Você está na página 1de 74

OM SWASTYASTU

NAMA
KELOMPOK
NI MADE SURYANI

03

NI WYN. ANI ASTARI09

A.A.GD. PUTRA ADITYA U.


06

I PT. WAHYU KRISNA P. 11

I GST. MD A. A. SADHU U.
07

A.A. AYU CITRA DEWI

24

LUH KM. INDRAYANI 08

I PT. INDRA SAPUTRA

29

MATERI
ATMOSFER

A. ANGIN

C. IKLIM

B. AWAN

D. HUJAN

A. ANGIN

1. PENGERTIAN ANGIN

3. JENIS ANGIN

2. SIFAT ANGIN

4. ALAT PENGUKUR
ANGIN

1. PENGERTIAN ANGIN

Angin adalah udara yang bergerak


akibat adanya perbedaan tekanan
udara. Angin bergerak dari tempat
yang memiliki tekanan tinggi ke tempat
yang bertekanan rendah atau dari
daerah yang memiliki suhu atau
temperatur rendah ke wilayah yang
bersuhu tinggi.

2. SIFAT ANGIN

Dalam bahasa Inggris, angin


biasa disebut dengan WIND.
Berdasarkan ini, sifat-sifat
angin pun terkandung dalam
empat huruf-hurufnya, yaitu
[W]aft, [I]nvisible, [N]atural,
dan [D]aily

3. JENIS ANGIN

1. ANGIN TETAP

4. ANGIN SIKLON

2. ANGIN MUSIM

5. ANGIN ANTISIKLON

3. ANGIN LOKAL

6. ANGIN YANG BERSIFAT


DINGIN

1. ANGIN TETAP

ANGIN PASAT

ANGIN ANTIPASAT

angin bertiup tetap


sepanjang tahun dari
daerah subtropik
menuju ke daerah
ekuator
(khatulistiwa).

Udara di atas daerah


ekuator yang
mengalir ke daerah
kutub dan turun di
daerah maksimum
subtropik.

2. ANGIN MUSIM

ANGIN MUSIM
TIMUR

ANGIN MUSIM
BARAT

Angin yang
berhembus dari
benua australia
menuju ke benua
asia. Angin ini
berhembus pada
bulan AprilOktober.

Angin yang
berhembus dari
benua asia menuju
benua australia.
Angin yang
berhembus pada
bulan OktoberApril.

3. ANGIN LOKAL

ANGIN LEMBAH

Adalah angin
yang bertiup
dari lembah
ke lereng
gunung.
Angin jenis ini
terjadi pada
siang hari.

ANGIN GUNUNG

Adalah angin
yang bertiup
dari lereng
gunung ke
lembah. Angin
jenis ini terjadi
pada malam
hari.

ANGIN FOHN

Angin fohn adalah


kelanjutan dari proses
terjadinya hujan
orografis. Hujan
orografis terjadi di salah
satu sisi lereng
pegunungan . Pada sisi
lereng yang lain
mempunyai kondisi
kering. Jadi, sifat dari
angin fohn adalah
menurun panas dan

ANGIN DARAT

ANGIN LAUT

Adalah angin
yang berhembus
dari darat ke laut,
terjadi pada
malam hari.
Angin ini
dimanfaat kan
para pelaut untuk
melaut .

Adalah angin yang


bertiup dari arah
laut ke darat.
Angin ini terjadi
pada siang hari.

ANGIN LEMBAH

ANGIN GUNUNG

ANGIN DARAT

ANGIN LAUT

ANGIN FOHN

4. ANGIN SIKLON

Angin yang berhembus menuju tekanan


udara minimum, di belahan bumi utara
bergerak dengan arah berlawanan dari
arah jarum jam dan di belahan bumi
selatan bergerak dengan arah searah
putaran jarum jam.

