Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan
dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua
atau lebih dengan tujuan tertentu. 1.2 Komunikasi sangat penting dalam aspek
kehidupan manusia. Komunikasi diperlukan dalam berbagai profesi, termasuk
dokter. Seorang dokter dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi yang
efektif.3 Komunikasi efektif bertujuan untuk mencapai kolaborasi; menjamin
akurasi, efisiensi, dan dukungan yang meningkat; menjamin kepuasan pasien dan
dokter.4
Dalam profesi kedokteran, komunikasi dokter-pasien merupakan salah satu
kompetensi yang harus dikuasai dokter. Kompetensi komunikasi menentukan
keberhasilan dalam membantu penyelesaian masalah kesehatan pasien. Selama ini
kompetensi komunikasi dapat dikatakan terabaikan, baik dalam pendidikan
maupun dalam praktik kedokteran/kedokteran gigi.
Sejak terjadi perubahan paradigma doctor-centered ke patient-centered, mulai
disadari bahwa pengumpulan informasi yang selama ini dilakukan oleh banyak dokter
kurang memberikan perhatian terhadap apa yang dirasakan dan dipikirkan pasien selama
proses konsultasi berlangsung. Diketahui bahwa dengan teknik pengumpulan informasi
seperti itu menyebabkan pasien seringkali tidak mendapatkan pelayanan yang dapat
memuaskan dirinya. Dengan demikian,terdapat kesenjangan antara apa yang diinginkan
oleh dokter dan apa yang diinginkan oleh pasien. Bagi dokter, konsultasi mungkin
merupakan bagian rutinitas sehari-hari, namun bagi pasien konsultasi merupakan hal
yang sangat penting dan seringkali sangat mengkhawatirkan. 5,6
Tidak mudah bagi dokter untuk menggali keterangan dari pasien karena
memang tidak bisa diperoleh begitu saja. Perlu dibangun hubungan saling percaya
yang dilandasi keterbukaan, kejujuran dan pengertian akan kebutuhan, harapan,
maupun kepentingan masing-masing. Dengan terbangunnya hubungan saling
percaya, pasien akan memberikan keterangan yang benar dan lengkap sehingga
1
dapat membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit pasien secara baik dan
memberi obat yang tepat bagi pasien.
Komunikasi yang baik dan berlangsung dalam kedudukan setara (tidak
superior-inferior) sangat diperlukan agar pasien mau/dapat menceritakan
sakit/keluhan yang dialaminya secara jujur dan jelas. Komunikasi efektif mampu
mempengaruhi emosi pasien dalam pengambilan keputusan tentang rencana
tindakan selanjutnya, sedangkan komunikasi tidak efektif akan mengundang
masalah.
Kurtz (1998) menyatakan bahwa komunikasi efektif justru tidak
memerlukan waktu lama. Komunikasi efektif terbukti memerlukan lebih sedikit
waktu karena dokter terampil mengenali kebutuhan pasien (tidak hanya ingin
sembuh). Atas dasar kebutuhan pasien, dokter melakukan manajemen pengelolaan
masalah kesehatan bersama pasien. Komunikasi efektif dokter-pasien adalah
kondisi yang diharapkan dalam pemberian pelayanan medis namun disadari
bahwa dokter di Indonesia belum disiapkan untuk melakukannya. Melalui
pemahaman tentang hal-hal penting dalam pengembangan komunikasi dokterpasien diharapkan terjadi perubahan sikap dalam hubungan dokter-pasien.
1.2 Tujuan
Secara umum tujuan penulisan telaah ilmiah ini adalah memberikan
pengetahuan baik bagi penulis sendiri maupun pembaca mengenai cara
berkomunikasi dengan pasien dan atau keluarganya. Selain itu juga diharapkan
dapat membantu dokter dalam melakukan komunikasi secara efektif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
Pengertian komunikasi sudah banyak didefinisikan oleh banyak orang.
Dari banyak pengertian tersebut jika dianalisis pada prinsipnya dapat disimpulkan
bahwa komunikasi ialah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan
dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua
atau lebih dengan tujuan tertentu.
