opini, ide-ide dan reaksi yang
berkaitan dengan kebijaksanaan serta penetapan
program kerja organisasi yang sejalan dengan
kepentingan atau keinginan-keinginan pihak yang
berkepentingan mulai diberikan perencanaan program.

3. Mengkomunikasikan dan pelaksanaan


(Communication Action)
tahap ini informasi yang berkenaan dengan
langkah-langkah yang akan dilakukan
dijelaskan sehingga mampu menimbulkan
kesan-kesan yang secara efektif dapat
mempengaruhi pihak-pihak yang dianggap
penting dapat mempengaruhi pihak-pihak
yang dianggap penting dan berpotensi untuk
memberikan dukungan sepenuhnya
4. Mengevaluasi (Evaluation)
tahapan ini, pihak public relations/Humas
mengadakan penilaian terhadap hasil-hasil
dari program-program kerja atau aktivitas
Humas yang telah dilaksanakan.

Metode Penelitian
Menurut Maman (2002; 3) penelitian
deskriptif berusaha menggambarkan
suatu gejala sosial. Dengan kata lain
penelitian
ini
bertujuan
untuk
menggambarkan sifat sesuatu yang
tengah berlangsung pada saat studi.
Metode penelitian Kualitatif ini sering
disebut
metode
penelitian
naturalistik
karena
penelitiannya
dilakukan pada kondisi yang alamiah.

Penentuan Wilayah
Penelitian

Penelitian ini dilakukan di


DINAS KOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA KOTA BANDUNG
Tepatnya di JL. Tamansari no.
55 Bandung 40132

PENENTUAN DATA DAN SUMBER DATA


Peneliti menggunakan data Primer untuk
mendapatkan informasi langsung tentang
Strategi Humas Dinas Komunikasi Dan
Informatika Kota Bandung Melalui Unit
Pelayanan Pengaduan Masyarakat (UPPM)
Dalam
Memberikan
Pelayanan
Informasi
Mengenai Kebijakan Pemerintah Kota Bandung
Kepada Publik dengan cara mewawancara
langsung kepada Kepala Dinas Komunikasi dan
Informatika Kota Bandung Dr. H. Dudi
Sudradjat Abdurachim, MT serta Pegawai
Diskominfo Kota Bandung yang bekerja pada
unit
UPPM
(Unit Pelayanan
Pengaduan
Masyarakat) perihal informasi Pelayanan Publik

Data sekunder adalah data-data yang didapat


dari sumber bacaan dan berbagai macam
sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat
pribadi, buku harian, not, sampai dokumendokumen
resmi
dari
berbagai
instansi
pemerintah. Data sekunder juga dapat berupa
majalah, buletin, publikasi dari berbagai
organisasi, hasil-hasil study, hasil survey, studi
histories,
dan
sebagainya,
peneliti
menggunakan data sekunder ini untuk
memperkuat dan melengkapi informasi yang
telah
dikumpulkan
melalui
wawancara
langsung dengan Kepala Dinas Komunikasi dan
Informatika Kota Bandung Dr. H. Dudi Sudradjat
Abdurachim, MT.

TEKNIK PENGUMPULAN
DATA
1. Wawancara mendalam (depth interview) terutama
wawancara kepada Kepala Dinas Komunikasi dan
Informatika Kota Bandung Dr. H. Dudi Sudradjat
Abdurachim, MT.
2. Observasi; diartikan sebagai kegiatan mengamati secara
langsung, tanpa mediator, subjek penelitian untuk melihat
dengan dekat kegiatan yang dilakukan subjek tersebut.
3. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Yaitu dengan
cara
mengumpulkan
data
yang
ada
mengenai
permasalahan dalam penelitian dengan membaca
literatur yang relevan untuk mendukung, seperti bukubuku, jurnal, dan internet mengenai kecemasan
berkomunikasi, ketidakpastian, komunikasi antarpribadi
dalam bimbingan skripsi.