5. ANGIN ANTISIKLON

Angin yang meninggalkan daerah


bertekanan maksimum. Di belahan bumi
utara bergerak dengan arah searah
putaran jarum jam dan di belahan bumi
selatan bergerak dengan arah berlawanan
dari arah putaran jarum jam.

6. ANGIN YANG BERSIFAT


DINGIN

ANGIN MISTRAL

ANGIN BORA

Angin ini berasal


dari pegunungan
menuju ke dataran
rendah di pantai.

Angin bora bertiup


di daerah balkan.
Angin ini turun
dari dataran tinggi
Balkan ke pantai
Istria dan Albania.

4. ALAT PENGUKUR
ANGIN

1. Anemometer, adalah alat yang mengukur


kecepatan angin.

Anemometer

2. Wind vane, adalah alat untuk mengetahui arah


angin.

Wind vane

3. Windsock, adalah alat untuk mengetahui arah


angin dan memperkirakan besar kecepatan angin.

Windsock

B. AWAN

1. PENGERTIAN AWAN

2. JENIS AWAN

1. PENGERTIAN AWAN

Awan ialah gumpalan uap air


yang terapung di atmosfer,
dan kelihatan seperti asap
berwarna putih atau kelabu di
langit.

2. JENIS AWAN

A. AWAN TINGGI

C. AWAN RENDAH

B. AWAN MENENGAH

D. AWAN KARENA UDARA


NAIK

A. AWAN TINGGI

Awan ini terdapat pada ketinggian antara 6


km 12 km. Awan ini selalu terdiri dari
kristal-kristal es karena ketinggiannya.

1. Cirrus (Ci)

2. Cirro Stratus (Ci St)

3. Cirro Cumulus (Ci Cu)

1. Cirrus (Ci)

Awan ini halus dan


berstuktur seperti
serat, berbentuk
seperti bulu burung
yang berwarna putih
tipis. Pada siang hari
kelihatan mengkilat
karena banyak
mengandung kristal
es. Awan ini tidak
menimbulkan hujan.

Awan Cirrus

2. Cirro Stratus (Ci St)

Awan ini berbentuk


kelambu putih (kabut
tipis) yang halus dan
rata menutup seluruh
langit sehingga
tampak cerah atau
berbentuk anyaman
yang tidak teratur.
Awan ini sering
menimbulkan hallo
yang mengelilingi
Matahari atau Bulan.
Biasanya terjadi pada
musim kering.

Awan Cirro Stratus

3. Cirro Cumulus (Ci Cu)

Awan ini terputusputus dan penuh


dengan kristalkristal es
sehingga
berbentuk seperti
segerombolan
balon domba dan
sering dapat
menimbulkan
bayangan.

Awan Cirro Cumulus

B. AWAN MENENGAH

Awan ini terdapat pada


ketinggian antara 3-6 km.

1. Alto Kumulus

2. Alto Stratus

1. Alto Kumulus

Awan ini kecil-kecil,


tetapi banyak.
Biasanya berbentuk
seperti bola yang
agak tebal
berwarna putih
samapi pucat dan
ada bagian yang
kelabu. Awan ini
bergerombol dan
sering berdekatan
sehingga
tampaknya saling
bergandengan.

Awan Alto Kumulus

2. Alto Stratus

Awan ini bersifat


luas dan tebal.
Awan ini
berwarna
kelabu,
sehingga pada
matahari dan
bulan akan
tampak terang

Awan Alto
Stratus

C. AWAN RENDAH

Awan ini terdapat pada ketinggian


kurang dari 3 km.

1. Strato Cumulus (St-Cu).

2. Stratus (St).

3. Nimbo Stratus (Ni-St).

1. Strato Cumulus (St-Cu).

Awan ini berbentuk


seperti bola-bola
yang sering
menutupi seluruh
langit sehingga
tampak seperti
gelombang di
lautan. Lapisan
Awan ini tipis,
sehingga tidak
menimbulkan hujan.