Gambar 1 menggambarkan apa yang dapat kita namakan model universal
komunikasi. Komunikasi mengandung elemen-elemen yang ada dalam setiap
tindak komunikasi, terlepas dari apakah itu bersifat intrapribadi, antarpribadi,
kelompok kecil, pidato terbuka, atau komunikasi masa. Gambaran ini juga
menunjukkan adanya beberapa komponen komunikasi yang terlibat. Selain itu
untuk mendapatkan proses komunikasi yang baik tidak bisa dilepaskan dari
pengaruh lingkungan.
Salur
an
atau
medi
a
Sumb
er
atau
Pener
enkod
er ima
atau
dekod
er
Pesa
n
Konteks
(Lingkungan)
Umpan
balik
Gang
guan
Umpan
balik
Pesa
n
Sumbe
r atau
enkod
er Peneri
ma
atau
dekod
er
Salur
an
atau
media
Book
(1980)
dimana
ahli
ini
mengkhususkan
human
dari komunikasi. Ia berlalu begitu saja. Tetapi bila ada ketidakwajaran bila jabatan
tangan yang lemah menyertai salam verbal, bila gerak-gerik gugup menyertai
pandangan yang tajam, bila kegelisahan menyertai ekspresi nyaman dan santai
kita memperhatikannya. Selalu saja kita mulai mempertanyakan ketulusan, dan
kejujuran orang yang bersangkutan.
Pesan yang kontradiktif
Bayangkanlah seseorang yang mengatakan "Saya begitu senang bertemu
dengan anda," tetapi. berusaha menghindari kontak mata langsung dan melihat
kesana-kemari untuk mengetahui siapa lagi yang hadir. Orang ini mengirimkan
pesan yang kontradiktif. Kita menyaksikan pesan yang kontradiktif (juga dinamai
"pesan berbaur" oleh beberapa penulis) pada pasangan yang mengatakan bahwa
mereka saling mencintai tetapi secara nonverbal melakukan hal-hal yang saling
menyakiti, misalnya datang terlambat untuk suatu janji penting, mengenakan
pakaian yang tidak disukai pasangannya, menghindari kontak mata, atau tidak
saling menyentuh.
Pesan-pesan tersebut ada juga yang mengatakan sebagai "diskordansi"
(discordance) merupakan akibat dari keinginan untuk mengkomunikasikan dua
emosi atas perasaan yang berbeda.
2.
sistem isyarat yang sama. Ini jelas kelihatan pada orang-orang yang menggunakan
bahasa berbeda. Anda tidak akan bisa berkomunikasi dengan orang lain jika
sistem bahasa anda berbeda. Tetapi, prinsip ini menjadi sangat relevan bila kita
menyadari bahwa tidak ada dua orang yang menggunakan sistem isyarat yang
persis sama. Orang tua dan anak, misalnya, bukan hanya memiliki perbedaan kata
yang berbeda, melainkan juga mempunyai arti yang berbeda untuk istilah yang
mereka gunakan.
3.
dunia nyata atau sesuatu yang berada di luar (bersifat ekstern bagi) pembicara dan
pendengar. Tetapi, sekaligus, komunikasi juga menyangkut hubungan di antara
jika yang
satu menampakkan
rasa cemburu,
yang
lain
memperlihatkan rasa cemburu; jika yang satu pasif, yang lain pasif. Hubungan ini
bersifat setara (sebanding), dengan penekanan pada meminimalkan perbedaan di
antara kedua orang yang bersangkutan.
Cara lain melihat hubungan simetris adalah dalam bentuk persaingan dan
perebutan pengaruh di antara dua orang. Masing-masing orang dalam hubungan
simetris perlu menegaskan kesebandingan atau keunggulannya dibanding yang
lain. Hubungan simetris bersifat kompetitif; masing-masing pihak berusaha
mempertahankan kesetaraan atau keunggulannya dari yang lain.
Dalam hubungan komplementer kedua pihak mempunyai perilaku yang
berbeda.
Perilaku
salah
seorang
berfungsi
sebagai
stimulus
perilaku
lain lemah . Pada masanya, budaya membentuk hubungan seperti ini misalnya,
hubungan antara guru dan murid, atau antara atasan dan bawahan.
