Você está na página 1de 2

Faktor resiko kejang demam pertama yang penting adalah

Kejang demam adalah :


demam. Selain itu terdapat beberapa faktor risiko lainnya yaitu:
kejang yang terjadi disertai
1. Riwayat
riwayat Kesehatan
kejang demam pada orang tua atau saudara
dengan kenaikan suhu tubuh
kandung,utama : demam, iritabel, menggigil, kejang
2. Keluhan
(suhu rektal di atas 38 0C) yang
2. Riwayat
perkembangan
terlambat,
3.
kesehatan
sekarang : kapan mulai panas ?
3. Riwayat
problem pada
masa yang
neonatus,
4.
kesehatan
lalu: pernah kejang dengan atau tanpadisebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium.
Kejang
4. demam
anak dalam
? perawatan khusus, dan
kadar natrium
rendah.
5. Riwayat
kesehatan
keluarga :orang tua, saudara kandung pernahdemam kompleks : kejang
Setelah? kejang demam pertama, kira-kira 33% anak akan
kejang
demam dengan salah satu ciri
mengalami
kali rekurensi
lebih, dan
kira-kira 9%
6.
Riwayat satu
tumbuh
kembang atau
: adakah
keterlambatan
tumbuhberikut ini:
anakkembang
mengalami
? 3 kali rekurensi atau lebih. Resiko rekurensi
meningkat
usia dini, cepatnya anak mendapat kejang
7.
Riwayatdengan
imunisasi
1) Kejang lama > 15 menit
setelah
demam timbul,
8.
Pemeriksaan
Fisik temperatur yang rendah saat kejang,
2) Kejang fokal atau parsial
riwayat
keluarga kejang
dan riwayat
keluarga
a. Keadaan
umum demam,
: kesadaran,
vital sign,
statusepilepsy.
nutrisi (berat
satu sisi, atau kejang
badan, panjang badan usia)
umum didahului kejang
b. Pemeriksaan persistem
parsial
- Sistem
sensori infeksi
: Penglihatan
Demam
seringpersepsi
disebabkan
saluran: air mata ada /
3)
normal, pneumonia,
Pengecapan : rasa haus Berulang atau lebih dari 1
pernafasan tidak,
atas, cekung
otitis / media,
kali dalam 24 jam
meningkat
/ tidak,saluran
lidah lembab
gastroenteritis,
dan infeksi
kemih./ kering
Kejang
Sistem
persyarafan
:
kesadaran,
menggigil,
kejang,
tidak selalu timbul pada suhu yang tinggi. Kadangpusingyang tidak begitu tinggi dapat
kadang demam
Sistem
pernafasan : dispneu, kusmaul, sianosis, cuping
menyebabkan
kejang.
hidung,
Faktor
Definisi
Sistem
kardiovaskuler
:
takikardi,
nadi
lemah
dan
cepat
/
1. Antipiretik. Tujuan utama pengobatan
Risiko
tak teraba,
kapilary
refilldemam
lambat, akral hangat / dingin,
kejang demam
adalah
mencegah
sianosis
perifer
meningkat. Berikan parasetamol 10-15
- Sistem gastrointestinal
mg/kgBB/hari
setiap 4-6 jam: Mulut
atau : membran mukosa
lembab
/ kering, Perut
ibuprofen
5-10 mg/kgBB/hari
tiap :4-6turgor ?, kembung
Etiologi /
meteorismus, distensi, Informasi tentang tinja : warna
jam
(merah,Beri
hitam),
volume, oral
bau, konsistensi,
darah, melena
2. Anti kejang.
diazepam
0,3
Sistem
integumen
:
kulit
kering
/
lembab
mg/kgBB/dosis tiap 8 jam saat demam
Sistem perkemihan
: bak 6 jam terakhir, oliguria / anuria
atau- diazepam
rektal 0,5 mg/kgBB/hari
9. Pola
setiapFungsi
12 jamKesehatan
saat demam. Efek samping
10. Pola
persepsi dan
?,
diazepam
oralpemeliharaan
adalah kesehatan
letargi, : sanitasiPenatalaksanaan
11. Pola
nutrisi dan
: anoreksia, mual, muntah
mengantuk,
dan metabolisme
ataksia.
12.
eleminasi:
: frekuensi,
warna (merah?, hitam?),
3. Pola
Pengobatan
jangkaBab
panjang.
Pengobatan
konsistensi,
bau,
darah,
Bak
:
frekuensi,
warna, bak 6 jam
jangka panjang selama 1 tahun dapat
terakhir
?,
oliguria,
anuria
dipertimbangkan pada kejang demam
13. Pola
aktifitas
dan latihan
kompleks
dengan
faktor resiko. Obat
14. Pola
dan istirahat
yangtidur
digunakan
adalh fenobarbital 3-5
15. Pola
kognitif dan
perceptual
mg/kgBB/hari
atau
asam valproat 15-40
16. Pola
toleransi
dan
koping
stress
mg/kgBB/hari.
17. Pola nilai dan keyakinan
18. Pola hubungan dan peran
Pengkajian
19.Pola percaya diri dan konsep diri

Kejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit


atau kejang berulang lebihdari 2 kali dan di antara bangkitan
kejang anak tidak sadar. Kejang lama terjadi pada 8% kejang
demam.
Kejang fokal adalah kejang parsial satu sisi, atau kejang umum
yang didahului kejang parsial.
Kejang berulang adalah kejang 2 kali atau lebih dalam 1 hari, di
antara 2 bangkita kejanganak sadar. Kejang berulang terjadi pada
16% di antara anak yang mengalami kejang demam.

1. serangan kejang klonik atau tonik-klonik bilateral dan dapat juga


terjadi seperti mata terbalik ke atas dengan disertai kekakuan atau
kelemahan,
2. gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekakuan, atau hanya
sentakan atau kekakuan fokal.
3. Setelah kejang berhenti anak tidak memberi reaksi apapun untuk
sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit, anak terbangun
dan sadar kembali tanpa defisit neurologis. Kejang dapat diikuti
hemiparesis sementara (hemiparesis Todd) yang berlangsung
beberapa jam sampai beberapa hari. Kejang unilateral yang lama
dapat diikuti oleh hemiparesis yang menetap.

Tanda Gejala

Pemeriksaan
Penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium dikerjakan


untuk mengevaluasi sumber infeksi
penyebab demam.
2. Pemeriksaan cairan serebrospinal
dilakukan
untuk
menegakkan
kemungkinan meningits, terutama
pada pasien kejang pertama.
3. Pemeriksaan
Elektroensefalografi
(EEG) dapat dilakukan pada keadaan
kejang demam yang tidak khas.
Misalnya kejang demam kompleks
pada anak usia lebih dari 6 tahun
atau kejang demam fokal.
4. Foto X-Ray kepala atau pencitraan
seperti CT-Scan atau (MRI) hanya
atas indikasi seperti: Kelainan
neurologik fokal yang menetap
(hemiparesis), Paresis nervus VI,
Papiledema.

Diagnosa Keperawatan

Intervensi

1. Pola nafas tidak efektif b/d hipoventilasi


2. Resiko ketidafefektifan perfusi jaringan cerebral
b/d permeabilitas kapiler meningkat
3. Hipertermi b/d peningkatan metabolisme
4. Resiko injuri b/d penurunan kesadaran

Dx 1:
1.
2.
3.
4.

Anjurkan pasien mengosongkan mulut dari benda atau zat tertentu


Letakkan pasien pada posisi miring dan permukaan datar
Masukkan spatel lidah/jalan napas buatan
Kolabori dalm pemberian oksigen sesuai indikasi.

Dx 2:
1. Tentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan keadaan terentu atau
yang menyebabkan penurunan perfusi jaringan otak
2. Observasi TTV
3. Pertahankan leher atau kepala pada posisi tengah kemudian sokong dengan
handuk kecil atau bantal kecil
4. Berikan waktu istirahat diantara aktifitas keperawatan yang dilakukan
5. Catat adanya refleks-refleks menelan, batuk, babinski dan reaksi pupil
6. Anjurkan orang terdekat (keluarga) untuk berbicara dengan pasien
Dx 3:

Pathways

1.
2.
3.
4.
5.

kolaborasi pemberian antipiretik


melakukan tepid water sponge
meningkatkan sirkulasi udara
memantau suhu tubuh anak
mengenakan pakaian yang tipis pada anak saat demam

Dx 4:
1.
2.
3.
4.

Pengobatan profilaksis intermittent dengan antikovulsan.


Menghitung durasi dan frekuensi kejang
Menjauhkan anak dari benda yang apat mencederai\
Menjaga suara dan sikat tenang saat melakukan tindakan pada anak.

Você também pode gostar