Awan Strato Cumulus

2. Stratus (St).

Awan yang
rendah dan
sangat luas,
tingginya di
bawah 2000m.
Lapisan melebar
seperti kabut
dan berlapislapis. Awan ini
sama seperti
kabut.

Awan Stratus

3. Nimbo Stratus (Ni-St).

Awan ini bentuknya


tidak menentu,
tepinya compangcamping tak
beraturan. Di
Indonesia awan ini
hanya menimbulkan
hujan gerimis saja.
Awan ini berwarna
putih kegelapan dan
penyebarannya di
langit cukup luas.

Awan Nimbo Stratus

D. AWAN KARENA UDARA


NAIK

Awan ini terdapat pada ketinggian


antara 500 m 1.500 m.

1. Cumulus (Cu).

2. Cumulo Nimbus (Cu


Ni).

1. Cumulus (Cu).

Merupakan Awan
tebal dengan
puncak-puncak yang
agak tinggi,
terbentuk pada siang
hari karena udara
yang naik. Kalau
berhadapan dengan
matahari akan
kelihatan terang dan
apabila yang
memperoleh sinar
hanya sebelah saja
akan menimbulkan
bayangan yang

Awan Cumulus

2. Cumulo Nimbus (Cu


Ni).

Awan ini dapat


menimbulkan hujan
dengan kilat dan guntur.
Awan ini bervolume
besar, posisinya rendah
dengan puncak yang
tinggi sebagai menara
atau gunung dan
puncaknya melebar,
sehingga merupakan
awan yang tebal.
Biasanya, di atas Awan
Cumulo Nimbus terdapat
Awan Cirro Stratus, hal ini
sering terjadi pada waktu
angin ribut.

Awan Cumulo Nimbus

C. IKLIM

1. PENGERTIAN IKLIM

2. JENIS IKLIM

3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


IKLIM

1. PENGERTIAN IKLIM

Iklim adalah keadaan rata-rata


udara pada wilayah yang
relatif luas dan dalam jangka
waktu yang lama.

2. JENIS IKLIM

A. IKLIM MATAHARI

D. IKLIM SCHMIDTFERGUSON

B. IKLIM FISIS

E. IKLIM OLDEMAN

C. IKLIM KOPPEN

F. IKLIM JUNGHUHN

A. IKLIM MATAHARI

BERDASARKAN GARIS LINTANG


GEOGRAFIS

1. Iklim Tropis : Terletak antara 23,5oLU23,5oLS.


Cirinya, suhu udara selalu tinggi dan
curah hujan juga tinggi.

2. Iklim Subtropis : Terletak antara 23,5OLU40OLU dan 23,5OLS-40OLS


Cirinya, tekanan udara selalu tinggi dan
kering. Oleh karena itu di daerah ini
banyak ditemui gurun pasir dan sabana.

3. Iklim Sedang : Terletak antara 40OLU66,5OLU dan 40OLS-66,5OLS


Cirinya, daerah ini memiliki 4 musim yaitu ;
musim panas, gugur, dingin dan semi.

4. Iklim Dingin : Terletak antara 66,5OLU90OLU dan 66,5OLS-90OLS


Cirinya, suhu udara sangat dingin.

B. IKLIM FISIS

Berdasarkan Pembagian Daerah


Sesungguhnya (kenyataan)

1. Iklim Kontinental

3. Iklim Pegunungan

2. Iklim Gurun

4. Iklim Tundra

C. IKLIM KOPPEN

BERDASARKAN TEMPERATUR DAN HUJAN

1. IKLIM A (Iklim
Hujan Tropis)

2. IKLIM B (Iklim
Kering)

3. IKLIM C (Iklim
Sedang)

4. IKLIM D (Iklim
Dingin)

5. IKLIM E (Iklim Kutub)

1. IKLIM A (IKLIM HUJAN


TROPIS)

Daerah yang termasuk kedalam iklim ini adalah


daerah yang mempunyai temperatur bulanan
terdingin lebih dari 8 derajat C/ 64 derajat F.