5.
dan akhir yang jelas. Sebagai pemeran serta atau sebagai pengamat tindak
komunikasi, kita membagi proses kontinyu dan berputar ini ke dalam sebab dan
akibat, atau ke dalam stimulus dan tanggapan. Artinya, kita mensegmentasikan
arus kontinyu komunikasi ini ke dalam potongan-potongan yang lebih kecil. Kita
menamai beberapa di antaranya sebagai sebab atau stimulus dan lainnya sebagai
efek atau tanggapan.
Komunikasi adalah proses transaksional
Komunikasi adalah transaksi. Dengan transaksi dimaksudkan bahwa
komunikasi merupakan suatu proses, hahwa komponen-komponennya saling
terkait, dan bahwa para komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu
kesatuan atau keseluruhan.
Komunikasi adalah proses
Komunikasi merupakan suatu proses, suatu kegiatan. Walaupun kita
mungkin membicarakan komunikasi seakan-akan ini merupakan suatu yang statis,
yang diam, komunikasi tidak pernah seperti itu. Segala hal dalam komunikasi
selalu membuat kita akan berubah termasuk orang yang kita ajak berkomunikasi,
dan lingkungan kita.
Komponen-komponen komunikasi saling terkait
Dalam setiap proses transaksi, setiap komponen berkaitan secara integral
dengan setiap komponen yang lain. Komponen komunikasi saling bergantung,
tidak pernah independen: Masing-masing komponen dalam kaitannya dengan
komponen yang lain. Sebagai contoh, tidak mungkin ada sumber tanpa penerima,
tidak akan ada pesan tanpa sumber, dan tidak akan umpan balik tanpa adanya
penerima.
Komunikator bertindak sebagai satu kesatuan
Setiap orang yang terlibat dalam komunikasi beraksi dan bereaksi sebagai
satu kesatuan yang utuh. Secara biologis kita dirancang untuk bertindak sebagai
makhluk yang utuh. Kita tidak dapat bereaksi, misalnya, hanya pada tingkat
emosional atau intelektual saja, karena kita tidak demikian terkotak-kotak. Kita
pasti akan bereaksi secara emosional dan intelektual, secara fisik dan kognitif.
Kita bereaksi dengan tubuh dan pikiran. Barangkali akibat terpenting dari
karakteristik ini adalah bahwa aksi dan reaksi kita dalam komunikasi ditentukan
bukan hanya oleh apa yang dikatakan, melainkan juga oleh cara kita menafsirkan
apa yang dikatakan.
6.
bertujuan, dan termotivasi secara sadar. Dalam banyak hal ini memang demikian.
Tetapi, seringkali pula komunikasi terjadi meskipun seseorang tidak merasa
berkomunikasi atau tidak ingin berkomunikasi. Dalam situasi interaksi, anda tidak
bisa tidak berkomunikasi. Tidaklah berarti bahwa semua perilaku merupakan
komunikasi; misalnya, jika sang murid melihat ke luar jendela dan guru tidak
melihatnya, komunikasi tidak terjadi.
Selanjutnya, bila kita dalam situasi interaksi, kita tidak bisa tidak
menanggapi pesan dari orang lain. misalnya, jika kita melihat seseorang melirik
ke arah kita, kita pasti bereaksi dengan cara tertentu. Seandainyapun kita tidak
bereaksi secara aktif atau secara terbuka, ketiadaan reaksi ini sendiri pun
merupakan reaksi, dan itu berkomunikasi. Kita tidak bisa tidak bereaksi. Sekali
lagi, jika kita tidak menyadari lirikan itu, jelas bahwa komunikasi tidak terjadi.
7.
10
proses
Komunikasi,
banyak
melalui
perkembangan.
Poses
11
muka atau melalui sebuah media komunikasi. Pesan bisa dikatakan sebagai
Message, Content, atau Information
c. Channel (media dan saluran komunikasi), sebuah saluran komunikasi
terdiri atas 3 bagian yaitu lisan, tertulis, dan elektronik. Media disini
adalah sebuah alat untuk mengirimkan pesan tersebut. Misalkan secara
personal (komunikasi interpersonal), maka media komunikasi yang
digunakan adalah panca indra atau bisa memakai media telepon, telegram,
handphone, dimana media ini bersifat pribadi. Sedangkan komunikasi
yang bersifat massa (komunikasi massa), dapat menggunakan media cetak
(koran, surat kabar, majalah, dll), sedangkan media elektornik dapat
menggunakan internet, TV dan radio. Namun untuk internet, termasuk
media yang fleksibel, karena bisa bersifat pribadi dan bisa bersifat massa.