Teknik Analisis Data


Pendataan dan Pengelompokkan awal
Semua data pernyataan yang relevan dan informasi
yang dibutuhkan dalam mengangkat strategi humas
dalam pelayanan informasi publik
Reduksi dan Eliminasi
Pernyataan narasumber yang dianggap tidak sesuai
dengan kebutuhan penelitian

Thematizing
Pernyataan dari narasumber yang memiliki tema yang
sama dipisahkan dan dikelompokkan sehingga mudah
untuk dilihat kembali dan dicerna.
Validasi data wawancara
Peneliti memeriksa pernyataan dan tema yang
terbentuk apakah dinyatakan secara eksplisit, kalaupun
tidak apakah tersirat.

Validitas dan teknik Keabsahan Data


Derajat Kepercayaan (Credibility)
Kriterium ini berfungsi untuk melaksanakan sedemikian
rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat
dicapai dan mempertunjukkan dearajat kepercayaan hasil
hasil penemuan dengan jalan pembukuan oleh
kenyataan ganda yang sedang diteliti (Moleong,200;173).
Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kreadibilitas ini dilakukan dengan
pengecekan data dari berbagai sumber yang berbeda.
Menggunakan Bahan Referensi
Bahan referensi disini adalah adanya pendukung untuk
membuktikan data yang ditentukan oleh peneliti berupa data
hasil wawancara yang telah ditemukan oleh peneliti berupa data
hasil wawancara ataupun pihak pihak terkait berupa rekaman
wawancara, atau foto foto jika diperlukan.
Member check
Member Check adalah proses pengecekan data yang diperoleh
peneliti kepada artis yang menjadi caleg dan beberapa pihak
yang dapat disajikan informasi penelitian.

Keteralihan (Transferability)
Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada
kesamaan antara konteks pengiriman dan penerima.
Untuk melakukan pengalihan tersebut peneliti meneliti
dengan mengumpulkan kejadian empiris tentang
kesamaan konteks. (Moleong,2000;1780)

Kebergantungan (Dependebility)
Kriterium ketergantungan merupakan substitusi ialah
realibilitas dalam penelitian non kualitatif. Konsep
ketergantungan lebih luas dibandingkan reliabilitas.
(Moleong,2000;178).

Kepastian (Confirmability)
Kriterium kepastian berasal dari konsep objektivitas
menurut penelitian non kualitatif. Dikatakan bahwa
pengalaman seseorang adalah subjektif, sedangkan jika
disepakati beberapa banyak orang barulah dikatakan
objektif.

Jadwal Penelitian
Penelitian mengenai Strategi Humas
Dinas Komunikasi Dan Informatika
Kota Bandung Melalui Unit Pelayanan
Pengaduan
Masyarakat
(UPPM)
Dalam
Memberikan
Pelayanan
Informasi
Mengenai
Kebijakan
Pemerintah Kota Bandung Kepada
Publik dilaksanakan selama 7 bulan,
terhitung mulai dari bulan Juni 2013
hingga Oktober 2013.

Pedoman Wawancara
Depth Interview atau Wawancara mendalam
peneliti akan menyebut informan sebagai subjek dari penelitian.

Metode Wawancara Bertahap


Wawancara terarah dilaksanakan secara bebas dan juga
mendalam (in-depth), tetapi kebebasan ini tetap tidak terlepas
dari pokok permasalahan yang akan ditanyakan kepada respoden
dan telah dipersiapkan sebelumnya oleh pewawancara.

Melaksanakan Wawancara dengan baik


kemampuan pewawancara dalam mengendalikan wawancaranya.
Ini disebabkan efektivitas wawancara banyak tergantung pada
pewawancara

Perlengkapan Wawancara

Wawancara dapat menggunakan beberapa alat bantu atau


perlengkapan wawancara seperti tape recorder, pulpen, pensil,
blocknote, karet penghapus, stopmap plastik, daftar pertanyaan,
hardboard, surat tugas, surat ijin dan daftar responden, bahkan
peta lokasi juga amat membantu

Você também pode gostar