1) Iklim Hujan Tropika (Af)

2) Monsun Tropika (Am)

3) Safana (Aw)

1) Iklim Hujan Tropika (Af)


Daerah yang termasuk tipe iklim ini adalah daerah
yang pada bulan terkering , curah hujan rata-rata
lebih dari 60 mm.

2) Monsun Tropika (Am)


Daerah yang termasuk tipe iklim ini adalah daerah
yang jumlah hujan pada bulan-bulan basah dapat
mengimbangi kekurangan hujan pada bulan-bulan
kering.
3) Safana (Aw)
Daerah yang termasuk tipe iklim ini adalah daerah
yang jumlah hujan pada bulan-bulan basah tidak
dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulanbulan kering.

2) IKLIM B (Iklim Kering)

Daerah yang termasuk iklim kering adalah daerah


yang mempunyai tingkat penguapan lebih tinggi
dari pada curah hujan.

1) Iklim Stepa
(BS)

2) Iklim Padang Pasir


(BW)

1) Iklim Stepa
(BS)

Daerah yang termasuk iklim stepa adalah daerah


setengah kering, dengan curah hujan di lintang
rendah antara 380-760 mm/tahun.
2) Iklim Padang Pasir
(BW)

Daerah yang termasuk iklim gurun, yaitu daerah


kering yang mempunyai curah hujan kurang dari
250 mm/tahun.

3) IKLIM C (Iklim Sedang)

Daerah yang termasuk iklim sedang adalah


daerah yang suhu udara rata-rata bulan
terdinginnya lebih besar dari -3 derajat C, tetapi
lebih kecil dari 18 derajat C.
1) Iklim Sedang dengan
Musim Panas yang
Kering (Cs)

2) Iklim Sedang dengan


Musim Dingin yang Kering
(Cw)

3) Iklim Sedang yang


Lembab (Cf)

1) Iklim Sedang dengan


Musim Panas yang Kering
(Cs)

Daerah yang btermasuk iklim ini ditandai adanya musim panas yang
kering, yaitu apabila jumlah hujan terkering pada musim panas lebih
kecil dari jumlah bulan terbasah pada musim dingin, pada bulan
terkering hujan lebih kecil dari 30 mm.

2) Iklim Sedang dengan


Musim Dingin yang Kering
(Cw)

Daerah yang termasuk iklim ini ditandai adanya musim panas yang
lembab dan musim dingin yang kering. Dikatakan musim dingin yang
kering apabila jumlah hujan rata-rata pada musim dingin lebih kecil
dari jumlah hujan bulan terbasah.

3) Iklim Sedang yang


Lembab (Cf)

Daerah yang temasuk iklim ini selalu lembab sepanjang tahun.

4) IKLIM D (Iklim Dingin)

Daerah yang termasuk iklim dingin mampunyai


temperatur rata-rata pada bulan-bulan terdingin
kurang dari -3 derajat C dan rata-rata pada bulan-bulan
terpanas lebih dari 10 derajat C.

1) Iklim dingin dengan musim


dingin yang kering (Dw)

2) Iklim Dingin tanpa periode


siang (Df)

5) IKLIM E (Iklim kutub)

Daerahy yang termasuk iklim kutub mempunyai ratarata temperatur bulan terpanas kurang dari 10
derajat C

1) Iklim Tundra (Et)

2) Iklim Es Salju Abadi (EF)

1) Iklim Tundra (Et)


Pada daerah iklim tunda rata-rata temperatur bulan
terpanas lebih besar dari 0 derajat C tetapi lebih kecil
dari 10 derajat C. Oleh karena itu daerah itu hanya
terdapat lumut.

2) Iklim Es Salju Abadi


(EF)
Pada daerah iklim es salju abadi rata-rata temperatur
pada bulan terpanas lebih kecil dari 0 derajat C. Oleh
karena itu, didaerah itu teradapat es salju abadi.