Karena, internet mencakup segalanya. Jika anda membuka website maka
media ini bersifat massal, namun jika anda chatting melalui yahoo
messenger, maka media ini bersifat interpersonal, dan jika anda
menuliskan Blog (blogging atau menulis diary), media ini bisa berubah
menjadi media yang bersifat intrapersonal (kepada diri sendiri).
d. Receiver (penerima pesan), Penerima adalah orang yang mendapatkan
pesan dari komunikator melalui media. Penerima adalah elemen yang
penting dalam menjalankan sebuah proses komunikasi. Karena, penerima
menjadi sasaran dari komunikasi tersebut. Penerima dapat juga disebut
sebagai public, khalayak, masyarakat, dll.
Sedangkan yang termasuk proses sekunder adalah:
a. Feedback (umpan balik), umpan balik adalah suatu respon yang diberikan
oleh penerima. Penerima disini bukan dimaksudkan kepada penerima
sasaran (khalayak), namun juga bisa didapatkan dari media itu sendiri.
Misal, kita sebagai seorang penulis mengirimkan sebuah artikel kepada
suatu media massa. Lalu, bisa saja artikel kita ternyata bagus, namun ada
beberapa hal yang harus di edit. Sehingga, pihak media mengembalikan
artikel kita untuk di edit ulang.
b. Efek, sebuah komunikasi dapat menyebabkan efek tertentu. Efek
komunikasi adalah sebuah respon pada diri sendiri yang bisa dirasakan
12
ketika kita mengalami perubahan (baik itu negatif atau positif) setelah
menerima pesan. Efek ini adalah sebuah pengaruh yang dapat mengubah
pengetahuan, perasaan, dan perilaku (Kognitif, afektif, dan konatif)
c. Lingkungan, adalah sebuah situasi yang dapat mempengaruhi terjadinya
suatu komunikasi. Situasi Lingkungan terjadi karena adanya 4 faktor :
1) Lingkungan Fisik (letak geografis dan jarak)
2) Lingkungan Sosial Budaya (adat istiadat, bahasa, budaya, status sosial)
3) Lingkungan Psikologis (pertimbangan kejiwaan seseorang ketika
menerima pesan)
4) Dimensi Waktu (musim, pagi, siang, dan malam)
3. Model Komunikasi Bovee dan Thill
Bovee dan Thill dalam bukunya Bussiness Communication Today,
menjelaskan bahwa proses komunikasi merupakan tahapan dari kegiatan. Terdapat
5 tahapan:
a. Pengirim memiliki sebuah ideataugagasan. Komunikasi diawali dengan
adanya gagasan dari seorang pengirim, yang ingin disampaikan pada
penerima pesan tersebut.
b. Ide dirubah menjadi pesan. ide bersifat abstrak dan tidak terstruktur,
sehingga tidak dapat dibaca oleh oraglain. Maka dari itu, pengirim harus
mengubah idenya tersebut menjadi sebuah pesan agar dapat dimengerti
oleh orang lain. Perubahan ide menjadi suatu pesan dinamakan
ENCODING.
c. Pemindahan pesan. Setelah sebuah ide diubah menjadi pesan, maka pesan
teresebut harus dipidahkan kepada penerima dengan berbagai bentuk
komunikasi
(verbal,
nonverbal,
lisan
atau
tertulis),
dan
media
13
2.2
Komunikasi Efektif
2.2.1 Pengertian
Yang dimaksudkan dengan komunikasi efektif menurut Steward L Tubbs
dan Sylvia Moss meliputi:
1. Pengertian: adalah penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang
dimaksudkan oleh comunicator.
2. Kesenangan: pada dasarnya komunikasi bukan sekedar penyampaian
informasi saja dan membentuk adanya saling pengertian, namun komunikasi
juga ditujukan untuk mendapatkan kehangatan dalam interaksi dengan
informasi atau pesan yang menyenangkan orang lain.
