Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Sehat
Info
Penyakit
Nutrisi
Wanita
Herbal
Home Info Penyakit Hepatitis Akut
Hepatitis Akut
By Ahmad Muhlisin
Hepatitis Akut paling sering disebabkan oleh virus, meskipun hepatitis
akut juga bisa disebabkan oleh obat-obatan dan toksin. Hepatitis virus
akut klasik disebabkan oleh salah satu dari lima virus berikut: virus
hepatitis A (HAV), virus hepatitis B (VHB), virus hepatitis C (HCV), virus
hepatitis D (HDV) atau virus hepatitis E (HEV). Dilaporkan, di Amerika
Serikat sekitar 50% kasus hepatitis virus akut pada orang dewasa
disebabkan oleh infeksi HBV, 30% oleh infeksi HAV, dan 20% oleh infeksi
HCV. Infeksi kronis dapat muncul pada infeksi oleh HBV, HCV, dan HDV.
Virus
yang
dapat
menyebabkan
penyakit
sistemik
dan
juga
symptoms),
dan
beberapa
pasien
hepatitis
dengan
virus
polio
dan rhinovirus. Virus terdapat di serum dan tinja pasien yang menderita
hepatitis A. Komposisi antigenik HAV (hepatitis A virus) adalah sedemikian
rupa
sehingga
immune
globulin
dan
vaksin
hepatitis
mampu
Hepatitis B
Hepatitis B ditularkan terutama melalui inokulasi perkutan serum yang
terinfeksi atau produk darah. HBV (hepatitis B virus) terdapat di serum
dan cairan tubuh pasien pada awal-awal perjalanan penyakit hepatitis B
akut. Model penularan yang paling umum pada pria homoseksual yaitu
dengan kontak oral atau alat kelamin dengan lesi perdarahan asimtomatik
pada mukosa rektum. Hepatitis B juga dapat ditularkan ke janin selama
kehamilan. Lapisan permukaan virion virus hepatitis B terdiri dari sebuah
polipeptida yang bertindak sebagai antigen permukaan hepatitis B
(HBsAg). Sebagian besar penduduk memiliki antibodi serum HBsAg (antiHBs), yang memberikan kekebalan terhadap hepatitis B.
Hepatitis C
Virus hepatitis C ditularkan melalui rute parenteral termasuk transfusi
darah, pekerjaan yang memiliki resiko terpapar darah atau produk darah,
dan penyalahgunaan narkoba suntikan. Dalam hal ini, hepatitis C adalah
infeksi yang paling umum di Amerika Serikat yang ditularkan melalui
darah. Penularan melalui paparan perkutan (sikat gigi, pisau cukur)
merupakan rute transmisi yang mungkin bisa terjadi. Kemampuan skrining
darah terhadap HCV (hepatitis C virus) dapat menyingkirkan penularan
HCV sebagai penyebab hepatitis setelah transfusi. Infeksi perinatal pada
bayi yang lahir dari ibu dengan infeksi HCV jarang terjadi. Resipien organ
dari donor yang memiliki antibodi terhadap HCV memiliki kemungkinan
tinggi terinfeksi HCV.
Hepatitis C telah muncul sebagai penyakit hati dominan di Amerika
Serikat. Perkembangan hepatitis C kronis menjadi sirosis hepatis mungkin
lambat, tapi stadium akhir penyakit sirosis hepatis karena HCV merupakan
indikasi yang paling umum untuk dilakukannya transplantasi hati, dan
sirosis hepatis akibat HCV bertanggung jawab terhadap meningkatnya
insiden carcinoma hepatoseluler.
Hepatitis D
perut
kuadran
dengan abdominal
kanan
atas
discomfort pada
kurang
menonjol
seluruh
lapang
dibandingkan
perut.
Sekitar
B).
Banyak
gejala
awal
mereda
ketika
penyakit
kuning
kapasitas
sintetis
hepatosit,
yang
mengakibatkan
hepatitis virus. Antibodi IgM terhadap HAV muncul pada awal perjalanan
penyakit dan spesifik untuk hepatitis A akut. Antibodi berlangsung selama
sekitar 120 hari dan kemudian digantikan oleh IgG anti-HAV, memberikan
kekebalan terhadap infeksi HAV.
HBsAg terdapat dalam serum pasien pada awal 7 sampai 14 hari setelah
terinfeksi HBV dan dapat bertahan selama beberapa bulan. Antibodi
terhadap HBsAg biasanya muncul dalam darah 60-240 hari setelah infeksi,
biasanya pada saat HBsAg sudah tidak terdeteksi lagi. Antibodi terhadap
antigen
core
HBV
(anti-HBc)
muncul
segera
setelah
infeksi
dan
berlangsung tanpa batas. Titer IgM anti-HBc yang tinggi mungkin hanya
penanda hepatitis B akut jika HBsAg tidak terdeteksi lagi. Adanya HBsAg
menunjukkan bahwa HBV berreplikasi secara aktif, dan darah orang ini
sangat menular.