D. IKLIM SCHMIDTFERGUSON

Berdasarkan adanya bulan basah dan bulan


kering.
Bulan basah adalah bulan yang curah hujannya lebih dari
100 mm.
Bulan kering adalah bulan yang curah hujannya kurang
dari 60 mm.
Untuk menentukan tipe curah hujan, Schmidt-Ferguson
menggunakan rasio Q . Untuk menentukan nilai Q dapat
ditetapkan dengan rumus sebagai berikut.
Q = JUMLAH RATA-RATA BULAN
KERING X 100%
JUMLAH RATA-RATA BULAN BASAH

BERDASARKAN BESAR NILAI Q TERDAPAT 8 TIPE IKLIM

GOLONGAN
A
B

TIPE IKLIM
SANGAT
BASAH
BASAH

AGAK BASAH

D
E

SEDANG
BASAH
AGAK KERING

KERING

NILAI
0 < Q < 0,143
0,143 < Q
<0,333
0,333 < Q <
0,6
0,6 < Q <1,0
1,0 < Q <
1,67
1,67 < Q <
3,0

E. IKLIM OLDEMAN

Berdasarkan adanya bulan basah berturut-turut


dan bulan kering yang berturut-turut dimana
dikaitkan juga untuk keperluan pertanian.
Dimana bulan basah adalah bulan dengan
curah hujan > 200 mm, sedangkan bulan
kering curah hujannya < 100 mm.

Berdasarkan adanya bulan basah yang berturut turut Oldeman


membuat 5 zona agroklimat utama:
1) Zona A, bulan basah > 9X
berturut-turut
2) Zona B, bulan basah 7-9X berturutturut
3) Zona C, bulan basah 5-6X berturutturut
4) Zona D, bulan bsah 3-4X berturutturut
5) Zona E, bulan basah < 3X berturutturut

F. IKLIM JUNGHUHN

Berdasarkan ketinggian tempat dan juga dapat


mempengaruhi jenis tanaman yang dapat tumbuh didaerah
tersebut. Hal itu didasarkan atas perbedaaan suhu udara.

Pembagian zona iklim Junghuhn :


1) Zona iklim panas (0-700 meter). Jenis tanaman yang
cocok yaitu padi, tebu, kelapa, dan jagung.
2) Zona iklim sedang (700-1500 meter). Jenis tanaman yang
cocok yaitu kopi, teh, karet, dan kina.
3) Zona iklim sejuk (1500-2500 meter). Jenis tanaman yang
cocok yaitu pinus dan cemara.
4) Zona iklim dingin (> 2500 meter). Pada daerah ini hanya
terdapat lumut.

3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


IKLIM

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Letak Garis Lintang.


Letak Ketinggian Tempat.
Pengaruh Daratan yang Luas.
Lokasi Daerah: dekat laut, dekat danau, atau daerah
padang pasir.
Daerah gunung atau pegunungan yang dapat
mempengaruhi posisi bayangan hujan.
Suhu udara dan awan.
Kelembaban udara dan awan.
Banyak sedikitnya curah hujan
Pengaruh arus laut.
Panjang pendeknya musim.
Pengaruh topografi dan vegetasi.

D.HUJAN

1. PENGERTIAN HUJAN

3. ALAT PENGUKUR CURAH


HUJAN

2. JENIS HUJAN

1. PENGERTIAN HUJAN

Hujan adalah peristiwa jatuhnya


butir-butir air dalam bentuk cair
atau padat menuju bumi.

2. JENIS HUJAN

Berdasarkan proses terjadinya.