3. Mempengaruhi sikap: domain utama proses komunikasi sesungguhnya adalah
mempengaruhi sikap orang lain, untuk dapat mempengaruhi orang lain maka
diperlukan suatu pendekatan psikologis berupa emotional appeals, ini bisa
dilakukan apabila dalam komunikasi melakukan pendekatan psikologis.
4. Hubungan sosial yang baik: komunikasi ditujukan untuk mencipatakan
hubungan sosial yang terbina dengan baik.
14
15
Stephen
Covey
menekankan
konsep
kesalingtergantungan
16
memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti
terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.
Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai
salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk
mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti (Seek First to Understand understand
then be understood to build the skills of empathetic listening that inspires
openness and trust). Inilah yang disebutnya dengan Komunikasi Empatik. Dengan
memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun
keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama
atau sinergi dengan orang lain. Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat
menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan
penerima pesan (receiver) menerimanya.
3. Audible.
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan
baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu
menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita
sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Dalam komunikasi personal hal
ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima
oleh penerima pesan.
4. Clarity.
Adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi
interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity dapat pula berarti
keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan
sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat
menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita.
5. Humble.
Artinya adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait
dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya
didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Pada intinya antara lain: sikap
yang penuh melayani (Customer First Attitude), sikap menghargai, mau
mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah orang
lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh
pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.
17
18
antara dokter dan pasien merupakan kondisi yang diharapkan sehingga dokter
dapat melakukan manajemen pengelolaan masalah kesehatan bersama pasien,
berdasarkan kebutuhan pasien.
Tujuan dari komunikasi efektif antara dokter dan pasiennya adalah untuk
mengarahkan proses penggalian riwayat penyakit lebih akurat untuk dokter, lebih
memberikan dukungan pada pasien, dengan demikian lebih efektif dan efisien
bagi keduanya (Kurtz, 1998).
Anggapan Dasar
Komunikasi merupakan kemampuan klinis dasar
Komunikasi dalam kedokteran merupakan rangkaian keterampilan yang
dipelajari dan bukan kepribadian bawaan serta semua orang dapat belajar
Pengalaman dapat menjadi guru yang tidak baik
Pengetahuan tidak dapat langsung dipraktikan dalam performa
Esensi Dibutuhkan Dalam Mempelajari Keterampilan, Mengubah Perilaku:
Penggambaran sistematik dan definisi keterampilan
Observasi dokter dengan pasien
Timbal balik yang bertujuan baik, detil, dan deskriptif.
Keterampilan yang praktis dan dapat berulang
Keterampilan yang dalam dan dapat dipakai berulang
Kategori Keterampilan
Keterampilan isi apa yang harus dilakukan dokter
Keterampilan proses bagaimana cara melakukan
Keterampilan pemahaman apa yang dipikir dan dirasakan
Tujuan Komunikasi Medis
Mencapai kolaborasi
Menjamin akurasi, efisiensi, dan dukungan yang meningkat
Mejaminkepuasan pasien dan dokter
Meningkatkan hasil kesehatan
Pendekatan Komunikasi
Pendekatan Shot-put: pesan yang dapat dipahami dan dapat diterima
Pendekatan Frisbee: interaksi, timbal balik, relasi, konfirmasi, pendapat yang
dapat didiskusikan
Prinsip Komunikasi Efektif
Meyakinkan interaksi daripada proses transmisi langsung
Mengurangi hal yang tidak penting
Dinamis
Mengikuti model helical
2.3.1 Pendekatan
19
20
21
Diibaratkan seperti komunikasi antara orang tua dengan anak kecil atau anak
balita, dimana dokter bertindak sebagai orang tua yang aktif memerintah ini
itu, dan pasien sebagai anak kecil yang hanya menurut dan tidak dapat
mengungkapkan berbagai keluhan rasa sakit yang dia rasakan dan
menyebabkan dia berobat ke dokter.
