Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
berminat juga dapat segera merealisasikan rencana investasinya," kata Jongkie kepada Investor Daily di Jakarta,
Rabu (5/6).
Terkait harga, lanjut Jongkie, pihaknya masih menunggu diterbitkannya petunjuk teknis (juknis). Sebelumnya,
pelaku industri otomotif telah memberikan masukan kepada pemerintah.
"Soal harga, kalau kemahalan juga tidak dibeli, namanya saja low cost. Kalau low-nya Rp 300 juta, ya tidak
dibeli. Yang pasti, pemerintah sudah tahu dan menyadari. Terserah pemerintah," ujar dia.
Sebelumnya, lanjut dia, Kemenperin mau memproduksi mobil di bawah Rp 100 juta, melalui program LCGC.
Menurut dia, hal itu bisa dilakukan jika pemerintah mengurangi pajak dan pengusaha mengurangi profit.
"Jadi, kami tidak tahu soal harganya nanti. Yang jelas, di industri otomotif tidak ada kartel, karena merek-merek
itu akan bersaing. Serahkan saja pada mekanisme pasar, harga kan dipengaruhi juga fitur-fitur yang
diaplikasikan dan sesuai keinginan konsumen," papar Jongkie.
Komitmen Investasi
Budi Darmadi mengatakan, filosofi program LCGC dan LEC yang didukung PP No 41 Tahun 2013 itu adalah
untuk menarik investasi industri komponen otomotif, dengan memberikan insentif bagi produsen mobil atau
industri komponen di dalam negeri. Saat ini, sudah ada komitmen investasi lima produsen mobil dengan total
nilai US$ 3 miliar dan 100 industri komponen dengan total investasi US$ 3,5 miliar.
"Nantinya, dari sekitar 10 ribu komponen yang terdapat dalam sebuah mobil, minimal sekitar 8.000 komponen
harus dibuat di dalam negeri secara bertahap dalam waktu lima tahun. Ini sesuai persyaratan yang akan
'diletakkan' dalam surat keputusan menteri," kata Budi.
Dia menegaskan, insentif dalam PP No 41 Tahun 2013 untuk program LCGC dan LEC berlaku untuk semua
produsen mobil yang memenuhi persyaratan. Jadi, tidak hanya untuk grup perusahaan otomotif tertentu.
"Program ini mengutamakan masuknya investasi dan kemandirian nasional di teknologi otomotif untuk mesin
1.000-1.200 cc. Kompetensi yang dibangun akan memperkuat struktur industri otomotif nasional.
Untuk itu, teknologi yang dipakai tidak dibatasi, agar bisa ekspor. Harga hanya sebagai referensi dengan
mempertimbangkan inflasi, teknologi transmisi, serta keselamatan," ujar Budi.
Program tersebut tidak dikhawatirkan menyebabkan kemacetan parah di Indonesia. Ia mengatakan, berdasarkan
pengamatan di 564 kabupaten/kota, mayoritas tidak terjadi kemacetan.