1. HUJAN ZENITHAL

4. HUJAN SIKLON

2. HUJAN OROGRAFIS

5. HUJAN FRONTAL

3. HUJAN MONSUN (MUSIM)

6. HUJAN BUATAN

1. HUJAN ZENITHAL

Hujan Zenithal disebut


juga Hujan Tropis. Hujan
ini biasanya terjadi pada
waktu sore hari setelah
pemanasan maksimal
(pukul 14.00-15.00).
Hujan ini terjadi
bersamaan waktunya
dengan kedudukan
Matahari pada titik
zenitnya, kira-kira 10o LU10o LS. Di Daerah tropis
Hujan Zenithal terjadi dua
kali dalam setahun. Hujan
ini terjadi pada bulan
Oktober dan Februari.

2. HUJAN OROGRAFIS

Hujan Orografis terjadi di


daerah pegunungan.
Terjadi karena angin yang
mengandung uap air naik
ke pegunungan, sehingga
terjadi peristiwa
kondensasi dan terbentuk
awan. Akibat penurunan
suhu udara tersebut
berkondensasi dan
terjadilah hujan orografis
pada lereng yang
menghadap arah datang
angin tersebut. Pada
lereng di balik Gunung
merupakan daerah

3. HUJAN MONSUN (MUSIM)

Hujan Musim adalah


hujan yang terjadi
karena angin musim
barat membawa
banyak uap air
sehingga banyak
terjad hujan akibat
angin tersebut. Hujan
ini terjadi di daerah
tropis dan terjadi
sekali dalam setahun
kira-kira dari Oktober
sampai April.

4. HUJAN SIKLON

Hujan Siklon terjadi di


daerah sedang. Angin
di daerah sedang
selalu di sertai hujan
karena di daerah
Siklon udara naik ke
atas dan menjadi
dingin. Hujan di
daerah Siklon dapat di
katakan berlangsung
sepanjang tahun.

5. HUJAN FRONTAL

Hujan ini terjadi pada


daerah subtropis, hal ini
di karenakan adanya
pertemuan antara massa
udara panas dan massa
udara dingin. Massa
udara yang bersifat
panas mengandung
banyak uap air, bertemu
dengan massa udara
dingin, kemudian massa
udara panas naik
terjadilah kondensasi,
sehingga turun hujan.

6. HUJAN BUATAN

Hujan Buatan
merupakan
perekayasaan atau
berupaya agar terjadi
hujan, dengan
memberikan inti
kondensasi ke uap air
yang ada di atmosfer.
Inti kondensasi ini
berupa butir-butir
garam, urea, dan zatzat kimia.

3. ALAT PENGUKUR CURAH


HUJAN

ADA

PERTANYAAN ?