Deteksi antibodi terhadap HCV (anti-HCV) merupakan cara yang paling
dapat diandalkan untuk mendiagnosis hepatitis C akut dan kronis.
Terdapatnya RNA HCV menunjukkan adanya viremia. Infeksi virus hepatitis
D didiagnosis dengan mendeteksi anti-HDV dengan HBsAg (co-infeksi).
Biopsi hati
Biopsi hati umumnya tidak diperlukan untuk mengkonfirmasi diagnosis
hepatitis akut, pengukuran serologi sudah cukup. Bintik-bintik nekrosis
hepatosit dan reaksi inflamasi sel merupakan temuan histologis yang
khas. Biopsi hati yang dilakukan di akhir proses infeksi hepatitis akut
menunjukkan adanya regenerasi sel hati. Pada hepatitis berat, zona
nekrotik melingkupi daerah portal satu sama lainnya atau ke zona sentral,
atau bisa melibatkan seluruh lobulus (bridging necrosis). Kadang-kadang
dalam perjalanan hepatitis virus akut berat yang sudah lanjut gambaran
histologis sulit dibedakan dari hepatitis kronis aktif.
Gejala Klinis Hepatitis Akut
Hepatitis biasanya menimblkan gejala selama 7 sampai 14 hari sebelum
munculnya urin gelap dan jaundice. Seiring dengan peningkatan penyakit
kuning, nafsu makan mulai kembali baik dan malaise berkurang.
Konsentrasi bilirubin serum meningkat selama 10 sampai 14 hari dan
kemudian menurun selama 14 sampai 28 hari kemudian. Konsentrasi
aminotransferase biasanya mulai menurun sebelum terjadi puncak
jaundice dan kemudian menurun dengan cepat. Secara klinis berangsurangsur akan membaik hingga fungsi hati normal kembali.
Pada sebagian kecil pasien, terutama pasien tua atau mereka dengan HBV
atau HCV, hepatitis virus akan berlangsung lama, dan pemulihan
memakan waktu selama 12 bulan. Gagal hati fulminan dan kematian
jarang terjadi akibat hepatitis virus akut. Beberapa pasien tidak dapat
pulih dengan sempurna dari hepatitis virus akut serangan pertama, dan
terjadilah hepatitis kronis. Hepatitis kronis tidak terjadi setelah hepatitis A,
tetapi terjadi antara 1% sampai 5% dari pasien yang terinfeksi HBV dan
85% dari pasien yang terinfeksi HCV. Resiko sirosis dan karsinoma
hepatoseluler primer terdapat pada pasien dengan hepatitis C kronis,
meskipun tidak terjadi pada kebanyakan pasien. Hal yang tidak biasa
tetapi dapat mengancam nyawa dari beberapa komplikasi hepatitis akut
diantaranya
anemia
aplastik,
anemia
hemolitik,
hipoglikemia,
dan
polyarteritis.
Pengobatan Hepatitis Akut
Pengobatan hepatitis virus akut adalah simtomatis, dengan pembatasan
aktifitas fisik ke tingkat yang nyaman bagi pasien. Mual dan muntah
mungkin begitu parah sehingga memerlukan cairan intravena dan
penggantian elektrolit. Dianjurkan untuk tidak mengonsumsi alkohol
selama menderita hepatitis virus akut, meskipun alkohol belum terbukti
berpengaruh buruk terhadap pasien dengan hepatitis virus. Hepatitis C
akut biasanya tanpa gejala, tetapi ketika hepatitis C kronis terdeteksi,
pemberian interferon yang dikombinasikan dengan ribavirin dianggap
sebagai terapi pilihan. Transplantasi hati dapat dipertimbangkan ketika
pasien
menderita
kelainan
ensefalopati
dan
berhubungan
gangguan koagulasi.
Artikel terkait:
Sakit Kuning
Search
dengan
Artikel terbaru
Penyakit Campak
Aplikasi Kesehatan
Kalkulator Kehamilan
Find Us on Facebook
Klik "suka" = Update Artikel Gratis
Copyright 2014 mediskus.com.
About
Contact Us
Privacy Policy
Sitemap
Situs ini hanya sebagai sumber informasi, tidak boleh dianggap sebagai
nasihat medis, diagnosis ataupun anjuran pengobatan. Bacadisclaimer