2. Model of Guidance Cooperation Relationship
Diibaratkan seperti komunikasi antara orang tua dengan anak yang sudah
beranjak dewasa. orang tua tetap penentu kebijakan tunggal, namun bersifat
arahan bukan perintah
3. Model of Mutual Participation Relationship
Diiibarat dua orang yang bekerjasama. saling melengkapi satu sama lain.
Dokter bukanlah satu-satunya pihak aktif, karena pasien juga aktif dalam
menyampaikan berbagai hal yang ingin dia ungkapkan kepada dokter
sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
4. Model of Provider Consumer Relationship
Pasien diibaratkan sebagai konsumen. dimana konsumen adalah raja dan
dokter adalah pelayan. jadi tugas dokter adalah memberikan pelayanan
terbaiknya untuk si konsumen.
Model yang disarankan untuk diterapkan dalam komunikasi kesehatan
tentunya model ketiga dan keempat. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan tingkat
kesehatan masyarakat, karena berbagai survei sudah membuktikan bahwa
sebenarnya salah satu faktor penting yang menentukan kesembuhan pasien adalah
sikap positif yang ditunjukkan oleh sang dokter dalam berkomunikasi dengan
sang pasien.
Ada empat langkah yang terangkum dalam satu kata untuk melakukan
komunikasi, yaitu SAJI (Poernomo, Ieda SS, Program Family Health Nutrition,
Depkes RI, 1999).
S = Salam
A = Ajak Bicara
J = Jelaskan
I = Ingatkan
Secara rinci penjelasan mengenai SAJI adalah sebagai berikut.
Salam:
22
Beri salam, sapa dia, tunjukkan bahwa Anda bersedia meluangkan waktu
untuk berbicara dengannya.
Ajak Bicara:
Usahakan berkomunikasi secara dua arah. Jangan bicara sendiri. Dorong
agar pasien mau dan dapat mengemukakan pikiran dan perasaannya. Tunjukkan
bahwa dokter menghargai pendapatnya, dapat memahami kecemasannya, serta
mengerti perasaannya. Dokter dapat menggunakan pertanyaan terbuka maupun
tertutup dalam usaha menggali informasi.
Jelaskan:
Beri penjelasan mengenai hal-hal yang menjadi perhatiannya, yang ingin
diketahuinya, dan yang akan dijalaniataudihadapinya agar ia tidak terjebak oleh
pikirannya sendiri. Luruskan persepsi yang keliru. Berikan penjelasan mengenai
penyakit, terapi, atau apapun secara jelas dan detil.
Ingatkan:
Percakapan yang dokter lakukan bersama pasien mungkin memasukkan
berbagai materi secara luas, yang tidak mudah diingatnya kembali. Di bagian
akhir percakapan, ingatkan dia untuk hal-hal yang penting dan koreksi untuk
persepsi yang keliru. Selalu melakukan klarifikasi apakah pasien telah mengerti
benar, maupun klarifikasi terhadap hal-hal yang masih belum jelas bagi kedua
belah pihak serta mengulang kembali akan pesan-pesan kesehatan yang penting.
Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti
sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah
perbuatan oleh penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana,
2003). Model proses komunikasi digambarkan Schermerhorn, Hunt & Osborn
(1994) sebagai berikut:
23
Sumber (source) atau kadang disebut juga pengirim pesan adalah orang
yang menyampaikan pemikiran atau informasi yang dimilikinya. Pengirim pesan
bertanggungjawab dalam menerjemahkan ide atau pemikiran (encoding) menjadi
sesuatu yang berarti, dapat berupa pesan verbal, tulisan, dan atau non verbal, atau
kombinasi dari ketiganya. Pesan ini dikomunikasikan melalui saluran (channel)
yang sesuai dengan kebutuhan.
Pesan diterima oleh penerima pesan (receiver). Penerima akan
menerjemahkan pesan tersebut (decoding) berdasarkan batasan pengertian yang
dimilikinya. Dengan demikian dapat saja terjadi kesenjangan antara yang
dimaksud oleh pengirim pesan dengan yang dimengerti oleh penerima pesan yang
disebabkan kemungkinan hadirnya penghambat (noise). Penghambat dalam
pengertian ini bisa diakibatkan oleh perbedaan sudut pandang, pengetahuan atau
pengalaman, perbedaan budaya, masalah bahasa, dan lainnya.