OM
SANTIH
SANTIH
SANTIH
OM

Você também pode gostar

  • Integer Programming
    Integer Programming
    Documento13 páginas
    Integer Programming
    Indra Saputra
    Ainda não há avaliações
  • Brosur Arrester
    Brosur Arrester
    Documento13 páginas
    Brosur Arrester
    Indra Saputra
    Ainda não há avaliações
  • PERLENGKAPAN PRIBADI
    PERLENGKAPAN PRIBADI
    Documento8 páginas
    PERLENGKAPAN PRIBADI
    Indra Saputra
    Ainda não há avaliações
  • Bab1 Analisavektor
    Bab1 Analisavektor
    Documento35 páginas
    Bab1 Analisavektor
    Dwi Yoga Pratama
    Ainda não há avaliações
  • Energi Dan Potensial
    Energi Dan Potensial
    Documento46 páginas
    Energi Dan Potensial
    Indra Saputra
    50% (2)
  • Riset Operasi Metode Grafik
    Riset Operasi Metode Grafik
    Documento20 páginas
    Riset Operasi Metode Grafik
    Indra Saputra
    Ainda não há avaliações
  • Tabel Simpleks
    Tabel Simpleks
    Documento21 páginas
    Tabel Simpleks
    Indra Saputra
    Ainda não há avaliações
  • Gelombang Elektromagnetik
    Gelombang Elektromagnetik
    Documento17 páginas
    Gelombang Elektromagnetik
    Indra Saputra
    Ainda não há avaliações
  • Matematika Teknik
    Matematika Teknik
    Documento16 páginas
    Matematika Teknik
    I Putu Bayu Negara
    Ainda não há avaliações
  • Persamaan Diferensial 3
    Persamaan Diferensial 3
    Documento10 páginas
    Persamaan Diferensial 3
    Indra Saputra
    Ainda não há avaliações
  • Divergensi Dan Teorema Divergensi
    Divergensi Dan Teorema Divergensi
    Documento14 páginas
    Divergensi Dan Teorema Divergensi
    Indra Saputra
    Ainda não há avaliações
  • 2
    2
    Documento14 páginas
    2
    I Putu Bayu Negara
    Ainda não há avaliações
  • Integral Garis 1
    Integral Garis 1
    Documento14 páginas
    Integral Garis 1
    Indra Saputra
    Ainda não há avaliações
  • Medan Listrik
    Medan Listrik
    Documento38 páginas
    Medan Listrik
    Indra Saputra
    Ainda não há avaliações
  • Persamaan Differensial 4
    Persamaan Differensial 4
    Documento6 páginas
    Persamaan Differensial 4
    Risqa Purma Pratama
    Ainda não há avaliações
  • Sistem Persamaan Diperensial
    Sistem Persamaan Diperensial
    Documento9 páginas
    Sistem Persamaan Diperensial
    Indra Saputra
    Ainda não há avaliações
  • Diferensial Parsial
    Diferensial Parsial
    Documento17 páginas
    Diferensial Parsial
    Indra Saputra
    Ainda não há avaliações
  • Kuliah Dasar Teknik Tenaga Listrik 2013
    Kuliah Dasar Teknik Tenaga Listrik 2013
    Documento10 páginas
    Kuliah Dasar Teknik Tenaga Listrik 2013
    Indra Saputra
    Ainda não há avaliações
  • Pengukuran Listrik
    Pengukuran Listrik
    Documento51 páginas
    Pengukuran Listrik
    Indra Saputra
    Ainda não há avaliações
  • Teknik Enkoding Sinyal
    Teknik Enkoding Sinyal
    Documento51 páginas
    Teknik Enkoding Sinyal
    Indra Saputra
    Ainda não há avaliações
  • Motor Induksi
    Motor Induksi
    Documento179 páginas
    Motor Induksi
    Goes Teguh Brahma
    Ainda não há avaliações
  • Pert Ia Introkomdat
    Pert Ia Introkomdat
    Documento20 páginas
    Pert Ia Introkomdat
    chabe_chua2520
    Ainda não há avaliações
  • Integral Rangkap
    Integral Rangkap
    Documento24 páginas
    Integral Rangkap
    Indra Saputra
    Ainda não há avaliações
  • Dasar Elektronika r1
    Dasar Elektronika r1
    Documento80 páginas
    Dasar Elektronika r1
    Achmad Bahry
    Ainda não há avaliações
  • Media Transmisi
    Media Transmisi
    Documento46 páginas
    Media Transmisi
    Indra Saputra
    Ainda não há avaliações
  • Barisan Dan Deret
    Barisan Dan Deret
    Documento18 páginas
    Barisan Dan Deret
    Indra Saputra
    Ainda não há avaliações
  • Transformator
    Transformator
    Documento24 páginas
    Transformator
    Indra Saputra
    Ainda não há avaliações
  • Motor Arus Searah
    Motor Arus Searah
    Documento24 páginas
    Motor Arus Searah
    Indra Saputra
    Ainda não há avaliações
  • FUNGSI
    FUNGSI
    Documento37 páginas
    FUNGSI
    Putu Nugraha
    Ainda não há avaliações
  • Medan Listrik
    Medan Listrik
    Documento14 páginas
    Medan Listrik
    Yuda Agung Marsudi
    Ainda não há avaliações