Pada saat menyampaikan pesan, pengirim perlu memastikan apakah pesan
telah diterima dengan baik. Sementara penerima pesan perlu berkonsentrasi agar
pesan diterima dengan baik dan memberikan umpan balik (feedback) kepada
pengirim. Umpan balik penting sebagai proses klarifikasi untuk memastikan tidak
terjadi salah interpretasi.
24
mempunyai pasien berumur dua tahun memesankan kepada ibu pasien, Kalau dia
panas, berikan obatnya. Pengertian panas oleh ibu pasien mungkin saja berbeda
dengan yang dimaksudkan oleh dokter. Dokter perlu mencari cara untuk
memastikan si ibu mempunyai pemahaman yang sama, misalnya dengan
menggunakan ukuran yang tepat, yaitu termometer. Dokter mengajarkan cara
menggunakan termometer untuk mengetahui keadaan anaknya. Si ibu diminta
memberikan obat yang telah diresepkan dokter kepada anaknya apabila suhu
tubuh anak mencapai angka tertentu yang dimaksud dokter mengalami panas.
Dalam dunia medik, warna yang berbeda, ukuran yang berbeda, rasa yang
berbeda bisa jadi merupakan hal yang amat vital, karena bisa membedakan
intensitas radang, intensitas nyeri, yang pada akhirnya bermuara pada perbedaan
diagnosis maupun jenis obat yang harus diminum. Peran dokter sebagai fasilitator
pembicaraan amat penting agar tidak terjadi salah interpretasi.
25
26
Pada saat melaksanakan tahap tahap komunikasi dokter pasien tersebut ada dua
hal yang harus selalu diperhatikan, yaitu :
the relationship).
Kemampuan menstruktur wawancara (structuring the consultation).
yang jelas).
Berikanlah perhatian yang utuh/ penuh pada pasien. Jangan melihat atau
27
Bu ? Ada keluhan apa pak, kok sampai bapak berkunjung kemari ,dll)
Dengarkan keluhan pasien dengan aktif, tetapi jangan melakukan interupsi
oh..ya
dengan tujuan agar pasien bisa terbantu untuk terus melanjutkan
28
3. Menyusun
wawancara
antara
dokter-dan
pasien
sedemikian
rupa
Riwayat sosial dan ekonomi yang dimaksud dengan tujuh butir mutiara
anamnesis, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
c.
informasi
yang
tepat
dan
menyeluruh
dengan
29
2. Menyediakan
penjelasan
yang
berkaitan
dengan
perspektif
pasien
terhadapmasalah.
3. Menemukan perasaan dan pemikiran pasien sehubungan dengan informasi
yangdiberikan.
4. Mendorong adanya interaksi / hubungan timbal balik (bukan hubungan
searah).
5. Membuat pasien menjadi paham tentang proses pengambilan keputusan.
6. Melibatkan pasien dalam mengambil keputusan ( sampai dengan tingkat /
level yang diinginkan pasien ).
7. Meningkatkan komitmen pasien terhadap rencana yang telah tepat.
d. Menutup Wawancara ( Closing The Session )
Tujuan :
a. Mengkonfirmasi rencana perawatan.
b. Mengklarifikasi langkah selanjutnya yang akan ditempuh oleh dokter maupun
c.
d.
e.
f.
pasien.
Menetapkan rencana yang akan ditempuh bila ada situasi darurat.
Memaksimalkan kepatuhan pasien dan outcome perawatan terhadap pasien.
Penggunaan waktu konsultasi yang efisien.
Menjaga agar pasien tetap merasa sebagai bagian dari proses kolaboratif,
sertamembangun hubungan dokter-pasien yang baik untuk masa selanjutnya.
30
31
Penyaringan (screening)
Negosiasi (negotiation)
Penentuan Agenda (agenda setting)
Pengarahan (signposting)
Meringkas (internal summarising)
Peruntunan (sequencing)
1. Penyaringan ( screening )
Suatu cara yang disengaja untuk memeriksa kembali bersama dengan
pasienapakah ada gejala atau tanda tanda lain atau persepsi lain yang belum
disebutkan olehpasien.
2. Negoisiasi ( negotiation )
3. Penentuan agenda ( agenda setting )
A. Manfaat agenda setting
Mengurangi ketidakpastian antara dokter dan pasien.
Penggunaan waktu menjadi lebih efektif dan efisien.
Memberikan kesempatan pada pasien untuk lebih concern pada hal
hal yang paling penting atau yang paling ingin dibahas dengan dokter.
Mendorong adanya negosiasi dan hubungan timbal balik yang positif.
B. Strategi dalam agenda setting
dengar tadi.
Kenalilah problem/ masalah masalahnya, dan tunjukkan perhatian
32
dahulu?
Manakah yang menurut anda paling penting ?
Bagaimana kalau kita mulai dengan masalah gangguan haid ini lebih
dahulu ?
Baiklah kita mulai dulu dengan keluhan mengenai sesak nafas, bila
nantiwaktunya mencukupi, kita bicarakan juga mengenai kesulitan
tidur anda.
4. Pengarahan ( signposting )
Pengarahan disini adalah : pernyataan transisi yangdigunakan oleh dokter
untuk memberikan isyarat adanya perubahan arah pembicaraanatau adanya
perpindahan dari tahap wawancara satu ke tahap yang lain. Selain itu
signposting juga berisi penjelasan mengenai tahap berikutnya
A. Manfaat pengarahan ( signposting ):
Pasien menjadi tahu dokter hendak ke arah mana dan mengapa.
Dokter bisa berbagi pemikirannya maupun rencananya dengan pasien.
Untuk meminta izin pada pasien ---- membangun hubungan baik.
Menjadikan konsultasi menjadi lebih terbuka baik bagi dokter maupun
pasien.
Mengurangi ketidakpastian.
Meningkatkan kerjasama dokter dan pasien.
Landasan kerjasama antara dokter dan pasien menjadi lebih baik
B. Pengarahan ( signposting ) dapat digunakan untuk :
Berpindah dari tahap permulaan wawancara ke tahap pengambilan/
pengumpulaninformasi.
Mengganti pertanyaan terbuka menjadi pertanyaan tertutup.
Mengawali pertanyaan yang membutuhkan jawaban spesifik, misalnya
yangmenyangkut masalah ide, perhatian utama pasien,maupun harapan
pasien.
Berpindah ke tahap pemeriksaan fisik.
Berpindah ke tahap penjelasan dan perencanaan.
Contoh :
33
Baiklah pak, untuk mengetahui lebih pasti mengenai nyeri dada yang
bapak keluhkan, saya akan melakukan beberapa pemeriksaan fisik.
34
f.
ekspresi wajah)
Hal yang dibutuhkan untuk komunikasi nonverbal:
Postur: duduk, berdiri, duduk tegak, relaksasi
Pendekatan: memperhatikan jarak komunikasi
Sentuhan: jabat tangan, tepukan, kontak fisik selama pemeriksaan
fisik.
Pergerakan tubuh: sikap tangan dan lengan, mengangguk setuju
Ekspresi wajah: alis yang naik, mengerutkan dahi, senyum
Sikap mata: kontak mata, tatapan
Isyarat vocal: nada, kecepatan, volume, ritme, hening, berhenti
sejenak, intonasi
Tampilan fisik: suku, jenis kelamin, bentuk tubuh, pakaian.
Isyarat lingkungan: lokasi, penempatan furniture, pencahayaan, suhu,
warna.
2. Membangun rapport:
Penerimaan: menerima pandangan dan perasaan pasien, jangan
menghakimi.
3. Empati
Dukungan: ekspresi memperhatikan, mengerti, keinginan untuk
menolong.
Sensitivitas: berhubungan secara peka dengan topik yang mengganggu,
hal tabu, nyeri, termasuk ketika berhubungan dengan pemeriksaan
fisik.
4. Melibatkan pasien:
Bertukar pikiran:
membagikan
pemikiran
pada
pasien
untuk
35
36
BAB III
KESIMPULAN
1. Komunikasi adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan
pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau
lebih dengan tujuan tertentu.
2. Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana
dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh
penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu
DAFTAR PUSTAKA
37